Tag: Kabupaten Lebak

  • Dukcapil Lebak Jemput Bola ke Cimarga

    Dukcapil Lebak Jemput Bola ke Cimarga

    LEBAK, BANPOS – Pemerintah Desa (Pemdes) Margatirta Kecamatan Cimarga melaksanakan kegiatan sosialisasi Sadar Aminduk (GISA). Kegiatan itu di hadiri oleh perwakilan dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) Lebak.

    Kepala Desa (Kades) Margatirta Kecamatan Cimarga, Mahpudin, mengatakan kepada warga masyarakat bahwa identitas kependudukan itu penting dimiliki agar diakui sebagai warga negara.

    “Alhamdulillah kegiatan GISA ini berjalan baik dan lancar, banyak warga yang ikut mendaftar. Terima kasih kepada Disdukcapil Lebak yang telah jemput bola untuk memberikan kesempatan warga memiliki KTP dan KK,” ujar Kades, kemarin.

    Diketahui, pada kegiatan tersebut kurang lebih 156 warga ikut mendaftarkan KK dan KTP. Acara tersebut juga diinisiasi oleh mahasiswa UIN Serang yang tengah KKN di desa tersebut.

    Perwakilan dari Disdukcapil Lebak mengatakan bahwa kepemilikan identitas sangat penting untuk dimiliki oleh setiap warga negara sejak ia mulai lahir.

    “Jadi jika ingin diakui sebagai warga negara yang baik perlu punya identitas seperti KK dan KTP. Dan bagi yang belum punya agar segera mendaftarkan registrasi di desa. Untuk yang baru lahir wajib didata di kartu keluarga, dan memiliki akta lahir. Sedang yang sudah 17 tahun ke atas harus memiliki KTP,” ujarnya.

    Salah seorang warga, Mugroni, mengaku sudah mendaftarkan diri untuk memiliki KTP sekaligus Akte Kelahiran buat keluarganya. “Alhamdulillah saya langsung dibuatkan KTP dari dinas kependudukan, dan ini mau sekaligus bikin Akta lahir anak-anak,” ungkapnya. (WDO/DZH)

  • Kebijakan Anak Sekolah 5 Hari di Lebak Tuai Pro-Kontra

    Kebijakan Anak Sekolah 5 Hari di Lebak Tuai Pro-Kontra

    LEBAK, BANPOS – Keputusan penerapan sekolah 5 hari untuk jenjang Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) menuai pro dan kontra di masyarakat. Kebijakan itu tertuang dalam SK Kepala Dindik Kabupaten Lebak Nomor: 800/670-Disdik/Kab./VI/2023.

    Salah seorang wali siswa di salah satu SD di Lebak, Yanti, mengaku jika dirinya belum paham betul dengan penerapan kebijakan tersebut. Maka dari itu, ia meminta agar kebijakan itu dijelaskan dulu kepada setiap orang tua siswa.

    “Kalau sekolah lima hari berarti belajarnya full day dong sampai sore. Makanya nanti saya mau minta ke pihak sekolah, untuk menjelaskan kepada para orang tua, nanti makan siangnya gimana. Apalagi anak saya ada beberapa les di luar, pasti terganggu,” ungkapnya, Senin (7/8).

    Wali siswa lainnya, Saepudin, mengatakan bahwa pihak sekolah atau Dinas Pendidikan sebaiknya mempertimbangkan dahulu terkait kesiapan para siswa dan juga fasilitas penunjangnya, dalam penerapan kebijakan itu.

    “Jika sekolah akan menerapkan, tentu pertimbangkan dulu sarana prasarana sekolah seperti WC, mushala atau masjid, kantin dan lainnya. Termasuk kultur lokal. Ingat di Lebak ini banyak siswa yang sekolah agama atau Diniyah. Apalagi anak saya sorenya harus belajar Diniyah dan ngaji iqra,” kata Saepudin.

