Tag: Kabupaten Pandeglang

  • Abuya Muhtadi Dimyati Terharu DPP PSKBI Serahkan Unit Kendaran Ambulans Untuk RPM Banten

    Abuya Muhtadi Dimyati Terharu DPP PSKBI Serahkan Unit Kendaran Ambulans Untuk RPM Banten

    PANDEGLANG, BANPOS – Peguron Singandaru Karuhun Banten Indonesia (PSKBI) yang dikomandani Ketua Harian PSKBI, Lutfi Tri Putra dan Wakil Ketua, Erwin Teguh serta Bowo dan Satgas PSKBI pada Sabtu (26/10) menyerahkan satu unit kendaraan ambulans kepada Abuya Muhtadi Dimyati.

    Pada kesempatan tersebut, Ketua Harian DPP PSKBI, Lutfi Tri Putra, ditugaskan oleh Ketua Umum Tubagus Rahmad Sukendar, untuk mewakili penyerahan kendaraan operasional jenis ambulans, lengkap dengan surat-suratnya.

    “PSKBI yang baru berusia 2 bulan alhamdulilah bisa memberikan sumbangsihnya kepada masyarakat, khususnya di Pandeglang, melalui Abah Abuya Muhtadi Dimyati bisa menerima kendaraan dan surat-suratnya,” ujar Lutfi.

    Abuya Muhtadi Dimyati nampak sangat terharu atas kehadiran dari DPP PSKBI yang menyerahkan satu unit kendaraan ambulans, untuk dipergunakan RPM Banten dalam melayani bagi warga masyarakat yang membutuhkan bantuan.

    Lutfi menambahkan, dengan terjalinnya kemitraan dan peran serta saling membantu untuk kepentingan masyarakat, merupakan salah satu program sosial yang pihaknya canangkan.

    “Walaupun kami sebagian besar terfokus di seni dan budaya, besar kemungkinan untuk program sosial tetap kami jalani dan laksanakan apalagi untuk kepentingan masyarakat banyak,” terangnya.

    “PSKBI yang baru didirikan di bulan September, alhamdulilah sudah memiliki ribuan anggota yang militan dan solid dalam membangun budaya dan pencak silat di nusantara dan juga siap PSKBI mengawal roda pembangunan di indonesia,” lanjutnya.

    Abuya Muhtadi mengatakan di sela sela perbincangan dengan pengurus DPP PSKBI, bahwa baru dalam sejarah di Banten ada peguron yang baru terbentuk, sudah bisa membantu masyarakat.

    “Dan ini bisa memberikan bantuan resmi kendaraan ambulans lengkap dengan surat-suratnya. Semoga dengan kehadiran PSKBI, bisa memberikan manfaat yang positif bagi warga di Banten ujar,” tandas Abuya Muhtadi Dimyati.

  • Peduli Pesisir, Mahasiswa dan Pelajar Pandeglang Tanam 500 Bibit Mangrove di Pantai Cikujang

    Peduli Pesisir, Mahasiswa dan Pelajar Pandeglang Tanam 500 Bibit Mangrove di Pantai Cikujang

    PANDEGLANG, BANPOS – Puluhan mahasiswa dan pelajar dari berbagai sekolah di Pandeglang melakukan penanaman 500 bibit pohon mangrove di Pantai Cikujang, Kecamatan Panimbang, Kabupaten Pandeglang, Banten.

    Kegiatan ini diinisiasi oleh Mahasiswa Penjelajah Alam Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Mapalaut) bersama Siswa Pecinta Alam (Sispala) se-Pandeglang dalam rangka memperingati hari jadi ke-40 Mapalaut.

    Ketua Umum Mapalaut, Sani Thalita, menjelaskan bahwa penanaman pohon mangrove memiliki manfaat besar bagi ekosistem pantai, terutama untuk mencegah abrasi.

