Tag: Kabupaten Lebak

  • Demi Tingkatkan PAD, Pemkab Lebak Sasar Retribusi Parkir Ranmor di Pasar Rangkasbitung

    Demi Tingkatkan PAD, Pemkab Lebak Sasar Retribusi Parkir Ranmor di Pasar Rangkasbitung

    LEBAK, BANPOS – Pemkab Lebak melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) menyasar jasa penitipan kendaraan bermotor (Ranmor), untuk dapat ditarik retribusi. Hal itu dilakukan untuk meningkatkan pemasukan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

    Kepala Bidang (Kabid) Pengelolaan Pasar pada Disperindag Lebak, Yani, mengatakan bahwa setiap kendaraan yang masuk ke kawasan pasar Rangkasbitung, akan dikenakan tarif retribusi penitipan kendaraan.

    “Iya, setiap kendaraan yang masuk ke kawasan pasar dikenakan tarif, yaitu untuk motor sebesar Rp2 ribu dan untuk mobil sebesar Rp3 ribu,” ujarnya, Jumat (4/8).

    Dikatakan Yani, kebijakan penerapan tarif retribusi jasa titip Ranmor yang masuk ke kawasan pasar merupakan bagian dari upaya sosialisasi. Menurutnya, pada bulan depan pihaknya akan menerapkan parkir elektronik atau e-parkir.

    “Ini sudah kita mulai sosialisasikan. Saat ini memang penerapannya baru manual atau pembayaran cash, sebelum nanti pembayarannya dilakukan secara elektronik pasa bulan September nanti,” ujar Yani.

    Ia menuturkan, kebijakan tersebut tentu sebagai salah satu upaya pemerintah daerah (Pemda) dalam meningkatkan PAD. Hal itu juga agar pengelolaan parkir khususnya di dalam kawasan pasar Rangkasbitung, dapat lebih tertib.

    Adapun bagi para pedagang yang berjualan di kawasan tersebut, Yani mengaku bahwa pihaknya akan memberikan status sebagai member. Sehingga, kata dia, tidak akan disamakan dengan pengguna kendaraan dari masyarakat umum yang menitip di kawasan pasar Rangkasbitung.

    “Tetapi dalam soal ini, untuk para pedagang itu ada pengecualian. Yang pastinya berbeda dengan masyarakat umum yang nitip kendaraan,” tandasnya. (WDO/DZH)

  • Upacara Seren Taun di Lebak Jangan Dinodai Budaya Luar

    Upacara Seren Taun di Lebak Jangan Dinodai Budaya Luar

    LEBAK, BANPOS – Kasepuhan Adat Banten kidul sebagai kelompok masyarakat adat yang tinggal di sebagian wilayah Kabupaten Lebak, memiliki kebiasaan yang masih mempertahankan nilai-nilai kehidupan budaya peninggalan leluhur yang dimandatkan pada kasepuhan adat.

    Keberadaan kasepuhan adat, khususnya di Banten Kidul, sekarang melingkup beberapa desa tradisional dan semi tradisional. Masyarakatnya masih mengakui kepemimpinan adat setempat.

    Salah satu ritual adat tahunan Kasepuhan yang selalu menarik minat masyarakat adalah upacara Seren Taun, yang punya makna pernyataan syukur warga atas keberhasilan hasil panen padi.

    Sementara, dalam pandangan aktivis pemerhati budaya di Lebak Selatan, Rustandi, pada praktiknya upacara Seren Taun ini kerap selalu diisi dengan kegiatan yang kurang sejalan dengan adat kasepuhan, di antaranya mengundang grup musik yang berbau budaya luar.

    “Harusnya acara Seren Taun itu kan bagian dari rasa syukur kita terhadap apa yang sudah diberikan oleh Tuhan yang maha Esa. Selain itu Seren Taun juga sebagai bagian dari tradisi dan adat budaya yang harus dikenalkan kepada generasi muda, bukan malah mengundang akulturasi budaya, yaitu budaya barat dengan budaya kita, sehingga esensi dari Seren Taun itu tidak tercapai,” jelas Rustandi.

    Dikatannya, percampuran antar kebudayaan boleh saja dilakukan, asalkan kebudayaan tersebut beririsan dengan kebudayaan lokal nusantara. “Misalkan dalam acara seren taun menampilkan kebudayaan dari Kalimantan, dari Papua, Sulawesi atau bahkan dari luar negeri yang memang ada keterkaitan dengan adat istiadat dan seni budaya tatar Sunda,” ungkap Rustandi.