    Sementara salah seorang guru di SDIT Mathla’ul Anwar di Malingping, Ratu Fatma Pudiawati, membenarkan bahwa di sekolahnya sudah menerapkan kebijakan lima hari sekolah sejak awal tahun ajaran baru.

    “Kalau di SDIT kita sudah sejak tahun ajaran ini diterapkan 5 hari sekolah. Itu sudah dibicarakan dan disepakati dengan semua wali siswa juga. Siswa tidak pulang sore, karena jam 13.30 siswa sudah beres belajar, paling kita para guru sampai jam 15.00. Dan kalau di SDIT, pelajaran agamanya sudah padat termasuk kegiatan ekstra lainnya,” terangnya.

    Kepala SDN Negeri Bejod Wanasalam, Hida Nurhidayat, menyebut bahwa penerapan sekolah 5 hari itu hanya menambah jam pelajaran saja. Namun tentu, penerapan itu tergantung kesepakatan para wali siswa.

    “Sebenarnya cuma hanya menambah jam pelajaran, untuk tingkat SD jam pelajaran hanya ditambah sesuai pembagian kewajiban pelajaran, dan itupun sesuai jenjang pendidikan. Tentunya untuk kelas 1 dan kelas 6 SD akan berbeda. Dan untuk saat ini masih opsional, ada yang sudah menerapkan dan ada juga yang belum, tergantung musyawarah dengan orang tua siswa. Hanya memang, yang tetap menerapkan 6 hari sekolah harus laporan ke dinas,” ujar Hida.

    Terpisah, Sekretaris Dinas (Sekdis) Pendidikan Kabupaten Lebak, Maman Suryaman, kepada BANPOS membenarkan terkait akan ada penerapan 5 hari sekolah untuk SD. Namun, hal itu tentunya masih opsional dan penerapannya tergantung kesepakatan dengan para orang tua siswa.

    “Terkait itu memang benar akan diterapkan, di beberapa sekolah SD dan SMP sudah berjalan. Tetapi penerapan itu masih pilihan opsional yang tentunya harus disepakati semua wali siswa. Jadi, jika wali siswa tidak setuju 5 hari, ya tetap sekolah itu normal 6 hari seperti biasa, jadi tidak patokan wajib,” ungkapnya.

    Saat ditanya soal waktu belajar dalam penerapan 5 hari itu termasuk kewajiban tugas guru. Maman menjelaskan bahwa untuk siswa hanya ada tambahan waktu pelajaran, sedangkan bagi guru sekolah, tetap wajib memenuhi jam kerja ASN dalam hitungan per Minggu.

    “Kalau diukur dengan waktu jam pelajaran mulai jam 8.00 pagi, siswa bisa pulang pada jam 13.00 tidak full day. Sehingga ini tidak mengurangi hak anak dalam pembelajaran di Madrasah Diniyah. Jadi sesuai Keputusan Kepala Dinas Pendidikan, jika di lihat di pasal 10 dan 11 untuk sekolah 5 hari itu tetap tidak mengurangi beban waktu antara 200 sampai 245 per tahun. Namun untuk gurunya tetap pulang sore, yaitu jam 15.00 sampai 15.30, karena untuk yang ASN disesuaikan dengan beban waktu kerja per minggunya,” terangnya. (WDO/DZH)

  • Mahasiswa KKN Unma Kenalkan Pemasaran Digital di Desa Cigemblong Lebak

    Mahasiswa KKN Unma Kenalkan Pemasaran Digital di Desa Cigemblong Lebak

    LEBAK, BANPOS – Mahasiswa Universitas Mathla’ul Anwar (Unma) yang merupakan Kelompok 25 dalam pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN), memperkenalkan pemasaran digital kepada pelaku UMKM di Desa Cigemblong. Hal itu dilakukan dengan menggelar workshop dengan mendatangkan beberapa pemateri dari Duta Koperasi serta penggerak e-commerce.