    “Pohon mangrove memiliki banyak manfaat, seperti mencegah abrasi dan memperbaiki ekosistem pesisir, terutama di pantai selatan yang terkenal dengan ombak besarnya,” ujar Sani, Minggu (20/10).

    Sebelum penanaman, para peserta diberikan edukasi tentang pentingnya pohon mangrove bagi lingkungan. Selain itu, kegiatan ini juga disertai operasi bersih sampah di pesisir pantai dan diskusi mengenai pentingnya menjaga kelestarian alam melalui penanaman mangrove.

    “Kami juga akan melakukan monitoring untuk memastikan pohon mangrove yang ditanam dapat tumbuh dengan baik,” tambah Sani.

    Tiara Ramadani, salah satu peserta dari MAN 4 Pandeglang, menyampaikan antusiasmenya.

    “Ini pertama kalinya saya ikut menanam mangrove. Saya berharap kegiatan seperti ini dapat terus dilaksanakan karena mangrove sangat penting bagi kelestarian alam pesisir,” ujar Tiara yang juga anggota Sispala Giri Raksa.

    Aksi ini menjadi wujud nyata kepedulian mahasiswa dan pelajar terhadap lingkungan, serta upaya menjaga keseimbangan ekosistem di kawasan pesisir.(PBN)

  • Bye-bye Kotak Kosong, Banteng ‘Kawin Total’ Dengan Beringin di Banten

    Bye-bye Kotak Kosong, Banteng ‘Kawin Total’ Dengan Beringin di Banten

    SERANG, BANPOS – Kekhawatiran terkait dengan disuguhkannya Pemilihan Gubernur (Pilgub) Banten yang hanya menyediakan satu paslon tunggal, akhirnya terpatahkan. Sebab, bakal calon dengan elektabilitas tertinggi, Airin Rachmi Diany, dipastikan bakal melenggang untuk berkontes di Pilgub mendatang.

    Airin dipastikan bakal maju pada kontestasi Pilgub Banten, berpasangan dengan Ade Sumardi. Duet keduanya pun dibuat menyeluruh, dimana partai berlambang banteng itu bakal dipastikan satu gerbong dengan seluruh calon dari beringin.

    Deklarasi dan penyerahan rekomendasi form B1KWK, akan dilaksanakan pada Minggu (25/7) pukul 10.00 WIB. Deklarasi rencananya akan dilaksanakan di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Kabupaten Tangerang.

    Hal itu berdasarkan surat internal yang dikeluarkan oleh Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDIP Banten dengan nomor 0273/IN/DPD-BANTEN/VIII/2024, yang ditandatangi oleh Ade Sumardi selaku Ketua DPD Banten, dan Asep Rahmatullah selaku sekretaris.

    Sumber internal BANPOS mengatakan, PDIP akan berkoalisi secara menyeluruh dengan Partai Golkar, di Pilkada Banten 2024 ini. Sebanyak 8 gacoan dari Partai Golkar, mendapat restu dari Megawati untuk dapat berkontes di Pilkada.

    Para gacoan tersebut yakni Airin Rachmi Diany, yang akan berpasangan dengan Ade Sumardi pada Pilgub Banten. Lalu Andika Hazrumy untuk Pilbup Serang, Ratu Ria Maryana untuk Pilwalkot Serang, Fitron Nur Ikhsan untuk Pilbup Pandeglang.

    Selanjutnya duet Benyamin-Pilar untuk Pilwalkot Tangerang Selatan, Sachrudin untuk Pilwalkot Tangerang, Robinsar untuk Pilwalkot Cilegon dan Mad Romli untuk Pilbup Tangerang.

    Hingga kini, BANPOS masih menunggu keterangan secara resmi dari pimpinan DPD PDIP Provinsi Banten, perihal informasi tersebut. (RED)

  • Ortu Mengeluh, Dimyati dan Irna ‘Bajak’ Peringatan Hari Anak Pandeglang Jadi Ajang Kampanye

    Ortu Mengeluh, Dimyati dan Irna ‘Bajak’ Peringatan Hari Anak Pandeglang Jadi Ajang Kampanye

    PANDEGLANG, BANPOS – Peringatan Hari Anak Nasional (HAN) tingkat Kabupaten Pandeglang yang diselenggarakan di Stadion Badak Kuranten, dikeluhkan oleh sejumlah orang tua peserta.

