TANGERANG, BANPOS – Perkembangan dunia digital saat ini membuka celah terjadinya kejahatan siber. Tindak kriminal berbentuk digital itu menyasar banyak pihak, termasuk para pelaku UMKM yang telah terjun ke dunia digital dalam melaksanakan usahanya.
Hal tersebut yang membuat Diskominfo Kota Tangerang menggelar sosialisasi Cyber Security Awareness kepada ratusan pelaku UMKM di Kota Tangerang. Sosialisasi tersebut diikuti oleh ratusan pelaku UMKM, yang dilaksanakan secara hybrid yakni daring dan tatap muka di ruang Akhlakul Karimah Puspemkot Tangerang.
Kepala Dinas Kominfo Kota Tangerang, Indri Astuti, menerangkan bahwa kegiatan ini sebagai upaya dalam memberikan edukasi bagi para pelaku UMKM, terkait pentingnya kesadaran tentang ancaman keamanan siber dalam dunia digital.
Kegiatan yang diikuti ratusan peserta itu pun untuk memberikan pengetahuan kepada pelaku UMKM, tentang bagaimana cara untuk menghindari kemungkinan menjadi korban dari tindak kejahatan siber yang mengancam mereka.
“Ada sebanyak 100 pelaku UMKM yang hadir disini. Sosialisasi ini sangat penting karena maraknya kasus kejahatan dari keamanan data pribadi yang muncul kepada masyarakat, dengan modus undangan pernikahan apk, list orderan berupa pdf, yang justru hal itu dapat meretas data yang dimiliki,” ujarnya, Selasa (8/8).
Ia juga mengatakan, pada sosialisasi ini pihaknya mengundang narasumber yang kompeten di bidangnya yakni Tafa Ainun yang merupakan Sandiman Ahli Pertama Deputi II dari Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Republik Indonesia.
“Untuk itu mereka yang hadir bisa lebih paham bagaimana terhindar dari kejahatan siber dan lebih awareness terhadap keamanan siber bagi bisnis para pelaku UMKM,” tuturnya.
Sementara itu, Tafa Ainun Wijayanti, menjelaskan kepada para peserta kejahatan apa saja yang marak terjadi, dan bagaimana proses pencurian data pribadi terjadi dengan mudah. Mulai dari menerima unduhan aplikasi yang tidak dikenali, hingga mengisi daya handphone dimana saja.
“Potensi kejahatan yang marak terjadi dimulai dari kebocoran data, malware, ransomware, sosial engineering, apk, dan masih banyak lagi. Itu semua bukan hanya bersumber dari penyelenggara systemnya, namun juga dari diri pribadi pengguna dunia digital saat ini,” ujarnya.
Maka dari itu, ia menegaskan bahwa literasi digital sangat penting untuk dimiliki oleh setiap masyarakat, agar tidak melakukan hal-hal seperti menekan undangan file apk yang mencurigakan secara sembarangan, atau file pdf yang ketika ditekan akan muncul permintaan unduh aplikasi.
“Serta adapula melalui charge yang dilakukan dimana saja. Untuk itu, masyarakat saat melakukan pengisian daya baterai, agar tidak mengaktifkan mode transfer data, sehingga kejahatan digital tidak akan terjadi,” jelas Tafa.
Salah satu pelaku UMKM dari Kecamatan Batuceper, Yunita Robert, mengaku sosialisasi ini sangat bermanfaat untuknya. Apalagi, kasus seperti ini sudah terjadi pada kerabat dan tetangganya, dimana adanya list orderan fiktif yang ternyata meretas data pribadi. Kini, ia menjadi semakin sadar terhadap keamanan data pribadi.
“Kita sebagai pengguna media sosial, masih banyak belum paham tentang bahayanya keamanan data pribadi. Untuk itu adanya sosialisasi ini sangat dibutuhkan, apalagi usaha kami juga tak lepas dari transaksi online,” tandasnya. (DZH)