Tag: Kebakaran Hawaii

  • Rumah Atap Merah Tak Tersentuh Api Kebakaran Hawaii

    Rumah Atap Merah Tak Tersentuh Api Kebakaran Hawaii

    HAWAII, BANPOS – Rumah kayu beratap merah di Front Street, Lahaina viral karena tak dilahap si jago merah, saat kebakaran hutan yang sangat hebat melanda wilayah Maui, Hawaii beberapa waktu lalu.

    Sementara sekitarnya, luluh lantak. Menjelma jadi abu dan reruntuhan puing-puing.

    Trip Millikin, sang pemilik rumah bahkan mengatakan, dalam selembar foto, kediamannya terlihat seperti hasil photoshop.

    Berusia 100 Tahun BBC edisi 21 Agustus 2023 melaporkan, saat kebakaran Maui terjadi, Millikin dan istri sedang dalam perjalanan ke Massachusetts.

    Suami istri itu mengetahui, lingkungan rumahnya telah terjebak dalam kobaran api, dan kemungkinan besar akan menjadi santapan si jago merah.

    Namun, keesokan paginya, bukti rekaman udara menunjukkan, rumah mereka masih utuh.

    “Kami pun menangis. Kami merasa bersalah,” ungkap Millikin dan istrinya.

    Mereka mengaku tak tahu pasti, apa yang menyebabkan rumah beratap merah itu selamat.

    Dua tahun lalu, pasangan itu membeli properti berusia 100 tahun, milik tenaga pembukuan perkebunan gula.

    Saat dibeli, rumah itu dalam keadaan rusak. Mau tak mau, Millikin memperbaiki.

    “Mungkin, renovasi inilah yang menyelamatkan rumah tersebut, kata Millikin dan istri kepada media AS.

    Pasangan itu mengganti atap rumah yang terbuat dari aspal, dengan atap yang terbuat dari logam berat, mengelilingi rumah dengan batu sungai, dan menyingkirkan dedaunan di sekitarnya.

    “Tak satu pun dari tindakan ini, yang dimaksudkan untuk menghentikan kobaran api,” ujar Millikin.

    100 Persen Kayu Dora Atwater, istri Millikin mengungkap, rumahnya terbuat dari kayu. Seratus persen.

    “Jadi, sebetulnya tidak tahan api atau apa pun. Saat api berkobar, potongan kayu besar bisa menimpa atap rumah warga,” kata Atwater kepada Los Angeles Times.

    “Kalau atap aspal, pasti terbakar. Kalau tidak, jatuh dari atap lalu membakar dedaunan di sekitar rumah,” imbuhnya.

    Dia menduga, jarak rumah dari tetangganya yang cukup jauh, jadi faktor penolong.

    Millikin dan istri berencana kembali ke Lahaina, jika situasinya sudah betul-betul aman.

    Mereka akan mempersilakan siapa saja yang kehilangan rumah akibat kebakaran Maui, untuk tinggal bersama di rumah beratap merah itu.

    “Banyak orang telah meninggal. Begitu banyak orang yang kehilangan segalanya. Kita perlu saling menjaga dan membangun kembali,” tutur Atwater.

    Bencana Terburuk Hingga saat ini, pemerintah setempat masih terus melakukan operasi pencarian korban kebakaran Maui.

    Total korban jiwa yang tercatat, telah melebihi angka 114. Jumlah orang yang dilaporkan hilang, mencapai 850. Sementara korban selamat, melebihi 1.200 orang.

    Kebakaran hebat ini menghancurkan sebagian besar kota bersejarah Lahaina di Maui, dan dianggap sebagai bencana alam terburuk dalam sejarah negara bagian Hawaii.