    Hal itu lantaran peringatan HAN yang seharusnya diisi berbagai agenda terkait anak, malah disisipkan materi kampanye oleh Bakal Calon Wakil Gubernur Banten, Dimyati Natakusuma dan Bupati Pandeglang, Irna Narulita, yang mempromosikan Dewi Setiani.

    Salah satu orang tua siswa SD yang ikut dalam kegiatan tersebut, sebut saja Romlah, mengatakan bahwa anaknya ikut dalam perlombaan di sana. Pada saat pembukaan kegiatan, di tengah sambutan panitia, tiba-tiba Dimyati mengambil alih podium untuk berbicara.

    “Panitia itu belum selesai kok sambutannya. Tiba-tiba ramai katanya ‘Mr Dim udah datang, Mr Dim udah datang’, lalu panitianya selesai aja, langsung Dimyati yang megang mic,” ujarnya, Selasa (23/7).

    Kehadiran Dimyati menurutnya, seperti tidak ada dalam rundown acara. Pasalnya, setelah Dimyati datang, rangkaian pembukaan Hari Anak Nasional itu menjadi terlihat kacau dan tidak sesuai dengan jadwal.

    “Dimyati itu kurang lebih ngomong selama 30 menit. Ya dia kampanye aja. Bilang kalau Mr Dim menang, pendidikan gratis. Kalau pemkab gak sanggup bangun jalan yang rusak, biar provinsi yang bangun. Asalkan Andra-Dimyati yang menang,” tuturnya.

    Selain Dimyati, Bupati Irna pun menurutnya juga ikut mengkampanyekan salah satu Bakal Calon yakni Dewi Setiani. Karena, Irna dalam sambutannya berkali-kali menyebut bahwa Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Dindikpora) itu akan mencalonkan diri.

    “Bu Irna bilang, doakan ibu Dewi semoga hajatnya untuk Pandeglang Maju bisa tercapai,” ucapnya.

    Ia pun mengaku kesal dengan ‘pembajakan’ itu. Pasalnya, momen mereka mengambil waktu untuk mengkampanyekan diri maupun keluarganya itu, sangat tidak tepat.

    “Pertama ini hari anak, yang seharusnya mencontohkan bagaimana bertindak yang baik dan benar. Kedua, tadi itu panas loh. Banyak yang diminta untuk tetap bertahan di depan podium hanya untuk mendengarkan kampanye mereka. Kasihan. Semoga ke depan acara-acara pemerintahan tidak lagi dibajak oleh oknum-oknum seperti ini,” tandasnya. (DZH)

  • Atlet Disabilitas Pandeglang Merasa ‘Di-prank’ Dindikpora, Kenapa?

    Atlet Disabilitas Pandeglang Merasa ‘Di-prank’ Dindikpora, Kenapa?

    PANDEGLANG, BANPOS – Persoalan atlet disabilitas yang berjuang pada gelaran Pekan Paralimpik Pelajar Daerah (Peparpeda) Provinsi Banten di Kota Tangerang pekan lalu yang merasa diabaikan oleh Pemkab Pandeglang, hingga saat ini masih belum selesai. Bahkan, mereka kini merasa terkena ‘prank’ dari Pemkab, lantaran perwakilannya sempat dijanjikan untuk audiensi namun hingga kini belum kunjung terealisasi.

    Hal itu disampaikan oleh Wakil Ketua Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Pendidikan Khusus Untirta, Nur Ahdi Asmara. Ia yang turut berkoordinasi dengan perwakilan kontingen Peparpeda asal Pandeglang tersebut mengatakan, pada akhir pekan lalu sudah ada titik terang berkaitan dengan ketiadaan akomodasi dari Pemkab Pandeglang, selama pelaksanaan Peparpeda.

