Tag: Kabupaten Lebak

  • Permahi Soroti Truk Besar Lalu Lalang di Jalan Raya Serang-Rangkasbitung di luar Jam Operasional

    Permahi Soroti Truk Besar Lalu Lalang di Jalan Raya Serang-Rangkasbitung di luar Jam Operasional

    SERANG, BANPOS – Keberadaan truk besar bertonase yang kerap berlalu-lalang di Jalan Raya Serang-Rangkasbitung meskipun bukan jam operasional, disoroti oleh LKBH DPN Permahi.

    Hal tersebut telah melanggar aturan jam operasional truk bertonase besar yang hanya boleh beroperasional pada pukul 22.00 malam hingga pukul 05.00 pagi.

    Sekretaris Direktur LKBH DPN Permahi, Rizki Aulia Rohman, mengatakan bahwa pihaknya setelah mendapatkan informasi dari masyarakat, melakukan peninjauan langsung ke lapangan guna melihat fakta yang terjadi.

    “Fakta yang ditemukan masih saja ditemukan truk-truk yang nekat beroperasi di luar jam 10 malam sampai jam 5 pagi, yang seharusnya bisa tertib demi keselamatan berlalu lintas bagi masyarakat yang sedang berkaktifitas,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (11/7).

    Pihaknya pun meminta kepada pemerintah, baik itu Pemkab Serang, Pemkab Lebak maupun Pemprov Banten, untuk segera menindak tegas truk-truk bertonase besar, yang beroperasi di luar jam operasional.

    “Kami mendorong pihak Dishub Pemkab serang dan Pemkab lebak serta Pemprov Banten untuk menindak tegas apabila masih di temukan truk truk besar yang melewati jalan raya serang rangkas bitung, dengan melakukan penertiban di titik titik tertentu, melakukan koordinasi dengan pihak aparat hukum dalam hal ini kepolisian setempat,” tegasnya.

    Menurutnya, hal itu sangat berkaitan dengan keselamatan masyarakat yang berkendara di sana. Apalagi dari temuan di lapangan, selain tidak tertibnya truk bertonase besar, kondisi jalan dan penerangan pun buruk.

    “Ini juga memberikan risiko yang tinggi penyebab kecelakaan. Kami berharap semua pihak bisa saling berkoordinasi dan menegakkan aturan, serta kesadaran dalam menggunakan jalan dengan memperhatikan hak hak bagi pengguna jalan lainnya,” tandasnya. (DZH)

  • Pemancing Korban Laka Laut di Lebak Belum Ditemukan

    Pemancing Korban Laka Laut di Lebak Belum Ditemukan

    PENCARIAN Aceng (42), salah seorang pemancing yang jadi korban hilang pada kecelakaan laut (Laka laut) karena terpeleset hingga hari ke-2 masih belum membuahkan hasil. Hingga Senin malam (10/7), tim gabungan masih melakukan pencarian korban di perairan Kembang Ranjang Binuangeun, Desa Muara, Kecamatan Wanasalam.

    Sebelumnya diketahui, pada Minggu 9 Juli 2023 sekitar pukul 15.30 WIB, korban Aceng (42) pamit ke istrinya untuk pergi memancing di pinggir pesisir Pantai Kembang Ranjang, Binuangeun dan dilaporkan mengalami laka laut dan hilang.

    Bapolmas Polair Binuangeun, Bripka Yadi Supriyadi, mengatakan bahwa pihaknya bersama tim gabungan pada hari kedua masih melakukan pencarian dengan menyisir semua titik pantai.

    “Pada hari ini hari ke-2 pencarian korban terseret ombak di perairan Kembang Ranjang, kami bersama tim gabungan dimulai pada Pukul 07.00 WIB melaksanakan apel konsolidasi. Selanjutnya melakukan pencarian dibagi menjadi 2 tim ke arah timur dan barat pesisir Pantai Kembang Ranjang,” ungkapnya.

    Ketua HNSI Lebak, Norman, kepada BANPOS mengatakan bahwa sampai saat ini, tim bersama semua elemen masih melakukan pencarian. Termasuk tim penyelam pun sudah diturunkan di lokasi sekitar Tempat Kejadian Perkara (TKP).

    “Iya, hingga malam ini kita masih berupaya melakukan penyisiran termasuk menurunkan tim penyelam warga ada 10 orang yang kini masih berusaha di TKP.

