Tag: Jalan Rusak

  • Ruas Jalan Saketi-Labuan Rusak, Ancam Keselamatan Pengguna Jalan

    Ruas Jalan Saketi-Labuan Rusak, Ancam Keselamatan Pengguna Jalan

    PANDEGLANG, BANPOS – Ruas jalan nasional Saketi-Labuan dikeluhkan pengguna jalan. Pasalnya kondisi ruas jalan tersebut rusak parah dan berlubang sehingga bisa membahayakan pengguna jalan.

    Selain kondisinya rusak parah dan berlubang, ruas jalan yang mejadi kewenangan pemerintah pusat atau jalan national tersebut juga bergelombang, sehingga para pengguna jalan terjebak melindas jalan rusak tersebut.

    Salah seorang pengguna jalan yang melintas diruas jalan trsebut, Memed mengatakan, setiap hari dirinya melintas dijalan tersebut kerap terjebak dijalan yang rusak dan berlubang, sehingga kendaraannya mengalami kerusakan.

    ”Saat saya melintas, saya sering terjebak melindas jalan yang rusak dan berlubang, sehingga kendaraan saya sering mengalami kerusakan. Beruntung tidak terjadi kecelakaan,” kata Memed di Saketi, Senin (21/3).

    Dijelaskannya, jalan dengan kondisi rusak itu terjadi dibeberapa titik diantaranya pertigaan Saketi, kondisinya banyak yang berlubang dan bergelombang.

    “Jalan yang berlubang dengan kedalaman bervariatif ada di Pertigaan Saketi, Jembatan Cisata, jembatan Cimedang Menes, Cikedal sampai terminal Tarogong Labuan,” terangnya.

    Karena tidak kunjung diperbaiki, lanjut Memed, untuk keselamatan pengguna jalan, warga setempat bahkan memberikan tanda jalan yang rusak dan berlubang tersebut.

    “Disini sering etrjadi kecelakaan dan jumlahnya sudah tidak terhitung. Untuk menghindari kecelakaan yang lebih parah, warga setempat memberikan tanda jalan yang rusak dan berlubang tersebut agar bisa dihindari oleh pengguna jalan,” jelasnya.

    Menurutnya, jalan rusak dan berlubang tersebut juga pernah menelan korban bahkan meninggal dunia karena tidak bisa menghindari jalan yang berlubang.

    “Pengendara motor pernah ada yang meninggal. Mobil juga sempat kecelakaan sampai menabrak warung yang ada didepan,” ujarnya.

    Terpisah, warga setempat, Sardi mengatakan, dalam melakukan perbaikan jalan rusak dan berlubang tersebut hanya dilakukan tambal sulam saja. Sehingga saat terjadi hujan, jalan yang baru diperbaiki mengalami kerusakan Kembali.

    “Jalan yang sudah diperbaiki itu usianya tidak lama, apalagi kalau terjadi hujan. Kalau penyebabnya rusak itu saya tidak mengetahuinya, entah apa penyebabnya. Yang jelas, jalan yang baru diperbaiki itu cepat rusak Kembali,” katanya.

    (DHE/PBN)

  • Infrastruktur Rusak Telan Korban, Pemkab Lebak Lepas Tangan?

    Infrastruktur Rusak Telan Korban, Pemkab Lebak Lepas Tangan?

    LEBAK, BANPOS – Mobil tronton dengan plat nomor B 9995 KYU yang bermuatan klinker (bahan semen) terguling di ruas jalan Beyeh-Simpang jalan baru Malingping. Pemkab Lebak diminta segera memperbaiki jalan itu.

    Salim, seorang sopir yang membantu mobil rekannya yang terguling mengatakan, jika mobil yang dikemudikan oleh Juman itu terguling lantaran menghindari jalan yang kondisinya rusak parah.

    “Mobil terguling karena memilih jalan yang bagus, karena kondisi jalan tersebut kondisinya rusak parah. Namun, mobil tersebut hilang kendali dan mengakibatkan mobil miring hingga terguling,” katanya.

    Tergulingnya mobil tronton tersebut kata Salim, mengakibatkan bahan semen yang dimuat mobil tersebut tumpah dan berceceran di jalan raya. Salim berharap agar ruas jalan Beyeh-Simpang segera diperbaiki karena sudah terlalu sering menimbulkan kecelakaan.