    Oleh karenanya, dalam proses acara Seren Taun juga sekiranya para pemangku adat melibatkan anak-anak sekolah mulai dari TK, SD hingga perguruan tinggi.

    “Ini juga harus melibatkan kaum generasi muda, sehingga proses sakral di acara tersebut dapat mereka ikuti dan mereka bisa memetik pelajaran dari proses tersebut. Dan mereka selain paham juga akan terus menjaga khasanah budaya leluhur ini,” terangnya.

    Begitupun dam memandang momen Seren Taun, karena acara yang dilaksanakan rutin setiap tahun itu harus bersih dari berbagai kepentingan profit,

    “Intinya acara sakral apapun itu jangan dijadikan ajang kepentingan, semisal penggalangan proposal, atau bahkan dimanfaatkan oleh oknum yang punya kepentingan secara politis. Dalam hal ini saya berharap, semoga kita semua bisa menjaga adat budaya serta tradisi yang diwariskan oleh leluhur kita ditengah arus modernisasi dan globalisasi dalam keterbukaan informasi yang semakin cepat berkembang. Mari kita jaga tradisi leluhur ini untuk warisan pada generasi nanti,” tandasnya. (WDO)

  • Korsleting Mobil, Ruko Sembako di Rangkasbitung Dilahap Si Jago Merah

    Korsleting Mobil, Ruko Sembako di Rangkasbitung Dilahap Si Jago Merah

    LEBAK, BANPOS – Kebakaran terjadi di salah satu Ruko Sembako yang berada di Kampung Salahur, Kecamatan Rangkasbitung pada Senin (31/7) malam waktu setempat.

    Berdasarkan Informasi yang dihimpun BANPOS, kebakaran terjadi lantaran adanya korsleting listrik dari mobil pick up yang disimpan di dalam ruko tersebut.

    “Dugaan sementara akibat korsleting listrik di mobil. Karena barang didalam mudah terbakar akhirnya api membesar,” kata Petugas BPBD Kabupaten Lebak, Alfin Dorbin, saat dihubungi BANPOS melalui panggilan telepon.

    Alfin menjelaskan, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut, namun kerugian materi diperkirakan lebih dari Rp100 juta.

    “Api berhasil dipadamkan oleh petugas damkar yang langsung tiba dilokasi begitu mendapatkan informasi,” tandasnya. (MYU/DZH)

  • Cegah DBD, Puskesmas Rangkasbitung Imbau Masyarakat Gencarkan PSN

    Cegah DBD, Puskesmas Rangkasbitung Imbau Masyarakat Gencarkan PSN

    LEBAK, BANPOS – Pergantian musim disebut sebagai salah satu faktor munculnya penyakit menular yang sering menjangkit masyarakat. Salah satunya penyakit Demam Berdarah atau Demam Dengue (DBD).

    Seperti yang ungkapan oleh Kepala Puskesmas Rangkasbitung, Yangyang Citra Gumelar, saat ditemui BANPOS di Kecamatan Rangkasbitung.

    Ia mengatakan, saat ini di wilayah Puskesmas Rangkasbitung sedang dilakukan berberapa penanganan serta penyuluhan terhadap masyarakat terkait penyakit tersebut.

    “Saat ini kasus yang sedang tinggi dan ditangani oleh Puskesmas Rangkasbitung yakni berada di Kampung Curug Mulya, Rw 08, Desa Narimbang Mulya. Disana ada dua orang terjangkit DBD,” kata Yangyang kepada BANPOS, Kamis (27/7).

    Ia menjelaskan, pihaknya kemudian melakukan penyelidikan epidiomologi dengan cara memerikaa 10 rumah, baik samping depan dan belakang dari rumah masyarakat yang terjangkit DBD.

    “Kegiatan PE ini dilakukan sekurang-kurangnya 100 meter dari rumah terjangkit, kita memeriksa sarang nyamuk yang mana menjadi cikal bakal nyamuk demam berdarah atau Aedes Aegypti,” jelasnya.

    Lebih lanjut, Yayang menerangkan bahwa dalam upaya pengendalian dan pencegahan DBD, Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) jauh lebih efektif dibandingkan dengan fogging.