    Korban masih belum ketemu. Mungkin kita lanjutkan besok atau kemungkinan nunggu korban timbul sendiri. Tapi kita ini masih terus koordinasi dengan semua pihak terkait,” terangnya Senin malam.

    Diketahui, korban Aceng saat itu tengah memancing pada hari Minggu sore di titik pesisir Kembang Ranjang Binuangeun. Saksi Rohman Sape (30), saat itu tengah memasang jaring udang. Saksi sempat mendengar teriakan minta tolong.

    “Ya saat itu ada yang minta tolong, Saya melihat korban terjatuh dan tenggelam terbawa ombak, dan saat dicari bersama semua nelayan korban tidak ketemu sampai saat ini,” jelasnya. (WDO/DZH)

  • Kapolri Didukung Sikat Mafia Tanah di Lebak

    Kapolri Didukung Sikat Mafia Tanah di Lebak

    LEBAK, BANPOS – Program Kapolri, Jendral Listyo Sigit Prabowo, dalam menuntaskan permasalahan mafia tanah di Indonesia mendapatkan dukungan dari aktivis Lebak. Apalagi jika Kapolri dapat berfokus juga pada persoalan mafia tanah yang ada di Lebak.

    Hal itu disampaikan oleh Perkumpulan Pemuda Pejuang Keadilan (PPK), Harda Belly. Ia mengaku bahwa pihaknya sangat mengapresiasi, atas ketegasan Kapolri tersebut. Menurutnya, dengan program Presisi maka mafia tanah yang selama ini sudah merugikan masyarakat akan dituntaskan.

    “Kami percaya dengan Pak Sigit, ketegasannya untuk memberantas mafia tanah harus didukung,” kata Harda dalam keterangannya, Minggu (9/7).

    Harda berharap, peristiwa perampasan tanah masyarakat yang terjadi di Desa Jayasari, Kecamatan Cimarga, Kabupaten Lebak yang diduga dilakukan oleh eks Bupati Jayabaya, mendapat atensi dari aparat Kepolisian untuk diusut dan dituntaskan.

    “Dengan perintah yang disampaikan Kapolri itu maka aparat kepolisian harus segera turun ke Desa Jayasari. Di sana ada tanah warga diduga dirampas oleh mantan Bupati Lebak yaitu Jayabaya. Hak warga harus dikembalikan karena mereka tidak tahu lagi kemana harus melapor kecuali kepada aparat penegak hukum,” tuturnya.

    Ia mengatakan, warga yang merasa telah dirampas tanahnya, melalui kuasa hukum sudah melaporkan kejadian itu ke pihak Kepolisian.

    “Sekarang tinggal menunggu tindak lanjut dari penanganan oleh Polisi, karena warga sudah melapor ke Polres, Polda bahkan ke Mabes Polri,” jelasnya.

    Terakhir, Harda memastikan akan mengawal permasalahan ini sampai tuntas. Terlebih salah satu warga yang menjadi korban merupakan keluarganya.

    “Kami akan bantu masyarakat untuk lawan siapapun itu. Selama mafia tanah yang telah merampas hak warga Desa Jayasari belum memberikan hak warga, maka peristiwa ini harus terus disuarakan hingga Kapolri bisa mendengar langsung dan menindak tegas,” tandasnya.

    Bahkan ia mengaku akan mengajak seluruh teman-teman OKP di pusat untuk ikut mengawal perjuangan masyarakat Desa Jayasari Kecamatan Cimarga Lebak untuk sama-sama berjuang untuk menuntut keadilan. (MYU/DZH)

  • Pansus PAD Telisik Berbagai Potensi Pendapatan Pemkab Lebak

    SELAKU Wakil Ketua Panitia Khusus (Pansus) Pendapatan Asli Daerah (PAD) DPRD Kabupaten Lebak, Musa Weliansyah mengatakan bahwa pihaknya akan bekerja maksimal dalam menelisik potensi penerimaan daerah di berbagai sektor pendapatan, untuk kemajuan pembangunan Lebak.

    Dalam hal ini, menurut Musa, Pansus memiliki tanggung jawab besar untuk menggali potensi PAD yang dimiliki Kabupaten Lebak. Hal ini agar PAD bisa meningkat dan meminimalisasi kebocoran.