    “Kami dari para supir AMP, meminta agar jalan ini segera diperbaiki oleh pemerintah. Kita kalau lewat pasar Malingping tidak boleh dan berhadapan dengan masyarakat, sedangkan lewat jalan ini terlalu beresiko karena jalan rusak parah dan sudah tidak layak,” ungkapnya.

    Informasi yang diterima, jalan ruas Beyeh-Simpang merupakan kewenangan jalan Kabupaten Lebak, namun saat ini sedang diusulkan menjadi kewenangan jalan Provinsi Banten.

    Kepala Dinas PUPR Lebak, Irvan Suyatupika membenarkan bahwa ruas jalan Beyeh – Simpang adalah kewenangan Pemerintah Kabupaten Lebak. Namun, sekarang ini untuk penanganan dan statusnya sedang diusulkan menjadi kewenangan Pemerintah Provinsi Banten.

    “Betul, itu kewenangan Kabupaten, tapi sedang diusulkan menjadi kewenangan Pemprov Banten,” katanya.

    Sementara pegiat sosial di Lebak Selatan menilai, boleh saja para sopir kendaraan besar meminta pemerintah untuk memperbaiki ruas jalan tersebut karena soal jalan adalah bagian dari tanggung jawab pemerintah selaku penyedia fasilitas.

    Namun begitu, para pengendara juga harus memahami soal kualitas dan kekuatan jalan. Artinya muatan kendaraan harus sebanding dengan kondisi dan kekuatan jalan. Salah satu penyebab kerusakan jalan milik kabupaten tersebut karena kendaraan besar yang bermuatan tidak sebanding dengan kekuatan jalan.

    “Sah-sah saja para sopir meminta haknya kepada pemerintah agar jalan itu segera diperbaiki, tapi setahu kami jalan kabupaten itu kelas tiga, minimal muatannya itu tidak lebih dari delapan ton. Nah, kalau muatan kendaraan besar itu lebih justeru dari ukuran sesuai kelas jalan maka yang rugi adalah pengguna jalan yang lainnya,” kata Acong.

    (CR-01/PBN)

  • Truk Pengangkut Klinker Terguling, Warga Minta Jalan Simpang-Beyeh Segera Diperbaiki

    Truk Pengangkut Klinker Terguling, Warga Minta Jalan Simpang-Beyeh Segera Diperbaiki

    MALINGPING, BANPOS – Saat melewati Jalan Baru Simpang-Beyeh yang rusak parah, truk bermuatan klinker bahan semen mengalami kecelakaan (laka) tunggal terguling dan menumpahkan klinker, Senin (14/03).

    Keterangan yang didapat BANPOS, truk Isuzu jenis Tronton Bernomor Polisi B 9995 KYU ini mengalami laka tunggal terjadi pada sekira pukul 11.20 Wib. Dalam peristiwa itu tidak ada korban luka.

    Saat itu sopir bernama Juman berusaha menghindari jalan yang berlubang namun malah terpelosok dan terguling. “Iya, terperosok lalu terguling saat menghindari lubang jalan yang dalam,” ungkapnya di TKP.

    Warga setempat yang menyaksikan, Rahmat mengatakan jalur Jalan Baru Simpang-Beyeh itu sudah lama dalam keadaan rusak parah dan sering menimbulkan laka tunggal. ” Ini sering menimbulkan kecelakaan tunggal, terutama pengendara motor juga. Ya karena jalannya ini rusak parah” terangnya.

    Senada, pegiat sosial setempat, Andreas menyebut di jalur tersebut sudah kerap kali terjadi hal serupa. Dikatakannya, bahwa laka tunggal selain banyak disebabkan kelalaian pengemudi saat menghindari lubang jalan.

    “Untuk tronton pengangkut klinker itu terguling ketika menghindari jalan yang berlubang, kendaraannya malah terpelosok dan terguling. Memang jalan ini sudah lama rusak dan terkesan terabaikan, padahal di sini banyak perkantoran pemerintah, tapi sampai kapan jalan ini diperhatikan untuk diperbaiki,” ujarnya.

    Ditambahkan Andres, ia berharap segera adanya pembangunan di Jalan Baru tersebut karena merupakan sarana perlintasan bagi masyarakat banyak. Kata dia, selain jalur itu sebagai jalur padat dan alternatif penghubung ke arah Wanasalam, Pandeglang dan Bayah juga di area tersebut banyak sekolah dan perkantoran pemerintah.