    Senin (21/8), Presiden Joe Biden tiba di Hawaii untuk melihat kondisi terkini di lokasi kebakaran Maui. (RMID)

    Berita Ini Telah Tayang Di https://rm.id/baca-berita/internasional/185010/viral-rumah-atap-merah-tak-tersentuh-api-kebakaran-maui-hawaii

  • Kebakaran Hawaii Tewaskan 53 Orang

    Kebakaran Hawaii Tewaskan 53 Orang

    AMERIKA SERIKAT, BANPOS – Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mendeklarasikan status bencana besar untuk negara bagian Hawaii, Kamis (10/8), setelah kebakaran yang terjadi sejak Selasa (8/8), meluluhlantakkan wilayah Lahaina, Maui. Saat Biden menetapkan status bencana besar, korban jiwa baru mencapai 36. Namun kini, angkanya melonjak jadi 53.

    Menurut keterangan otoritas setempat, 80 persen kebakaran telah berhasil diatasi. Lebih dari 14 ribu orang, sudah direlokasi. Hanya saja, layanan listrik untuk 11 ribu penduduk setempat, masih belum pulih.

    “Presiden Joe Biden telah memerintahkan bantuan federal, untuk melengkapi upaya pemulihan negara bagian dan lokal di daerah terdampak kebakaran hutan,” demikian pernyataan Gedung Putih, Kamis (10/8).

    Bantuan yang dimaksud, dapat mencakup hibah untuk perumahan sementara dan perbaikan rumah, pinjaman berbiaya rendah untuk menutupi kerugian harta benda yang tidak diasuransikan, dan program lain untuk membantu pemulihan kebakaran.

    Dalam acara veteran di Utah, Kamis (10/8), Biden menyampaikan doa tulusnya untuk korban bencana kebakaran Hawaii.

    “Bukan hanya doa, setiap aset yang kami miliki, akan tersedia untuk mereka,” kata Biden, seperti dilansir CNN International, Kamis (10/8).

    “Rumah dan bisnis mereka hancur. Sebagian juga berduka teramat dalam, karena kehilangan orang yang dicintai. Ini belum berakhir,” imbuhnya.

    Kekayaan budaya Lahaina, terdampak cukup parah akibat bencana ini. Reuters menyebut, pohon beringin setinggi 60 kaki (18 meter) bersejarah yang menandai istana abad ke-19 Raja Hawaii Kamehameha III, masih berdiri. Namun, beberapa dahannya tampak hangus.

    Bencana Terburuk Sejak 1960

    Kebakaran di Lahaina, Maui merupakan bencana terburuk yang menimpa Hawaii sejak 1960, satu tahun setelah menjadi negara bagian AS. Ketika itu, tsunami menewaskan 61 orang.

    Hingga saat ini, penyebab kebakaran hutan Maui belum bisa dipastikan.

    Badan Meteorologi setempat memaparkan, vegetasi kering, angin kencang, dan rendahnya tingkat kelembapan turut berkontribusi pada musibah kebakaran Lahaina.

    Profesor Geografi Lingkungan London School of Economics and Political Science, Thomas Smith mengatakan, kebakaran hutan terjadi setiap tahun di Hawaii.

    Namun, kebakaran tahun ini terjadi lebih cepat dan lebih besar dari biasanya.

    Pulau Besar Hawaii juga mengalami setidaknya dua kebakaran besar.

    Perubahan Iklim
    Kebakaran hutan, seringkali disebabkan oleh suhu panas yang memecahkan rekor. Bencana ini memaksa puluhan ribu orang dievakuasi di Yunani, Spanyol, Portugal, dan bagian Eropa lainnya.

    Di Kanada bagian barat, serangkaian kebakaran yang luar biasa parah, mengirimkan awan asap ke petak-petak luas AS, mencemari udara.

    Perubahan iklim yang disebabkan ulah manusia, didorong oleh penggunaan bahan bakar fosil. Alhasil, frekuensi dan intensitas peristiwa cuaca ekstrem pun meningkat.

    Itu sebabnya, negara-negara harus berusaha keras menekan laju emisi karbon, untuk mencegah bencana iklim. (RMID)