Tag: Joko Widodo

  • Media Asing Sebut Jokowi Dukung Prabowo

    Media Asing Sebut Jokowi Dukung Prabowo

    JAKARTA, BANPOS – Presiden Jokowi disebut memiliki kecenderungan mendukung Menteri Pertahanan/Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dalam Pilpres 2024. Hal tersebut terungkap dalam sebuah artikel surat kabar Singapura, The Straits Times berjudul “Jokowi leaning towards endorsing populist party chairman for Indonesia president: Analysts” yang diterbitkan Senin (26/6).

    Artikel tersebut menyebut, Jokowi akan lebih aman jika mendukung Prabowo daripada capres PDIP Ganjar Pranowo. Sebab, ada perbedaan posisi Prabowo dan Ganjar dalam partai masing-masing. Prabowo merupakan ketua umum Gerindra, sementara Ganjar merupakan kader biasa PDIP.

    “Prabowo bukan hanya calon presiden, tetapi juga ketua partai. Wajar jika Jokowi lebih nyaman memberikan dukungan untuk Prabowo. Ganjar hanya petugas partai. Jika ingin komitmen, sebagai imbalan atas bantuan yang diberikan, maka harus berbicara dengan Megawati,” tulis The Straits Times, mengutip pernyataan peneliti Lembaga Survei Indonesia sekaligus peneliti di Harvard Kennedy School Djayadi Hanan.

    Dengan posisi tersebut, Prabowo dinilai memiliki komitmen penuh untuk mendukung karier politik keluarga Jokowi. Mulai dari putra sulung Jokowi yang juga Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka, putra bungsunya Kaesang Pangarep, hingga Wali Kota Medan yang juga menantu Jokowi, Bobby Nasution.

    “Jokowi tidak mungkin menerima dukungan seperti itu dari PDIP. Sebab, ia dianggap sebagai petugas partai yang tidak pernah dijanjikan atau ditawari posisi tinggi di dalam PDIP,” tulis The Straits Times.

    Artikel yang sama juga mengutip pernyataan analis politik Adi Prayitno yang menyebut, dalam beberapa kesempatan Jokowi telah menunjukkan nyaman bersama Prabowo. Fakta tersebut menurut Adi tidak dapat diabaikan.

    Yang terbaru, Jokowi dan Prabowo tampak duduk berdampingan saat menyaksikan laga FIFA Matchday Indonesia Vs Argentina. Kebersamaan tersebut cukup menyita perhatian publik, terlebih terdapat satu sosok lainnya yang duduk bersama mereka yang disebut didukung Jokowi menjadi Cawapres, yakni Ketua Umum PSSI Erick Thohir.

    Terkait dukungan Jokowi untuk Prabowo, menurut Djayadi, pesan itu akan diterima publik pada waktunya. “Jokowi mungkin tidak memberikan sinyal secara terang-terangan tentang dukungannya untuk Prabowo, tetapi publik akan menerima pesannya,” pungkasnya.

    Dalam artikel tersebut juga turut dijelaskan, Jokowi memiliki pengaruh yang cukup signifikan bagi para pendukungnya. Dalam sebuah survei Kompas yang dirilis pada Mei dijelaskan, dukungan Jokowi dapat memengaruhi pemilih. Sebanyak 53 persen responden dalam survei tersebut menyatakan akan mempertimbangkan pilihan Jokowi. Sementara itu, 16 persen lainnya menyatakan mereka akan memiilh sesuai dengan preferensi masing-masing.(RMID)

  • Erick Thohir Ibarat Kartu As

    Erick Thohir Ibarat Kartu As

    JAKARTA,BANPOS – Elektabilitas Menteri BUMN Erick Thohir di bursa cawapres terus meroket. Dipasangkan dengan capres mana pun, elektabilitas Erick tetap tinggi. Ibaratnya, Erick adalah kartu As yang menjadi kunci kemenangan capres.

    Tingginya elektabilitas Erick bisa dilihat dari survei terbaru yang dilakukan Indonesia Political Opinion (IPO). Survei IPO ini digelar 5 sampai 13 Juni 2023 dengan menggunakan random kish grid paper. Metode ini memiliki tingkat kesalahan (margin of error) 2.90 persen, dengan tingkat akurasi data 95 persen.

    Dalam survei tersebut, Erick meraup suara tertinggi dibanding kandidat cawapres lain dalam simulasi dipasangkan dengan tiga capres; Ganjar Pranowo-Erick, Prabowo Subianto-Erick dan Anies Baswedan-Erick.

    Saat berpasangan dengan Ganjar, perolehan suara Ketua Umum PSSI itu mencapai 26,8 persen. Selanjutnya, saat dipasangkan dengan Prabowo, Erick meraup 21,4 persen. Sedangkan berpasangan dengan Anies Baswedan mendapat 20,5 persen.

    Hal sama juga didapati IPO ketika responden diberi pertanyaan siapa yang layak menjadi wakil presiden apabila Pilpres dilaksanakan hari ini. Hasilnya, pada simulasi pertanyaan semi terbuka dengan 20 pilihan nama cawapres, nama Erick Thohir menempati urutan pertama dengan tingkat elektabilitas sebesar 15,5 persen.

    Kenapa elektabilitas Erick terus meroket? Menurut Direktur Eksekutif IPO, Dedi Kurnia Syah, tingginya elektabilitas Erick karena menjadi salah satu menteri kepercayaan Presiden Jokowi. Kedekatan dengan Jokowi itu, kata dia, membuka peluang Erick cocok mendampingi capres mana pun. Terutama dengan Ganjar Pranowo, capres yang diusung koalisi PDIP.

    “Kedekatan Erick Thohir dengan Presiden Joko Widodo menjadi daya tarik untuk disandingkan bersama Ganjar,” jelas Dedi dalam keterangannya, kemarin.

    Dia bilang, angka dukungan agar mantan bos Inter Milan itu mendampingi Ganjar menjadi yang tertinggi jika dibandingkan bersama capres lain, seperti Prabowo atau Anies.

