Tag: Kabupaten Lebak

  • Proyek RSUD Adjidarmo Molor, Dinkes Lebak Salahkan Cuaca

    Proyek RSUD Adjidarmo Molor, Dinkes Lebak Salahkan Cuaca

    LEBAK, BANPOS – Dinas Kesehatan (Dinkes) Lebak mengatakan bahwa molornya proyek pembangunan gedung baru RSUD Adjidarmo yang menelan anggaran belasan miliar, akibat dari cuaca.

    Hal tersebut disampaikan oleh Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak, Budhi Mulyanto, saat ditemui BANPOS di ruang kerjanya pada Kamis (18/1).

    “Iya sebenarnya kan yang belum selesai itu (bagian) luarnya. Kalau (bagian) dalam kan sudah selesai. Misal hujan, tidak bisa dilanjut yang bagian luar,” ujar Budhi.

    Ia mengatakan, tenggat waktu yang kurang ideal pun menjadi alasan mengapa proyek tersebut mengalami keterlambatan dari jadwal kontrak yang telah ditetapkan.

    “Idealnya kan 180 hari untuk bangunan seperti ini, namun kemarin dalam kontrak 140 hari,” katanya.

    Ia menjelaskan, hingga saat ini pengerjaan proyek tersebut telah mencapai 98 persen. Pihaknya senantiasa melakukan pemeriksaan mingguan untuk mengetahui progres atau perkembangan dari proyek tersebut.

    “Setiap hari Kamis selalu ada monitoring rutin, sekarang sudah 98%. Harapannya tanggal 25 (Januari) ini selesai,” tandasnya. (MYU)

  • Bersama GBN, Nelayan Gemoy Binuangeun Deklarasi Pemenangan Prabowo Gibran

    Bersama GBN, Nelayan Gemoy Binuangeun Deklarasi Pemenangan Prabowo Gibran

    LEBAK, BANPOS – Pendukung Pasangan Capres Cawapres nomor urut 02 Prabowo-Gibran yang tergabung dalam Gerakan Banten Nyata (GBN), mendapatkan dukungan dari nelayan Binuangeun, Kabupaten Lebak, Banten. Para nelayan tersebut mengatasnamakan diri Nelayan Gemoy Binuangeun dan menggelar deklarasi untuk pemenangan Prabowo-Gibran, bersama para pemuda, Tokoh Masyarakat Binuangeun dan masyarakat di sekitar Binuangeun, Kamis (11/1).

    Tokoh pemuda setempat, Asep Erik Rikardo menyatakan bahwa ia bersama nelayan Binuangeun, Desa Muara, Kecamatan Wanasalam menyatakan dukungan kepada Prabowo-Gibran bukan tanpa alasan. Menurutnya, pasangan tersebut dinilai yang paling layak memimpin Indonesia dan ia berharap Prabowo-Gibran menang dalam Pilpres 2024 sehingga bisa menyejahterakan kaum nelayan.

    “Kami mendoakan yang terbaik untuk pasangan Prabowo-Gibran, mudah-mudahan beliau menjadi Presiden dan Wakil Presiden di Republik Indonesia,” ujar Asep.

    Koordinator Relawan GBN, Faisal Dudayef, menyambut positif dukungan yang diberikan oleh para nelayan Binuangeun. Ia mengaku, dengan banyaknya dukungan yang diberikan dari berbagai lapisan masyarakat, pihaknya optimis pasangan Prabowo-Gibran bisa memenangi Pilpres satu putaran.

    “Tentu saja ini menambah semangat kami para relawan untuk terus bergerak, melakukan aksi-aksi nyata, aksi-aksi kreatif dalam meraih simpati masyarakat,” ungkapnya.

    Faisal menegaskan, GBN akan terus mendorong upaya peningkatan hasil para nelayan, sehingga berdampak kepada peningkatan ekonomi. Menurutnya, nelayan Binuangeun memiliki potensi besar dalam upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi pesisir.

