Tag: Kabupaten Lebak

  • Jadi Tersangka Pemerasan Tambak Udang, Kades Pagelaran dan ASN Kecamatan Malingping ‘Bercinta’ di Penjara

    Jadi Tersangka Pemerasan Tambak Udang, Kades Pagelaran dan ASN Kecamatan Malingping ‘Bercinta’ di Penjara

    LEBAK, BANPOS – Kepala Desa Pagelaran, Kecamatan Malingping, Kabupaten Lebak, berinisial H, dan suaminya YH, seorang ASN di Kecamatan Malingping, ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus pemerasan terhadap pengusaha tambak udang.

    Keduanya resmi dijebloskan ke Lapas Kelas III Rangkasbitung oleh penyidik Kejaksaan Negeri (Kejari) Lebak pada Rabu (15/11) malam.

    Pasangan suami istri ini diduga terlibat dalam pemerasan terhadap pengusaha tambak udang dengan nilai mencapai Rp345 juta selama periode 2021-2023. Keputusan penahanan diambil setelah gelar perkara penyidikan.

    Kasi Intelijen Kejari Lebak, Andi M Nur, menyatakan bahwa H selaku Kepala Desa Pagelaran, diduga melakukan pemerasan terhadap perusahaan yang ingin melepas hak tanah untuk pembangunan tambak udang. Dalam penyidikan, sudah ada 40 orang yang diperiksa, dan ditemukan minimal dua alat bukti terkait pemerasan oleh kedua tersangka.

    “Guna kepentingan penuntutan, kedua tersangka ditahan di Lapas Rangkasbitung selama 20 hari ke depan,” ujar Andi dalam konferensi pers di kantor Kejari Lebak.

    Sementara itu, Kasi Pidsus Kejari Lebak, Ahmad Fakhri, memaparkan bahwa kedua tersangka dijerat dengan pasal pemerasan berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2021 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Kedua tersangka dituduh mengancam untuk tidak menandatangani dokumen perusahaan jika permintaan uang tidak dipenuhi.

    “Uang hasil pemerasan sebesar Rp345 juta dinikmati oleh kedua tersangka melalui transfer dan tunai. Peran suami, YH, turut membantu dalam pemerasan,” tandasnya Fakhri. (MYU/DZH)

  • Distan Lebak Disebut ‘Keblinger’, Gegara Girang Petani Gagal Panen

    Distan Lebak Disebut ‘Keblinger’, Gegara Girang Petani Gagal Panen

    LEBAK, BANPOS – Pernyataan Dinas Pertanian (Distan) yang mengaku senang dengan adanya kenaikan harga gabah kering akibat berkurangnya stok imbas gagal panen, dinilai sebagai pernyataan ‘keblinger’ alias sesat.

    Hal itu disampaikan oleh aktivis Himpunan Mahasiswa Islam Majelis Penyelamat Organisasi (HMI-MPO) Cabang Lebak, Alfian Nurhakim. Menurutnya, Distan hanya melihat adanya kenaikan harga saja, namun tidak melihat berapa nilai yang hilang akibat gagal panen.

    “Bolehlah senang dengan kenaikan harga. Tapi kita lihat kemarin gagal panennya. Bagaimana mungkin bisa menikmati harga naik jikalau mereka (petani) ternyata ruginya lebih besar karena gagl panen,” kata Alfian saat dihubungi BANPOS, Kamis (16/11).

    Menurut Alfian, pemerintah terlalu memperhatikan keuntungan dari dampak naiknya harga gabah kering, tanpa sadar bahwa para petani sebelumnya mengalami kerugian yang tidak sedikit.

    Ia menjelaskan, menanam padi membutuhkan waktu sekitar tiga bulan untuk siap panen. Jika pada masa paceklik saat ini mereka mengalami kegagalan panen setengah dari hasil panen mereka, meski diharga terbaru sekalipun selisih dari pendapatannya cukup signifikan.