    “Saya optimistis, jika Pansus ini bekerja dengan tulus dan maksimal, pendapatan daerah di Kabupaten Lebak yang awalnya hanya di bawah Rp500 miliar dalam setahun, ini bisa meningkat hingga dua kali lipat. Tahun 2024, kami harap bisa mencapai di angka Rp700 miliar hingga Rp1 triliun,” ungkap Musa kepada BANPOS, Sabtu (8/7).

    Politisi PPP Lebak ini menyebut, hal ini perlu ada sinergisme semua pihak, baik eksekutif, akademisi, stakeholder terkait, maupun dukungan dari aparat penegak hukum (APH). Ia menerangkan, hal itu karena PAD Lebak rendah dan berpotensi terjadi kebocoran-kebocoran.

    “Sebagai contoh, potensi pariwisata di Lebak sangat luar biasa. Data yang kami peroleh, kunjungan wisatawan ke Lebak tahun ini hingga Juni 2023 lebih dari 500 ribu orang. Tapi target retribusi daerah dari sektor pariwisata hanya Rp277,5 juta. Ini karena dalam menetapkan target mungkin tidak melibatkan tenaga ahli, atau bisa saja terjadi kebocoran, ini yang akan kita kulik,” jelas Musa.

    Sementara dari sektor lain seperti retribusi pasar dan kios yang dikelola Pemkab Lebak. Mantan aktivis Lebak ini juga mengaku sangat perlu untuk Pansus PAD melakukan tracking informasi dan penggalian data yang lebih menelisik lagi.

    Karena, kata dia, di sektor itu terdapat potensi pendapatan daerah yang juga besar.

    “Sektor ini bisa di rinci detail, seperti retribusi parkir, retribusi pedagang, sewa kios, lapak, dan lainnya. Ini perlu kita dalami lagi. Dinas terkait perlu me-review, mengkaji ulang target penerimaan di sektor-sektor tersebut. Setelah ini Pansus akan mengeluarkan rekomendasi-rekomendasi, ujungnya agar peningkatan PAD bisa berdampak besar pada pembangunan di Kabupaten Lebak,” tandasnya. (WDO/DZH)

  • Daging Ayam Beda Harga Di Tangerang Makin Tinggi, di Lebak Mulai Turun

    Daging Ayam Beda Harga Di Tangerang Makin Tinggi, di Lebak Mulai Turun

    TANGERANG, BANPOS – Harga ayam potong di wilayah Kabupaten Tangerang melambung tinggi. Kemarin, harganya menembus Rp55 ribu per kilogram di pasaran. Sementara di wilayah Kabupaten Lebak harganya justru mulai menurun.

    Di wilayah kabupaten Tangerang, kenaikan harga daging ayam yang terjadi mencapai Rp10 ribu per kilogram. Padahal harga sebelumnya berkisar di angka Rp45 ribu per kilogramnya.

    “Sekarang harga ayam potong naik, harganya sampai Rp55 ribu. Dari sebelumnya Rp45 ribu/kg,” ucap Rizal, salah satu penjual ayam potong di Pasar Tradisional Gudang Tigaraksa, Kamis (6/7).

    Ia menyebutkan, terjadinya kenaikan harga ayam potong tersebut disebabkan oleh tingginya harga pakan ternak. Sehingga sejumlah produsen pun menaikkan harga jual ke pedagang.

    Selain itu, kenaikan harga ini juga dipicu banyaknya peternak yang memanen dini ayam broilernya. Akibatnya, ayam potong yang datang ke pasaran ukurannya kecil-kecil yang disebabkan oleh kenaikan harga pakan tersebut.

    “Kalau penyebabnya itu karena sekarang harga pakan naik. Makanya para produsen menjual ke pedagang tinggi,” tuturnya.

    Ia mengaku, kondisi naiknya harga ayam potong itu sudah terjadi sejak beberapa bulan terakhir sebelum Ramadan.

    “Dari sebelum bulan puasa harga ayam potong di pasar sudah naik. Bahkan, sampai sekarang,” katanya.

    Atas dampak kenaikan harga itu, omset atau pendapatan para pedagang khususnya ayam potong, mengalami penurunan cukup drastis. Karena kenaikan harga itu justru membuat penurunan pembeli.

    “Ditambah kita mendapat komplain dari pelanggan juga,” ungkap dia.
    Terpisah, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Tangerang, Banten, menyebutkan kenaikan harga daging ayam di pasar dipengaruhi oleh tingginya harga pakan ternak.