    Menurutnya, dengan menggalakan PSN melalui Abatenisasi, dapat lebih mencegah terkenanya DBD dikarenakan langsung membunuh jentik-jentik nyamuk.

    “DBD ini dimulai dari jentik nyamuk yang ada pada genangan air yang tidak menyentuh tanah. Perlu diketahui, nyamuk DBD ini tidak hidup di genangan kotor (got, saluran air) tapi hidup di air jernih dan dianggap bersih,” terangnya.

    Masih kata Yangyang, Fogging merupakan langkah terakhir dalam penanganan dan pencegahan DBD karena hanya dapat membunuh nyamuk-nyamuk dewasa.

    Oleh karena itu, PSN harus mulai di budayakan kembali oleh masyarakat agar bisa menjaga diri sendiri, keluarga hingga masyarakat sekitar.

    “Gerakan kerja bakti, Jumat bersih dan lain sebagainya harus terus digencarkan agar kita bisa sama-sama menjaga kesehatan,” ujarnya.

    “Tidak lupa juga dengan gerakan 3M yakni menguras, menutup, dan mengubur genangan air guna mencegah timbulnya DBD,” tandasnya. (MYU/DZH)

  • Pada Gebyar Muharram, Bupati Lebak Ajak Warga Berantas Narkoba

    Pada Gebyar Muharram, Bupati Lebak Ajak Warga Berantas Narkoba

    BAKSEL, BANPOS – Bupati Lebak, Iti Octavia Jayabaya, mengajak warga untuk turut serta memberantas peredaran narkoba. Hal itu disampaikan oleh Iti saat menghadiri peringatan bulan Muharram 1445 Hijriyah di Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak.

    Kegiatan bertema ‘Menuju Bayah Kota Madani’ itu dihadiri oleh masyarakat dari 11 desa di Kecamatan Bayah. Peringatan tersebut diisi dengan berbagai kegiatan, mulai dari perlombaan hingga kegiatan keagamaan lainnya.

    Iti dalam sambutannya mengatakan bahwa peredaran narkoba yang kian hari kian marak, tidak hanya bisa dilawan oleh pemerintah saja, namun perlu juga keikutsertaan masyarakat. Peredaran narkoba pun menurutnya, tidak bisa dihentikan hanya dengan pembuatan Peraturan Daerah (Perda).

    Menurutnya, apabila masyarakat benar-benar berpartisipasi aktif dalam mencegah peredaran narkoba, seperti melaporkan kepada aparat berwajib mengenai dugaan aktivitas tersebut, pihaknya selaku pemerintah siap untuk terjun bersama-sama menjawab laporan itu.

    “Ketika ada aspirasi, saya bersama jajaran langsung responsif. Beberapa tahun lalu terkait Warem Pulo Manuk, ayo kita bersama-sama turun, kita tegakkan kebenaran. Bagaimana kita memerangi kemungkaran di bumi Kabupaten Lebak ini, khususnya yang ada di Kecamatan Bayah,” tegas Bupati, Rabu (26/7).

    Di sisi lain, Iti menyampaikan bahwa Kecamatan Bayah memiliki tempat tersendiri bagi dirinya. Sebab, penjajakan karir politik dirinya tidak terlepas dari Kecamatan Bayah, mulai dari saat dirinya mencalonkan diri sebagai anggota DPR RI, hingga menjadi Bupati dua periode.

    “Sumbang sih suara dari Kecamatan Bayah terbesar se-Kabupaten Lebak. Saat itu tahun 2009, lebih dari 10 ribu suara warga Kecamatan Bayah menyumbangkan suara ke saya, momen itu telah menghantarkan saya ke DPR RI. Dari sinilah karir saya berlanjut hingga saat ini,” tuturnya.

    Diketahui, pada acara gebyar pawai Ta’aruf dan Tabligh Akbar di Bayah tersebut, hadir juga Kepala Dinas (Kadis) Peternakan, Rahmat Yuniar; Kadis PUPR Kabupaten Lebak, Irfan Sayutupika; Kadis P2KBP3A Lebak, Abdul Rohim; Kadinkes Kabupaten Lebak, Triono Supriyono.

    Selanjutnya, Kepala Pelaksana BPBD Lebak, Febby Rizki; Sekretaris Dinas Pendidikan, Maman Abdul Rohman; Camat Bayah, Dadan Juanda bersama Muspika Bayah lainnya serta para Camat se-Lebak Selatan.