    “Misalnya gini, kalau normalnya petani bisa panen 10 kilogram gabah kering dengan nilai Rp7,5 ribu berarti kan normal itu pendapatan diangka Rp75 ribu. Nah kalau paceklik panennya cuma 5 kilogram di angka Rp8,2 ribu, pendapatan hanya Rp42,500. Selisihnya jauh,” jelasnya.

    Alfian menegaskan, jika Distan memang ingin agar petani sejahtera, maka perlu memastikan rantai pasokan dari petani sampai ke pasar, tidak diganggu oleh oknum-oknum tertentu.

    “Kalau melihat kesejahteraan dari harga pasaran yang naik, itu kan namanya inflasi. Keblinger kalau gitu. Harga gabah naik, tapi barang lain ikut naik. Ya gak akan sejahtera. Jadi kami minta Distan untuk lebih serius dalam mengurus persoalan pertanian. Kalau cara pikirnya saja sudah salah, bagaimana nanti merencanakan programnya, sesat pula,” tandasnya.

    Sebelumnya, kenaikan harga gabah kering sebesar Rp700/kg akibat banyaknya gagal panen, disambut girang oleh Dinas Pertanian (Distan) Lebak. Mereka menilai, naiknya harga gabah kering akibat gagal panen, dapat meningkatkan kesejahteraan para petani.

    Hal itu disampaikan oleh Kepala Bidang Produksi pada Distan Lebak, Deni Iskandar. Ia mengatakan bahwa pemerintah daerah merasa senang jika harga gabah kering di tingkat penggilingan senilai Rp8.200/kg, dan lebih tinggi dibandingkan HPP Rp5.100/kg.

    Melonjaknya harga gabah itu dipastikan akan berdampak pada tingkat pendapatan ekonomi petani menjadi lebih baik, dan dapat bermuara pada meningkatkan kesejahteraan kehidupan keluarga mereka.

    Ia menerangkan, jika panen menghasilkan produktivitas gabah basah panen rata-rata lima ton dengan harga Rp8.200/kg, maka pendapatan petani bisa mencapai Rp40 juta lebih per hektare. Sedangkan, biaya produksi Rp10 juta/hektare. Namun, ia tidak menghitung peristiwa gagal panen yang dialami oleh petani.

    “Kami mendorong petani agar melakukan percepatan tanam karena saat ini curah hujan cukup tinggi,” kata Deni. (MYU/DZH)

  • Gagal Panen Bikin Harga Gabah Naik, Distan Lebak Girang

    Gagal Panen Bikin Harga Gabah Naik, Distan Lebak Girang

    LEBAK, BANPOS – Banyaknya gagal panen akibat kemarau panjang, membuat harga gabah kering di Kabupaten Lebak mencapai Rp8.200/kg. Tingginya permintaan pasar dan rendahnya stok, memicu kenaikan harga yang sebelumnya di angka Rp7.500/kg.

    Kenaikan harga gabah kering sebesar Rp700/kg akibat banyaknya gagal panen, disambut girang oleh Dinas Pertanian (Distan) Lebak. Mereka menilai, naiknya harga gabah kering akibat gagal panen, dapat meningkatkan kesejahteraan para petani.

    Hal itu disampaikan oleh Kepala Bidang Produksi pada Distan Lebak, Deni Iskandar. Ia mengatakan bahwa pemerintah daerah merasa senang jika harga gabah kering di tingkat penggilingan senilai Rp8.200/kg, dan lebih tinggi dibandingkan HPP Rp5.100/kg.

    Melonjaknya harga gabah itu dipastikan akan berdampak pada tingkat pendapatan ekonomi petani menjadi lebih baik, dan dapat bermuara pada meningkatkan kesejahteraan kehidupan keluarga mereka.

    Ia menerangkan, jika panen menghasilkan produktivitas gabah basah panen rata-rata lima ton dengan harga Rp8.200/kg, maka pendapatan petani bisa mencapai Rp40 juta lebih per hektare. Sedangkan, biaya produksi Rp10 juta/hektare. Namun, ia tidak menghitung peristiwa gagal panen yang dialami oleh petani.