    “Ini memang akibat naiknya harga pakan ternak, yang saat ini masih cukup tinggi. Jadi pedagang ayam potong di pasar itu ikut menaikkan,” ucap Kepala Bidang (Kabid) Perdagangan pada Disperindag Kabupaten Tangerang, Iskandar Nordat di Tangerang, kemarin.

    Dia menyebutkan tingginya harga pakan ternak mempengaruhi kestabilan sejumlah harga kebutuhan pokok masyarakat. Seperti salah satunya yang terkena dampak tersebut adalah pada sektor komoditas daging ayam dan telur ayam negeri.

    “Jadi ada dua komoditas yang terdampak itu, daging ayam dan telur dan harga itu sudah bertengger naik sejak Ramadhan sampai sekarang. Kalau kondisi itu terbilang bukan terjadi kenaikan lagi tapi berpindah harga,” ujarnya.

    Menurut dia, bila kondisi tersebut terus berlanjut harus ada keterlibatan pemerintah pusat dalam mengintervensi terhadap penyebab terjadinya kenaikan harga kebutuhan pangan tersebut.

    “Selama ini kalau dari daerah sudah mencoba untuk upaya stabilisasi itu dengan menggelar bazar-bazar murah. Namun, kalau penyebabnya harga pakan yang tinggi, harus ada keterlibatan pemerintah pusat untuk intervensi,” tuturnya.

    Hingga saat ini, kata dia, sudah seminggu lebih harga daging ayam dan telur masih belum beranjak turun, di mana harga daging ayam di pasar tradisional rata-rata mencapai Rp48.000-Rp55.000/kg padahal sebelumnya sekitar Rp25.000-Rp30.000/kg. Sedangkan harga telur ayam negeri saat ini Rp29.000-Rp31.000/kg.

    Ia menyebutkan ada perbedaan harga daging ayam di toko ritel dengan harga di pasar tradisional.

    “Kalau harga di toko ritel memang sudah tinggi sejak awal. Konsumen mereka juga tetap, jadi sudah terbiasa dengan harga tinggi itu,” tuturnya.

    Kendati demikian, dalam upaya menekan kenaikan harga tersebut, Disperindag Kabupaten Tangerang berkoordinasi dengan instansi lain menstabilkan harga dan memenuhi kebutuhan pangan masyarakat.

    “Kami berupaya menekan kenaikan harga bahan pokok yang terjadi saat ini, antara lain dengan melakukan koordinasi,” katanya.

    Pada bagian lain, Harga daging ayam ras di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Lebak, Banten mulai menurun. Kini harga komoditas itu berkisar di angka Rp40 ribu per kilogram, turun dari pekan lalu yang menembus Rp60 ribu per kilogram.

    “Sekarang, harga daging ayam ras dijual Rp40 ribu/kilogram,” kata Samsul, seorang pedagang di pasar tradisional Rangkasbitung Kabupaten Lebak,Kamis.

    Kenaikan harga daging ayam sepekan lalu hingga menembus Rp60 ribu/kilogram, karena untuk kebutuhan konsumsi Idul Adha 2023. Permintaan pasar cenderung meningkat dan persediaan daging ayam di pasaran berkurang. Karena itu, harga daging ayam ras terjadi lonjakan sehingga dikeluhkan konsumen.

    Namun, kata dia, saat ini harga daging ayam ras mulai kembali menurun dijual Rp40 ribu/kilogram.

    “Kami sebagai pedagang tetap ingin harga daging ayam ras kembali normal dengan kisaran Rp32 ribu/kilogram,” katanya menjelaskan.

    Begitu juga pedagang lainnya, Suryadi mengatakan para konsumen masih menilai cukup tinggi harga daging ayam ras dijual Rp40 ribu/kilogram, sehingga berdampak terhadap omzet pendapatan.

    “Kami hanya bisa menjual daging ayam sebanyak 30 kilogram dari 50 kilogram selama sepekan terakhir ini, padahal sebelumnya terjadi kenaikan habis terjual 50 kilogram itu,” kata Suryadi.

    Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Lebak Orok Sukmana mengatakan pemerintah daerah kini melakukan intervensi kepada pengelola peternakan unggas yang ada di wilayahnya agar mengutamakan kebutuhan pasar, sehingga dapat memenuhi ketersediaan pangan daging ayam.

    Saat ini, Kabupaten Lebak sebagai daerah produsen peternak unggas potong, sehingga dapat memenuhi ketersediaan daging ayam ras itu.