    Selain itu, Sekjen Apdesi Provinsi Banten, Rafik Rahmat Taufik, para kepala desa se-Bayah, Kepala KUA Bayah, H Ma’mun dan Ketua MUI Bayah, KH Khaelani Susby serta semua stakeholder setempat pun turut hadir dalam kegiatan itu. (WDO)

  • Cuaca Bagus, Tangkapan Ikan di Lebak Melimpah

    Cuaca Bagus, Tangkapan Ikan di Lebak Melimpah

    HIMPUNAN Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kecamatan Wanasalam menyebut hasil tangkapan ikan nelayan Binuangeun Desa Muara, Kecamatan Wanasalam mengalami peningkatan.

    Ketua HNSI Kecamatan Wanasalam, Toton Sopyan, mengatakan bahwa peningkatan hasil tangkapan banyak dipengaruhi faktor cuaca. Menurutnya, kendati cuaca laut baik sesaat, tentu akan berpengaruh pada pendapatan tangkapan ikan juga.

    “Iya, memang kalau musim sih belum masuk. Tapi nelayan yang melaut dalam dua hari ini mendapatkan ikan meningkat. Memang saat ini cuaca baik, tidak seperti kemarin-kemarin. Cuaca baik seperti ini biasa disebut ‘telenggongan’, artinya cuaca baik hanya sesaat, dan mungkin besok atau lusa bisa berubah buruk seperti yang telah beberapa bulan kami alami. Cuaca baik ini adalah posisi sebelum masa musim panen ikan,” jelas Toton.

    Dirinya juga mengaku satu kapal tangkapannya mendapatkan ikan banyak saat pulang melaut dalam dua hari itu.

    “Tadi Kapal Motor saya dengan ukuran di bawah 5 GT hasil tangkapannya lumayan. Itu menggunakan jaring rampus,” terangnya.

    Pada bagian lain, pihaknya mengimbau para nelayan untuk tetap waspada dan memperhatikan keselamatan saat melaut. “Saya tetap mengimbau agar nelayan tetap waspada saat melaut, karena saat ini cuaca selalu berubah-rubah. Jika laut sedang ekstrem jangan memaksa melaut,” ungkapnya.

    Salah seorang nelayan setempat, Ayung, kepada BANPOS membenarkan dalam dua hari ini cuaca laut di perairan Binuangeun sedang bersahabat, dan hasil tangkapan di hampir semua nelayan meningkat.

    “Iya benar sih, cuaca baik ini sejak hari Minggu kemarin. Hasil tangkapan juga lumayan, Alhamdulillah. Mudah-mudahan cuaca bisa seperti ini terus,” harapnya. (WDO/DZH)

  • Perhelatan Saija – Adinda Diminta Dihapus

    Perhelatan Saija – Adinda Diminta Dihapus

    LEBAK, BANPOS – Perhelatan khas Lebak, Saija Adinda, diminta untuk dihapuskan dari program pemerintah karena dianggap tidak berdampak bagi pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Lebak, khususnya di sektor pariwisata.

    Seperti dikatakan Ketua Umum Ikatan Mahasiswa Lebak (Imala), Aswari. Ia menuturkan bahwa acara Saija Adinda yang diselenggarakan setiap tahun, justru tidak memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi di Lebak, terutama dalam sektor pariwisata.

    “Target PAD saja dari sektor pariwisata belum tercapai tahun ini, hanya baru setengahnya, jadi gak berikan dampak apa-apa terhadap daerah malah menghambur-hamburkan uang dengan event gak jelas,” kata Aswari saat diwawancarai ruang bicara, Minggu (23/07).

    Ditambahkan Aswari bahwa APBD harus digunakan sebagai stimulus bagi pertumbuhan ekonomi di Lebak, terutama dalam hal infrastruktur dan sumber daya manusia yang mendukung sektor pariwisata.

    Dalam hal ini, Aswari menyoroti kejanggalan dalam acara pemilihan Saija Adinda tahun sebelumnya. Menurutnya, ada seorang peserta yang tidak menjalani pra-karantina, tapi tiba-tiba muncul di panggung saat malam puncak acara. Hal ini menimbulkan dugaan tentang adanya nepotisme dalam proses pemilihan peserta.

    “Ya ada, makanya ada kejanggalan. Bupati juga saya kira merasakan sampai dia enggan naik ke panggung saat menghadiri acara, berarti sudah sangat jelas ada dugaan nepotisme dalam pemilihannya,” terangnya.