    Hadir pada kegiatan tersebut puluhan pegiat home industri dari warga masyarakat setempat, dan juga para petani serta pemerintah desa. Diketahui, kawasan Desa Cigemblong sangat banyak produksi hasil pertanian yang bisa dikembangkan, mulai dari gula aren, kopi, beras ungu dan makanan ringan.

    Ketua Kelompok 25 KKN Unma, Ila Roby, menyebut bahwa terlaksananya kegiatan tersebut adalah bentuk program kerja divisi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).

    “Tujuannya kami ini adalah menggali potensi yang ada di Desa Cigemblong, di antaranya kita mendatangkan dari Dinas Koperasi (Dinkop) Kabupaten Lebak dan penggerak e-commerce yang bisa memberikan arahan warga untuk mandiri membangun usaha,” ungkap Ila, Senin (7/8).

    Sementara terkait materi perkoperasian, Dinkop mengutus dua orang Duta Koperasi yakni Irene Duta Koperasi tahun 2020, dan Yanti Duta Koperasi tahun 2022. Materi lainnya diisi oleh seorang penggerak e-commerce sekaligus konten kreator dari mahasiswa Ilmu Komunikasi Unma Banten, Hadi Anwar Mutha.

    Dalam paparannya, Hadi Anwar menjelaskan tentang bagaimana membuat konten-konten kreatif via media sosial, untuk mempromosikan hasil home industri pertanian dan perkebunan.

    “Terus aja sering tayangkan hasil usaha rumahan kita melalui konten-konten, mulai dari pengolahan hingga produksi, nanti pun orang akan semakin mengenal. Dan ini adalah salah satu cara mengenalkan produk kita,” ungkapnya.

    Sementara, Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), AD Kencana, mengatakan kegiatan tersebut diarahkan untuk mengembangkan potensi UMKM warga di Desa Cigemblong.

    “Kita mengajak warga pegiat usaha pertanian agar memanfaatkan penjualan melalui media digital. Saya harap dengan adanya workshop ini, penjualan mulai dari gula, Kopi, Beras dan lain-lain bisa meningkat lebih luas lagi,” ucapnya.

    Sekertaris Desa Cigemblong, Bagus Arifin mengaku baru menyadari sejumlah potensi menarik yang ada di desanya yang butuh sentuhan ide kreatif dan dipromosikan.

    “Ini menarik dan patut dimulai oleh kita. Saya berharap dan meminta kepada masyarakat agar bisa memanfaatkan program binaan ini, karena ini suatu kesempatan bagi masyarakat untuk membuka peluang berjualan melalui digital,” terangnya antusias. (WDO/DZH)

  • Seorang Pelajar Lebak Tewas Tabrak Truk yang Parkir Sembarangan

    Seorang Pelajar Lebak Tewas Tabrak Truk yang Parkir Sembarangan

    LEBAK, BANPOS – Seorang remaja pelajar SMA pengendara motor bernama Faiz (17), dilaporkan  tewas di tempat dan temannya bernama Bagas luka parah setelah motornya menabrak sebuah truk bermuatan klingker, yang terparkir di Jalan Saketi Malingping, Kawasan Masida Cilajim Desa Kerta, Kecamatan Banjarsari, (7/8).

    Informasi yang diterima BANPOS, truk dengan Nomor polisi BK 9493 XA itu terparkir di tepi jalan, Truk itu terparkir tanpa diberi tanda-tanda darurat, sementara lampu penerangan di TKP dalam keadaan redup.

    Informasi lain menyebut, kendaraan yang dibawa pelajar tersebut tidak memperhatikan bahwa truk tersebut tengah berhenti.

    “Iya memang di tempat ini biasanya dipakai tempat berhenti truk tronton angkutan berat. Kadang berderet 5 sampai 6. Para sopirnya istirahat di warung itu. Jadi kadang suka kagok bagi kendaraan yang berpapasan, karena parkirnya memanjang,” ujar seorang warga setempat.