    “Kami sudah ngobrol dan koordinasi dengan teman-teman kontingen asal Pandeglang, mereka pada saat itu bilang kalau insyaallah mereka bisa dapat haknya ketika pulang. Karena pekan ini dijanjikan bertemu dengan Kadindikpora Pandeglang,” ujarnya kepada BANPOS, Kamis (11/7).

    Namun ternyata, setelah berkoordinasi kembali dengan perwakilan kontingen Peparpeda Pandeglang, ternyata hingga Kamis ini mereka belum juga bertemu dengan pihak Dindikpora Pandeglang. Menurutnya, pihak Dindikpora beralasan kalau Kepala Dinasnya yakni Raden Dewi Setiani, masih sibuk.

    “Kata mereka, Bu Kadisnya lagi sibuk. Bahkan beberapa hari terakhir ketika dihubungi, pihak Dindikpora tidak merespon, akhirnya mereka merasa kena prank. Memang sih kalau dilihat-lihat, bu Kadisnya beberapa kali tayang di berita, cuma bukan bicara nasib para atlet disabilitas, melainkan soal politik. Mungkin sibuknya di sana,” tutur Ahdi.

    Ia menegaskan bahwa persoalan hak atlet disabilitas dan para pendampingnya, harus segera diselesaikan. Pasalnya, jika perjuangan mereka benar-benar tidak dianggap, dikhawatirkan ke depan tidak ada lagi pelajar disabilitas di Pandeglang yang mau menjadi kontingen berbagai gelaran kompetisi.

    “Lagi-lagi perlu diperhatikan jika Kabupaten Pandeglang tidak mau kehilangan atlet-atlet disabilitas yang berbakatnya. Toh ini gelaran dua tahunan, sudah 8 kali digelar. Jangan-jangan Peparpeda yang lalu juga seperti ini juga, kasian loh mereka, berjuang demi daerahnya tapi malah tidak dianggap, bahkan di-prank berkali-kali,” tandasnya.

    Sebelumnya diberitakan, para atlet disabilitas asal Pandeglang yang bertarung di Pekan Paralimpik Pelajar Daerah (Peparpeda) Banten di Tangerang, merasa diabaikan oleh Pemkab Pandeglang. Pasalnya, mereka berangkat tanpa mendapatkan bekal, baik pembinaan, dana maupun perlengkapan yang mumpuni.

    Hal itu disampaikan oleh salah satu sumber BANPOS yang mendampingi para atlet disabilitas asal Pandeglang. Ia mengatakan, para atlet mendapatkan sejumlah perlakuan yang kurang layak, baik dari Disdikpora Pandeglang, KONI Pandeglang maupun National Paralympic Committee (NPC) selaku lembaga yang menaungi masyarakat olahraga disabilitas.

    “Pertama soal seragam atlet. Awalnya mereka (para atlet disabilitas) hanya mendapatkan seragam bekas Pekan Olahraga Pelajar Daerah (POPDA) di Tangerang. Setelah pihak yang mengurusi seragam protes, akhirnya seragam itu diambil kembali oleh Dispora. Tapi ternyata tulisan POPDA cuma ditimpa saja,” ujarnya.

    Selain itu, ia menuturkan bahwa para atlet yang bertarung di Tangerang, tidak mendapatkan uang saku. Pasalnya, pihak Pemkab Pandeglang hanya menyiapkan seragam, yang juga bekas pelaksanaan POPDA, serta angkutan transportasi.