    “Kami mendorong petani agar melakukan percepatan tanam karena saat ini curah hujan cukup tinggi,” kata Deni.

    Deni menyebutkan, pemerintah Kabupaten Lebak berkomitmen untuk meningkatkan produksi pangan, khususnya pertanian padi sawah dan padi gogo, guna mendukung kedaulatan pangan masyarakat.

    Selama ini, produksi pangan di Kabupaten Lebak menjadi andalan ekonomi petani juga mampu memasok beras sekitar lima persen ke DKI Jakarta, Jawa Barat dan Lampung.

    Karena itu, produksi beras tahun ini ditargetkan 450 ribu ton dan mampu menyumbangkan produksi pangan nasional.

    “Kami berharap produksi pangan bisa terealisasi dengan tibanya musim hujan itu,” tandasnya. (DZH/ANT)

  • Gegara Banyak Gagal Panen, Harga Gabah Kering di Lebak Melonjak Drastis

    Gegara Banyak Gagal Panen, Harga Gabah Kering di Lebak Melonjak Drastis

    LEBAK, BANPOS – Harga gabah kering di tingkat penggilingan di Kabupaten Lebak, sejak satu pekan terakhir menembus nilai Rp8.200 per kilogram, karena permintaan beras di pasaran cenderung meningkat.

    “Kita sekarang kesulitan untuk mendapatkan pasokan gabah kering dari petani,” kata Ketua Kelompok Tani Sukabungah Desa Tambakbaya Kecamatan Cibadak, Ruhiana, Rabu (15/11).

    Diketahui, harga gabah kering sebelumnya Rp7.500 per kilogram, namun sekarang mencapai Rp8.200 per kilogram, sehingga melebihi harga pembelian pemerintah (HPP) Rp5.100 per kilogram berdasarkan ketentuan Badan Pangan Nasional (Bapanas).

    Kenaikan harga gabah itu akibat dampak kemarau panjang, dan dipastikan jadwal tanam mundur pada November – Desember 2023.

    Saat ini, kata dia, petani yang memasuki panen relatif kecil, sehingga harga gabah terjadi kenaikan.

    “Kami sekarang hanya bisa memproduksi beras sekitar satu ton per pekan, karena menipisnya pasokan gabah kering itu ,” ujarnya.

    Menurut dia, saat ini terjadi kenaikan harga gabah di tingkat petani itu, karena dampak kemarau panjang sehingga banyak tanaman padi gagal panen.

    Selain itu, permintaan beras untuk pasar cenderung meningkat, sehingga dapat memicu kenaikan gabah di tingkat penggilingan.

    Saat ini, harga beras jenis medium antara Rp12.800 sampai Rp13.600/kilogram.

    “Kami meyakini pasokan gabah dipastikan panen pada Februari 2024, karena saat ini sudah melakukan gerakan tanam menyusul tibanya musim hujan,” ucap Ruhiana. (DZH/ANT)

  • Demi Kemandirian Ekonomi, KPJ Rangkasbitung Lebarkan Usaha

    Demi Kemandirian Ekonomi, KPJ Rangkasbitung Lebarkan Usaha

    LEBAK, BANPOS – Kelompok Penyanyi Jalanan (KPJ) Rangkasbitung melebarkan sayap kegiatan mereka demi kemandirian ekonomi, dengan cara membangun ekonomi kreatif melalui sejumlah usaha.

    Hal itu disampaikan oleh salah satu anggota KPJ Rangkasbitung, Franky. Ia mengatakan bahwa dalam tiga tahun terakhir, KPJ Rangkasbitung terjun ke berbagai usaha kreatif, sebagai bentuk upaya kemandirian ekonomi anggotanya.

    “Kita tiga tahun terakhir ini menggeluti berbagai bidang usaha dengan memproduksi aneka makanan camilan, lukisan, kerajinan souvenir dan sablon,” kata Franky, Selasa (14/11).

    Menurut dia, apa yang dilakukan oleh pihaknya merupakan bentuk upaya untuk meninggalkan jalanan, tempat mereka menggeluti profesi sebelumnya.