    “Untuk cawapres dari nama-nama yang kami tawarkan ke publik, tertinggi Erick Thohir. Ia tetap konsisten berada di atas jika disandingkan dengan Ganjar Pranowo,” ungkapnya.

    Juru Bicara PAN Valeryan Bramasta merespons positif hasil survei yang dikeluarkan IPO. Kata Valen, tidak ada yang meragukan kualitas dan kapabilitas Erick. Makanya sejak awal, lanjut dia, PAN ngotot untuk mendorong Erick sebagai cawapres untuk Ganjar maupun Prabowo.

    “Pak Erick Thohir sebagai salah satu dari sekian nama yang sering muncul di masyarakat. Tentu perlu dipertimbangkan oleh pimpinan partai yang ada di Indonesia saat ini,” jelas Valen saat dihubungi Rakyat Merdeka, kemarin.

    Meskipun baru berkecimpung di dunia politik praktis, Erick sudah memiliki segudang pengalaman dan prestasi. Di Pilpres 2019, Erick yang ditunjuk sebagai Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf Amin terbukti sukses.

    “Ditambah lagi dengan pengalaman Pak Erick sebagai teknokrat yang mampu membawa Indonesia untuk bersaing dalam kancah internasional,” terangnya.

    Dengan berbagai kelebihan itu, lanjut Valen, PAN tidak kaget kalau Erick bakal jadi rebutan capres yang ada saat ini. “Jadi saya rasa masuk akal kalau Pak Erick akan jadi rebutan para bakal capres ke depan,” pungkasnya. (RMID)

  • Kaesang Incar Wali Kota Depok Jokowi Mendoakan

    Kaesang Incar Wali Kota Depok Jokowi Mendoakan

    JAKARTA, BANPOS – Langkah putra bungsu Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep, untuk maju menjadi calon Wali Kota Depok sepertinya semakin mulus. Jokowi tak melarang niat Kaesang itu. Sebagai orang tua, Jokowi merestui dan mendoakan yang terbaik untuk Kaesang.

    Jokowi menilai, Kaesang sudah dewasa dan sudah bisa menentukan jalan sendiri. Dalam tradisi di keluarganya, seorang anak yang sudah menikah, maka dia sudah dibebaskan dan punya tanggung jawab sendiri atas keputusan yang diambil.

    “Saya itu terbiasa ya, terbiasa kalau yang namanya anak sudah berkeluarga, saya punya anak sudah berkeluarga, itu tanggung jawabnya ada sudah di mereka,” terang Jokowi, saat ditanya wartawan usai membuka Rapat Koordinasi Nasional Pengawasan Intern Pemerintah Tahun 2023, di Kantor BPKP, Jakarta Timur, kemarin pagi.

    Jokowi betul-betul memberikan kebebasan ke Kaesang. Dia hanya akan memberikan saran jika diminta Kaesang. Jika tidak, Jokowi tidak akan memberikan pendapat atas rencana kaesang maju di Depok.

    “Kalau saya ditanya (Kaesang), saya pasti memberikan saran. Tapi, kalau tidak ditanya, saya pasti tidak memberikan saran. Tanyakan langsung ke Kaesang,” imbuhnya.

    Mengenai klaim Kaesang bahwa sudah direstui keluarga maju di Depok, Jokowi menyatakan, tugas orang tua memang merestui. “Tugasnya orang tua itu merestui dan mendoakan,” kata mantan Gubernur DKI Jakarta ini.

    Kakak Kaesang, Gibran Rakabuming Raka, kembali “ngerecoki” rencana adiknya tersebut. Kata Wali Kota Solo ini, restu Jokowi tidak terlalu penting bagi Kaesang untuk maju di Depok. Sebab, yang diperlukan Kaesang adalah restu dari warga Depok.

    “Yang merestui itu warga, bukan Pak Jokowi, bukan ini. Yang merestui itu warga ya, itu,” tegasnya, di Loji Gandrung, Solo, kemarin.

    Sebab itu, Gibran menyarankan adiknya segera mendatangi Kota Depok. Sebelum benar-benar ingin mengetahui keluh kesah warganya, setidaknya Kaesang pernah menginjakkan kakinya di daerah yang ingin dipimpinnya.

    “Yang merestui itu warga setempat. Yo kono (ya sana) blusukan neng (ke) Depok, diterima atau nggak. Kuncinya kan itu,” sarannya.

    Gibran mengaku, Kaesang tak pernah minta saran kepada dirinya terkait rencana merenggut kursi Depok satu itu. Begitu juga mengenai partai mana yang akan dijadikan kendaraannya.

    “Nggak pernah minta. Takok (tanya) Kaesang mau beda partai, beda wilayah silakan, nggih monggo (ya silakan),” ucapnya.

    Keseriusan Kaesang untuk maju di Depok semakin terlihat. Kemarin, suami Erina Gudono ini menemui Sekretaris Dewan Pembina PSI Raja Juli Antoni. PSI merupakan partai yang mendorong Kaesang maju di Depok.

    “Senang bisa ketemu Mas Depok Pertama @kaesangp, suaminya Mbak Ersofgun @erinagudono. Banyak percakapan menarik. Dari bisnis, politik, dan masa depan anak muda Indonesia,” tulis Raja Juli melalui akun Instagram @rajaantoni.

    Raja Juli lalu mengumbar angin surga. “Senangnya rakyat Depok, kelak punya wali kota muda, progresif, dan tampil apa adanya, nggak jaim,” tutur Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang itu.

    Sementara, Ketua DPP PDIP Said Abdullah yakin betul, Kaesang bakal maju melalui PDIP. Namun, ia juga menyindir pihak yang mencari keuntungan di situasi ini.

    “Insya Allah Mas Kaesang akan lewat PDIP. Karena apa? Ini kan selalu ada pihak-pihak yang ganggu, yang mengganggu itu biasanya karena ingin partainya ingin jadi besar, maka mengganggu yang besar,” sindir Said ke PSI.

