CILEGON, BANPOS – Sejak tahun 2022 ekspansi jasa pelayanan pandu dan tunda kapal tugboat di wilayah Banten bagian utara yang dibuka PT Pelabuhan Cilegon Mandiri (PCM) menunjukan tren yang positif.
Hingga Juni 2023, BUMD Kota Cilegon ini telah melayani sekitar dua ribu gerakan kapal mulai dari wilayah Bojonegara hingga Pulo Ampel.
Koordinator Pilot Station PT PCM Bojonegara, Andrianto mengatakan, jasa pelayanan pandu dan tunda kapal tugboat pada 2022 lalu tercatat sekitar 1.500 gerakan kapal. Pada tahun ini mulai Januari hingga Juni, jasa pandu dan tunda sekitar 2.200 gerakan kapal yang dilayani.
“Rata-rata setiap bulan pada tahun ini, kita layani 400 sampai 500 gerakan kapal,” ungkap Andrianto, Minggu (16/7).
Andrianto mengungkapkan, meningkatnya pelayanan jasa pandu dan tunda kapal tugboat seiring dengan tingginya kunjungan kapal di wilayah Bojonegara dan Pulo Ampel. Ini menunjukan potensi jasa pelayanan pandu dan tunda tugboat begitu besar.
“Ada sekitar 21 TUKS yang kita layani mulai dari Bojonegara sampai Pulo Ampel,” tuturnya.
Andrianto juga mengungkapkan, ekspansi bisnis yang meningkat ini juga tidak lepas berkat ide dan gagasan dari Walikota Cilegon, Helldy Agustian dan jajaran Direksi PCM yang berhasil membuka pasar baru di wilayah Banten bagian utara.
“Keberhasilan ini berkat pimpinan kami, baik dari Pak Walikota (Helldy Agustian) dan Pak Willy (Direktur Utama) dan Pak Didik (Direktur Operasional) membaca peluang disini. Bahwa disini berpotensi besar, ada potensi yang digali,” terangnya.
Andrianto mengungkapkan, pihaknya optimis target pelayanan pada tahun ini sekitar 4 ribu gerakan kapal dapat tercapai. Optimisme itu seiring dengan kunjungan kapal tinggi serta adanya upaya dari pemerintah atau regulator untuk memperluas wilayah wajib pandu.
“Target kami 4 ribu gerakan kapal tahun ini, Insya Allah kita optimis. Kita optimis karena saat ini ada upaya dari regulator, KSOP untuk memperluas wilayah wajib pandu,” katanya.
Saat ini, pihaknya terus menjalin pendekatan dengan berbagai stakeholder. Baik regulator, TUKS dan agen-agen pelayaran kapal. Itu dilakukan agar pelayanan dan keberlangsungan usaha (going concern) perusahaan tetap terjaga.
“Insyaallah kita optimistis terus melakukan pendekatan bisnis. Kita selalu koordinasi dengan agen-agen, mendatangi jetty, tempat sandar dan selalu sosialisasi wajib pandu,” tandasnya.(LUK/PBN)