    “Kami mohon pihak terkait segera memperbaiki. Ini sudah hampir 8 tahun tidak tersentuh rehab. Apalagi jalur jalan ini adalah jalur ekonomi yang setiap hari sangat padat, perlintasan alternatif warga petani, ke perkantoran pemerintah, tempat wisata dan ke sekolah SMK,” paparnya.

    (WDO)

  • Persimpangan Jalan Bhayangkara Rusak Parah Bikin Kesal

    Persimpangan Jalan Bhayangkara Rusak Parah Bikin Kesal

    SERANG, BANPOS- Jalanan rusak dan berlubang di persimpangan ruas Jalan Bhayangkara Kecamatan Serang, Kota Serang, meresahkan banyak pengguna jalan dan warga setempat. Bahkan akibat jalan rusak yang tepat berada dipersimpangan jalan itu, tak jarang menimbulkan kemacetan.

    Menurut seorang warga setempat, Rosiin, jalan rusak tersebut sudah satu setengah bulan belum ada tindakan perbaikan. Padahal jelas-jelas itu berbahaya bagi para pengguna jalan.

    “Kurang lebih udah satu bulan setengah, jalan itu rusak dan berlubang cukup parah. sampe sekarang juga belum ada informasi kalo mau segera ada perbaikan jalan,” ujar Rosiin, yang juga berprofesi tukang ojek di daerah tersebut, kepada BANPOS, Rabu (9/3).

    Akibatnya, para pengguna jalan merasa tidak nyaman karena kerap kali jalan yang rusak parah tersebut menimbulkan kemacetan hingga pengendara sepeda motor jatuh.

    “Gara-gara jalanannya rusak begitu, kadang-kadang sering bikin macet, kadang-kadang ada mobil juga yang dari sana hampir nabrak pengendara yang muncul dari jalan arah Bhayangkara, sering macet pokoknya,” terangnya.

    Untuk itu, pihaknya berharap agar jalanan yang rusak dan berlubang tersebut segera di perbaiki oleh Dishub. Sebagai upaya mengantisipasi terjadinya kemacetan dan mengingat banyak juga pengendara yang mengeluhkan hal itu.

    “Yah, mudah-mudahan jalan yang rusak itu cepet diperbaiki aja. Biar ga macet, soalnya itu mengganggu pengguna jalan, yang biasanya lancar, malah jadi keganggu,” tegasnya.

    Kesaksian warga lain, Rifki, mengaku pernah hampir jatuh ketika mengendarai sepeda motor melintasi jalan berlubang itu.

    “Saya kan lupa ya kalo pas belokan itu ada jalan yang berlubang dalem banget, hampir aja saya jatoh. Walaupun sempet oleng, tapi ya gak kenapa-kenapa syukurnya. Cuma sempet di marahi aja sama pengendara lain yang muncul dari sebelah kanan saya,” kata pemuda asal Kecamatan Cipocok Jaya itu.

    (MG-01/AZM)

  • Jalan Poros Lintas Kecamatan di Sajira Mekar Kondisinya Rusak Parah

    Jalan Poros Lintas Kecamatan di Sajira Mekar Kondisinya Rusak Parah

    LEBAK, BANPOS – Keberadaan jalan poros desa lintas kecamatan yang melewati Desa Sajira Mekar Kecamatan Sajira saat ini kondisinya rusak berat sehingga menyulitkan akses warga dan rawan kecelakaan tunggal.

    Kepala Desa (Kades) Sajira Mekar, Jainudin menyebut jalan poros itu adalah akses warga dari beberapa kecamatan, “Kondisinya rusak parah dan butuh perbaikan segera. Jalan itu akses warga dari beberapa kecamatan, terhubung dari Kecamatan Sajira ke Cipanas Lebakgedong, Sobang dan Kecamatan Muncang,” terang Jaenudin, Sabtu (05/03).

    Pihaknya berharap kepada dinas terkait agar segera memperbaiki jalan tersebut, terutama jalur menuju Kecamatan Cipanas mulai dari Desa Sajira Mekar di Kecamatan Sajira.

    “Itu yang dari Sajira Mekar ke Cipanas sangat urgen, masalahnya jalan itu hampir tiap hari dilalui warga dan lagi kerusakannya banyak menimbulkan kecelakaan. Seperti kemarin ada motor dan mobil tergelincir ke sawah disebabkan jalannya rusak dan bergelombang, sehingga harus diangkat oleh Beko,” ungkap kades.