    Hasil produksi anggota KPJ, kata dia, tidak hanya dipasarkan di Rangkasbitung saja, namun juga sudah dipasok ke sejumlah daerah seperti Serang, Cilegon, Merak, Tangerang dan Jakarta.

    “Kami mendorong para anggota KPJ Rangkasbitung agar hidup mandiri menggeluti bidang usaha, dan tidak lagi hidup di jalanan dengan mengamen,” kata Franky.

    Hasil usaha yang digeluti anggota KPJ Rangkasbitung itu menurutnya, bisa menggulirkan perputaran uang hingga jutaan rupiah per hari. Bahkan, sebagian hasil rejeki usaha yang digelutinya disisihkan untuk kegiatan sosial termasuk sunat massal.

    “Kami berharap para anggota KPJ Rangkasbitung tetap kreatif dan inovatif untuk kemandirian, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan bersama keluarga,” ungkapnya.

    Anggota KPJ Rangkasbitung lainnya, Samsudin (45), mengaku dirinya kini memasarkan produk makanan camilan keripik pisang dan rampeyek ke kantor-kantor pemerintah, juga keluar masuk kampung dengan mengendarai kendaraan roda dua.

    “Kami bisa menghasilkan pendapatan rata-rata Rp300 ribu per hari,” tuturnya.

    Sementara itu, Sekretaris Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Lebak, Imam Suangsa, mengatakan bahwa pemerintah daerah mengapresiasi kegiatan KPJ Rangkasbitung menggeluti bidang ekonomi kreatif, dengan memproduksi aneka makanan camilan dan kerajinan.

    Pemerintah daerah menurutnya, bekerja keras agar pelaku ekonomi kreatif di masyarakat tumbuh dan berkembang, sehingga bisa menghapus kemiskinan ekstrem pada 2024.

    “Kami mendorong anggota KPJ Rangkasbitung dapat berkiprah dengan aneka usaha untuk membangun ekonomi keluarga yang sejahtera,” tandasnya. (DZH/ANT)

  • Serangan Israel Sasar Awak Media, Jurnalis Rangkasbitung Kecam Lewat Aksi Solidaritas

    Serangan Israel Sasar Awak Media, Jurnalis Rangkasbitung Kecam Lewat Aksi Solidaritas

    LEBAK, BANPOS – Serangan Israel terhadap Palestina mengakibatkan ribuan korban jiwa berjatuhan, mulai dari anak-anak, orang dewasa, lansia, hingga jurnalis.

    Menanggapi hal tersebut, sejumlah jurnalis di Kabupaten Lebak menggelar aksi Solidaritas Jurnalis Rangkasbitung Untuk Palestina.

    Aksi yang diikuti oleh sejumlah wartawan dari media cetak, online dan Pers Mahasiswa tersebut digelar di halaman Pendopo Bupati Lebak, Jumat (10/11).

    “Berdasarkan data, 30 lebih jurnalis tewas saat meliput konflik Israel-Palestina. Mayoritas tewas terkena serangan langsung,” kata koordinator aksi, Fathul Rizkoh.

    Rizkoh menjelaskan, aksi ini sebagai wujud berdukacita serta menegaskan bahwa jurnalis merupakan profesi yang mulia dan harus dilindungi, karena seluruh akses informasi didapatkan dari hasil kerja keras seorang jurnalis.

    “Kita dapat mengetahui berita dan informasi dari ribuan kilometer melalui kawan-kawan jurnalis,” jelasnya.

    Terlepas dari itu, lanjutnya, kasus kekerasan terhadap jurnalis di Indonesia juga cukup tinggi.

    Berdasarkan data Komite Keselamatan Jurnalis yang dikeluarkan AJI Indonesia, ada 58 kasus serangan terhadap jurnalis selama periode Januari hingga Juli 2023.

    “Kasus tersebut seperti kekerasan fisik, ancaman, serangan digital, teror intimidasi, dan kasus lainnya,” terangnya.