    “Hal itu terlihat dari hasil tangkap nelayan Binuangeun sebagai salah satu penyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD) terbesar dan pemasok ikan tuna terbaik di provinsi Banten. Mudah-mudahan support yang kami sampaikan bisa meningkatkan produktifitas hasil tangkap para nelayan di Binuangeun,” tandasnya. (MUF)

  • Ratusan Bidang Terdampak Bendungan Karian Belum Diganti Rugi

    Ratusan Bidang Terdampak Bendungan Karian Belum Diganti Rugi

    LEBAK, BANPOS – Pascaperesmian Bendungan Karian di Kabupaten Lebak kemarin oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, ternyata masih menyisakan ratusan bidang lahan milik warga yang masih belum terlunasi atau diganti rugi.

    Salah satu pemilik lahan yang enggan diungkapkan namanya mengatakan bahwa terdapat satu bidang milik keluarganya yang belum terbayarkan. Bahkan, di desanya masih terdapat banyak masyarakat yang mengalami hal serupa.

    “Kalau milik kami (keluarga) ada satu bidang yang belum dibayarkan. Kalau se desa banyak juga yang belum,” katanya kepada BANPOS, Selasa (9/1).

    Ia menjelaskan, banyak warga yang mulai kebingungan lantaran tak kunjung menerima ganti rugi namun lahan miliknya tidak bisa digunakan untuk keperluan pribadi.

    “Bingung jadinya, biasa berkebun jadi tidak bisa, ada yang akhirnya jadi kerja serabutan,” jelasnya.

    Sementara itu, Penjabat (Pj) Bupati Lebak, Iwan Kurniawan, mengakui masih terdapat sekitar 400 bidang tanah yang dalam proses pergantian sebagai bagian dari proyek strategis nasional, khususnya pembangunan Bendungan Karian.

    Menurutnya, meskipun proyek ini sudah diresmikan, bukan berarti sudah selesai sepenuhnya namun tetap berprogres seperti pembayaran ganti rugi.

    “Iya, kita (Pemkab Lebak) sudah bicara dengan PUPR agar hal ini tidak sebatas diresmikan tapi terus dikembangkan untuk pergantian. Saya catat ada 400 bidang yang belum, November 2023 waktu saya baru masuk dan saya kirim surat. Ternyata barusan saya bicara sudah 200 bidang untuk berproses pembayaran. Mereka menyampaikan tetap komitmen dan memang itu menjadi program prioritas,” ujar Iwan kemarin.

    Iwan menjelaskan, Meskipun pemerintah telah membebaskan lahan, termasuk merelokasi pemukiman penduduk di beberapa kecamatan, pada proses pembebasan lahan masih mengalami kendala administratif.

    Beberapa kendala tersebut antara lain terkait administrasi KTP, perubahan status kepemilikan tanah, dan perubahan ejaan nama.

    “Misal ada pergantian nama di KTP yang sebelumnya tidak ada H misal namanya ternyata sekarang ada. Saya mohon posisi ya untuk diresmikan bukan berarti selesai, tapi terus ini lakukan penggantian tapi hal-hal mendukung,” tandasnya.

    Sebelumnya, Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo atau akrab disapa Jokowi meresmikan Bendungan terbesar ketiga di Indonesia yakni Bendungan Karian di Kabupaten Lebak pada Senin (8/1).

    Bendungan yang memiliki luas genangan seluas 1.773 ha² dengan total volume tampungan sebesar 315 Juta m³ tersebut menghabiskan anggaran sebesar Rp2,2 triliun. Hal tersebut disampaikan langsung oleh Jokowi dalam sambutannya.

    “Bendungan ini akan memberikan manfaat bagi masyarakat di Provinsi Banten, DKI Jakarta dan sebagian kecil daerah di Jawa Barat,” kata Jokowi.

    Orang nomor satu di Indonesia ini menjelaskan, bendungan ini akan memberikan manfaat irigasi bagi 2.200 hektare sawah.

    Selain itu, bendungan ini akan memenuhi kebutuhan air baku sebesar 10,6 m³ per detik bagi masyarakat di Kabupaten Serang, Kota Serang, Kota Cilegon, Kabupaten Lebak, Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang Selatan, Kota Tangerang, Kota Jakarta bagian Barat dan Kabupaten Bogor.