    Menurut Jainudin, perbaikan jalan itu sudah masuk program yang seharusnya oleh pemerintah dilaksanakan dari tahun 2020 sudah di aspal. “Tapi sampai sekarang belum terlaksana karena mungkin kendalanya anggaran atau pengalihan anggaran karena covid,” katanya

    Saat ini pihaknya berharap tahun 2022 ini bisa terlaksana perbaikannya. ” Kami berharap tahun ini bisa segera direalisasi dan segera dibangun sampai aspal, karena jalan ini dapat menunjang perekonomian masyarakat. Karena dengan keberadaan rusak ini masyarakat tidak bisa mengambil hasil hutan karena jalan tidak bisa dilintasi oleh mobil,” jelas Jainudin.

    Kata dia, pihaknya pun sudah mengusulkan kembali agar segera ada perbaikan jalan tersebut.

    “Saya sudah mengusulkan kembali. Intinya agar jalan ini ini dimasukin jalan Kabupaten saja, soalnya dana desa itu nggak cukup karena jalan ini panjangnya hampir 4 kilometer. Harapannya, kepada ibu Bupati segera memerintahkan melalui Dinas PU agar segera membangun jalan poros ini demi keamanan para pengguna jalan,” paparnya.

    (WDO)

  • Jalan Poros Desa Lebakpeundeuy-Citepusen Belum Tersentuh Pengaspalan

    Jalan Poros Desa Lebakpeundeuy-Citepusen Belum Tersentuh Pengaspalan

    BAKSEL, BANPOS – Keberadaan jalan sepanjang 3,5 Kilometer yang menghubungkan Desa Lebak Peundeuy dengan Desa Citeupuseun di Kecamatan Cihara kini masih dikeluhkan warga dan mengharapkan pemerintah segera membangunnya, Kamis (3/3).

    Diketahui, ruas tersebut adalah jalan Poros Desa tepatnya di Kampung Lebakpari 2, RT 06/03, Desa Lebak Peundeuy, Kecamatan Cihara.

    “Jalan ini rusak parah selalu membuat aktivitas kami terganggu saat akan pergi keluar untuk usaha, mau berobat, mau bawa ibu yang akan melahirkan, mau bawa orang sakit dan juga anak-anak yang mau pergi ke sekolah, itu harus melewati jalan rusak parah ini. Jangankan untuk dilewati mobil, dilewati motor saja susah, apalagi di musim penghujan ini,” ujar Abidin warga setempat.

    Menurutnya, kerusakan jalan tersebut berlangsung lama dan diharapkan segera diperbaiki.

    “Jalan ini sudah lama rusaknya hingga saat ini belum ada perbaikan. Kami berharap kepada pemerintah terkait untuk segera turun ke lokasi mengecek kondisi jalan dan segera melakukan upaya untuk perbaikan,” harapnya kepada BANPOS.

    Ditambahkan Abidin, akses jalur jalan itu menghubungkan dua desa, sebagai akses ekonomi masyarakat setempat, namun belum pernah terlihat bagus dan mulus. “Intinya kami ingin jalan ini ada aspalnya, karena dari dulu kondisinya cuma pada pengerasan batu yang kini sudah berantakan lagi. Kami juga ingin seperti di desa-desa lain yang jalannya bagus,” ungkapnya.

    Senada, Kepala Desa Lebak Peundeuy, Jahid membenarkan keberadaan jalan tersebut memang belum pernah ada sentuhan pembangunan pengaspalan, dan yang pernah ada hanya sebatas pengerasan saja.

    “Jalan itu belum pernah tersentuh pembangunan aspal, hanya pengerasan saja pada sekitar tahun 2016 lalu. Saya ini baru beberapa bulan menjabat Kepala Desa Lebakpeundey ini, pada Musrenbangdes sudah dibahas juga, dan kami dari Pemdes juga sudah berupaya mengajukan melalui proposal ke pemerintah daerah. Kalau untuk dana desa saat ini kan tidak bisa menganggarkannya karena dialihkan ke BLT,” paparnya.

