Tag: kecelakaan kerja

  • Kecelakaan Kerja di PT Cemindo Gemilang Tewaskan Seorang Pengemudi

    Kecelakaan Kerja di PT Cemindo Gemilang Tewaskan Seorang Pengemudi

    BAYAH, BANPOS – Seorang pekerja PT Cemindo Gemilang (CG) tewas dalam peristiwa kecelakaan kerja, yang terjadi pada Minggu (17/9) lalu. Korban merupakan seorang pengemudi yang akrab disapa Eco, warga Desa Panggarangan, Kecamatan Panggarangan.

    Diketahui, Eco tewas dalam kecelakaan kerja lantaran tergencet mobil tronton yang lupa dilakukan rem
    tangan di kawasan Pabrik Semen Merah Putih PT CG.

    Keterangan saksi kepada BANPOS menyebut, korban adalah driver di perusahaan tracking, tergencet
    kendaraan dump truk jenis tronton bernopol B 9734 PYU yang dikendarainya sendiri saat tengah parkir
    sebentar. Menurutnya, korban lupa memasang rem tangan.

    "Sehingga mobil bawaannya itu nyelonong sendiri dan korban sempat mencoba mengejarnya naik dan
    berusaha mengendalikan. Namun takdir berkata lain, Eco yang berjuang sendiri untuk menyelamatkan
    armadanya malah tergencet antara badan depan truk dengan tiang tembok. Eco meninggal di tempat
    kejadian," ungkap Et, seorang saksi.

    Sementara, keterangan lainnya dari warga Cikumpay Panggarangan, membenarkan bahwa Eco
    merupakan warga di sana. " Ya Kang, Eco warga di sini, alamatnya Kampung Cikumpay Rt 02/05, Desa
    Panggarangan," ujar Erus, Ketua RT tempat korban tinggal.

    Tragedi yang menimpa Eco tersebut harus menjadi perhatian bagi pihak perusahaan tracking juga pihak
    perusahaan CG. Sebagaimana diungkap warga Bayah, Sulistyo. Ia meminta PT CG supaya menerapkan
    Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K-3) yang sesuai aturan, juga dalam menerapkan Standar
    Operasional Prosedur (SOP) yang profesional.

    Menurut Sulistyo, perusahaan semen terbesar di Indonesia itu harus lebih menjamin keselamatan kerja
    secara profesional.

    "Kalau Saya lagi lewat ke kawasan lingkungan pabrik semen itu, baik di lingkungan pabrik juga di poot/

    dermaga, terlihat jelas penerapan sistem K3 masih jauh dari kata layak. Padahal K3 itu sangat wajib dan

    penting bagi setiap perusahaan. Apalagi Cemindo ini perusahaan besar berkelas internasional. Ini
    hampir setiap tahun selalu saja terjadi, ada apa sebenarnya," ungkapnya.(WDO/DZH)

  • Karyawan Anak Perusahaan Krakatau Steel Tewas, Keluarga Nilai Ada Kejanggalan

    Karyawan Anak Perusahaan Krakatau Steel Tewas, Keluarga Nilai Ada Kejanggalan

    CILEGON, BANPOS – Seorang karyawan anak perusahaan Krakatau Steel yakni PT Krakatau Jasa Logistik (KJL), Eranto, tewas pada Jumat (4/8). Eranto diklaim tewas karena kecelakaan kerja, namun pihak keluarga menilai terdapat kejanggalan atas tewasnya Eranto.

    Kejanggalan yang dimaksud yakni diduga terdapat sejumlah luka lebam dan luka lainnya pada tubuh Eranto. Selain itu, Eranto pun diketahui sempat mengalami pertengkaran dengan rekan kerjanya beberapa waktu yang lalu.

    Atas dugaan tersebut, pihak keluarga telah melakukan otopsi atas jenazah Eranto, di RSUD Cilegon. Sementara itu, pihak keluarga pun melaporkan dugaan kekerasan itu ke pihak Kepolisian.

    Perwakilan keluarga korban, Oji, mengaku sudah menyerahkan Berita Acara Pemeriksaan (BAP) ke Polres Cilegon, pasca insiden kecelakaan kerja yang menewaskan keponakannya tersebut.

    “Keluarga sudah melapor ke kepolisian,” ujarnya saat dikonfirmasi awak media melalui pesan whatshapp, Sabtu (5/8).

    Ia menuturkan bahwa hingga saat ini, jenazah Eranto masih dilakukan autopsi. Menurut Oji, pihaknya berharap pihak Kepolisian dapat mengungkap tabir di balik tewasnya Eranto.

    “Semoga pihak kepolisian bisa usut ini sampai selesai,” jelasnya.