    Di Banten sendiri, penghalangan meliput masih kerap terjadi. Pada September lalu, ada dua jurnalis dihalangi saat meliput peristiwa ledakan di rumah sakit di Serpong.

    “Kasus-kasus tersebut menjadi bukti bahwa hingga saat ini kerja-kerja jurnalis belum sepenuhnya aman dari tindakan intimidasi, penghalangan, hingga kekerasan,” tandas Rizkoh. (MYU/DZH)

  • Mahasiswa Duduki Gedung Negara Kabupaten Lebak

    Mahasiswa Duduki Gedung Negara Kabupaten Lebak

    LEBAK, BANPOS – Aksi dari Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Pemuda Lebak Menggugat berhasil menerobos paksa gedung Sekretariat Daerah Kabupaten Lebak pada Senin (6/11) sekitar pukul 14.00.

    Massa sempat berorasi menuntut Pj Bupati Lebak menemui massa, namun tensi menjadi panas ketika pergesekan fisik antara mahasiswa dan pihak pengamanan Setda Lebak tak dapat dihindari.

    Berdasarkan pantauan BANPOS, terdapat salah satu pengaman Setda yang tersulut emosi dan membuat puluhan mahasiswa tersebut naik pitam.

    Akhirnya, mereka mengejar petugas tersebut hingga ia memasuki Gedung Negara Kabupaten Lebak. Puluhan mahasiswa tersebut memaksa masuk dan berkumpul memadati teras gedung.

    Ketua Umum dari masing-masing Organisasi pun berhasil meredam emosi massa aksi dan membuat seluruh massa menunggu di depan gedung.

    Tak berselang lama, Sekretaris Daerah Kabupaten Lebak, Budi Santoso hadir dan memberikan informasi bahwa Pj Bupati Lebak akan menemui massa aksi menunggu kondusifitas massa dapat dikontrol.

    “Pak Pj baru selesai rapat, kita tunggu disini hingga beliau hadir. Saya harap tenang dan jaga sopan santun, jangan terpancing emosi,” tandas Budi. (MYU/DZH)

  • Waduh! Baru Sehari Ngantor, Pj Bupati Lebak Kena Tegor

    Waduh! Baru Sehari Ngantor, Pj Bupati Lebak Kena Tegor

    LEBAK, BANPOS – Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Pemuda Lebak Menggugat menggelar aksi demonstrasi di depan Kantor Bupati Lebak, Senin (6/11).

    Diketahui, aliansi tersebut merupakan gabungan dari berbagai organisasi mahasiswa yakni HMI, HMI-MPO, GMNI, PMII, KAMMI, KUMALA dan IMALA.

    Koordinator Aksi, Tami, mengatakan, aksi ini sebagai refleksi dari selesainya jabatan Bupati dan Wakil Bupati Lebak selama 10 tahun menjabat, yang masih perlu adanya perbaikan serta peningkatan yang saat ini
    menjadi tanggung jawab Pj Bupati Lebak.

    Ia menjelaskan, salah satunya terkait Indeks Pembangunan Manusia. Dari 8 Kabupaten/Kota Se-Banten, IPM Lebak berada diperingkat terakhir setelah Pandeglang.

    “Tentu ini menjadi PR yang cukup besar bagi Pj Bupati Lebak untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten Lebak,” kata Tami.

    Ia menjelaskan, Infrastruktur sekolah serta tingkat kelulusan pendidikan di Lebak masih menjadi tugas berat bagi Pj Bupati Lebak.

    Selain itu, Infrastruktur khususnya pada jalan desa di wilayah Kabupaten Lebak masih perlu menjadi perhatian bagi PJ Bupati Lebak.