    Saksi menyebut, kejadian kecelakaan itu terjadi sekitar pukul 17.45 WIB dan kedua korban langsung dievakuasi ke RSUD Malingping.

    Diketahui, korban menggunakan motor Honda bernopol A 5185 NA melaju dari arah Malingping mau pulang ke rumah di Desa Kerta. Nase menabrak belakang truk.

    Diduga akibat kerasnya benturan mengakibatkan sepeda motor terjepit. Nahas, remaja yang bernama Faiz tewas di tempat dan Bagas hingga masih kritis.

    Sementara, salah seorang sopir truk yang tengah berhenti, Uci Sanusi mengaku saat itu ia barus mau memararkirkan kendaraan untuk istirahat, dan dari arah berlawanan ada mobil truk juga masuk.

    “Iya memang kita suka istirahat di sini. Saat itu saya barusan mau parkir, dari arah berlawanan ada truk datang dan motor menyiap truk itu, dan mungkin karena tidak tau, motor yang dibawa pelajar itu menabrak truk berhenti. Iya satu meninggal dan satu cuma luka,” ungkapnya. (WDO/DZH)

  • Demo Serentak Honorer di DPR RI, Lebak Sumbang 140 Pasukan

    Demo Serentak Honorer di DPR RI, Lebak Sumbang 140 Pasukan

    JAKARTA, BANPOS – Aksi serentak para pegawai non-ASN atau honorer di DPR RI diikuti oleh pegawai honorer dari berbagai daerah. Salah satunya Kabupaten Lebak yang mengirimkan sebanyak 140 pegawai honorer untuk ikut aksi tersebut.

    Salah satu peserta aksi asal Lebak, Anjas Badrudin, mengatakan bahwa setidaknya terdapat sebanyak 140 pegawai honorer asal Lebak, yang berangkat untuk ikut aksi nasional di Jakarta.

    “Ada sebanyak 140 honorer dari Lebak yang berangkat ke Jakarta untuk ikut aksi,” ujar Anjas saat diwawancara BANPOS, Senin (7/8).

    Menurutnya, 140 honorer tersebut berasal dari tenaga kesehatan (Nakes) dan juga honorer yang berada di lingkup Kementerian Agama (Kemenag).

    “Honorernya itu Nakes dan Kemenag di Lebak,” ungkapnya.

    Anjas yang merupakan honorer di Kemenag Lebak ini mengaku, para pegawai honorer sudah mulai berkumpul di Alun-alun Rangkasbitung sejak pukul 03.00 WIB.

    Mereka berangkat ke Jakarta, dengan menggunakan dua unit bus.

    Anjas mengatakan, berangkatnya para tenaga honorer di Lebak dengan harapan mereka dapat diangkat menjadi ASN, dan tidak dihapuskan dari daftar pegawai pemerintahan. Apalagi, tenaga honorer memiliki andil yang besar dalam menjalankan roda pemerintahan.

    “Kami berharap perjuangan kami dapat membuahkan hasil. Semoga DPR dan pak Presiden mendengarkan aspirasi dari kami,” tandasnya. (MYU/DZH)

  • Pedagang Penolak Penutupan JPL 183 Kabupaten Lebak Diteror OTK

    Pedagang Penolak Penutupan JPL 183 Kabupaten Lebak Diteror OTK

    LEBAK, BANPOS – Sejumlah pedagang yang berada di Jalan Rt. Hardiwinangun dan Jalan Kimaklum mengaku mendapatkan teror dari orang tak dikenal (OTK). Teror tersebut diduga akibat adanya rencana unjuk rasa menolak penutupan JPL 183, yang akan digelar pada Senin (7/8) hari ini di gedung DPRD.