    “Jadi pihak Pemkab mengatakan kalau mereka hanya menyiapkan seragam dan kendaraan untuk pergi dan pulang saja. Uang saku tidak. Padahal atlet-atlet ini juga membawa nama baik Pandeglang. Atlet dari daerah lain pun mendapat uang saku, apa bedanya dengan atlet asal Pandeglang ini,” katanya.(DZH)

  • Baju Dikareti hingga Kurang Minum, Nelangsanya Atlet Disabilitas Pandeglang

    Baju Dikareti hingga Kurang Minum, Nelangsanya Atlet Disabilitas Pandeglang

    PANDEGLANG, BANPOS – Kisah menyedihkan kembali datang dari kontingen atlet Pekan Paralimpik Pelajar Daerah (Peparpeda) asal Kabupaten Pandeglang, yang bertanding di Kota Tangerang.

    Bukan, bukan karena mereka yang ‘hanya’ mendapat empat medali, masing-masing dua perak dan dua perunggu, sehingga menempatkan mereka pada posisi paling buncit perolehan medali. Namun bagaimana mereka luntang-lantung saat memperjuangkan tanah kelahirannya.

    Salah seorang sumber BANPOS yang mengetahui kondisi kontingen asal Pandeglang mengatakan, kontingen dari Kota Badak itu sangat memprihatinkan. Mereka menurutnya, menjadi kontingen yang paling bergantung pada panitia.

    “Karena berdasarkan obrolan saya dengan mereka, mereka memang tidak ada dana lebih untuk sekadar jajan. Makan dan minum saja, benar-benar hanya dapat dari panitia,” ujarnya kepada BANPOS, Jumat (5/7).

    Selain itu, dari sisi persiapan pun mereka disebut tidak matang. Pasalnya, perlengkapan yang dibawa, sangat tidak mumpuni. Seperti kostum dan sepatu olahraga.

    “Kalau tidak salah pada saat lomba lari sprint, harusnya kan menggunakan kaus tanpa lengan. Ternyata mereka tidak ada, jadi mereka mengareti kaus oblong yang mereka bawa, supaya terlihat seperti kaus tanpa lengan,” ucapnya.

    Namun, sumber BANPOS itu menuturkan bahwa kegigihan para atlet asal Pandeglang itu patut diacungi jempol. Meskipun dengan bekal dan persiapan yang sangat tidak layak, namun mereka masih bisa bersaing dengan hebat melawan atlet-atlet daerah lain yang persiapannya serta bekal yang mumpuni.

    “Salut untuk teman-teman semua, terkhusus teman-teman asal Pandeglang yang tetap gigih berjuang,” tandasnya. (DZH)

  • Atlet Disabilitas Pandeglang Diabaikan, Koreda Banten: Kadindikpora Jangan Sibuk Genit Politik

    Atlet Disabilitas Pandeglang Diabaikan, Koreda Banten: Kadindikpora Jangan Sibuk Genit Politik

    PANDEGLANG, BANPOS – Kabar para atlet disabilitas asal Pandeglang yang merasa diabaikan padahal tengah bertarung di Pekan Paralimpik Pelajar Daerah (Peparpeda) Banten di Tangerang, disayangkan oleh pegiat disabilitas.

    Pasalnya, Peparpeda merupakan ajang yang menjadi pembuktian bahwa penyandang disabilitas, juga mampu bersaing sebagaimana masyarakat pada umumnya. Namun, potensi itu disebut malah diabaikan.

    Ketua Komunitas Area Disabilitas (Koreda) Banten, Adzka Azzamulhaq, mengatakan bahwa pihaknya menyayangkan sikap Pemkab Pandeglang, terutama Dindikpora selaku leading sektor pembinaan atlet disabilitas, mengabaikan hak-hak dari penyandang disabilitas.

    “Sungguh ironi ketika teman-teman disabilitas yang memiliki potensi di bidang olahraga, dan mengabdikan diri untuk mengharumkan nama daerahnya, malah diabaikan begitu saja,” ujarnya, Kamis (4/7).

    Menurutnya, para pejabat Dindikpora Pandeglang seharusnya malu, ketika para pelajar disabilitas tetap mau dijadikan kontingen Peparpeda Pandeglang, padahal hanya diberikan bekal yang menurutnya, sangat tidak layak.