    (WDO)

  • Kesal Jalan Tak Diperbaiki Desa, Warga Desa Sanding Berharap Bantuan Bupati

    Kesal Jalan Tak Diperbaiki Desa, Warga Desa Sanding Berharap Bantuan Bupati

    SERANG, BANPOS – Kerusakan gorong-gorong di jalan utama Desa Sanding, Kecamatan Petir, Kabupaten Serang, membuat masyarakat setempat harus mengambil jalan memutar untuk sampai ke lokasi tertentu yang mengharuskan melalui jalur tersebut. Kerusakan ini berdampak pada tiga kampung sekaligus, yakni Kampung Cikeusik, Nanggewer, dan Lebong.

    Sebelumnya, sejumlah warga terpaksa menanami pohon pisang di akses jalan tepatnya di gorong-gorong. Hal itu dilakukan, agar tidak ada lagi kendaraan roda empat yang melalui akses tersebut.

    Warga Kampung Nanggewer, EN, menyebut bahwa gorong-gorong tersebut mulanya masih bisa dilalui. Namun, dalam dua bulan terakhir kerusakannya semakin parah hingga tidak bisa dilalui oleh kendaraan, terutama roda empat.

    “Dua bulan lebih sih gorong-gorong itu hancur, kalau masalah jalan dari Sanding sampai Kampung Cikeusik-Nanggewer-Lebong belum pernah merasakan jalan nikmat (pembangunan jalan) begitulah,” ujarnya.

    Encep mengaku kesal dengan lambannya penanganan rusaknya akses jalan desa tersebut, bahkan sebelum gorong-gorong rusak sekalipun. Menurutnya, sejumlah ibu hamil pun mengeluhkan jalan yang hanya dilakukan pengerasan itu, sehingga pihaknya berharap dibantu oleh Bupati Serang, Ratu Tatu Chasanah, agar lekas diperbaiki.

    “Sebelumnya jalur tersebut masih bisa dilalui kendaraan roda empat karena ditambal bebatuan. Karena bolongnya besar, jadi kendaraan roda empat itu udah ga bisa,” tuturnya.

    Ia menyebut bahwa curah hujan yang cukup tinggi juga menjadi salah satu penyebab kerusakan gorong-gorong tersebut.

    “Sekarang kan musim hujan, sawah yang di pinggirnya ini kan kena banjir, airnya ga jalan,” ungkapnya.

    EN dan warga lainnya pun mengeluhkan keadaan tersebut. Pasalnya, setiap kali warga ingin bepergian harus mengambil jalan memutar ke kampung sebelah dengan jarak yang cukup jauh.

    “Kita aja kalau ke Petir harus lewat sini, lewatnya Desa Petir, jadi kita aksesnya harus muter kalau mau ke pasar. Biasanya kalau dalam keadaan normal, itu kan jaraknya 3 KM dari ujung Desa Sanding, kalau muter dari Pakem itu aja 5 KM belum ke sananya lagi,” keluhnya.

    Ia pun berharap agar pemerintah daerah setempat segera mengatasi keluhan mengenai akses jalan yang tidak bisa dilalui beberapa bulan terakhir.

    “Harapan kami sih satu, masalah gorong-gorong itu diperbaiki, yang kedua kami sebagai warga pengen merasakan nikmat jalan biar akses lebih cepat,” tandasnya.

    Menanggapi hal tersebut, Kepala Desa Sanding, Rosid, mengaku akan mengusahakan mencari dana agar gorong-gorong tersebut dapat segera diperbaiki.

    “Ini sedang diusahakan sama saya, kan belum ada modal, nanti saya paling dua minggu dapet dari mana seperti gitu,” ujarnya.

    Rosid pun mengungkap bahwa jalan tersebut akan diperbaiki, namun gorong-gorongnya terlebih dahulu.

    “Paling dikasih gorong-gorong aja dulu, karena belum ada anggaran ke situ (pengecoran jalan),” tuturnya.

    Rosid pun berencana akan menyelesaikan permasalahan tersebut salam kurun waktu dua minggu, dan akan memakai dana pribadi apabila bantuan dari pemerintah belum dapat disalurkan.

    “Tadi juga saya sudah konfirmasi ke Pak RT, suruh gotong royong, nanti saya paling pakai dana pribadi,” ungkapnya.

    Rosid pun mengungkap bahwa ia sudah mengajukan permasalahan tersebut ke dewan dan juga di agenda Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrembang) Kecamatan.

    “Kemarin waktu audiensi di dewan saya sudah ajukan karena dana itu belum ada, kemarin Musrembang di kecamatan juga diajukan,” katanya.