    Seperti yang diakui salah satu pedagang yang meminta namanya dirahasiakan. Kepada BANPOS, ia mengatakan bahwa sejak dipasangnya banner penolakan dan dilayangkannya surat untuk aksi kepada pihak Kepolisian, ia beserta beberapa temannya mendapatkan telepon dari nomor yang tidak dikenali.

    Ia mengaku, hal tersebut beberapa kali didapati hingga membuat keributan di dalam kelompok pedagang yang hendak menggelar aksi. “Sempat ada yang meminta untuk tidak dilanjutkan aksinya, bahkan ada juga yang meminta batal atau digantikan dengan audiensi,” ujarnya kepada BANPOS, Minggu (6/8).

    Sementara itu, salah satu pedagang di Jalan Rt Hardiwinangun, Roni, memaparkan bahwa hingga saat ini omzet penjualan menurun drastis dikarenakan sepinya masyarakat yang melintasi jalan tersebut, sejak ditutupnya pintu perlintasan atau JPL 183.

    Roni menerangkan, dirinya beserta puluhan pedagang siap melanjutkan aksi yang akan dilaksanakan Senin pagi tanpa mengurangi rencana yang telah disiapkan.

    “Aksi terus akan tetap berlanjut, saya ga ngerti ada keributan atau hal apapun yang jelas kita aksi cuma mau mengadu, meminta jawaban dan solusi saja. Insyaallah kita ga anarkis, kita cuma pedagang,” tandas Roni.

    Diketahui, salah satu tujuan ditutupnya jalur perlintasan tersebut untuk mengurai kemacetan. Berdasarkan pemantauan BANPOS dalam beberapa waktu terakhir sejak ditutupnya JPL tersebut, kondisi lalu lintas memang mulai sepi dari masyarakat atau pengendara motor dan mobil, yang melintasi jalur tersebut. (MYU/DZH)

  • DI Cilangkahan II Terbengkalai, Persawahan 4 Desa Mati Fungsi

    DI Cilangkahan II Terbengkalai, Persawahan 4 Desa Mati Fungsi

    MALINGPING, BANPOS – Tidak berfungsinya saluran pengairan pada Daerah Irigasi Cilangkahan II selama bertahun-tahun dituding menjadi penyebab mati fungsinya persawahan di empat desa. Hal tersebut mendapat sorotan dari warga petani dan aktivis KNPI Malingping. Mereka meminta pihak dinas terkait agar tidak membiarkan irigasi itu ditelantarkan dengan dipenuhi rumput dan sedimen lumpur, sehingga irigasi bisa berfungsi normal.

    Ketua KNPI Malingping, Febi Firmansyah, kepada BANPOS mengatakan bahwa keberadaan saluran irigasi milik Pemkab Lebak saat ini terbengkalai. Persawahan di tiga desa telah mengalami krisis akibat gagal panen.

    “Sebenarnya tuntutan perbaikan untuk saluran irigasi Cilangkahan II sudah disampaikan pada Tahun 2022 lalu, namun hingga kini belum ada realisasi dari pemerintah. Jelasnya irigasi itu sudah lebih dari 4 tahun tidak pernah dilakukan pemeliharaan ataupun perbaikan,” kata Febi, Minggu (6/8).

    Menurut Febi, pihaknya sudah dua kali menggelar aksi unjuk rasa dan melakukan audien agar irigasi tersebut segera diperbaiki.

    “Kami prihatin dengan nasib petani di empat desa, yaitu Sukaraja, Malingping Selatan, Cilangkahan, dan Sukamanah yang sawahnya mengalami mati fungsi. Dan kami pun sudah dua kali menggelar demonstrasi dan audien agar pihak Dinas PUPR Lebak segera memperhatikan irigasi tersebut,” tuturnya.

    Senada dengan itu, salah seorang petani bernama Bahtiar juga mengungkapkan bahwa karena saluran Daerah Irigasi (DI) Cilangkahan II tidak berfungsi, hal ini telah berdampak besar pada menurunnya produksi padi di lahan pertaniannya.