    “Bayangkan jika teman-teman disabilitas merasa bahwa mereka tidak dianggap sebagaimana mestinya, lalu mereka menolak untuk menjadi kontingen Pandeglang, maka Pandeglang tidak akan mengirim kontingen sama sekali. Tapi lihat, mereka tetap berangkat meski dengan jaket tambal sulam bekas POPDA dan tanpa bekal sepeser pun,” tegasnya.

    Ia mengaku, sejak mendapat berita mengenai atlet disabilitas Pandeglang yang merasa diabaikan, dirinya langsung mencari info mengenai anggaran untuk atlet disabilitas pada Dindikpora. Ia pun mendesak Dindikpora untuk secara terbuka, memberitahukan kepada publik kebenaran terkait tidak dianggarkannya kegiatan tersebut.

    “Saya bertanya ke sejumlah pihak, dan ternyata informasi yang saya dapat, tidak ada anggaran untuk itu. Bahkan untuk mereka yang mendapat medali, informasinya juga tidak ada. Miris sekali bagaimana teman-teman disabilitas didiskriminasi di Pandeglang. Silakan Dindikpora buka datanya kepada publik, biar publik tahu bagaimana teman-teman disabilitas begitu tidak dianggap oleh pemerintah,” katanya.

    Maka dari itu, ia meminta kepada Bupati Pandeglang untuk mengevaluasi Kepala Dindikpora, atas kinerjanya yang sangat tidak memuaskan dan diskriminatif terhadap pelajar dan atlet penyandang disabilitas.

    “Sekiranya ibu Bupati Pandeglang untuk segera mengevaluasi Kadindikpora. Meskipun katanya dia mau mencalonkan diri sebagai Bupati Pandeglang, tugas utamanya jangan diabaikan dong. Jangan sibuk genit berpolitik, lalu lupa kalau dia itu Kepala Dinas. Bagaimana mau mewujudkan Pandeglang yang inklusif,” tandasnya. (DZH)

  • Tarung di Peparpeda Tangerang, Atlet Disabilitas Pandeglang Merasa Diabaikan Pemkab

    Tarung di Peparpeda Tangerang, Atlet Disabilitas Pandeglang Merasa Diabaikan Pemkab

    TANGERANG, BANPOS – Para atlet disabilitas asal Pandeglang yang tengah bertarung di Pekan Paralimpik Pelajar Daerah (Peparpeda) Banten di Tangerang, merasa diabaikan oleh Pemkab Pandeglang. Pasalnya, mereka berangkat tanpa mendapatkan bekal, baik pembinaan, dana maupun perlengkapan yang mumpuni.

    Hal itu disampaikan oleh salah satu sumber BANPOS yang mendampingi para atlet disabilitas asal Pandeglang. Ia mengatakan, para atlet mendapatkan sejumlah perlakuan yang kurang layak, baik dari Disdikpora Pandeglang, KONI Pandeglang maupun National Paralympic Committee (NPC) selaku lembaga yang menaungi masyarakat olahraga disabilitas.

    “Pertama soal seragam atlet. Awalnya mereka (para atlet disabilitas) hanya mendapatkan seragam bekas Pekan Olahraga Pelajar Daerah (POPDA) di Tangerang. Setelah pihak yang mengurusi seragam protes, akhirnya seragam itu diambil kembali oleh Dispora. Tapi ternyata tulisan POPDA cuma ditimpa saja,” ujarnya, Rabu (3/7).

    Selain itu, ia menuturkan bahwa para atlet yang bertarung di Tangerang, tidak mendapatkan uang saku. Pasalnya, pihak Pemkab Pandeglang hanya menyiapkan seragam, yang juga bekas pelaksanaan POPDA, serta angkutan transportasi.