    Di dunia maya, warganet terbelah menyikapi rencana Kaesang maju di Depok. Ada yang mendoakan Kaesang, ada juga mencibirnya.

    “Setiap warga negara punya hak politik, dan berhak ikut Pemilu. Menang kalah tergantung masyarakat yang punya hak pilih,” ucap @Bambang_Budimab, mendukung Kaesang. “Semoga menang, dan membawa perubahan,” sahut @hafizkedaung1.

    Akun @86Bohay menjadi salah satu yang nyinyir. “Suruh pulang aja bocil ke Solo. Jadi lurah atau ketua RW. Depok biar diurus sama orang Depok yang paham dan mengerti Depok,” tulisnya.(RMID)

  • Agung Laksono Tawarkan Kerja Sama Di Kota Chongqing

    Agung Laksono Tawarkan Kerja Sama Di Kota Chongqing

    JAKARTA, BANPOS – DR. HR Agung Laksono Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) melakukan pertemuan dengan Pemerintah Kota Chongqing, China dalam upaya menjalin kerja sama dibeberapa bidang.

    “Pertemuan ini membahas kerja sama dengan pemerintah setempat untuk kerja sama dibidang pendidikan vokasi tingkat awal dan tingkat lanjut yang lebih spesifik kepada kemampuan tertentu,” kata Agung dalam rilisnya, Sabtu(20/5).

    Dalam pertemuan tersebut, politisi senior Partai Golkar ini mengungkapkan peluang kerja sama dalam hal mencetak pekerja unggul dan berkeadilan khusus.

    “Mereka menawarkan agar ada program pendidikan bersama sehingga dapat mencetak tenaga kerja dengan keahlian khusus yang dapat segera ditempatkan diberbagai sektor industri berat dan maju kedepannya,” bebernya.

    Sementara itu, Angota DPR Komisi I Fraksi Partai Golkar, Dave Akbarshah Fikarno Laksono yang juga hadir dalam pertemuan tersebut menawarkan kesempatan industri di wilayah-wilayah Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) serta koridor-koridor perdagangan dan rute perkapalan baru yang searah dengan pembangunan Ibu Kota Negara (IKN).

    “Termasuk mendorong kerjasama industri teknologi berbasis digital yang juga merupakan program utama pembangunan ekonomi Pemerintahan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi),” ujarnya.

    Kota Chongqing, kata dia memiliki kemampuan industry berat dan tehnology tinggi yang juga sesuai dengan kebutuhan Indonesia.

    “Dengan kesamaan ini tentu bisa kita kembangkan dengan program-program scholarship dan KKN yang mereka tawarkan,” harapnya.

    Dia juga menyebutkan, Kota Chongqing memiliki kemampuan industry yang mengedepankan digitalisasi ekonomi, sama seperti Indonesia yang dijalankan oleh pemerintahan Jokowi dengan konsep-konsep digitalisasi.

    “Bahkan saat ini Indonesia sudah memiliki pasar dan tenaga kerja yang dapat memanfaatkan kemampuan digitalisasi yang berkembang pesat,” tutupnya.(RMID)

  • Kedatangan Al Muktabar Dalam MUSRA Mendapat Sorotan

    Kedatangan Al Muktabar Dalam MUSRA Mendapat Sorotan

    JAKARTA, BANPOS – Pasca-diperpanjang masa jabatannya sebagai Pj Gubernur Banten, Al Muktabar diketahui hadir dalam kegiatan Musyawarah Rakyat (MUSRA) Relawan Jokowi di Istora Senayan, Jakarta, (14/5).

    Musra ini diketahui digelar oleh 18 organisasi relawan pendukung Jokowi untuk mencari kandidat calon presiden dan wakil presiden di seluruh provinsi Indonesia.

    Keberadaan Al dalam Musra tersebut berdasarkan dari foto unggahan akun Facebook Ucu Nur Arief Jauhar. Dalam foto tersebut, terlihat Pj Gubernur Banten dengan latar belakang yang diduga merupakan Istora Senayan.

    “Diberi Caption apa pun, percuma. Masing-masing sudah yakin dengan persepinya sendiri. 

    Kata orang, gambar mewakili 1.000 kata. Hanya saja, kata-kata siapa yang diwakili?

    Musra Nasional di Istora Senayan, Jakarta. Minggu, 14 Mei 2024, bersama Jokowi,” tulis Ucu dalam unggahannya tersebut.

    Plt Kepala Biro Administrasi Pimpinan Dan Protokol Setda Banten, Beni Ismail mengaku belum mengetahui acara Musra yang dihadiri oleh Al Muktabar. 

    “Kalau agenda pimpinan itu di Biro Umum dan Perlengkapan, ada TU Pimpinan, ajudan sekpri di bawah Biro Umum dan Perlengkapan, kalau protokol menunggu info fix agenda Pimpinan dari Ajudan dan Sekpri,” kata Beni. 

    Kasubag TU Pimpinan pada Biro Umum dan Perlengkapan Setda Provinsi Banten, Agus hanya menjawab bahwa pihaknya belum mengetahui soal hal tersebut.

    “Maaf untuk acara musra nggak tahu, coba tanya ke ajudannya,” ujar Agus melalui pesan singkat kepada BANPOS.

    Pj Gubernur Banten, Al Muktabar tidak membalas pesan BANPOS, untuk mengkonfirmasi kejadian ini.

    Komisioner Bawaslu Provinsi Banten, Badrul Munir, mengatakan bahwa pihaknya belum bisa merespon banyak terkait dengan kehadiran Penjabat Gubernur Banten ke agenda yang diselenggarakan oleh Musra di Istora Senayan. Sebab, pihaknya harus mendalami terkait dengan hal itu.

    “Ya kami tidak bisa langsung menyimpulkan. Yang pertama kan kami belum tahu apakah betul ada perbuatan itu, karena kami harus melihat dulu apakah ada undangan untuk orang-orang dengan jabatan tertentu, kemudian penyelenggaraan itu ada kaitan dengan kontestasi atau segala macam,” ujarnya melalui sambungan telepon.