    “Kami sudah kerja sama dengan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan serta perusahaan ternak unggas potong jika sudah panen agar cepat didistribusikan ke pasar guna mengendalikan kenaikan harga di pasaran,” kata Orok.(DZH/ANT)

  • DPUPR Lebak Diduga Monopoli Pengadaan Septic Tank Program IPAL Komunal

    DPUPR Lebak Diduga Monopoli Pengadaan Septic Tank Program IPAL Komunal

    LEBAK, BANPOS – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Lebak diduga melakukan monopoli pada pengadaan septic tank atau tangki septik, untuk program Instalasi Pembuangan Air Limbah (IPAL) komonal di hampir semua desa di Kabupaten Lebak.

    Beberapa Kepala Desa (Kades) dan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) selaku pelaksana program sanitasi/IPAL menyebutkan bahwa seluruh material dibeli oleh pihaknya, kecuali tangki septik yang disuplai oleh DPUPR.

    Seperti yang diakui oleh salah seorang KSM yang tidak mau disebut nama. Ia mengaku bahwa program tersebut memang dikelola oleh pihaknya. Hanya saja, khusus untuk tangki septik disuplai langsung dari DPUPR.

    “Seluruh anggaran dan material program kami yang kelola. Namun untuk material tangki septik itu langsung dari dinas, bahkan SPJ-nya pun untuk tangki septik terpisah karena mereka yang mengadakan,” ujar salah satu Ketua KSM di salah satu desa di Lebak Selatan (Baksel), Kamis (6/7),

    Di tempat yang berbeda, hal senada disampaikan oleh salah satu Kades yang juga menerima program sanitasi/IPAL. Ia pun membenarkan bahwa tangki septik untuk program IPAL itu, dikirim langsung dari dinas.

    “Ya, memang tangki septik mah dikirim langsung oleh dinas. Pokoknya kami mah mempertanggungjawabkan anggaran sisanya saja, setelah dikurangi tangki septik,” ungkap Kades yang juga tidak mau disebutkan namanya.

    Diketahui, beberapa lokasi program sanitasi/Ipal saat dipantau wartawan tidak terlihat papan informasinya. Bahkan pihak perangkat desa ketika ditanya mengenai lokasi IPAL dan KSM pelaksananya, beberapa mengaku tidak tahu menahu dan enggan membahasnya.

    Terpisah, untuk meminta klarifikasi hal tersebut, pihak DPUPR Kabupaten Lebak hingga berita ini ditulis BANPOS belum bisa dihubungi. (WDO/DZH)

  • Horeee, 1.458 Guru Honorer Lebak Akhirnya Dapat SK PPPK

    Horeee, 1.458 Guru Honorer Lebak Akhirnya Dapat SK PPPK

    LEBAK, BANPOS – Badan Kepegawaian dan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kabupaten Lebak hari Jumat (7/7), menjadwalkan pembagian SK untuk jabatan fungsional (JF) guru PPPK untuk SD dan SMP sebanyak 1.458 orang.

    Kepala BKPSDM Lebak, Eka Prasetiawan, kepada BANPOS mengatakan bahwa untuk bulan Juli ini, akan dibagikan SK mengajar untuk JF guru di semua sekolah negeri di Lebak.

    “Iya, Jumat kita akan bagikan SK di pendopo. Jumlah guru yang akan diberikan SK sebanyak 1.458 orang guru. Mereka akan mulai bertugas di setiap sekolah,” ujar Eka, Kamis malam (6/7).

    Menurut Eka, pembagian tersebut sekaligus dilaksanakan penandatangan kontrak kerja terhadap mereka yang terpilih sebagai ASN PPPK.

    “Mudah-mudahan kekurangan guru segera berkurang. Dan kepada mereka yang sudah terdata dimohon hadir Jumat di pendopo kabupaten Lebak dengan pakaian hitam putih,” katanya.

    Sementara Sekda Lebak, Budi Santoso, membenarkan akan dibagikannya SK untuk JF PPPK guru di lingkungan Pemkab Lebak, dan bulan sebelumnya juga sudah dilantik JF Tenaga Kesehatan (Nakes).

    Dikatakan Sekda, jumlah formasi guru PPPK yang SK-nya akan diserahkan besok sebanyak 1.458 orang,

    “Iya benar untuk bulan Juli 2023 ini untuk JF guru. Sebelumya pada akhir bulan Mei sudah diserahkan SK PPPK untuk Nakes sebanyak 626 orang. Ini penerimaan formasi PPPK Tahun 2022,” terang Budi.