    Berdasarkan informasi dari teman dekat Eranto, sebelum insiden dugaan kecelakaan kerja terjadi, pada Senin (31/7), korban mengaku gelisah karena sedang ada masalah di tempat kerjanya.

    “Dia bilang pas Senin 31 Juli kalo lagi ruwet dan ada masalah di tempat kerjanya,” ungkap teman dekat korban yang enggan disebutkan namanya.

    Menurut teman dekatnya, korban bercerita jika masalah yang terjadi di tempat kerjanya lantaran kesalahpahaman urusan pekerjaan.

    “Dia cerita kalau abis gulat (berantem fisik) sama teman kerjanya, katanya temen kerjanya mau nonjok dia terus ketangkis dan disitu cekcok,” ujar teman dekatnya itu.

    Bahkan dia, juga sempat bercerita jika dirinya kemungkinan terancam dipindah divisi akibat insiden tersebut. “Dia bilang kayanya bakal dipindah divisi karna insiden itu,” jelasnya.

    Masih dari keterangan teman dekatnya, korban juga sempat bercerita insiden yang dialaminya pada dua teman yang lainnya yaitu pada malm Selasa dan malam Rabu.

    Diketahui, Eranto merupakan pria kelahiran Cirebon. Eranto yang juga merupakan kelahiran 4 Agustus 1995, tewas tepat pada ulang tahun usia ke-28.

    Korban juga dikenal sebagai atlet bulu tangkis berpretasi semasa kuliah di salah satu perguruan tinggi Islam di Banten. (DZH)

  • Lagi Ngecat di Dermaga Cemindo, Seorang Karyawan Jatuh dan Tewas

    Lagi Ngecat di Dermaga Cemindo, Seorang Karyawan Jatuh dan Tewas

    BAYAH, BANPOS – Seorang pegawai anak perusahaan PT Cemindo Gemilang (CG), Asep, meninggal dunia saat tengah bekerja melakukan pengecatan di dermaga Cemindo. Peristiwa tersebut terjadi pada jumat (14/7).

    Berdasarkan informasi, korban terjatuh dari ketinggian sekitar 5 meter saat melakukan pengecatan handrail di area Jetty B2 di atas struktur besi. Akibatnya, korban mengalami luka serius dan meninggal di tempat.

    Diduga, pihak perusahaan tidak menerapkan Prosedur Operasional Standar keselamatan dan kesehatan kerja (K-3). Namun, pihak perusahaan mengklaim korban telah mengenakan alat pengaman saat bekerja.

    “Iya, namanya Asep, meninggal jatuh dari ketinggian sekitar 5 meter saat mengecat area Jetty B2 di dermaga Cemindo,” terang seorang karyawan setempat, Sabtu (15/7).

    Sementara itu, Kepala Desa Bayah Timur, Rafik Rahmat Taufik, menyayangkan peristiwa tersebut. Sebab terdapat dugaan bahwa para pekerja saat melaksanakan pekerjaannya, tak mengenakan SOP K-3.

    “Saya sebagai Sekjen Apdesi Banten yang kebetulan lokasi perusahaan itu di Kecamatan Bayah, menyayangkan kejadian kecelakaan kerja tersebut. Saya menduga ini karena SOP K-3 tidak terpenuhi oleh perusahaan,” ungkapnya.

    Menurut Kades Bayah Timur ini, jika perusahaan sudah menerapkan SOP K-3 kepada seluruh karyawan sesuai prosedur, tidak akan tejadi peristiwa kecelakaan kerja fatal tersebut.

    “Apalagi korban jatuh di ketinggian, kalau body safety digunakan, itu sepertinya tidak akan ikut jatuh karena tertahan body harness,” katanya.

    Oleh karenanya, kata Rafik, dari kejadian itu pihaknya mendesak Disnakertrans segera melakukan investigasi dan memberikan sanksi tegas jika ditemukan kelalaian dari pihak perusahaan.

    “Saya harap agar kejadian yang sama tidak terulang. Kami mendesak Disnakertrans Banten melakukan investigasi kejadian ini dengan turun lapangan, cek kronologi dan jika ditemukan kelalaian perusahaan, itu harus tegas memberikan sanksi,” tandasnya.

    Terpisah, kepada wartawan, Kepala Disnakertrans Banten, Septo Kalnadi, membenarkan insiden tersebut. Pihaknya mengaku akan melakukan penyelidikan atas peristiwa itu.

    “Kami akan pastikan kronologis kejadian tersebut dengan menerjunkan tim dari Pandeglang dan Lebak,” kata Septo.

    Pihaknya menyebut bahwa di sana sudah pernah terjadi peristiwa yang juga memakan korban.

    “Kalau kita lihat dari kurun waktu, belum genap satu tahun sudah ada dua korban tewas mengalami fatality kecelakaan kerja di sana,” ungkap Septo.

