Tag: JURNALIS

  • Adhi Mazda Terpilih Sebagai Ketua IJTI Pengda Banten

    Adhi Mazda Terpilih Sebagai Ketua IJTI Pengda Banten

    TANGERANG, BANPOS- Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Pengda Banten sukses menggelar Musyawarah Daerah (Musda) ke IV , yang dilaksanakan di Aula Kantor Kecamatan Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan, Sabtu (25/5/2024).

    Dalam perjalanan musyawarah tersebut, Adhi Mazda jurnalis CNN, akhirnya terpilih sah secara aklamsi menjadi ketua yang dihadiri oleh ketua umum IJTI Pusat, Herik Kurniawan dan 55 anggota IJTI Provinsi Banten.

    “Alhamdulillah, atas amanah teman-teman jurnalis TV, saya siap mengemban tugas menjadi Ketua IJTI di Banten,” kata Adhi.

    Adhi menambahkan, bahwa dalam kepemimpinannya akan membawa organisasi IJTI Banten ke iklim jurnalisme sehat dan menjaga pokok-pokok etika jurnalis televisi.

    “Saya akan memberikan yang terbaik dan membangun program kerja mengembangkan cita-cita IJTI, diantaranya membentuk kepengurusan IJTI di kabupaten dan kota, serta mencari sekretariat yang bisa menjadi tempat berkumpul semua anggota IJTI Banten,” kata Adhi Mazda dalam sambutannya.

    Menurutnya, jurnalis televisi yang sudah cukup lama bertugas itu juga berkomitmen untuk membawa organisasi IJTI Banten bermanfaat terus berkolaborasi dan sinergi.

    Sementara itu, Ketua Umum IJTI, Herik Kurniawan menyampaikan dikepemimpinan ketua IJTI Banten yang baru, semoga membawa semangat menghasilkan perubahan positif bagi roda organisasi kedepan.

    “IJTI Banten sudah kembali di nahkodai, kedepannya harus bisa menghasilkan perubahan positif” ucapnya. (DHE)

  • Jurnalis Diminta Kritis, Ingatkan Pemangku Kebijakan yang Salah

    Jurnalis Diminta Kritis, Ingatkan Pemangku Kebijakan yang Salah

    SERANG,.BANPOS – Jurnalis memiliki penting dalam proses pembangunan ke arah lebih baik lagi, sehingga masyarakat umum dapat merasakan dampaknya.
      
    Ketua Komisi I DPRD Banten A Jazuli Abdillah  ditemui diruang kerjanya, Selasa (11/10) mengungkapkan, jurnalis diharapkan mampu mengoptimalkan fungsi kontrol terhadap
    kebijakan pemerintah.

    “Optimalkan fungsi check and balances ke kinerja pemerintahan, ini sangat penting sekali
    sehingga peran jurnalis dalam menjalankan fungsinya dapat mencegah adanya ketidakberesan
    atau ketimpangsiuran informasi,” katanya.

    Ia menjelaskan, fungsi kontrol jurnalis penting dioptimalkan. Sebab selain untuk menjadi
    'alarm' pemerintah yang menjalankan kebijakan, juga edukasi kepada masyarakat secara luas.

    "Sampaikan pada pemangku kebijakan dan edukasikan program pemerintah kepada
    masyarakat luas melalui pemberitaan yang sesuai dengan kaidah jurnalistik dan undang-
    undang pers,” ujar Jazuli.

    Menurutnya, hasil karya jurnalistik bisa mencerdaskan pembaca dan mengingatkan akan
    kebijakan yang salah yang dilakukan oleh pemerintah.

    "Makannya fungsi kontrol jurnalis perlu dioptimalkan, ikuti setiap tahap pembahasan
    anggaran, dari perencanaan, pelaksanaan, sampai realisasi, bahkan ke evaluasinya. Upayakan
    dari hulu ke hilir, bukan mengetahui hanya dari hilirnya saja,” harapnya.

    Masih dikatakan politisi Demokrat ini, pemerintah sebagai institusi pengelola APBD yang
    bersumber dari  pengumpulan pajak masyarakat harus mengedepankan publik.

    " Kontrol jurnalis penting agar penggunaan anggaran benar-benar untuk kepentingan
    masyarakat," katanya.

    Ia berharap, dengan optimalnya fungsi kontrol jurnalis, bisa mendorong arah kebijakan
    pemerintah untuk kesejahteraan masyarakat.

    "Masyarakat sebagai sumber APBD harus benar-benar merasakan dampak kebijakan
    pemerintah," pungkasnya. (RUSAZM)

  • Dari Jurnalis Menuju Gedung Dewan, Wibowo Ajak Masyarakat Kota Serang Jangan Salah Pilih

    Dari Jurnalis Menuju Gedung Dewan, Wibowo Ajak Masyarakat Kota Serang Jangan Salah Pilih

    SERANG, BANPOS – Dikenal sebagai wartawan senior, Wibowo, melenggang mencalonkan diri menjadi anggota DPRD Kota Serang melalui Partai Nasdem di Daerah Pemilihan (Dapil) 1.

    Dapil 1 Kota Serang ini meliputi 6 kelurahan antara lain Kelurahan Sumur Pecung, Kelurahan Lopang, Kelurahan Unyur, Kelurahan Kaligandu, Kelurahan Terondol dan Kelurahan Sukawana.

    Sebelum maju menjadi Bacaleg, Wibowo dikenal sebagai wartawan senior Metrotv di Provinsi Banten.