    “Jadi pihak Pemkab mengatakan kalau mereka hanya menyiapkan seragam dan kendaraan untuk pergi dan pulang saja. Uang saku tidak. Padahal atlet-atlet ini juga membawa nama baik Pandeglang. Atlet dari daerah lain pun mendapat uang saku, apa bedanya dengan atlet asal Pandeglang ini,” katanya.

    Ia pun mengaku bahwa sebenarnya, para atlet disabilitas ini pun kurang persiapan. Sebab, mereka kurang mendapatkan pembinaan untuk mengembangkan kemampuan mereka. Hal itu yang banyak orang sayangkan, padahal ada NPC selaku lembaga yang menaungi para atlet disabilitas.

    “Jadi para atlet disabilitas seperti mendapat diskriminasi dari Pemkab dan NPC maupun KONI. Padahal mereka pejuang juga di bidang olahraga. Bahkan informasinya, tidak ada bonus tambahan bagi mereka yang membawa kemenangan. Kami sangat kecewa karena ini tidak inklusif,” tandasnya. (DZH)

  • Perintah Partai, Fitron Dekati Diana JB Maju di Pilkada Pandeglang

    Perintah Partai, Fitron Dekati Diana JB Maju di Pilkada Pandeglang

    PANDEGLANG, BANPOS –Jelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak tahun 2024, bursa Calon Bupati (Cabup) dan Calon Wakil Bupati (Cawabup) Kabupaten Pandeglang mulai bermunculan.

    Salah satu pasangan tersebut adalah Fitron Nur Ikhsan sebagai Bakal Calon Bupati (Balonbup) Pandeglang dari Partai Golongan Karya (Golkar), dan Diana Jayabaya sebagai Bakal Calon Wakil Bupati Pandeglang dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan).

    “Hari ini, saya memiliki agenda untuk merayu atau menjajaki Calon Wakil Bupati dari keluarga Pak Jayabaya yaitu Diana Jayabaya. Karena memang Partai Golkar sudah memberi perintah kepada saya, untuk segera meminta kepada Diana agar menjadi pendamping saya sebagai Cawabup pada Pilkada 2024 nanti,” kata Fitron di Cafe Hamparan, Kecamatan Majasari, Kabupaten Pandeglang, Minggu (21/4).

    Menurut Fitron, dirinya telah mengetahui Diana Jayabaya sejak saat menjadi anggota DPRD Provinsi Banten. 

    “Saya dengan Diana ini sudah tidak ragu lagi, karena sudah akrab dan juga sudah mengenalnya sejak menjadi Anggota DPRD Provinsi Banten selama 5 tahun. Jadi sepertinya, langkah kami akan semakin mudah tinggal nanti komunikasi lebih lanjut. Namun untuk koalisi partai, saya sudah diinformasikan bahwa sudah ada beberapa partai yang telah merapat untuk bergabung ke Partai Golkar,” terangnya.

    Sementara, Diana Jayabaya mengatakan, bahwa ia siap untuk menjadi pendamping Fitron pada Pilkada 2024 mendatang.

    “Saya disandingkan dengan bang Fitron ini sudah tidak banyak pekerjaan rumah yang besar, karena kita sudah sama-sama saling kenal satu sama lain, sudah tahu juga kapasitas beliau seperti apa. Cuma, PR beliau sekarang itu bagaimana meyakinkan saya,” katanya.

    Ia menambahkan, jika kepastian keberlangsungan duet tersebut sangat ditentukan oleh partainya. 

    “Kalau untuk kemaslahatan bersama khususnya untuk Kabupaten Pandeglang, kita juga tidak bisa main-main. Tapi partai saya memerintahkan untuk pendekatan terlebih dahulu, karena belum menentukan ya atau tidak. Karena saya juga ada pertimbangan setelah menarik diri dari politik selama 5 tahun, jadi ada sedikit nervousnya,” ujarnya. 

    Di tempat yang sama, Sekretaris Jendral Dewan Pimpinan Daerah Partai Golkar, Uus Usamah menjelaskan, bahwa Fitron adalah sosok terbaik dari partai Golkar yang dipercaya menjadi Cabup pada Pilkada 2024.