    Menurutnya, pihak perusahaan juga sudah menjatuhkan sanksi terhadap karyawan yang bertanggung jawab pada bagian produksi. “Sudah dikasih sanksi untuk tidak boleh produksi oleh perusahaan,” jelasnya. (WDO/DZH)

  • Ditpolairud Polda Banten Tangani Laka Kerja Kerja di Samudra Marine 2

    Ditpolairud Polda Banten Tangani Laka Kerja Kerja di Samudra Marine 2

    SERANG, BANPOS – Direktorat Polairud Polda Banten menangani kasus kecelakaan kerja di PT Samudra Marine Indonesia (SMI) 2 di Kecamatan Bojonegara, Kabupaten Serang yang mengakibatkan dua orang meninggal.

    “Kedua pekerja yang meninggal dunia itu atas nama M Rudy Taufik (26) dan Hidayatullah (40) warga Serang,”kata Kanit Penegakan Hukum Ditpolairud Polda Banten AKBP Sujoko dalam keterangan di Serang,Senin.

    Peristiwa kecelakaan kerja tersebut terjadi, Sabtu (17/6) saat crane dipindahkan ke tangki tempat penyimpanan limbah oli dari Airbag 5 ke Jetty 6 roboh dan mengenai dua pekerja yang sedang melakukan pengecatan.

    Kedua pekerja sempat dilarikan ke rumah sakit setempat, namun akhirnya dilaporkan meninggal dunia.

    Karena itu, pihaknya menurunkan tim untuk menangani kasus tersebut.

    “Kami bersama tim ke lokasi crane yang roboh untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP),” kata Sujoko.

    Sujoko menjelaskan bahwa crane yang roboh tersebut menimpa pekerja yang sedang melakukan pengecatan kapal.

    Kedua korban merupakan pekerja subkontraktor yang sedang membersihkan dan melakukan pengecatan kapal.

    Kedua korban kecelakaan kerja itu sudah dimakamkan sesuai permintaan dari pihak keluarga.

    “Tadi sesuai permintaan keluarga untuk korban diambil dari rumah sakit dan akan dimakamkan oleh keluarga di kampung halaman,” ujarnya menjelaskan.

    Sujoko mengatakan pihaknya akan berkoordinasi dengan Tim Inafis Polda Banten untuk melakukan penyelidikan terkait kasus tersebut.

    Untuk sementara,kata dia, pihaknya masih melakukan proses penyidikan dan akan segera berkoordinasi dengan bantuan tim Inafis Polda Banten.

    “Kami berharap kasus kecelakaan kerja bisa terungkap, sehingga kini dilakukan penyelidikan lebih dalam terkait kasus itu,” katanya menjelaskan. (AZM)

  • Tragis! Buruh di Kabupaten Serang Tewas Tergiling Mesin

    Tragis! Buruh di Kabupaten Serang Tewas Tergiling Mesin

    SERANG, BANPOS – Seorang buruh PT Rexcon Indonesia di Kecamatan Cikande, Kabupaten Serang tewas mengenaskan setelah masuk mesin gilingan bata.

    Tubuh korban, Adang Suryana (31) yang merupakan warga Kampung Batu Kurung, Desa Penamping, Kecamatan Bandung, Kabupaten Serang ini diketahui hancur karena terbelender mesin gilingan bata ringan reject.

    Kapolsek Cikande, Kompol Andhi Kurniawan mengungkapkan bahwa kecelakaan kerja di pabrik pembuatan bata ringan atau hebel ini terjadi pada Selasa 15 Nopember 2022, sekitar pukul 08.00 WIB.

    “Dari informasi yang kami dapatkan, awalnya mesin gilingan bata ringan reject mati dari semalam karena adanya potongan besi, sehingga mesin tidak berjalan,” ujarnya.

    Kemudian, sekitar pukul 07.30 WIB, korban yang bertugas sebagai operator loader bersama dengan Oman (35) membenarkan mesin gilingan bata ringan reject tersebut.

    “Setelah mesin penghancur berhasil diperbaiki, tiba-tiba mesin penghancur hidup dengan sendirinya,” ucapnya.

    Andhi menyebutkan, entah kaget atau bagaimana, tubuh korban terjatuh masuk ke dalam mesin hingga tergiling tersebut. Saat keluar dari mesin penghancur, tubuh korban hancur bercampur serbuk hebel.

    Personil Unit Reskrim Polsek Cikande yang mendapat laporan, segera mendatangi lokasi kejadian. Tak hanya itu, personil Satreskrim Polres Serang bersama petugas forensik RS Bhayangkara juga turut menuju ke lokasi.

    “Tubuh korban yang hancur selanjutnya dibawa ke RS Bhayangkara untuk proses penyelidikan lebih lanjut,” tandasnya.