    “Bendungan ini juga dapat mengendalikan banjir di Kabupaten Serang dan Kecamatan Rangkasbitung. Selain itu juga, bendungan ini akan menjadi pembangkit listrik bertenaga micro hydro yang dapat menghantarkan listrik sebesar 1,8 megawatt,” tandasnya.

    Presiden Jokowi kemudian melakukan penandatanganan dan peninjauan langsung bersama beberapa pejabat kementerian diantaranya Menteri PUPR dan Menteri Perdagangan. (MYU/PBN)

  • Cegah Stunting, Emak-emak Gemoy Ciuyah Bagi-bagi MPASI Gratis untuk Balita

    Cegah Stunting, Emak-emak Gemoy Ciuyah Bagi-bagi MPASI Gratis untuk Balita

    LEBAK, BANPOS – Kelompok perempuan yang tergabung dalam kelompok Emak-emak Gemoy Ciuyah, menggelar aksi bagi-bagi bubur bayi untuk 100 anak di Desa Ciuyah, Kecamatan Sajira, Kabupaten Lebak, Banten. Aksi ini dilakukan dalam rangka pemenuhan gizi masyarakat dan bentuk upaya pencegahan stunting.

    Ketua Tim Emak-emak Gemoy Ciuyah, Siti Juleha, mengungkapkan bahwa kegiatan ini didukung sepenuhnya oleh Gerakan Banten Nyata (GBN). Pihaknya mengaku berinisiatif membantu masyarakat dalam pemenuhan gizi balita di kecamatan Sajira, mengingat isu stunting menjadi salah satu problem utama yang sedang gencar dituntaskan oleh pemerintah.

    “Program ini didukung oleh Gerakan Banten Nyata, alhamdulilah kami sangat mendukung dan berharap program ini bisa membantu masyarakat,” ungkap warga Perum Korpri Ciuyah Sajira ini.

    Pencegahan stunting juga merupakan salah satu program yang menjadi konsen dari Pasangan Calon Presiden dan Cawapres nomor urut 2 Prabowo-Gibran. Pemberian makanan pendamping ASI ini dilakukan selama 4 hari dalam satu Minggu dan menyasar balita di Desa Sajira.

    Siti Juleha mengatakan, selain pemberian bubur, kelompok Emak-emak Gemoy Ciuyah juga membagikan sayur dan tempe untuk masyarakat. Ia berharap, program ini terus berlanjut dan menjadi gerakan massal di masyarakat.

    “Kami berharap program ini bisa terus dilakukan dan menjadi gerakan massal di masyarakat, karena kesehatan anak adalah salah satu hal yang penting dan harus kita perjuangkan bersama,” katanya.

    Salah satu warga penerima manfaat, Eva Ervianam mengakui bahwa program ini sangat bermanfaat, terutama bagi kaum ibu yang mempunyai balita. Kata dia, selama ini pemberian makananan pendamping ASI hanya dilakukan seadanya tanpa porsi gizi yang cukup dan pertimbangan kesehatan anak.

    “Kalau di kampung, anak dikasih bubur nasi aja cukup, paling kita beli bubur ayam polos, cuma lumayan 5000 sekali beli, bikin sendiri juga repot, nyiapin bahan dan masaknya, mau sedikit mau banyak sama aja repotnya,” ungkapnya.

    Ia juga berharap program MPASI gratis ini dilakukan setiap hari. Karena diakui olehnya, pemberian MPASI terhadap balita sangat penting mempertimbangkan gizi dan adanya program ini para ibu dapat berhemat.

    “Kami maunya sih program ini bisa dilakukan setiap hari, jadi ibu-ibu gak repot dan hemat juga,” tandasnya.

    Koordinator GBN, Faisal Dudayef, mengungkapkan bahwa dukungan ke masyarakat untuk peningkatan gizi ini merupakan bagian dari program Pusat Pembagian Gizi Masyarakat (P2GM) yang diinisiasi untuk mencapai tujuan Banten Bebas Stunting. Ia berharap, melalui program ini mampu memotivasi masyarakat agar bergerak mandiri.

    “GBN mempunyai misi untuk bergerak bersama masyarakat dalam mengentaskan permasalahan-permasalahan fundamental seperti stunting, pendidikan, ekonomi masyarakat dan perlindungan anak dan perempuan. Program P2GM ini salah satu langkah kami mendukung pengentasan stunting di masyarakat,” ucap Faisal, Selasa (9/1).