    “Banyak sekali jalan-jalan desa serta jalan-jalan kabupaten yang hingga hari ini masih belum tersentuh oleh pemerintahan Kabupaten Lebak,” jelasnya. (MYU/DZH)

  • Program Light Up The Dream PLN Bantu Masyarakat Dapatkan Sambungan Listrik Gratis

    Program Light Up The Dream PLN Bantu Masyarakat Dapatkan Sambungan Listrik Gratis

    LEBAK, BANPOS – Hari Listrik Nasional ke-78 (HLN 78) tahun 2023 dimaknai berbeda oleh Jawawi, warga Kampung Sabagi, Desa Pasirtanjung, Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Banten. Hal itu lantaran Jawawi berbahagia bisa mendapatkan kesempatan bantuan penyambungan listrik gratis dari PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi (UID) Banten melalui program Light Up the Dream pada Senin (30/10).

    Jawawi yang kesehariannya bekerja sebagai buruh harian lepas tersebut merasa sangat bersyukur karena kini rumahnya telah tersambung listrik PLN secara resmi sehingga ia dan keluarganya dapat menikmati listrik dengan nyaman dan aman.

    “Alhamdulillah rumah saya yang sebelumnya gelap di malam hari kini jadi terang karena bantuan listrik gratis dari PLN. Anak dan istri juga bahagia karena dapat beraktivitas, belajar, dan beribadah dengan tenang,” ujar Jawawi.

    Sebelum memperoleh penyambungan listrik gratis dari PLN, Jawawi mengaku mengandalkan penerangan seadanya untuk menerangi rumahnya khususnya di malam hari. Keterbatasan ekonomi yang menjadi alasan Jawawi belum bisa mendaftar secara mandiri pemasangan kWh PLN di rumahnya.

    Tak lupa Jawawi juga mengucapkan terimakasih kepada PLN atas kepeduliannya. “Kami mengandalkan alat penerangan seadanya di malam hari, karena memang penghasilan saya hanya cukup untuk pengeluaran sehari-hari. Terimakasih kepada PLN yang sudah mewujudkan keinginan saya dan keluarga untuk dapat memperoleh listrik secara mandiri.

    Semoga dengan adanya program ini dapat menjadi berkah untuk PLN dan seluruh pegawainya,” ungkap Jawawi.

    General Manager PLN UID Banten Abdul Mukhlis mengungkapkan bahwa program Light Up The Dream ini merupakan program bantuan penyambungan listrik dari donasi setiap pegawai PLN dengan tujuan
    untuk membantu masyarakat pra sejahtera yang mengalami kesulitan mendapatkan listrik disebabkan oleh keterbatasan ekonomi.

    “Seluruh insan PLN berkomitmen untuk terus membantu saudara-saudara kita yang kurang mampu dan belum memiliki sambungan listrik resmi PLN secara mandiri hingga akhirnya mereka dapat menikmati nyala listrik melalui program Light Up the Dream. Apalagi ini kita laksanakan di bulan Oktober dimana masih dalam rangka peringatan HLN ke-78,” terang Abdul Mukhlis.

    Abdul Mukhlis juga berharap dengan tersambungnya listrik untuk masyarakat kurang mampu dapat semakin memudahkan aktivitas sehari-hari serta mendorong kegiatan perekonomian keluarga untuk
    lebih maju.

    “Seperti nama program ini, Light Up the Dream. Kami berharap bantuan listrik ini menjadi semangat baru bagi saudara-saudara kita yang menerima bantuan, dimana dengan adanya listrik mereka dapat
    menjalankan aktivitasnya jauh lebih produktif dari sebelumnya sehingga dapat meningkatkan perekonomian keluarga.

    Saya juga berharap program Light Up The Dream ini dapat terus terlaksana sebagai wujud kepedulian PLN terhadap sesama,” lanjut Abdul Mukhlis.

    Pelaksanaan penyambungan listrik secara gratis ini tidak hanya dilaksanakan di Provinsi Banten, tetapi juga secara serentak di seluruh wilayah di Indonesia. (*)

  • Bidang PA DP3AP2KB Terus Kebut Peningkatan Kabupaten Layak Anak

    Bidang PA DP3AP2KB Terus Kebut Peningkatan Kabupaten Layak Anak

    LEBAK, BANPOS – Bidang Perlindungan Anak (PA) pada Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kabupaten Lebak terus menggenjot peningkatan terhadap Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA) di Lebak.