    Oleh karenanya, pihaknya meminta kepada Bupati dan Kepala Dinas Budaya dan Pariwisata (Disbudpar) Lebak, untuk meniadakan atau membubarkan acara pemilihan Saija Adinda yang menjadi agenda rutin tahunan.

    “Acara ini bagi Imala tak sejalan dengan visi Ibu Bupati, hapus saja dan bubarkan, gak ada guna, gak ada dampak apapun bagi perkembangan ekonomi Lebak, lebih baik ganti dengan kegiatan yang lebih jelas terukur dan terarah untuk keberlangsungan masyarakat lebak,” tegasnya.

    Diketahui, Event Tahunan Saija-Adinda merupakan ajang pemilihan duta pariwisata bergengsi di Kabupaten Lebak, sekaligus ikon daerah yang bertujuan mencari sosok yang dapat mempromosikan potensi wisata daerah di era digitalisasi saat ini. (WDO/DZH)

  • Pencegahan Perkawinan Anak Dapat Minimalisir Perceraian

    Pencegahan Perkawinan Anak Dapat Minimalisir Perceraian

    LEBAK, BANPOS – Pencegahan Perkawinan terhadap anak dapat meminimalisir terjadinya perceraian yang terjadi akibat Pernikahan Dini.

    Pencegahan tersebut dapat dilakukan dengan cara memberikan edukasi dan pembekalan terhadap kedua pasangan, yang masih berada di bawah umur layak melakukan perkawinan.

    Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua Pengadilan Agama Rangkasbitung, Saiful, saat menjadi narasumber dalam kegiatan sosialisasi Pencegahan Perkawinan Anak di aula Kantor DP3AP2KB Kabupaten Lebak, Selasa (18/7).

    Saiful mengatakan, Pengadilan Agama Rangkasbitung telah melakukan kerjasama dengan DP3AP2KB dan Dinas Kesehatan terkait Pencegahan Perkawinan Anak tersebut.

    “Kalau di Pengadilan Agama ada namanya Dispensasi Kawin, yang dimana persyaratan nanti kita lihat kriteria dari calon pengantin di bawah umur ini setelah mendapatkan izin dari dua instantsi tersebut,” kata Saiful.

    Ia menjelaskan, selain mencegah terjadinya perceraian, hal tersebut juga dilakukan demi kebaikan anak.

    Dalam hal ini, lanjutnya, kesiapan kesehatan, psikologis hingga finansial menjadi pokok pemahaman yang harus diberikan kepada anak baik oleh orang tua, orang dewasa hingga pemerintah.

    Saat ditanya terkait maraknya masyarakat yang memilih nikah siri, Saiful menerangkan, saat ini masyarakat harus terus diberikan pemahaman tentang Substansi Hukum, Struktur Hukum dan Budaya Hukum.

    “Menurut saya, tentang hal ini semua stakeholders harus membantu membumikan hukum itu sehingga menjadi budaya masyarakat. Jadi, pemahaman masyarakat harus kita cerahkan dengan pemahaman yang lebih bernuansa kontekstual yang menjamin kemaslahatan,” terang Saiful.

    Saiful berharap, seluruh pihak dapat menyampaikan pemahaman tersebut mulai dari lingkungan terkecil, seperti di keluarga, RT/RW, Desa, kemudian di lingkungan Pendidikan, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama dapat memiliki komitmen yang sama untuk mencegah perkawinan anak.

    “Karena memang berdasarkan penelitian-penelitian, perkawinan anak itu banyak mendatangkan kemudharatan bagi anak,” tandasnya. (MYU/DZH)

  • Alhamdulillah, Tradisi ‘Royal Rumble’ Ortu Siswa Berebut Kursi di SDN Komplek Warunggunung Berjalan Lancar

    Alhamdulillah, Tradisi ‘Royal Rumble’ Ortu Siswa Berebut Kursi di SDN Komplek Warunggunung Berjalan Lancar

    LEBAK, BANPOS – Setelah melewati masa libur sekolah dan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB), Beberapa sekolah di Kabupaten Lebak mulai kembali menjalankan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) pada Senin (17/7).

    Seperti yang dilakukan oleh Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1, 3 dan 4 di Selaraja, Kecamatan Warunggunung.
    Diketahui, SD tersebut berada dalam satu lingkup yang sama dan disebut sebagai SDN Komplek.