    Menurutnya, program pemberian gizi yang diinisiasi oleh masyarakat ini akan selalu didukung dan difasilitasi. Agar kedepannya masyarakat mampu bergerak secara mandiri dan selanjutnya dapat dikelola penuh oleh masyarakat.

    “Ke depan ini harus menjadi ranahnya masyarakat, dimana semua orang bisa berpartisipasi dalam program pencegahan stunting, semua orang bisa bergabung dalam gerakan,” terangnya.

    Diakhir, Faisal menyampaikan pentingnya partisipasi masyarakat dalam program ini. Sebab, pihaknya berharap kedepan tanpa ada program dari pemerintah pun, masyarakat dapat menjaga gizi anak-anaknya.

    “Karena bubur ini cukup murah dan bisa dijangkau oleh masyarakat kita, partisipasi masyarakat ini penting agar ke depan tanpa ada program dari pemerintah pun, masyarakat bisa menjaga gizi anak-anaknya,” tandasnya. (MUF)

  • Modus Kena SP, Karyawati Mixue di Lebak Nyaris Dirudapaksa Atasannya

    Modus Kena SP, Karyawati Mixue di Lebak Nyaris Dirudapaksa Atasannya

    LEBAK, BANPOS – Seorang karyawati salah satu perusahaan franchise, Mixue di Kabupaten Lebak diduga mendapatkan tindakan asusila dari salah satu oknum atasan dari perusahaan tersebut.

    RS (22) menjadi korban saat dirinya mendapatkan panggilan dari oknum auditor Jawa Barat-Banten di salah satu penginapan yang ada di Kabupaten Lebak.

    Saat ditemui oleh Wartawan, RS memaparkan kronologi kejadian tersebut.

    Ia mengatakan, pada Senin (18/12) dirinya mendapatkan panggilan dari S (25) yang merupakan oknum tersebut untuk membicarakan kondisi tokonya yang dinilai menjadi toko terburuk di area Lebak.

    “Jadi memang ditunjukan hasil-hasil rapat dengan owner dan lain sebagainya, sampe ngasih tau bahwa bakal ada perubahan di toko,” katanya kepada Wartawan, Rabu (20/12) di Mapolsek Rangkasbitung.

    Ia menjelaskan, pada Selasa (19/13), dirinya diajak bertemu kembali untuk menuju salah satu store yang ada di Lebak selatan.

    Namun, dirinya menolak hingga akhirnya dibawa ke salah satu penginapan yang ada di Rangkasbitung.

    Pada penginapan tersebut, dirinya diajak masuk ke salah satu kamar, namun ia tolak sehingga perbincangan terjadi di luar kamar.

    “Disitu saya ditunjukkan berbagai surat-surat, tapi sempat saya foto ternyata ga ke foto,” jelasnya.

    Ia menerangkan, dirinya mendapatkan ancaman akan dikenakan Surat Peringatan dan ancaman untuk membayar agar tidak mendapatkan sanksi.

    Namun ia menolak karena mengaku kepada oknum tersebut tidak memiliki uang.

    “Sempat bilang katanya kalau ga bayar bisa pakai sistem Cikarang. Cikarang yang viral itu kan negatif, staycation begitu. Tapi saya bilang tidak mengerti, dengan maksud menolak,” terangnya.

    Oknum auditor tersebut kemudian memaksa RS untuk masuk ke kamar agar bisa menjelaskan hal tersebut.

    Karena mendapatkan penolakan dari RS, Oknum akhirnya menarik paksa kedua tangan RS dengan maksud menarik memasuki kamar.

    “Saya tolak saya tahan sambil jongkok sambil teriak, tapi dia bilang ‘jangan teriak nanti ada yang dengar’ tapi saya terus teriak gak mau,” paparnya.

    Pada saat tarik menarik tersebut, RS sempat menelpon manager area. Namun karena masih mempertahankan dirinya untuk tidak ditarik ke kamar, ia tidak berbicara apa-apa dan hanya berteriak.