    “Iya, benar. Sawah saya dan yang lainnya jelas tidak teraliri air dari irigasi itu. Paling-paling kita hanya menunggu hujan saja. Cobalah lihat, irigasi tersebut sudah lama dibiarkan terlantar dan tidak berfungsi lagi. Bahkan sekarang banyak dipenuhi rumput dan tertimbun lumpur,” jelasnya.

    Di sisi lain, mewakili Kepala Dinas PUPR Lebak, Kabid Sumber Daya Air (SDA), Dade Yan Apriyandi, membenarkan kondisi DI tersebut. Pihaknya sudah menerima tuntutan para petani agar saluran irigasi Cilangkahan II segera diperbaiki dan hal ini sudah dalam perencanaan Dinas PUPR Lebak.

    “Sesuai dengan hasil pengecekan kami di lapangan, memang benar saluran irigasi Cilangkahan II sudah banyak yang rusak, karena saluran irigasi ini dibangun pada tahun 1990-an melalui Proyek Irigasi Teluk Lada. Namun, untuk bangunan utamanya masih dalam kondisi baik dan berfungsi,” ujarnya.

    Dade menjelaskan bahwa di beberapa ruas aliran saluran irigasi sudah terjadi sedimentasi. Selain itu, ada penyempitan pada DI tersebut sejak pembangunan perumahan di daerah Simpang, Cilangkahan. Di pertengahan ruas saluran juga terdapat armco yang berada di bawah kedalaman tanah 5-10 meter dan tidak dapat dilalui oleh aliran air.

    “Untuk merehabilitasi saluran irigasi Cilangkahan II, diperlukan biaya yang cukup besar. Kami akan segera membuat perencanaan dan pemetaan ulang, termasuk perhitungan biaya yang diperlukan, agar saluran irigasi tersebut dapat diperbaiki,” jelasnya.

    Dade menjelaskan bahwa pasokan air DI Cilangkahan II sebenarnya merupakan sisa air buangan dari DI Cilangkahan I milik Pemprov Banten yang berada di hulu. Saat ini, pasokan air tidak sampai ke Desa Sukamanah karena debit air sudah berkurang akibat musim kemarau dan banyaknya bangunan, sehingga terjadi penyempitan saluran.

    Ia menambahkan bahwa jumlah DI yang menjadi kewenangan Kabupaten Lebak adalah 463 DI, yang tersebar di berbagai wilayah.

    “Pemkab Lebak baru mampu memelihara dan memperbaiki sekitar 20 DI setiap tahunnya, dengan anggaran berkisar antara Rp300 hingga Rp500 juta. Dengan jumlah saluran irigasi sebanyak 463, diperlukan waktu 20 tahun untuk menyelesaikan semuanya. Namun, pemerintah akan berupaya untuk merealisasikannya dengan diawali mekanisme, perencanaan, dan alokasi anggaran yang tepat,” paparnya.(WDO/PBN)

  • 58 Paskibraka Siap Kibarkan Bendera di Kabupaten Lebak

    58 Paskibraka Siap Kibarkan Bendera di Kabupaten Lebak

    LEBAK, BANPOS – Para calon pasukan pengibar bendera pusaka (Paskibraka) tingkat Kabupaten Lebak tahun 2023, siap untuk mengibarkan bendera pada pelaksanaan HUT RI ke-78. Para calon Paskibraka tersebut pun dipastikan merupakan calon-calon murni yang mengikuti seleksi.

    Demikian disampaikan oleh Wakil Bupati (Wabup) Lebak, Ade Sumardi. Ia mengatakan bahwa untuk seleksi Paskibraka tingkat Kabupaten Lebak, dipastikan tidak ada permainan atau titipan pada proses seleksi yang telah dilakukan Pemkab Lebak.

