Tag: kader JKN-KIS

  • Membantu Program Pemerintah, Kader JKN-KIS Bukan “Debt Collector”

    Membantu Program Pemerintah, Kader JKN-KIS Bukan “Debt Collector”

    Muta’Alim dan Aef Awaludin Al Bantani (ayah dan anak) yang menjadi kader JKN-KIS Kota Serang / RULIE SATRIA

    SERANG, BANPOS – BPJS Kesehatan terus melakukan sosialisasi bahkan penagihan langsung kepada peserta yang saat ini masih menunggak pembayaran premi. Penagihan langsung ini ternyata dilakukan oleh para relawan yang disebut juga dengan kader Jaminan Kesehatan Nasional – Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS).

    Adanya istilah “debt collector” bagi kader JKN-KIS, dirasa tidak tepat, hal tersebut disampaikan langsung Kepala BPJS Kesehatan Cabang Serang, Sofyeni.

    “Kader JKN-KIS merupakan wujud partisipasi masyarakat yang turut membantu program pemerintah dalah hal pengoptimalan sosialisasi, edukasi, perekrutan peserta serta pengingat iuran, yang direkrut langsung oleh BPJS Kesehatan dengan kapasitas dan kriteria yang telah sesuai ditetapkan,” ungkap Sofyeni.

    Salah satunya Aef Awaludin Al Bantani (30), yang merupakan kader JKN-KIS asal Kampung Salila, Kelurahan Curug, Kecamatan Curug, Kota Serang. Menurutnya, pengertian “debt collector” yang berkembang di telinga masyarakat sangat melekat sebagai hal yang negatif dan diidentik sebagai preman.

    Namun sebaliknya, profesi kader JKN-KIS dapat dikatakan sangat membantu program pemerintah (BPJS Kesehatan), terutama bagi masyarkat yang terkena musibah kesehatan, terlebih masyarakat tersebut tergolong kurang mampu.

    Dirinya sangat membantah jika istilah tersebut dimaknai sebagai hal ‘debt collector’ yang berkonotasi negatif. Sebab, profesi yang saat ini sudah dia tekuni selama 1 tahun 2 bulan tersebut

    Ditambahkannya lagi, Aef yang ditemui dirumahnya menjelaskan dirinya selalu menggunakan atribut resmi dari BPJS Kesehatan dan tidak diperkenankan meminta uang langsung secara cash. Namun peserta akan diarahkan ke tempat pembayaran resmi saat melakukan reminder kepada peserta.

    “Skema mengingatkannya juga tidak langsung dibayarkan kepada relawan tapi bisa ke loket yang kerjasama dengan BPJS atau diminta ke rekanan BPJS Kesehatan seperti mini market yang ditunjuk dan ATM,” ungkap Aef, yang mengaku menjadi kader JKN-KIS sejak tahun 2018 lalu, saat ditemui dirumahnya, Kamis (10/10).

    Lebih lanjut Aef memaparkan, meski profesinya yang dijalani saat ini masih dianggap sebelah mata, namun dirinya tak patang arah untuk terus berusaha mengingatkan iuran JKN-KIS bagi segmen peserta informal atau Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU), di wilayahnya yang meliputi Kelurahan Sukajaya, Cilaku, Curug Manis dan Serang.

    “Terkadang masih suka mendapat perlakuan yang membuat hati tidak enak, namun saya tidak akan pernah bosan memberikan informasi, melakukan edukasi terkait Program JKN-KIS dan tidak lupa pula menanyakan masalah dan keluhan peserta, karena kebanyakan peserta yang tidak ingin membayar iuran karena keinginan gotong royong membayar yang masih rendah,” kata Aef yang merupakan salah satu kader JKN berprestasi di Kota Serang.

    Melihat penuh semangatanya Aef manjalani profesi sebagai kader JKN-KIS, mengetuk hati Muta’Alim yang merupaka Ayah kandung Aef untuk mengikuti jejak sang anak mejadi kader JKN-KIS.

    “Berprofesi sebagai kader JKN-KIS, saya kira sangat mulia dan saling membantu. Selain itu, kita dapat bersilaturahmi dengan banyak orang,” kata Muta’Alim yang juga Kader JKN-KIS di wilayah Kota Serang.

    Muta’Alim yang mengaku baru 5 bulan aktif sebagai kader JKN-KIS mengaku sangat bersyukur dapat menjadi kader JKN-KIS, meski sebelumnya saya tidak mengetahui apa itu kader JKN-KIS. Namun setelah dijalani, ternyata profesi seperti ini menurut saya sangat menyenangkan.

    “”Saya berharap, BPJS Kesehatan selalu dapat membantu melayani masyarakat, dikala mendapat musibah kesehatan. Sebab, biaya pengobatan kan memang tidak murah. Untuk itu, masyarakat bisa dapat saling bergotong royong terutama mengenai iuran BPJS Kesehatan.” Pungkas Muta’Alim.

    Diketahui, kader JKN-KIS merupakan wujud partisipasi masyarakat dalam mengsukseskan Program JKN-KIS dan diharapkan akan mengoptimalkan sosialisasi, edukasi, serta sebagai pengingat dan pengumpul iuran.