    Ia mengatakan, ASN memiliki aturan yang mengikat terkait dengan keterlibatan aktif dalam kegiatan politik. Sementara Penjabat Gubernur yang berasal dari kalangan ASN, berkemungkinan untuk bersentuhan dengan kegiatan Partai Politik, dengan beberapa catatan.

    Catatan tersebut yakni tidak boleh berkaitan dengan kegiatan kampanye, atau berkaitan dengan tahapan Pemilihan Umum (Pemilu). Namun, Penjabat Gubernur dipersilakan hadir dalam kapasitas sebagai pengampu wilayah, namun sebatas kegiatan seremonial.

    Namun ia tegaskan, kehadiran Penjabat Gubernur pada kegiatan Partai Politik haruslah adil. Tidak boleh pilih kasih antara partai satu dengan yang lainnya.

    “Pada prinsipnya kalau diundang sebagai Kepala Daerah yang bukan bersifat kegiatan kampanye atau bukan menunjukkan pilihannya atau bermaksud untuk menguntungkan atau merugikan calon, maka harus fair. Kalau ada undangan, ya semua harus dihadiri,” terangnya.

    Ia menuturkan, meski tidak menyinggung langsung terkait Penjabat Gubernur, apabila ASN hadir dalam suatu kegiatan yang karena tindakannya itu menguntungkan atau merugikan peserta Pemilu, maka ada ketentuan yang dilanggar.

    “Ada di Undang-undang atau PKPU, ada banyak jabatan dalam Undang-undang itu yang melarang ASN melakukan perbuatan yang menguntungkan atau merugikan peserta pemilu. Sangat tegas kalau itu, ada sanksi hukumnya,” tegas dia.

    Sementara itu, Ketua Anies Baswedan Center Banten  Agus Subarli mendesak agar Komisi I DPRD Provinsi Banten untuk dapat mengambil langkah tegas, terkait adanya dugaan Pj Gubernur Banten Al Muktabar yang dinilai telah melakukan politik praktis.

    Hadir dalam agenda Musra Nasional, Al dituding memiliki maksud politik tertentu, lantaran mengarahkan para relawan yang hadir dalam acara tersebut untuk memilih salah satu bakal calon presiden di Pemilu 2024 mendatang.

    ”Tahun politik sudah mulai terasa panas, barusan kita disuguhkan oleh kepala negara mengumpulkan relawan Muara Nasional dan berpidato di depan para relawan dengan menggebu gebu untuk kemajuan bangsa. Tapi di balik itu, ada agenda politik dalam mengarahkan calon presiden tertentu yang dipandang kurang etis seorang kepala negara mengarahkan relawan masih dalam masa tugasnya,” ujar Agus Subarli melalui rilis yang diterima BANPOS.

    Menurut Agus, jika melihat Al yang kini masih berstatus sebagai ASN, harusnya Al Muktabar mampu bersikap netral dan tidak berpihak pada salah satu kelompok politik tertentu.

    Itulah yang kemudian menjadi pertanyaannya, terkait sikap dan kepentingan Pj Gubernur Banten Al Muktabar dalam acara tersebut.

    ”Sementara itu yang jadi heran bagi pejabat Gubernur Banten, Al Muktabar hadir pada acara Musra sebagai relawan Musra, ini perlu disikapi,” terangnya.

    ”Pj Gubernur masih status sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) yang ditugaskan mendagri untuk menjadi penjabat Gubernur, akan tetapi kenapa Al Muktabar hadir pada acara Musra Nasional di Istora Senayan,” imbuhnya.

    Padahal jika mengacu kepada Undang-Undang ASN, Agus menjelaskan, Al Muktabar dilarang untuk mengikuti kegiatan politik praktis.

    Maka dengan begitu bisa dikatakan, jika Pj Gubernur Banten itu telah dianggap melanggar aturan yang telah berlaku.

    ”Dalam UU ASN, pejabat ASN dilarang mengikuti aktif politik praktis, artinya pj Gubernur telah melanggar aturan perundang undangan, ada ketidak netralan pejabat Gubernur dalam menghadapi pesta demokrasi pemilu 2024,” tegasnya.

    Oleh karenanya melihat kenyataan itu, Agus mendesak kepada Komisi I DPRD Provinsi Banten untuk dapat bersikap tegas terhadap Pj Gubernur Banten untuk dapat memberikan klarifikasi terkait kehadirannya di agenda Musra Nasional itu.

    Pemanggilan itu menjadi penting, lantaran menurut Agus, hal tersebut berkaitan dengan kedisiplinan Aparatur Sipil Negara.

    ”Kami harap komisi 1 DPRD Banten untuk memanggil pj Gubernur Banten untuk di minta klarifikasi sebagai pejabat Gubernur Banten menghadiri acara relawan musra,” katanya.

    ”Hal ini akan berakibat ketidak disiplinan aparatur negara, dalam menghadapi pemilu 2024 dan bisa menimbulkan kegaduhan di lingkungan Pemprov Banten,” tandasnya.(MG-01/DZH/PBN)

  • Petinggi Gerindra Sebut Program Pembangunan Prabowo Sama dengan Presiden Jokowi

    Petinggi Gerindra Sebut Program Pembangunan Prabowo Sama dengan Presiden Jokowi

    JAKARTA, BANPOS – Petinggi Partai Gerindra, Hashim Djojohadikusumo, mengungkapkan bahwa Prabowo Subianto mempunyai program pembangunan yang sama dengan program Presiden RI Joko Widodo. Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra itu mengklaim Prabowo Subianto memiliki banyak program mulai dari infrastruktur hingga pembangunan.

    “Banyak program Pak Jokowi saya lihat, itu ada di dalam program Pak Prabowo,” ujar Hashim, usai menghadiri deklarasi sukarelawan Prabowo Mania 08 di Gedung Joeang 45, Menteng, Jakarta Pusat pada Minggu (12/3).