    “Saya sudah share liveloc ke pacar dan manager area, jadi pas ke telpon tuh manager mendengar saya teriak gak mau, akhirnya saya dijemput,” tandasnya.

    Atas kejadian tersebut, pihak korban dan keluarga pun membuat laporan ke Polsek Rangkasbitung. (MYU/DZH)

  • Jembatan Gantung Penghubung Desa Ambruk, Pelajar Lebak Jadi Korban

    Jembatan Gantung Penghubung Desa Ambruk, Pelajar Lebak Jadi Korban

    LEBAK, BANPOS – Sebuah jembatan gantung yang menghubungkan Kampung Coo Barat dan Coo Timur di Desa Leuwi Co’o, Kecamatan Muncang, Kabupaten Lebak, tiba-tiba ambruk pada Kamis (14/12).

    Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak, Febby Rizki Pratama, mengatakan bahwa kejadian terjadi sekitar pukul 11.30 WIB.

    Anak sekolah yang sedang melintas dengan sepeda motor menjadi korban dalam peristiwa ini dan mengalami luka ringan.

    “Pada saat musibah tersebut, melintas sepeda motor yang dikendarai anak sekolah. Korban mengalami luka ringan,” ujar Febby kepada wartawan.

    Febby menjelaskan, jembatan tersebut ambruk karena kondisinya yang sudah tua dan terkikis oleh usia, sehingga mengakibatkan kejadian tiba-tiba ini.

    “Jembatan tersebut putus sling, dikarenakan sudah karat dimakan usia. Tim dari PUPR sedang menuju lokasi,” jelasnya.

    Menurutnya, jembatan ini memiliki peran penting sebagai akses bagi masyarakat di Desa Leuwi Coo, sering dilintasi warga yang menuju tempat kerja dan anak-anak yang berangkat sekolah setiap harinya.

    Sementara itu, Kepala Dinas PUPR Lebak, Irvan Suyatupika, menerangkan bahwa tim PUPR sedang melakukan pemantauan di lokasi kejadian.

    Saat ini, penyebab pasti ambruknya jembatan masih dalam tahap pemantauan oleh tim di lapangan.

    “Tim sedang melihat ke Tempat Kejadian Peristiwa (TKP). Masih menunggu hasil survei tim,” kata Irvan saat dihubungi melalui telepon. (MYU/DZH)

  • Akhirnya Mafia Tanah Jayasari Terungkap, Ternyata…

    Akhirnya Mafia Tanah Jayasari Terungkap, Ternyata…

    LEBAK, BANPOS – Kasus dugaan mafia tanah di Desa Jayasari Kecamatan Cimarga Kabupaten Lebak yang diduga melibatkan mantan Bupati Lebak, Mulyadi Jayabaya, akhirnya mulai menemui titik terang setelah beberapa tahun laporan atas kasus tersebut dilayangkan.

    Berdasarkan informasi yang Dihimpun BANPOS, terdapat dua terduga pelaku yang telah diamankan oleh pihak Polda Banten. Ternyata, terduga mafia tanah tersebut merupakan perangkat desa dan petani.

    Dalam Surat Perintah Penangkapan Nomor Sp.Kap /161/XII/2023/Ditreskrimum yang ditandatangani oleh Direktur Reses Kriminal Umum Polda Banten, tercantum nama IS dengan pekerjaan Perangkat Desa/Kepala Desa.

    Serta dalam Surat Perintah Penangkapan Nomor Sp.Kap /16w/XII/2023/Ditreskrimum yang ditandatangani oleh Direktur Reses Kriminal Umum Polda Banten, tercantum nama JM dengan pekerjaan sebagai petani.

    Dalam kedua surat diatas disebutkan bahwa, “Karena berdasarkan bukti permulaan yang cukup telah melakukan Tindak Pidana barangsiapa dengan terang-terangan dan dengan tenaga Bersama menggunakan kekerasan terhadap orang/barang dan atau pengrusakan dan atau Penggelapan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 170 dan atau 406 KUHPidana dan atau Pasal 372 KUHPidana.” (MYU/DZH)

  • Kena ‘Hasut’ Google Maps, Truk Pengangkut Logistik Pemilu Terperosok Saat OTW KPU Lebak

    Kena ‘Hasut’ Google Maps, Truk Pengangkut Logistik Pemilu Terperosok Saat OTW KPU Lebak

    LEBAK, BANPOS – Mobil truk pengantar Logistik KPU menuju Kantor KPU Kabupaten Lebak terperosok ke salah satu drainase di Jalan Soekarno-Hatta, Kecamatan Rangkasbitung pada Senin (11/12) siang.