    Menurut Ade, pihaknya telah memberikan apresiasi kepada peserta yang telah terpilih dan segera dipersiapkan, guna menjalankan kewajibannya mengibarkan bendera merah putih pada upacara peringatan kemerdekaan Republik Indonesia ke-78 tingkat Kabupaten Lebak.

    “Saya pastikan tidak ada jalur titipan pada seleksi calon Paskibraka. Kalian semua berada di sini benar-benar hasil seleksi yang dilakukan oleh panitia. Saya merasa bangga dan memberikan apresiasi yang setinggi tingginya kepada anak-anak yang terpilih. Saat ini semuanya tinggal fokus menjalankan amanah untuk mengibarkan bendera merah putih pada saat HUT RI ke 78,” ujarnya, Jumat (4/8).

    Ade pun berharap, semua calon Paskibraka agar segera mempersiapkan diri dengan sungguh-sungguh. “Amanat yang diemban para Paskibraka tidak mudah, karena dituntut harus berhasil ketika melaksanakan pengibaran bendera pusaka nanti. Jadi harus bersiap dengan sungguh-sungguh,” katanya.

    Selain itu, Ade mengatakan sebagai calon Paskibraka hasil seleksi ketat itu, maka harus membuktikan jika peserta merupakan yang terbaik diantara yang baik. Karena, mereka mampu lolos seleksi dari tahap awal dan menyisihkan ribuan peserta seleksi lainnya.

    “Tugas adik-adik tidak mudah nanti. Karena untuk menaikan bendera pusaka dibutuhkan mental yang kuat, jadi saatnya ini jadi ajang pembuktian para Paskibraka merupakan yang terbaik hasil seleksi,” jelas Ade.

    Sementara itu, Kepala Badan Kesbangpol Lebak, Sukanta, kepada BANPOS mengatakan bahwa jika saat ini calon Paskibraka hasil seleksi berjumlah 58 orang. Saat ini, mereka tengah mengikuti pendidikan dan latihan agar pada saatnya nanti punya mental kuat saat melakukan pengibaran bendera.

    Mantan Camat Malingping ini menjelaskan, sejak jauh hari sebelumnya, Pemkab telah melakukan seleksi calon Paskibraka dan dilakukan secara terbuka, karena diumumkan ke publik. Kata Sukanta, pada saat awal pendaftaran, sebanyak 800 orang yang mendaftar. Setelah melalui seleksi yang ketat, maka yang terpilih sekitar 58 orang saja.

    “Mereka saat ini tengah dilatih secara serius oleh pelatih. Karena tugas mereka sangat berat, yaitu harus bisa melaksanakan tugasnya ketika melakukan pengibaran dan penurunan bendera merah putih, pada peringatan HUT Ri ke 78 nanti,” tandasnya. (WDO/DZH)

  • Anak Lebak Kampanye Anti Kekerasan

    Anak Lebak Kampanye Anti Kekerasan

    LEBAK, BANPOS – Forum Anak Nasional (FORAL) Lebak meminta kepada pemerintah untuk dapat mendengarkan suara anak. Salah satu yang ingin didengarkan adalah untuk mewujudkan Kabupaten Lebak yang ramah anak dan anti kekerasan.

    Hal itu diungkapkan oleh FORAL dalam peringatan Hari Anak Nasional (HAN) ke-39. Peringatan dilaksanakan dengan menggelar kegiatan Festival Budaya Anak (Fesbuk), yang diselenggarakan di Alun-alun Rangkasbitung pada Minggu (6/8).

    Diketahui, kegiatan tersebut diisi oleh berbagai agenda, di antaranya yakni kampanye penolakan kekerasan terhadap anak, pembacaan Suara Anak Indonesia (SAI), dongeng, musikalisasi puisi, tari kreasi, tarian daerah, hingga nyanyian daerah.