    Terdapat momen unik yang terjadi di kelas 1 pada SDN Komplek. Di mana sejumlah orang tua murid saling berebut dan menentukan tempat duduk, bagi masing-masing anaknya agar mendapatkan tempat yang nyaman.

    Berdasarkan pantauan BANPOS, para orang tua tersebut sengaja datang lebih awal untuk memasuki ruang kelas dan saling menyusun meja yang sebelumnya telah disusun oleh pihak sekolah.

    Alhasil, guru pun mengkoordinir orang tua untuk kembali merapihkan kondisi ruang kelas tersebut. Tidak ada keributan selama proses rebutan kursi itu.

    Orang tua murid, Anisa, mengatakan bahwa hal tersebut merupakan peristiwa yang sering terjadi di awal sekolah bagi murid kelas 1.

    “Sudah biasa, hal ini sering dilakukan agar anak kita bisa belajar dengan nyaman apalagi kalau di (bangku) depan, bisa fokus,” jelas Anisa.

    Sementara itu, salah seorang guru, Rusmani, mengatakan bahwa ketiga sekolah tersebut sudah mulai melakukan KBM Tahun Ajaran 2023/2024.

    Menurutnya, seluruh siswa-siswi terlihat antusias memulai kembali KBM setelah melewati masa libur selama dua pekan.

    “Alhamdulillah mereka antusias, kita berharap mereka dapat terus semangat dalam belajar sampai kapanpun,” kata Rusmani kepada BANPOS.

    Salah satu murid asal SD 4 Selaraja, Adara mengatakan, dirinya senang dapat kembali berkumpul dan belajar bersama teman-temannya di sekolah.

    “Seneng bisa main dan belajar bareng lagi,” singkatnya. (MYU/DZH)

  • Pamit Ke Sawah, Seorang Kakek di Gunungkencana Ditemukan Tewas Tergantung

    Pamit Ke Sawah, Seorang Kakek di Gunungkencana Ditemukan Tewas Tergantung

    LEBAK, BANPOS – Warga Desa Ciginggang Kecamatan Gunungkencana, digegerkan dengan temuan mayat seorang kakek yang ditemukan dalam keadaan tewas tergantung seutas tali.

    Tempat Kejadian Perkara (TKP) tersebut berada di Blok Cilingga Manik, Kampung Cimalur, Desa Ciginggang, Kecamatan Gunungkencana.

    “Kemarinnya almarhum pergi ke sawah tidak pulang. Saat kami bersama keluarganya mencari, ia ditemukan mati tergantung,” ujar seorang tetangganya yang turut mencari dan menemukan korban, Rabu (11/7).

    Sementara, Kanit Reskrim Polsek Gunung Kencana, Bripka Ali, kepada wartawan membenarkan bahwa ada seorang warga yang meninggal dengan gantung diri.

    “Kemarin pada saat mendapatkan informasi, saya bersama tim langsung mendatangi TKP. Karena posisi medan yang sangat sulit akhirnya jasad tersebut bisa dievakuasi sore hari sekitar Pukul 15.00 WIB,” ujarnya.

    Ia menerangkan bahwa untuk identitas jasad tersebut berinisial OR (79), warga Kampung Babakan, Desa Ciginggang, Kecamatan Gunung Kencana.

    OR diketahui berprofesi sebagai petani. Jasad tersebut sejak usai dievakuasi langsung diserahkan ke pihak keluarganya.

    “Untuk kronologis kejadian, hasil informasi yang kami terima dari pihak keluarga. Bahwa pada Minggu pagi OR ini izin ke keluarga untuk berangkat ke sawah seperti biasanya. Akan tetapi, OR ini tidak kembali ke rumahnya sampai Senin pagi. Pada akhirnya keluarga bersama dengan warga lainnya inisiatif mencari OR, pada akhirnya OR ditemukan sudah tak bernyawa dengan keadaan tergantung pakai seutas tali sekitar pukul 13.00 WIB,” ungkapnya.

    Pihak kepolisian setempat pun mengaku bahwa sudah menawarkan untuk dilakukan otopsi kepada korban. Namun, pihak keluarga pada menolak.

    “Kemarin kami sempat menawarkan kepada keluarga OR untuk dilakukan otopsi agar diketahui penyebab kematiannya. Tapi mereka menolak dan akan langsung memakamkannya,” paparnya. (WDO/DZH)