    Untuk sementara waktu, Rosid akan mengarahkan masyarakat untuk membenahi gorong-gorong agar akses jalan dapat difungsikan kembali.

    “Paling gorong-gorong aja empat, paling kalau mau kuat di-cor pinggir-pinggirnya gitu,” tandasnya.

    (MG-03/MUF/AZM)

  • DPUTR Cilegon Akui Masih ada 30 Persen Jalan Rusak

    DPUTR Cilegon Akui Masih ada 30 Persen Jalan Rusak

    CILEGON, BANPOS – Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Kota Cilegon menegaskan bahwa 70 persen dari sekitar tiga ratusan kilo meter panjang ruas infrastruktur jalan kota dalam kondisi baik atau mulus.

    Kepala Bidang Bina Marga pada DPUTR Kota Cilegon Retno Anggraini mengatakan selama 2021 pihaknya sudah banyak melakukan pekerjaan peningkatan jalan dan pemeliharaan.

    Dikatakan Retno, seperti peningkatan jalan dari aspal menjadi beton yaitu di Jalan Pangeran Jayakarta Kelurahan Masigit Kecamatan Jombang, Jalan KH Iskak Kelurahan Sukmajaya Kecamatan Jombang, Jalan Cut Nyak Dien Kelurahan Jombang Wetan Kecamatan Jombang, Jalan Larangan Kecamatan Cibeber, Jalan KH Mudzakir Kecamatan Ciwandan, Jalan Delingseng Kalentemu Kecamatan Citangkil, Jalan Agus Salim Kecamatan Citangkil kemudian Jalan Haji Leman Kelurahan Gerem Kecamatan Grogol Kota Cilegon.

    “Tahun kemarin PU sudah memperbaiki dan meningkatkan jalan dibeberapa titik. Secara keseluruhan jalan di Cilegon sekitar 70 persen sudah bagus,” kata Retno kepada BANPOS saat dikonfirmasi.
    Berkat peningkatan jalan dari aspal ke beton tersebut, lanjut Retno disambut antusias oleh masyarakat karena berdampak terhadap roda perekonomian masyarakat di wilayahnya. “Banyak yang sudah kita tingkatan dari jalan aspal menjadi jalan beton. Mereka (masyarakat) antusias terhadap hasil kerja kita,” ujarnya.

    Lebih lanjut Retno mengungkapkan di 2022, pihaknya akan mengerjakan tiga proyek emergency (keadaan darurat) lantaran di 2021 lalu mengalami gagal lelang.

    “Kalau untuk 2022 kita perbaikan itu pekerjaan yang besar ada tiga pekerja itu yang emergency yaitu Jalan Ahmad Dahlan jalan yang tembus dari Ciwedus ke JLS (Jalan Lingkar Selatan), terus Jalan Asnawi yang di Gerem, kemudian Jembatan Ciberko yang kemarin tidak jadi dilaksanakan sekarang kita laksanakan di 2022 ini,” ungkapnya.

    Selain tiga proyek tersebut, pihaknya juga melakukan pemeliharaan di sejumlah titik jalan yang menjadi kewenangan Pemkot Cilegon.

    “Untuk yang lain-lainnya pemeliharaan. Pemeliharaan cukup lumayan untuk perawatan-perawatan karena pemeliharaan sesuai usulan usulan,” ujarnya.

    Diketahui untuk tiga proyek yang menjadi prioritas masing-masing pagu anggaran di Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) yaitu untuk Jalan Ahmad Dahlan Rp 10 miliar, kemudian Jalan Asnawi Rp 1,1 miliar, kemudian pelebaran Jembatan Ciberko Rp2,5 miliar.

    “Tiga (proyek) sekitar Rp13,5 miliar. Masing-masing pagu di dpa kita, kalau untuk yang Ahmad Dahlan Rp 10 miliar, Jalan Asnawi Rp 1,1 miliar, terus untuk jembatan pagunya Rp 2,5 miliar,” tuturnya.

    Selain itu, pihaknya juga akan memperbaiki Jalan Akses Panggung Rawi yang sebenarnya tahun ini belum masuk perencanaan namun akan diupayakan diperbaiki.

    “Nah terkait dengan Jalan Akses Panggung Rawi itu memang penting dan harus diperbaiki, kita berupaya bagaimana caranya dikerjakan di tahun 2022. Mudah-mudahan berharapnya terlaksana di tahun 2022 ini,” ungkapnya.