    Berdasarkan informasi yang dihimpun BANPOS, mobil tersebut terjebak sejak pukul 10:25 WIB.

    Salah satu saksi mata mengatakan, mobil peristiwa tersebut terjadi lantaran sang supir kurang mengetahui jalan dan medan di area tersebut.

    “Katanya pakai google maps, diarahkan kesini harusnya tetap dijalan besar kalau mobil besar. Pas mau mundur malah terjebak,” katanya.

    Berdasarkan pantauan BANPOS, hingga berita ini ditulis pihak KPU, Bawaslu dan Kepolisian tengah menunggu bantuan alat berat untuk membantu mengeluarkan mobil yang terjebak tersebut. (MYU)

  • Polisi Lebak Dapat ‘Rapor Merah’

    Polisi Lebak Dapat ‘Rapor Merah’

    LEBAK, BANPOS – Aliansi Pemuda Lebak Menggugat yang terdiri dari beberapa organisasi Kemahasiswaan yang ada di Lebak, memberikan ‘Rapor Merah’ kepada Polres Lebak dalam aksi demonstrasi yang digelar pada Jumat (8/12) kemarin di Mapolres Lebak.

    Aliansi yang terdiri dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI-MPO) Cabang Lebak, Gerakan Mahasiswa Nasionalis Indonesia (GMNI) Cabang Lebak, Keluarga Mahasiswa Lebak (KUMALA), dan Ikatan Mahasiswa Lebak (IMALA) itu menilai bahwa banyak permasalahan yang hingga saat ini tidak kunjung dituntaskan oleh Polres Lebak.

    Ketua Umum HMI-MPO Cabang Lebak, Tubagus Tri Aprilyandi, mengatakan bahwa aksi tersebut dilaksanakan lantaran banyak hal yang masih belum selesai salah satunya yakni maraknya peredaran minuman keras yang merupakan fenomena sosial yang akhir-akhir ini sering terjadi di Kabupaten Lebak.

    Menurutnya, peredaran miras tersebut tidak terbatas pada orang-orang dewasa saja, namun juga telah merambah pada remaja yang sebagian besar adalah pelajar.

    “Itu hanya satu contoh yang memang perlu dipertanyakan keseriusan Polres Lebak dalam menegakan Hukum di Lebak,” kata Tubagus.

    Ia menjelaskan, penyematan Rapor Merah bagi Polres Lebak bukan karena dasar kebencian. Namun, banyak hal yang telah diadvokasi dan dikaji kembali oleh masing-masing organisasi.

    “Banyak hal yang belum selesai, Pungli, miras, mobil pasir yang overtonase dan lain sebagainya. Kami harap, ini menjadi catatan penting Kapolres Lebak,” tandasnya.

    Sementara itu, Kapolres Lebak, AKBP Suyono, mengaku menerima dengan baik atas kritikan dan masukan dari para mahasiswa Lebak ini. Menurut dia, dalam penegakan hukum di wilayah Polres Lebak, pihak ada beberapa sub bidang masing-masing.

    “Semua satuan sudah bekerja sesuai bidangnya masing-masing, jika pun ada beberapa kasus belum ditangani silahkan mahasiswa memberikan data validnya kepada kami dan kami siap menindaklanjutinya,” tandasnya.

    Terpisah, praktik penambangan emas tanpa izin (PETI) di kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) kembali menelan korban jiwa. Pada 4 Desember lalu, seorang gurandil PETI meregang nyawa saat tengah menggali emas. Ketegasan pihak Kepolisian dalam menindak PETI pun dipertanyakan.

    “Iya memang ada kejadian korban lagi beberapa hari kemarin. Satu orang meninggal dalam lubang PETI” ungkap sumber BANPOS, Minggu (10/12).