    Hashim menyebut program-program tersebut antara lain, program infrastruktur seperti pembangunan jalan tol seperti Tol Transsumatera yang menghubungkan antara Banda Aceh-Bandar Lampung, pembangunan pelabuhan, pembangunan bandar udara, hingga perpindahan Ibu Kota Negara.

    “Perpindahan Ibu Kota Negara itu program Prabowo, itu gagasan Prabowo 2013, itu sudah ada pada program tertulis. Program Pak Jokowi itu 99 persen programnya Pak Prabowo,” ucapnya.

    Oleh karena itu, Hashim menegaskan bahwa Prabowo Subianto adalah sosok yang tepat untuk melanjutkan kepemimpinan dan program Presiden Jokowi.

    Seperti diketahui, Partai Gerindra saat ini telah menjalin koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR) bersama Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dalam menghadapi Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) 2024. Namun, belum mengumumkan siapa calon yang akan diusungnya.

    Terpisah, Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar, menegaskan bahwa dalam koalisi telah dibuat komitmen, bahwa keputusan siapa calon presiden dan calon wakil presiden akan dibahas oleh pimpinan partai.

    “Kami sudah berkomitmen, keputusan akhir saya dan Bapak Prabowo,” tegasnya.

    Pendaftaran bakal calon presiden dan wakil presiden dijadwalkan pada tanggal 19 Oktober 2023 sampai dengan 25 November 2023. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu (UU Pemilu) pasangan calon presiden dan wakil presiden diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilu yang memenuhi persyaratan perolehan kursi paling sedikit 20 persen dari jumlah kursi DPR atau memperoleh 25 persen dari suara sah secara nasional pada pemilu anggota DPR sebelumnya.

    Saat ini ada 575 kursi di parlemen sehingga pasangan calon presiden dan wakil presiden pada Pilpres 2024 harus memiliki dukungan minimal 115 kursi di DPR RI. Bisa juga pasangan calon diusung oleh parpol atau gabungan parpol peserta Pemilu 2019 dengan total perolehan suara sah minimal 34.992.703 suara. (ANT/MUF)

  • Presiden Jokowi Lepas Keberangkatan Jenazah Koesni Harningsih Moeldoko Menuju TMP Bahagia TNI

    Presiden Jokowi Lepas Keberangkatan Jenazah Koesni Harningsih Moeldoko Menuju TMP Bahagia TNI

    JAKARTA, BANPOS – Presiden Joko Widodo (Jokowi) terpantau melepas keberangkatan jenazah istri Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko, Koesni Harningsih, dari rumah duka untuk dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Bahagia TNI, Pondok Aren, Tangerang Selatan, Minggu (12/3).

    Presiden bersama Ibu Negara, Iriana, melepas jenazah yang berangkat dari rumah duka di di Jalan Terusan Lembang No.D54, Menteng, Jakarta Pusat, pukul 12.40 WIB.

    Berita duka meninggalnya Koesni Harningsih diumumkan Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Ratna Dasahasta pada Minggu pagi.

    “Turut berduka cita atas berpulangnya istri tercinta dari Bapak Jend. TNI (Purn). Moeldoko, Almarhumah Ibu Koesni Harningsih,” ujar Ratna Dasahasta, seperti dikutip dari ANTARA.

    Ratna mengatakan, Koesni meninggal dunia pada Minggu (12/3) sekitar pukul 04.49 WIB.

    Sejumlah tokoh nasional pada Minggu pagi juga melayat ke rumah duka di Jalan Terusan Lembang, Jakarta Pusat, Minggu.

    Tokon nasional yang hadir antara lain Istri Wapres Ma’ruf Amin, Wury Estu Handayani, Ketua Dewan Pertimbangan Presiden Republik Indonesia Wiranto, Ketua Umum Hanura Oesman Sapta Odang (Oso) dan Pj. Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono.

    Sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju juga turut hadir ke rumah duka antara lain Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, dan Ristek Nadiem Makarim, Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Menteri Investasi Bahlil Lahadalia.

    Kemudian Menteri PPN/Bappenas Suharso Monoarfa, Menteri Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, dan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita.

    Turut hadir Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak I Gusti Ayu Bintang, serta Menparekraf Sandiaga Uno. (ANT/MUF)

  • Dianggap Sukses Tekan Angka Pengangguran, Airlangga Diusulkan Jadi Presiden di Musra VII Banten

    Dianggap Sukses Tekan Angka Pengangguran, Airlangga Diusulkan Jadi Presiden di Musra VII Banten

    SERANG, BANPOS – Airlangga Hartanto, Ketua Umum DPP Partai Golkar, disebut telah sukses menekan angka pengangguran di Indonesia. Airlangga yang juga merupakan Menko Perekonomian ini pun dinilai berhasil meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia, sehingga dianggap layak dicalonkan sebagai Presiden.

    Hal itu terungkap dalam Musyawarah Rakyat (Musra) VII Banten, yang digelar di Plaza Aspirasi Provinsi Banten. Selain sejumlah klaim kesuksesan itu, Airlangga pun disebut sebagai sosok yang dapat menjadi penerus Joko Widodo (Jokowi) sebagai Presiden Republik Indonesia, lantaran memiliki visi dan misi yang selaras.

    Demikian disampaikan oleh Fathi Maulana, salah satu peserta Musra VII Banten. Fathi mengatakan, para pemuda melihat bahwa Airlangga Hartanto merupakan sosok yang sejalan dengan visi dan misi Jokowi, dan layak untuk menjadi penerusnya.

    “Kami para pemuda sangat terpacu dengan program cipta kerja yang dimana sudah menuntaskan kurang lebih 17 persen angka penggangguran. Maka dari itu, hal itu ada di sosok Menteri Perekonomian, bapak Airlangga Hartanto,” ujarnya disambut riuh tepuk tangan, Minggu (20/11).

    Menurutnya, ekonomi menjadi hal yang sangat penting untuk ditingkatkan saat ini. Sementara selama ini, Airlangga Hartanto yang merupakan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, menjadi tonggak dalam peningkatannya bersama Presiden Jokowi.