    Berbagai upaya terus digalakan oleh bidang PA dengan rujukan 10 Hak Anak dan 15 Indikator Perlindungan Anak. Diketahui, hingga tahun ini Kabupaten Lebak berhasil mempertahankan peringkat
    KLA nasional di tingkat Madya, yang berada satu peringkat diatas Kota Serang dan Kabupaten Pandeglang.

    Kepala Bidang PA, Lela Nurlela Hasani, mengatakan bahwa pihaknya senantiasa berpedoman pada 10 Hak Anak dalam seluruh kegiatan baik untuk bidangnya hingga mencakup masyarakat luas.

    Adapun 10 hak anak tersebut diantaranya, Hak Mendapatkan Identitas, Hak untuk Mendapatkan Pendidikan, Hak untuk Bermain, Hak untuk Mendapatkan Perlindungan, Hak untuk Rekreasi, Hak untuk Mendapatkan
    Makanan, Hak untuk Mendapatkan Jaminan Kesehatan, Hak untuk Mendapatkan Status Kebangsaan, Hak untuk Turut Berperan dalam Pembangunan dan Hak untuk Mendapatkan Kesamaan.

    Tentu pemberian hak anak ini menjadi indikator penting dalam peningkatan level di KLA ya. Kita sudah banyak praktikan, salah satunya di berbagai OPD sudah ada Ruang Bermain Anak, atau kita ikut sertakan anak dalam pembangunan melalui Forum Anak Lebak (FORAL) yang berada dibawah naungan bidang kita (PA), kata Lela.

    Lela menjelaskan, pihaknya juga senantiasa merujuk kepada 15 indikator perlindungan anak yang di antaranya meliputi Anak Dalam Situasi Darurat, Anak Berhadapan Dengan Hukum, Anak dari Kelompok
    Minoritas dan Terisolasi, Anak yang Dieksploitasi Secara Ekonomi atau Seksual, Anak yang Menjadi Korban Penyalahgunaan Napza, Anak yang Menjadi Korban Pornografi, Anak dengan HIV dan AIDS, Anak
    Korban TPPO, Anak Korban Kekerasan Fisik dan Psikis, Anak Korban Kekerasan Seksual, Anak Korban Jaringan Terorisme, Anak Penyandang Disabilitas, Anak Korban Perlakuan Salah dan Penelantaran, Anak
    Dengan Prilaku Menyimpang, serta Anak yang Menjadi Korban Stigmatisasi Pelabelan Terkait Dengan Kondisi Orang Tuanya.

    Kita terus berupaya untuk mencegah terjadinya pelanggaran hak-hak anak dan senantiasa memeberikan jaminan rasa aman bagi anak yang memerlukan perlindungan khusus. Hal ini semata-mata untuk menegaskan bahwa semuanya haruslah mengutamakan kepentingan bagi anak, tandasnya.

    Sementara itu, JFT Bidang PA, Nina Septiana, mengatakan bidang PA senantiasa melakukan sosialisasi dan advokasi terkait hal-hal yang selalu menjadi isu penting untuk anak di Kabupaten Lebak seperti,
    kebijakan perlindungan anak, pencegahan perkawinan anak serta anak yang berhadapan dengan hukum.

    Kita sering menggelar sosialisasi lintas OPD bahkan hingga monitoring ke satuan pendidikan dan masyarakat pada umumnya," kata Nina.

    Ia menjelaskan, pihaknya juga selalu berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk meningkatkan pemenuhan hak anak mulai dari pembentukan Satgas PPA yang merupakan pertama kali di Provinsi Banten, Pemberdayaan FORAL, pembuatan komitmen dengan Media Massa Peduli Anak dan Pengusaha Peduli Anak.

    Seperti yang dikatakan oleh ibu Lela (Kabid), semua upaya yang kita lakukan untuk kepentingan dan pemenuhan hak anak di Lebak. Agar Lebak bisa menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi anak, tandasnya. (*/MYU)