    Sepak terjangnya sebagai wartawan Metrotv, sudah tidak bisa diragukan lagi.

    Beberapa kasus besar korupsi di tanah jawa berhasil diungkapnya. Tidak hanya itu, bahkan jalan-jalan rusak, masyarakat miskin yang makan nasi aking, penderita gizi buruk dan sekolah rusak, tidak luput dari pemberitaannya.

    “Saya sudah terbiasa sebagai alat kontrol pemerintah, sehingga ketika menjadi bagian anggota DPRD Kota Serang, fungsi kontroling sudah biasa saya lakukan,” ungkap Wibowo, Kamis (11/5).

    Selain itu, salah satu alasannya maju menjadi Bacaleg Kota Serang, adalah meningkatkan sumber daya manusia Kota Serang yang lebih berkualitas, sehingga mampu bersaing dengan daerah-daerah lainnya.

    Wibowo dikenal juga sebagai sosok wartawan yang tidak bisa melihat kesengsaraan masyarakat, sehingga berbagai penyimpangan di tengah masyarakat kerap dibelanya.

    “Saya tidak tega melihat kesengsaraan dan penyimpangan di tengah masyarakat, sehingga saya selalu berpihak kepada masyarakat, terutama masyarakat kecil,” tuturnya.

    Menghadapi pesta demokrasi 2024 mendatang, Wibowo berharap agar masyarakat Kota Serang tidak salah pilih wakilnya di DPRD Kota Serang.

    “Yang saya khawatir satu, masyarakat salah memilih wakilnya di DPRD, sehingga tidak dapat membela atau berpihak kepada masyarakat,” katanya.

    Menurut Wibowo, apabila masyarakat Kota Serang salah pilih, maka masyarakat Kota Serang akan menderita selama lima tahun.

    “Karena kalau masyarakat Kota Serang salah pilih, masyarakat akan menderita selama lima tahun,” tambah Wibowo. (MUF)

  • Hasil Rapid Test Jurnalis Pandeglang Non Reaktif

    Hasil Rapid Test Jurnalis Pandeglang Non Reaktif

    PANDEGLANG, BANPOS – Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pandeglang bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang mengadakan kegiatan Rapid Test massal dihalaman kantor Dinas Kesehatan kepada semua jurnalis yang ada di Pandeglang.

    Sedikitnya 25 jurnalis yang biasa meliput di Pemerintah Kabupaten Pandeglag ikut Rapid Test COVID-19, Rabu (10/6).Rapid Test ini dilayani empat petugas Dinas Kesehatan berpakaian Alat Pelindung Diri (APD) lengkap selama dua jam.

    Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang, Raden Dewi Setiani mengatakan bahwa kegiatan Tes cepat Korona dilakukan sebagai skrining awal terhadap kemungkinan infeksi Virus Korona, terhadap mereka yang memiliki risiko.

    Profesi jurnalis adalah salah satu dari profesi yang rentan terpapar penyakit menular, berisiko tinggi tertular Korona.

    Sebab, narasumber yang diwawancarai tidak semuanya dalam kondisi sehat atau terbebas dari Virus Korona, begitu juga dengan tempat yang disinggahi selama meliput peristiwa.

    “Untuk hari ini kita melakukan screning awal dalam menghadapi tatanan hidup baru diera aman COVID-19 yang kita peruntukan pada para jurnalis, karena teman-teman kita yang merupakan jurnalis adalah pelayan masyarakat yang kontak langsung dengan masyarakat. Mereka bekerja meliput kegiatan yang ada dimasyarakat kemudian tanpa menyadari bahwa disana banyak virus, makanya kita ingin teman-teman media juga siap mengahadapi New Normal dan dipastikan sehat, dan Alhamdulillah hasilnya Non Reaktif semua,” kata Dewi, Rabu (10/6).

    Dewi menegaskan, hasil yang didapat para jurnalis usai menjalani tes adalah non reaktif, meski non reaktif, Dewi juga menghimbau kepada para jurnalis agar tetap menerapkan protokol kesehatan ketika bekerja.

    “Tetap jaga kesehatan konsumsi vitamin, makan makanan yang sehat, pakai masker dan istirahat cukup. Nanti kalau ada yang reaktif, maka prosedur Protokol Kesehatan akan kami laksanakan. Rekan-rekan jurnalis akan diisolasi mandiri dirumah,” ucap Dewi.

    Sebelumnya, Ketua PWI Pandeglang Iman meminta kepada Dinas Kesehatan (Dinkes) untuk melakukan rapid test kepada para jurnalis yang bertugas. Menurutnya, tugas wartawan hampir sama dengan petugas kesehatan.

    “Mereka (jurnalis) selalu berhubungan langsung dengan banyak orang ketika bekerja dan kita tidak tahu siapa saja yang ditemui. Mereka sehat atau tidak, sehingga ini perlu adanya Rapid Test, dan hasilnya sendiri semuanya tidak ada yg Reaktif,” jelasnya.

    Salah satu jurnalis yang mengikuti Rapid Test massal, Yusef mengaku senang dengan kegiatan itu. Walaupun sebelum Rapid Test sempat muncul kekhawatiran karena selama pandemi dia tetap menjalani aktivitas liputan seperti biasa.

    “Alhamdulillah non reaktif, tadi juga sempat khawatir karena saya lagi batuk pilek,” ujarnya.(MG-02/PBN)