    “Kami membutuhkan pemimpin yang berprestasi sepert bapak Airlangga Hartanto, yang dimana beliau bersama pak Jokowi sanggup untuk menguatkan sisi ekonomi. Maka sekali lagi kami dari para pemuda, menginginkan bapak Airlangga Hartanto untuk menjadi calon presiden,” tegasnya.

    Fathi menyebut alasan Airlangga Hartarto sebagai calon Presiden karena Airlangga dinilai sebagai tokoh Indonesia yang berkontribusi besar dalam pemulihan ekonomi nasional dan penanganan Covid-19.

    Menurutnya, sosok Airlangga dinilai tepat meneruskan tonggak pemerintahan Presiden Jokowi dengan segudang capain yang luar biasa, seperti keberhasilan program kartu prakerja yang dapat mengurangi angka pengangguran.

    “Kami membutuhkan sosok pemimpin penerus Pak Jokowi yang mempunyai visi dan misi jelas dan kami menemukan itu ada disosok Menko Perekonomian Airlangga Hartarto,” katanya.

    Fathi menegaskan, dukungan terhadap Airlangga untuk menjadi Presiden berdasarkan prestasi dan kinerja yang torehkan oleh Pak Airlangga Hartarto selama menjabat Menko Perekonomian bukan hanya sekedar populeritas tanpa prestasi. Menurut Fathi kinerja dan prestasi Pak Airlangga yang mendongkrak elaktabilitas Airlangga terus meningkat.

    “Untuk Pak Airlangga Hartarto trendnya juga terus meningkat, saya pikir publik sudah mulai aware akan prestasi beliau yang konsisten mengawal penanganan pandemi dan pemulihan ekonomi. Tren positif elektabilitas Airlangga jadi indikasi bahwa banyak prestasi Menko Perekonomian itu telah diketahui oleh masyarakat sehingga dinilai layak menjadi calon presiden,” tandasnya.

    Sementara itu, Ketua Dewan Pengarah Musra Indonesia, Andi Gani, menyatakan bahwa hasil e-voting Musra VII di Provinsi Banten dan Makassar akan diumumkan pada Selasa (22/11) di Jakarta. E-voting itu dilakukan untuk mencari 5 nama yang akan disodorkan menjadi Capres dan Cawapres.

    “Hasil Musra Makasar, dan Banten digabung menjadi 1, di Makasar 1 sampai 10 untuk bakal calon Presiden dan Wapres, untuk di Banten juga sama, karena ada dua Musra maka kita umumkan sekaligus pada Selasa (22/11) di Jakarta,” kata Andi Gani.

    Andi Gani mengatakan bahwa Musra VII digelar di Banten, sedangkan pekan depan lebih menarik digelar di Asia Timur Raya Negara Hongkong. Ia menyebutkan bahwa akan ada 3.000 masyarakat Indonesia yang hadir di sana.

    Menurutnya, pelaksanaan Musra secara berturut-turut tersebut mempertimbangkan konstelasi politik nasional dalam rangka menjelang Pilpres 2024 yang sangat dinamis. Utamanya, pada beberapa pekan terakhir ini.
    Oleh karena itu, menurut dia, acara puncak Musra juga akan dipercepat.

    “Puncak musra perkiraan kami paling lambat akhir januari 2023 atau awal Februari 2023,” tandasnya. (RED)

  • Kisruh 3 Periode Jabatan Presiden, Residu Demokrasi yang Tak Usai

    Kisruh 3 Periode Jabatan Presiden, Residu Demokrasi yang Tak Usai

    Oleh
    ZUNNUR ROIN
    Sekretaris Jenderal PB HMI MPO)

    2019 Ganti Presiden Vs Jokowi 3 Periode, Konstitusional ?
    Akhir maret lalu Saya hadir sebagai pembicara dalam sebuah diskusi yang bertajuk “Mengurai Benang Kusut Demokrasi”. Karena dianggap tidak memperhatikan Pasal 1 Ayat 2 UUD 1945, pendapat Saya dibantah oleh pembicara lainnya. Saya berpendapat bahwa apabila masyarakat politik menggerakkan #2019GantiPresiden dan #Jokowi3Periode apple to apple sebagai dua sikap politik yang Konstitusional. Saya mengulas, yang pertama di instrumentasikan sebagai kampanye politik elektoral untuk mengalahkan Jokowi pada Pemilu presiden 2019. Lalu yang kedua di instrumentasikan sebagai aspirasi untuk mempengaruhi proses politik hukum sehingga merubah klausul yang diperlukan jika UUD 1945 di Amandemen.
    Pembantah mengatakan bahwa pandangan Saya keliru, karena Pasal 1 Ayat 2 UUD 1945 menyatakan bahwa “Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar”, menurutnya jelas sebagai sumber hukum untuk menghalau wacana 3 Periode tersebut. Karena UUD 1945 nyatanya telah membatasi masa jabatan Presiden. Bantahan tersebut tidak cukup waktu untuk kami diskusikan lebih lanjut. Tulisan ini ingin mencukupi pembahasan yang terhenti tersebut, karena memang syarat dengan diskursus.
    Syahdan, Saya berhemat bahwa kedua sikap tersebut bagian dari kedaulatan yang juga dinormatifkan oleh UUD 1945. Yaitu dalil yang memberikan kebebasan kepada warga negara untuk ‘’…berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang”. Dalil yang bersumber dari pasal 28 UUD 1945 tersebut menurut Saya berhubungan dengan konstitusionalitas kedua sikap tersebut. Apakah kemudian kedua sikap itu mampu diaplikasikan dan terwujud, Konstitusilah yang kemudian memiliki supremasi untuk membatasinya. Dan apakah UU yang mengaturnya relevan dengan ruh pasal tersebut, itu masalah yang debatable dalam kapabilitas proses legislasi kita. Menyoal tegak atau tidaknya supremasi Konstitusi tersebut, merupakan variabel lain yang turut dipengaruhi proses pendalaman dan konsolidasi demokrasi yang sedang berjalan. Perjalanan yang menuai kritik dari banyak Ahli, bahwa Demokrasi kita tengah mengalami Regresi.
    Sebelumnyapun saya memunculkan argumentasi atas dua sikap itu untuk mengkritik corak rezim Joko Widodo dalam merespon Gerakan demokratis warga negara. Menurut Saya hiruk pikuk prilaku demokratis warga negara selama rezim ini telah terkooptasi berdasarkan “untung dan rugi”. Gerakan yang menguntungkan dirawat, sebaliknya akan mendapat perlakuan yang berlebihan apabila rezim merasa dirugikan secara politik. Sependek yang saya yakini, Resource politik rezim akan bergerak secara konfrontatif bernuansa otoriter untuk melindungi tafsir sepihak demokratis dalam kalkulasi untung rugi itu. Fakta tersebut tampak dari dua aktifitas Gerakan #2019GantiPresiden dan #Jokowi3Periode yang masing-masing menuai pola pelarangan dan pembiaran yang berbeda-beda.
    Disamping itu, Saya meyakini bahwa kami sebetulnya satu frekuensi untuk menolak “bencana reformasi” tatkala Jokowi mendapat kesempatan meraih bonus masa jabatan. Karena pembatasan masa jabatan Presiden merupakan esensi Amandemen UUD 1945 hasil reformasi. Perubahan itu nyatanya berangkat dari histori abause of power pemerintahan yang tidak memiliki filosofi limitasi secara periodik. Sehingga pembahasan masa jabatan Presiden dengan wacana yang telah bergulir dapat diprediksi memicu potensi kericuhan sosial yang tak terbendung, bahkan mengembalikan sejarah kekuasaan yang menindas.