    Pada bagian lain, Sekda menyebut bahwa Lebak masih kekurangan guru, selain tenaga guru yang sudah ada (PNS dan PPPK-red). Untuk SD kekurangan 1.883 dan untuk SMP kekurangan 1.386.

    “Jadi untuk sementara ini kekurangan itu diisi dulu oleh tenaga honorer,” tutur Budi.

    Budi mengungkapkan, untuk tahun 2023 sesuai dengan kemampuan keuangan daerah karena, pihaknya akan buka kembali rekrutmen.

    “Ibu bupati sudah mengusulkan kembali untuk JF PPPK Guru 533 formasi, Nakes 369 formasi dan tenaga teknis 118 formasi,” terangnya.

    Saat ditanya apakah tenaga guru ASN PPPK yang sudah diberikan SK pada bulan Juli ini otomatis langsung dapat gaji, Sekda menepis bahwa karena keuangan daerah mereka akan mulai gajian pada bulan Agustus 2023 nanti.

    “Yang perlu menjadi catatan bahwa gaji ASN PPPK itu dibebankan kepada APBD, tidak ada penambahan anggaran khusus dalam formulasi DAU untukk gaji PPPK baik tahun 2022 maupun 2023. Artinya, besaran DAU yang diterima tahun 2022 dan 2023 tidak ada kenaikan yang signifikan, namun di sisi lain kita harus mengangkat ribuan tenaga PPPK,” paparnya. (WDO/DZH)

  • IPNU Banten Gelar Konferwil di Lebak

    IPNU Banten Gelar Konferwil di Lebak

    LEBAK, BANPOS – Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (PW IPNU) Provinsi Banten menggelar Konferensi Wilayah (Konferwil) VII di Kabupaten Lebak.

    Ketua PW IPNU Banten, Abudin, mengatakan bahwa siapapun yang kelak akan menjadi PW harus siap menjalankan amanah konferwil yakni menjalankan program-program yang telah disepakati melalui forum konferwil.

    Ia juga meminta maaf jika selama menjabat sebagai PW IPNU Banten terdapat banyak kekurangan dan khilaf dalam kepemimpinannya.

    “Selain itu, saya harapkan juga kepada seluruh Pimpinan Cabang yang hadir pada kegiatan Konferwil VII hari ini agar dapat membawa nama baik IPNU dan menjaga nama baik Kabupaten Lebak,” tandasnya.

    Sementara itu, Bupati Lebak, Iti Octavia Jayabaya, dalam sambutannya mengatakan bahwa IPNU harus siap menjadi wadah dan lokomotif pembangunan yang merawat peradaban.

    “Tentunya, IPNU harus menjadi awal tangga dari sebuah peradaban untuk melahirkan generasi penerus bangsa yang bermoral dan mengikuti perkembangan zaman dengan bernafaskan Islam Rahmatan Lilalamin,” ujar Iti.

    Lanjutnya, hal itu sejalan dengan arah kebijakan Pemkab Lebak yang sangat berkonsentrasi terhadap peningkatan Sumber Daya Manusia yang berkualitas di Kabupaten Lebak melalui pembangunan-pembangunan tingkat keagamaan.

    “Tentunya tantangan kita semakin berat karena 5.0 menuntut kecepatan kita untuk mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman,” katanya.

    “Tetapi kalau kita bersinergis dan berkolaborasi maka peradaban itu yang bisa kita wujudkan bersama-sama untuk pembangunan Indonesia yang maju dan beretika melalui pengembangan SDM, dimana NU selalu berkontribusi melalui pelajar NU, yang saat ini Insya Allah akan melaksanakan Konferwil di Kabupaten Lebak,” tandasnya. (MYU/DZH)

  • Cemburu Brutal Akibat Diselingkuhi, Suami di Lebak Aniaya Istri Hingga Meninggal Dunia

    Cemburu Brutal Akibat Diselingkuhi, Suami di Lebak Aniaya Istri Hingga Meninggal Dunia

    LEBAK, BANPOS – DH (54), seorang pria asal Kabupaten Lebak, tega menganiaya istrinya sendiri hingga berakibat pada hilangnya nyawa sang istri.

    DH tega melakukan tindakan kriminal tersebut lantaran kesal dan cemburu, lantaran sang korban yang merupakan istrinya, melakukan perselingkuhan.