    Terkait anggaran pihaknya membutuhkan sekitar Rp1,2 miliar. “Kalau untuk yang di Panggung Rawi kita butuh anggaran Rp1,2 miliar mudah-mudahan bisa masuk di tahun ini,” pungkasnya.

    Sementara terkait perbaikan Jalan Lingkar Selatan (JLS) pihaknya hanya mampu memperbaiki jalan tersebut dengan tambal sulam atau penanganan darurat. Mengigat, kebutuhan anggaran untuk memperbaiki jalan tersebut bisa menghabiskan Rp4 miliar.

    Retno berharap semua pekerjaan sudah bisa dikerjakan pada Februari 2022 ini. Mengingat semua infrastruktur tersebut sangat dibutuhkan oleh masyarakat.

    “Sekarang kita sudah sampai di proses DPP (Dasar Pengenaan Pajak) sudah proses verifikasi, kita tinggal penginputan sirup. Jadi Insyaallah kalau ngga ada halangan sistemnya juga mendukung kemungkinan kita di Februari sudah lelang,” tandasnya.

    (LUK/RUL)

  • Tokoh dan aktivis Baksel Desak PT Cemindo Gemilang Segera Selesaikan Jalan Cibayawak

    Tokoh dan aktivis Baksel Desak PT Cemindo Gemilang Segera Selesaikan Jalan Cibayawak

    BAYAH, BANPOS – Pekerjaan pembangunan jalan Cibayawak-Sawarna yang dilaksanakan PT Cemindo Gemilang (CG) diakhir Tahun 2021 lalu masih menyisa sekitar 70 Persen. Pasalnya, sesuai kewajiban sosial yang telah dijanjikan pihak PT CG yang berjanji membangun betonisasi jalan wisata Cibayawak-Sawarna sepanjang 500 meter itu, ternyata baru dikerjakan 160 meter, dan akan dilanjut Januari 2022.

    Tokoh Masyarakat-masyarakat Bayah, Erwin Komara Sukma kepada BANPOS berharap pihak CG segera menyelesaikan jalan Cibayawak-Sawarna, “Saya berharap tidak mundur lagi pengerjaan lanjutannya, soalnya masyarakat pengguna jalan masih tetap merasakan debu dan jalan licin. Itu masih ada sisa 340 meter lagi yang belum di kerjakan pihak Cemindo. Untuk pekerjaan tahap awal kami lihat cukup baik, namun kami minta mewakili masyarakat pengguna jalan agar jalan tersebut segera di selesaikan,” ujar Erwin, Sabtu (22/01).

    Senada, pengelola wisata Pantai Pulomanuk, Eko Priyono kepada BANPOS mengatakan pihaknya juga kerap mendapatkan aduan dari masyarakat pengguna jalan yang mengeluh jalan wisata rusak dan berdebu,

    “Iya, terus terang kami juga sering mendapat pengaduan dari masyarakat pengguna jalan baik yang mau berwisata atau yang melewati jalan ini. Mereka mengeluhkan debu jika musim kemarau dan di saat hujan jalan dikeluhkan cukup becek licin.”ungkap Eko.

    Ditambahkan Eko, terutama pengunjung dari luar yang sudah berkali-kali datang, mereka mengaku heran jalan yang jelek itu berada di lingkungan perusahan besar.

    “Itu kan Cemindo perusahaan besar, emang ga peduli sama jalan lingkungannya sampai jalan rusak begini? para pengunjung kerap ngomong ke saya gitu. Harusnya jalan itu bagus, tidak seperti itu,” kata Eko menirukan keluhan pengunjung.

    Terpisah, aktivis Bayah Lili Suheli mengharapkan pihak PT CG tidak lagi mengulur waktu untuk meneruskan pembangunan jalan Cibayawak-Sawarna. Kata dia, jangan sampai pembangunan digantung lama, jalan tersebut jalan utama bagi wisatawan yang mau berkunjung ke pantai Sawarna dan Pulomanuk,

    “Kemaren saja saat dibangun di akhir tahun, pada saat tahun baru jalan itu di tutup sementara. Itu sangat berpengaruh, pengunjung banyak yang ngga hapal jalan, banyak pengunjung yang balik lagi. Sehingga penurunan wisatawan sangat drastis. Pokonya saya minta perusahaan konsisten untuk segera selesaikan jalan tersebut,” tegasnya.

    (WDO/ENK)