    Checking Opini Publik dan Operasi Politik Hukum yang Tertunda atau Gagal ?
    Sejak bergulir akhir 2019 lalu, kita dapat melihat pihak yang melontarkan wacana tersebut bervariasi. Diantara yang ingin saya jelaskan adalah pihak Istana, Partai Poltik dan Kelompok Masyarakat. Dari unsur Istana, Wacana tersebut justru disampaikan oleh Pembantu Presiden Jokowi dengan dalih-dalih yang mengarahkan Jokowi layak untuk 3 periode atau diperpanjang masa jabatannya. Meskipun belakangan ada peringatan dan keterangan dari Jokowi, sikap tersebut tampaknya belum menggambarkan kepastian. Sebab dalam mengukur fakta objektif ucapan Jokowi dapat kita buktikan sebagai ucapan yang dinamis bahkan syarat dengan kebohongan. Kesadaran publik semacam ingin di uji, bahwa ucapan para menterinya bukan bagian dari Komunikasi Politik Presiden. Dapatkah publik mempercayai itu jika tidak dilakukan evaluasi yang serius terhadap para Pembantu-pembantunya tersebut ?. Jika tidak, tentu akan membuka tabir keraguan-keraguan baru, bahwa Istana sedang tidak solid ?, Atau memang sedang merencanakan operasi politik hukum dengan target capaian masa jabatan presiden ?.

    Dilain pihak, wacana yang digulirkan oleh petinggi PKB,PAN,dan GOLKAR tidak dapat di simplifikasi sebagai wacana demokrasi yang biasa. Mengingat partai adalah entitas politik di MPR RI yang memiliki power politik dalam urusan politik hukum Indonesia. Terlebih ketiga Partai tersebut adalah bagian dari koalisi Politik di MPR RI yang mendukung Pemerintahan Jokowi- Maaruf Amin. Apakah partai-partai tersebut memiliki produk kajian menyoal aspek konvensi ketatanegaraan secara komprehensif, sehingga jabatan Presiden dilihat sebagai variabel yang perlu ditinjau ?. Atau hanya manuver politik untuk menjerumuskan, bahkanatau memimpikan kepemimpinan seperti Jokowi, sehingga perlu dicalon dan dimenangkan kembali pada periode selanjutnya ?. Menukil perspektif dari tulisan yang ditulis Adian Napitupulu, memberi kesan pembelaannya terhadap Jokowi dan tudingannya kepada Pihak-pihak tersebut dengan istilah “Lempar Batu Sembunyi Tangan”, bahkan sampai pada kesimpulan tanya mengenai upaya penggulingan kekuasaan Jokowi. Hingga tulisan ini ditulis, belum ada keterangan maupun bantahan untuk meluruskan asumsi Adian tersebut.

    Belakangan Menkopolhukam,Mahfud MD menegaskan proporsionalitas Jokowi sebagai Presiden, dengan mengatakan Jokowi tidak setuju dan taat Konstitusi. Mahfud MD sempat mengulang sikap awal Jokowi tentang tiga kategori orang yang menginginkan Jokowi 3 Periode (Menampar muka,menjilat dan menjerumuskan). Jokowi pun telah melengkapi pernyataan tentang pelaksanaan Pemilu yang on schedule di 2024 nanti, mulai dari tahapan hingga politik anggaran dan lain-lain terkait Pemilu diperintahkannya untuk dilaksanakan sesuai rencana.

    Sesungguhnya kita perlu menelaah bahwa sikap-sikap tersebut belum cukup sebagai upaya untuk menghentikan kekisruhan ini kedepan. Tanpa benar-benar ada kepastian politik hukum yang mengenyampingkan wacana Jabatan Presiden secara formal dan mengikat. Sebab Kontitusi merupakan produk hukum yang halal untuk dirubah melalui prosedur Politik Hukum yang legal. Legitimasi politik lah yang kemudian mampu menciptakan tingkat kualitas produk nya. Jika kemudian masa jabatan presiden di anggap sebagai variabel kualitatif, tidak menggugurkan legitimasi Politik Rezim Jokowi sebagai subjek untuk menakar hal tersebut, sehingga bisa di otak-atik sebagai klausul hukum yang baru dalam UUD 1945. Peluang itu terbuka, dan Jokowi punya hak untuk menaati Konstitusi tersebut.