    Terpisah, Kasie Humas Polres Serang, Dedi mengatakan bahwa kasus kecelakaan kerja sedang ditangani penyidik Satreskrim Polres Serang.

    “Kasus laka kerja ditangani Satreskrim, untuk keterangan lebih dalam nanti ninggu hasilnya,” ujarnya. (MUF)

  • Pekerja Proyek PT. Indah Kiat Tewas Tersengat Listrik

    Pekerja Proyek PT. Indah Kiat Tewas Tersengat Listrik

    SERANG, BANPOS – Seorang pekerja di PT. Indah Kiat Plup & Paper (IKPP) Kecamatan Kragilan Kabupaten Serang, S (25) meninggal dunia usai tersengat listrik di Proyek RDF III, Selasa (4/10). Warga asal Cirebon, Jawa Barat, ini diduga mengalami kecelakaan kerja yang mengakibatkan kehilangan nyawanya tak lama setelah mendapatkan pertolongan pertama.

    Berdasarkan informasi yang dihimpun, kronologi peristiwa bermula saat korban yang bekerja sebagai tukang las proyek tengah melakukan aktivitas, sekitar pukul 09.30 WIB tiba-tiba S berteriak meminta tolong. Tidak lama kemudian, S tidak sadarkan diri dan pingsan.

    Sejumlah rekan korban pun merasa panik, lalu korban dilarikan ke Klinik PT. IKPP untuk mendapatkan pertolongan pertama. Oleh pihak Klinik PT. IKPP, diberikan rujukan ke Rumah Sakit (RS) Hermina Ciruas untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut, namun korban dinyatakan meninggal dunia pada pukul 10.25 WIB.

    BANPOS berupaya melakukan konfirmasi kepada manajer PT. IKPP, Hendrik Gunawan. Namun ia mengaku tidak mengetahui adanya peristiwa tersebut dan meminta agar mengkonfirmasi ke bagian Humas.

    “Saya enggak tahu mba, saya sedang rapat, tanyakan saja ke Humas,” ucapnya.

    Sementara, Humas PT. IKPP, Arif Madali, tidak merespon saat dikonfirmasi melalui telepon seluler dan aplikasi perpesanan WhatsApp.

    BANPOS juga melakukan konfirmasi kepada Kasatreskrim Polres Serang, AKP Dedi Mirza. Akan tetapi, hingga berita ini ditayangkan, baik telepon seluler dan pesan yang dikirimkan belum mendapatkan respon. (MUF)

  • Sudah Lima Hari, Pekerja yang Tenggelam di Perairan Puloampel Belum Ditemukan

    Sudah Lima Hari, Pekerja yang Tenggelam di Perairan Puloampel Belum Ditemukan

    SERANG, BANPOS – Personel Ditpolairud Polda Banten masih melakukan kegiatan pertolongan dan penyelamatan (Longmat) korban kecelakaan kerja yang terjadi perairan Kecamatan Puloampel, Kabupaten Serang. Seorang anak buah kapal (ABK) diketahui sudah lima hari menghilang ketika menyelam di lokasi Jetty milik PT Gandasari, di Kecamatan Puloampel, Kabupaten Serang.

    Informasi yang dihimpun, seorang ABK bernama Kisal (26) hilang misterius saat menyelam di sekitar perairsn Jetty PT. Gandasari. Kisal yang merupakan pekerja asal Wakatobi Sulawesi Tenggara itu hilang sejak Rabu (9/2) lalu, sekitar pukul 14.30 Wib.

    korban menyelam untuk mengambil benda yang jatuh. Dia menggunakan tabung oksigen. Namun selang beberapa saat, rekan-rekannya tidak melihat gelembung di sekitar lokasi menyelam. Saat dicari, korban sudah tidak ada.

    Dirpolairud Polda Banten Kombes Pol Giuseppe Reinhard Gultom pada Minggu, (13/2) menjelaskan pencarian korban laka kerja yang hilang saat menyelam di perairan Jetty PT. Gandasari masih terus dilakukan.

    “Hingga saat ini sudah memasuki hari kelima pencarian. Kita masih berusaha melakukan pencarian korban laka kerja pada saat menyelam di perairan Jetty PT. Gandasari,” ucapnya.

    “Semoga korban dapat ditemukan dengan cepat. Dan kami Ditpolairud Polda Banten bersama tim gabungan akan terus berusaha semaksimal mungkin,” imbuhnya.

    Untuk diketahui, bahwa kegiatan pertolongan dan penyelamatan ini juga diikuti oleh Unit Siaga Search and Rescue (SAR) Banten, Lanal Banten, BMKG Serang, ASDP Merak, BPBD Kabupaten Serang, BPTD Banten, SAR Muhammadiyah dan SAR Zakat.

    (MUF/ENK)