    Pemerhati lingkungan di Lebak, Sutisna Darma Wijaya, menyebut selama kurun 2023 ini sudah ada lima kejadian insiden tewas pada tambang ilegal itu.

    “Kecelakaan di lokasi tambang liar terus berjatuhan, bahkan pada hampir dua bulan terakhir ini sudah lebih dari dua orang penambang tewas di di PETI. Sementara data yang ada di saya tahun 2023 ini korban tambang ilegal sudah lebih dari 5 kejadian,” ujar Sutisna.

    Dikatakan Sutisna, insiden yang terus berjatuhan itu harusnya dapat diminimalisasi apabila semua stakeholder setempat bekerjasama dengan baik. Ketegasan Kepolisian terkait dengan PETI pun dapat meminimalisir peristiwa tersebut.

    “Kejadian insiden korban tewas PETI sering terjadi. Memang kasus ini biasanya oleh pihak pengusaha PETI selalu ditutupi agar tidak bocor. Dan saya harap pihak pemangku kepentingan harus mampu meminimalisir dan memberikan tindakan,” kata Sutisna.

    Menurutnya, peran pemerintah setempat pun diperlukan sebagai upaya preventif pencegahan perusakan hutan dan pencegahan terjadinya kecelakaan. Kegiatan PETI tersebut bukan hanya melanggar undang-undang dan perusakan hutan yang mengancam terjadinya bencana alam, namun juga sangat berbahaya bagi pelakunya.

    “Pemerintah terkait dari mulai tingkat bawah sampai daerah bahkan hingga pusat sebaiknya lebih proaktif memberikan ketegasan terhadap pelaku gurandil, kalau tidak tegas, insiden seperti ini pastinya akan terus berulang,” ujar Sutisna.

    Sarjana Sains ini menegaskan pula, praktik PETI itu selain merusak lingkungan, juga ada dugaan kelalaian pengusaha PETI karena telah menghilangkan nyawa seseorang. Karenanya, kata dia, atas kejadian yang telah merenggut nyawa di lokasi tambang pada pekan kemarin, pihaknya pun mendesak agar Aparat Penegak Hukum (APH) segera melakukan penyelidikan. 

    “Di sini bukan persoalan perusakannya saja, tapi perkara insiden kecelakaannya ini harus diusut tuntas. Saya meminta APH, utamanya polisi segera melakukan penyelidikan dan menetapkan tersangka atas kejadian ini,” tegasnya.

    Kapolsek Cibeber, Iptu Heri Susanto, hingga berita ini ditulis belum memberikan keterangan resmi terkait kejadian nahas tersebut. Namun informasi yang diterima wartawan, pihak Muspika Cibeber sebelumnya sudah pernah memberi imbauan untuk tidak ada lagi praktik PETI di area TNGHS. (MYU/WDO/DZH)

  • Waduh! Rayakan HUT Lebak, Seorang Mahasiswa Terluka

    Waduh! Rayakan HUT Lebak, Seorang Mahasiswa Terluka

    LEBAK, BANPOS – Dalam rangka refleksi Hari Ulang Tahun (HUT) Kabupaten Lebak ke-195, puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Pemuda Lebak Menggugat menggelar aksi demonstrasi di depan Gedung Bupati Lebak dan Gedung DPRD Kabupaten Lebak.

    Aksi yang berlangsung dibawah terik matahari tersebut menimbulkan tensi panas antara Mahasiswa dan Aparat. Berulang kali massa aksi berbenturan fisik sembari berorasi dihadapan aparat pengamanan.

    Massa yang geram aksinya tak ditanggapi mencoba untuk mendobrak paksa gerbang DPRD Lebak. Di percobaan ketiga, massa berhasil mendobrak dan merusak separuh gerbang DPRD Lebak.

    Nahas, satu orang massa aksi mengalami luka robek di kaki bagian dalam yang diduga terkena material gerbang.

    “Iya kena gerbang tadi kebeset,” ujar salah satu massa aksi.

    Tampak darah keluar cukup banyak yang mengakibatkan korban luka tersebut harus di tandu oleh kawannya untuk diberikan pertolongan. (MYU)