    Gerakan Jokowi 3 Periode, Gerakan Mahasiswa dan Residu Demokrasi Indonesia
    Di level masyarakat sipil, wacana Jabatan Presiden justru terang benderang sebagai gerakan untuk menginginkan Jokowi 3 Periode. Sebagai contoh, Koalisi Bersama Rakyat (Kobar) mendeklarasikan dukungannya terhadap Jokowi untuk kembali memimpin Indonesia. Deklarasi dilaksanakan secara maraton diberbagai daerah oleh simpul relawan Jokowi. Saya memantau, Gerakan tersebut turut dipelopori oleh pendukung Jokowi yang aktif sebagai Komisaris di salah satu BUMN. Jargon kesetiaan dan puji-pujian atas keberhasilan kepemimpinan Jokowi mengiringi semangat mereka agar Jokowi 3 periode. Kelompok lainnya juga memantik hal yang sama, sempat ramai ketika APDESI “sempalan” berkumpul dan secara verbal mendukung Jokowi 3 Periode, meskipun tidak diumumkan secara resmi.

    Saya masih berpendapat bahwa Gerakan #Jokowi3periode merupakan gerakan masyarakat politik yang konstitusional secara normatif. Antitesanya barangkali perlu meminjam pandangan Zainal Arifin Mochtar. Ketua Pusat Kajian Konstitusi UGM tersebut mengatakan bahwa Konstitusionalisme tidak sempit dilihat hanya sebatas norma, bahwa ada nilai dan semangat baik. Dalam konteks kekuasaan misalnya, zainal menyebutkan banyak teori yang mengulas bahwa salah satu esensi Konstitusi adalah pembatasan dalam dua term, dari kemungkinan menyakiti rakyat dan waktu. Selain itu akar filosofis masa jabatan Presiden merupakan indikator konstitusional untuk menjalankan Pemerintahan dengan konsep ketatanegaraan Indonesia yang menganut Sistem Presidensial, karena meluaskan kekuasaan Presiden secara praktis.

    Artinya 2 kali masa jabatan adalah waktu yang diberikan Konstitusi kepada Jokowi untuk menyelenggarakan kebijakannya dengan konsekuensi menghadirkan ruang demokratis bagi warga negara untuk mengekspresikan penilainnya. Baik dalam wujud mendukung dan tidak mendukung,percaya dan tidak percaya, bahkan bertahan atau berhenti. Demikian akhirnya mengapa wacana #Jokowi3Periode atau penundaan Pemilu kontaprduktif dengan konstruksi demokrasi yang ingin kita bangun disaat masih banyak residu yang belum usai diselesaikan. Apalagi tampaknya pihak-pihak tersebut mengabaikan implikasi berbahaya akibat polarisasi sosial-politik yang tajam sejak Pemilu presiden 2014 dan 2019. Selanjutnya sudah pasti pihak-pihak tersebut mengabaikan aspek kegagalan pemerintahan Jokowi-maaruf sebagai alat ukur yang objektif. Fatalnya, Gerakan tersebut jelas menghianati Konstitusi yang menghasilkan keterpilihan Jokowi sebagai Presiden untuk dua kali masa Jabatan.

    Berhasil atau tidaknya Jabatan Presiden 3 Periode masih menjadi sebuah Misteri. Maka arus demokrasi harus tetap bergelombang untuk memastikan agar Konstitusi tidak di “begal” oleh relasi kuasa yang berbahaya bagi kedaulatan rakyat. Suara-suara dan Gerakan mahasiswa harus semakin tumbuh berkembang, dengan pendalaman analisis dan model gerak yang semakin teratur. Menolak 3 Periode jabatan Presiden atau penundaan Pemilu untuk saat ini merupakan kebutuhan yang mendesak disatu sisi, karena tanpa alasan yang fundamental. Disisi lainnya wacana tersebut bukanlah masalah tunggal yang perlu direspon secara reaktif, disaat masih banyak masalah kerakyatan yang membutuhkan perhatian lebih untuk dikoreksi secara terus menerus.()

  • Jenazah Arifin Panigoro Dimakamkan Secara Militer, Dihadiri Presiden Jokowi

    Jenazah Arifin Panigoro Dimakamkan Secara Militer, Dihadiri Presiden Jokowi

    Jenazah anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Arifin Panigoro dimakamkan secara kenegaraan, di taman pemakaman keluarga, Jalan Benda, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Selasa (8/3). Prosesi pemakaman dilakukan dengan upacara militer pukul 11.00 WIB.

    “Atas nama keluarga menyerahkan jenazah almarhum Arifin Panigoro kepada Pemerintah untuk dimakamkan di taman pemakaman keluarga di Jalan Benda, Pasar Minggu, Jakarta Selatan dengan upacara militer,” kata Yani Panigoro, yang mewakili pihak keluarga, saat prosesi pemakaman, seperti dikutip Antara.

    Sejumlah pejabat publik turut menghadiri prosesi pemakaman ini. Di antaranya Presiden Jokowi, mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, Mensesneg Pratikno, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri BUMN Erick Thohir, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.

    “Atas nama negara, bangsa, dan Tentara Nasional Indonesia, saya menerima jenazah almarhum Arifin Panigoro,” kata Pratikno.

    Arifin Panigoro meninggal dunia dalam usia 76 tahun di Amerika Serikat pada Minggu (27/2) pukul 02.29 waktu setempat atau Senin (28/2) pukul 03.29 waktu Indonesia. Ia menghembuskan napas terakhirnya saat mendapatkan perawatan intensif di Mayo Clinic, Rochester, Amerika Serikat.

    Arifin Panigoro merupakan pengusaha Indonesia berdarah Gorontalo yang dijuluki Raja Minyak Indonesia. Dia dikenal sebagai pendiri sekaligus pemilik MedcoEnergi, yang merupakan perusahaan pertambangan minyak dan gas bumi swasta terbesar di Indonesia. [USU]