    “Menghadapi Pilkada 2024 nanti, partai Golkar juga harus memberikan warna. Salah satunya, kami memiliki kader terbaik dari sisi intelektual maupun dari sisi perolehan suara yakni Fitron Nur Ikhsan. Kemudian Pak Fitron ini sudah mendapatkan perintah atau rekomendasi dari DPD, agar segera menjalankan tugasnya yang salah satunya meloby partai lain dan bersilaturahmi dengan tokoh masyarakat,” ungkapnya. (DHE)

     

  • KPPC Bersihkan Sampah Pantai Carita

    KPPC Bersihkan Sampah Pantai Carita

    PANDEGLANG, BANPOS – Untuk menjaga keindahan di wilayah wisata Pantai Carita Kabupaten Pandeglang,Komunitas Peduli Pantai Carita (KPPC) melakukan operasi membersihkan sampah sejauh 4 kilometer di ruas Jalan Raya Carita-Pandeglang, Jumat (19/4).

    Kegiatan operasi membersihkan sampah tersebut diantaranya adalah Balawista, Tahura Banten, Aldos, Polsek Carita, Koramil Carita, TNI AL, DLH Pandeglang, DKPP Pandeglang, PLN,  dan para pihak lainnya.

    Ketua KPPC, Franky Supriadi mengatakan, dalam  melakukan kegiatan bersih-bersih sampah di wilayah tempat wisata Pantai Carita bukan kali pertama dilakukan.

    “Kami bukan kali pertama melakukan bersih-bersih ini,” kata Franky kepada BANPOS.

    Untuk saat ini, aksi operasi semut dilakukan di pinggir jalan Raya Carita-Pandeglang. Karena untuk kegiatan bersih-bersih Pantai sudah dilakukan pada pagi hari.

    “Untuk sekarang bersama-sama dengan para pihak yang ikut serta kita lakukan di pinggir jalannya, karena yang di pantai sudah dari pagi,” katanya.

    Menurut Franky, saat libur lebaran Idul Fitri 1445 Hijriyah, data yang tercatat Balawista jumlah wisatawan yang datang ke Pantai Carita mencapai 73 ribu orang.

    “Jika dihitung rata-rata satu orang satu kilogram sampah dikali 73 ribu wisatawan, sudah berapa ton sampah yang tumpah ke Carita,” terangnya.

    Oleh karena itu, agar sampah tidak berceceran baik ke pantai maupun sungai dan lingkungan serta jalan, perlu adanya kesadaran bersama untuk membersihkannya.

    “Sampah faktor utama merusak lingkungan, maka dari itu harus ada pencegahan dan kesadaran bersama untuk membersihkan,” tegasnya.

    Franky menambahkan, pihaknya mengapresiasi terhadap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pandeglang yang sudah mau terjun bersama membersihkan sampah.

    “Alhamdulillah, baru kali ini ada OPD berbaur bersama kami ikut serta peduli terhadap lingkungan. Kami sangat mengapresiasi,” ungkapnya.

    Sementara, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Pandeglang, Ratu Tanti mengaku sangat mengapresiasi adanya kegiatan membersihkan sampah tersebut dan bangga terhadap KPPC.

    “Ini sungguh luar biasa bagi kami, sangat peduli terhadap lingkungan hidup. Ini bukti masyarakat sudah menyadari lingkungan hidup tanggungjawab semua, bukan hanya Pemerintah,” katanya.

    Langkah kedepannya, pihaknya akan tetap melakukan edukasi terhadap masyarakat agar selalu bersama-sama menjaga lingkungan.

    “Kami akan terus melakukan edukasi, bagaimana menciptakan lingkungan yang baik dan sehat. Dan tidak sampai di sini saja, kita akan lakukan susur sungai dan lainnya,” ungkapnya. (DHE/PBN)