    Hal tersebut disampaikan langsung oleh Wakapolres Lebak, Kompol Arya Fitri Kurniawan, dalam Konferensi Pers di Mapolres Lebak, Kamis (6/7).

    “Pelaku DH melakukan tindak Pidana tersebut dengan menusukan sebilah pisau kepada korban hingga korban meninggal dunia,” kata Arya kepada awak media.

    Arya menjelaskan, setelah melakukan aksinya, pelaku sempat melarikan diri dari rumah dan membuat warga serta pihak Kepolisian melakukan pencarian.

    Selanjutnya, sekitar pukul 04.00 waktu setempat, pelaku ditemukan oleh orang tua korban ketika membersihkan bercak darah di lantai, dan mendengar suara dari belakang rumah korban.

    “DH tergeletak di teras belakang rumah korban dengan kondisi luka di leher, kemudian pelaku dibawa ke Puskesmas Cibeber untuk dilakukan pertolongan medis,” tandasnya.

    Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Lebak, AKP Andi Kurniady Eka Setyabudi, menerangkan bahwa pelaku dikenakan pasal 44 Ayat (3) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2004 tentang Kekerasan Dalam Rumah Tangga.

    DH terancam dijerat hukuman penjara 15 tahun dan Pasal 351 Ayat (3) KUH-Pidana, dengan ancaman hukuman penjara 7 tahun.

    “Saat ini, pelaku sudah sehat kembali dan diamankan jajaran Sat Reskrim Polres Lebak, untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya,” tandas Andi. (MYU/DZH)

  • KSM di Lebak Resmi Dimulai, Diharap Jadi Sarana Memperteguh Akhlak

    KSM di Lebak Resmi Dimulai, Diharap Jadi Sarana Memperteguh Akhlak

    LEBAK, BANPOS – Kelompok Kerja Madrasah di lingkungan Kantor Kementerian Agama (Kemenag)Kabupaten Lebak menggelar Kompetisi Sains Madrasah (KSM) Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah Tingkat Kabupaten Lebak Tahun 2023 di MTsN 4 Lebak.

    Kegiatan yang mengangkat tema ‘Mandiri Berprestasi Membangun Kemuliaan Generasi’ tersebut diharapkan dapat menjadi sarana, untuk memperteguh akhlak dari anak-anak Lebak.

    Ketua Panitia KSM, Baekandi, dalam laporannya mengatakan bahwa kegiatan KSM tingkat Kabupaten Lebak ini dilaksanakan selama enam hari, dan di ikuti oleh peserta sebanyak 751 orang terdiri dari tingkat Madrasah Ibtidaiyah 123 orang, tingkat Madrasah Tsanawiyah 360 orang dan tingkat Madrasah Aliyah 268 orang.

    “Kegiatan ini bertujuan untuk untuk memperteguh akhlak mulia, kreatif, inovatif, berwawasan kebangsaan, cerdas, sehat, disiplin serta menguasai ilmu pengetahuan dan tekhnologi,” ujar Baekandi, kemarin.

    Sementara itu, Plh Kakanwil Kemenag Provinsi Banten, Muhtadi, mengapresiasi serta mengaku kagum dan bangga kepada semua Madrasah, dengan telah dilaksanakannya kegiatan KSM ini.

    Ia mengatakan, Kabupaten Lebak terkenal dengan kearifan lokal budayanya. Dengan demikian, maka ke depan haruslah mulai dibudayakan keterampilan prestasi akademik para siswa-siswi madrasah, melalui kegiatan KSM.

    “Semoga ada perwakilan dari Lebak yang akan berangkat ke Provinsi dan KSM tingkat nasional di Kendari,” tandas Muhtadi.

    Di tempat yang sama, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Lebak, Badrusalam, memaparkan bahwa kegiatan tersebut merupakan agenda rutin yang dilaksakan setiap tahun dengan bagus dan baik.

    Di tahun ini, lanjutnya, diharapkan menjadi bentuk evaluasi untuk bekerja keras mendidik anak, agar berprestasi dan bisa menjuarai di tingkat Provinsi Banten.

    “Minimal menjadi juara dua. Untuk itu dari sejak sekarang, mari kita sama-sama dukung dan berikan motivasi yang setinggi-tingginya, agar anak didik kita tetap semangat. Semoga sukses dan berguna bagi nusa dan bangsa,” tandas Badrusalam. (MYU/DZH)