    Ketua FORAL, Reza Ramadhan, mengatakan bahwa dalam kegiatan tersebut, pihaknya mensosialisasikan bagaimana suara dari anak-anak Lebak, yang dibacakan oleh duta anak Lebak. Suara tersebut yakni keinginan dari anak-anak untuk Kabupaten Lebak.

    “Kita berharap dengan digelarnya kegiatan ini, suara anak dapat didengar oleh Pemerintah dan masyarakat dapat mendengar suara anak di Lebak,” kata Reza kepada BANPOS.

    Reza pun mengatakan, pihaknya tidak lupa untuk terus mengkampanyekan penolakan atau setop kekerasan terhadap anak, khususnya di Lebak, dengan cara melakukan pawai mengelilingi Alun-alun Rangkasbitung bersamaan dengan Car Free Day (CFD).

    Berdasarkan data yang ada pada situs Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak (SIMFONI PPA), diketahui bahwa pada tahun 2023, hingga bulan Juli, terdapat sebanyak 62 kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan. Sementara tahun 2022, di Lebak terdapat sebanyak 149 kasus.

    Di sisi lain, Reza menjelaskan bahwa program yang pihaknya selenggarakan tersebut juga bertujuan untuk memperkenalkan budaya Indonesia kepada anak-anak Lebak. Dalam kegiatan itu, pihaknya memberikan ruang bagi tiap-tiap anak, untuk menampilkan kreatifitas serta kemampuan yang dimilikinya, agar dapat menjadi generasi penerus bangsa yang berkualitas.

    “Besar harapan agar anak-anak, khususnya di Lebak bisa mencintai dan melestarikan kearifan lokal atau kekayaan yang dimiliki oleh negara kita yakni kaya akan budaya,” tandasnya.

    Sementara itu, salah satu masyarakat Lebak, Neni, mengatakan bahwa kegiatan yang digelar oleh FORAL tersebut sangat positif dan bisa membantu orang tua untuk memperkenalkan budaya dengan cara yang menarik.

    “Semoga kegiatan ini terus berlanjut dan didukung oleh pemerintah, sebab anak saya juga antusias mengikutinya,” ujar Neni. (MYU/DZH)

  • Gak Mau Dicap Kinerja Jelek, Polisi Tampung Curhatan Warga Rangkasbitung Timur

    Gak Mau Dicap Kinerja Jelek, Polisi Tampung Curhatan Warga Rangkasbitung Timur

    LEBAK, BANPOS – Kepolisian Resort (Polres) Lebak Polda Banten menggelar giat ‘Jum’at Curhat’ di Kantor Desa Rangkasbitung Timur Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak.

    Kegiatan tersebut dihadiri Wakapolres Lebak Polda yang didampingi Kabag Ops Polres Lebak, Kapolsek Rangkasbitung dan Para PJU Polres Lebak serta dihadiri oleh Warga Desa Rangkasbitung Timur.

    “Polres Lebak menggelar kegiatan Jum’at Curhat di Kantor Desa Rangkasbitung Timur,” ujar Wakapolres Lebak Kompol Arya Fitri Kurniawan, Jumat (4/8).

    Arya mejelaskan, kegiatan tersebut dilaksanakan guna mendekatkan diri Polri dengan masyarakat. Menurutnya, ia ingin mendengarkan langsung masukan dan keluhan dari masyarakat, terkait pelaksanaan tugas kepolisian.

    “Masukan dan keluhan dari masyarakat kita terima untuk bahan evaluasi pelaksanaan tugas kedepan untuk menjadikan Polri yang Presisi,” terang Arya.

    Ia mamaparkan, masyarakat tidak perlu sungkan untuk menghubungi dan meminta bantuan kepada pihak Kepolisian, khususnya Polres Lebak yang siap melayani dan mengayomi masyarakat.

    “Terakhir kami menghimbau kepada warga masyarakat apabila ada kejadian segera hubungi layanan 110 Polres Lebak, kami siap,” tandasnya. (MYU/DZH)