    Adapun saat ini, terdapat 78 Kader JKN-KIS aktif yang tersebar di Wilayah Serang Raya. Sebelum mereka diterjunkan ke lapangan, tiap Kader telah mendapatkan pelatihan/pembekalan yang terkait tugas pokok dan fungsi dari Kader JKN-KIS. Setiap Kader mengelola lebih kurang 100 sampai 500 keluarga binaan di sekitar wilayahnya, yang rutin mereka kunjungi dan edukasi. (RUL)

  • Mengenal Lebih Dekat Kader JKN, Tatu Tak Bosan Sosialisasikan Program JKN-KIS

    Mengenal Lebih Dekat Kader JKN, Tatu Tak Bosan Sosialisasikan Program JKN-KIS

    Kader JKN, Tatu Nurhayati, saat foto didepan rumahnya di Perum GCD, Kalitimbang, Cibeber, Kota Cilegon, Selasa (24/9). / RULIE SATRIA

    CILEGON, BANPOS – Salah satu tantangan besar yang dihadapi oleh BPJS Kesehatan dalam menjaga kesinambungan program Jaminan Kesehatan Nasional – Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) yaitu pada pengelolaan kelompok peserta dari sektor informal. Untuk itu, sejak April 2017, BPJS Kesehatan membuka Program Kader JKN-KIS yang diharapkan mampu meningkatkan pertumbuhan jumlah kepesertaan dan meningkatkan kolektabilitas iuran BPJS Kesehatan bagi segmen peserta informal atau Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU).

    Tatu Nurhayati salah satunya, menjalani profesi sebagai Kader JKN adalah suatu kebanggaan tersendiri baginya. Pasalnya, berawal dari ketidaktahuan dan mencoba ingin tahu, kini Tatu menjadi salah satu sosok yang dinanti-nanti oleh warga wilayah Kelurahan Kedaleman dan Kalitimbang, Kota Cilegon.

    Tatu yang mengaku mulai menjadi kader JKN-KIS pada akhir Desember 2018 lalu, sebelumnya merupakan seorang pekerja asuransi swasta. Berbekal sedikit pemahaman bersosialisasi, dirinya mencoba untuk mendaftar sebagai kader JKN-KIS.

    “Saya sangat bersyukur dapat menjadi kader JKN-KIS, meski sebelumnya saya tidak mengetahui apa itu kader JKN-KIS. Namun setelah dijalani, ternyata profesi seperti ini menurut saya sangat menyenangkan. Mungkin, karena saya suka bertemu dengan banyak orang dan suka bersosialisasi, menjadi modal saya untuk jalani profesi ini,” ungkap Tatu, saat ditemui dikediamannya, di Perum GCD, Kalitimbang, Cibeber, Kota Cilegon, Selasa (24/9).

    Tatu menambahkan, menjadi Kader JKN-KIS bertujuan untuk melakukan pendekatan dengan peserta agar lebih paham dengan manfaat Program JKN-KIS dan dapat rutin untuk membayar iuran sehingga peserta merasa terbantu dengan kehadiran Kader JKN-KIS.

    Tatu tidak pernah bosan memberikan informasi, melakukan edukasi terkait Program JKN-KIS dan tidak lupa pula menanyakan masalah dan keluhan peserta, karena kebanyakan peserta yang tidak ingin membayar iuran karena mengeluhkan pelayanan fasilitas kesehatan, sehingga Tatu mencoba menjelaskan alur dan proses pelayanan pada fasilitas kesehatan satu per satu, sehingga mereka bisa tergerak hati untuk membayar iuran.

    “Saya selalu bekerja dengan ikhlas dan tidak pernah mengeluh selama menjadi seorang kader karena saya percaya semua yang terbaik pasti akan kembali juga ke saya. Saya kaget ketika ada peserta yang awalnya tidak mau membayar tiba-tiba ingin membayar karena sudah memahami manfaat dari program JKN-KIS ini yang sudah banyak membantu warga lainnya,” tutur Tatu.

    Sementara itu Kepala BPJS Kesehatan Cabang Serang, Sofyeni menjelaskan, saat ini terdapat 78 Kader JKN-KIS aktif yang tersebar di Wilayah Serang Raya. Sebelum mereka diterjunkan ke lapangan, tiap Kader telah mendapatkan pelatihan/pembekalan yang terkait tugas pokok dan fungsi dari Kader JKN-KIS. Setiap Kader mengelola lebih kurang 100 sampai 500 keluarga binaan di sekitar wilayahnya, yang rutin mereka kunjungi dan edukasi.

    “Saat menjalankan tugas dan fungsinya setiap hari, para Kader JKN-KIS selalu menggunakan aparatus resmi Kader JKN-KIS yang terdiri dari rompi, topi, name tag dan pin yang bertuliskan Kader JKN-KIS. Selain itu juga, saat bertugas para Kader harus membawa serta Surat Tugas sebagai Kader JKN-KIS yang ditandatangani oleh Kepala Cabang BPJS Kesehatan setempat. Hal ini perlu diketahui oleh masyarakat agar tidak terjadi tindak penipuan yang merugikan,” jelas Sofyeni.

    Diketahui, Kader JKN-KIS merupakan wujud partisipasi masyarakat dalam mensukseskan Program JKN-KIS dan diharapkan akan mengoptimalkan sosialisasi, edukasi, serta sebagai pengingat dan pengumpul iuran.

    Selain itu, Kader JKN-KIS juga merupakan orang yang memiliki kapasitas sesuai dengan kriteria dan direkrut oleh BPJS Kesehatan untuk melakukan fungsi tertentu yaitu fungsi sosialisasi (pemasaran sosial), perekrutan peserta, pengingat dan pengumpulan iuran. (RUL)