BAKSEL, BANPOS – Akibat musim kemarau panjang selain berdampak pada pertanian juga membuat
masyarakat kesusahan mendapatkan air untuk mandi cuci dan kakus (MCK), seperti yang dialami di
Cihara Lebak selatan (Baksel), tepatnya di Kecamatan Cihara, Minggu (29/10).
Warga turun beramai-ramai turun ke muara sungai Cihara, untuk mandi dan mengambil air guna
memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Menurut mereka, karena kemarau yang lama membuat warga harus turun mandi dan mencuci ke
sungai, bahkan harus mengambil air sungai untuk dibawa ke rumah mereka, meski jarak tempuhnya
lumayan jauh.
Warga yang datang ke muara sungai Cihara itu berasal dari Desa Cihara dan Karangkamulyan. Padahal
jarak tempuh menuju kali sungai tersebut lumayan jauh, antara tiga hingga lima kilometer dari
permukiman mereka.
“Ya gimana lagi kalau gak ke sini, sebab air sumur yang ada di rumah dan dekat rumah sudah kering
semua. Walau jarak ke sini lumayan jauh, tiga kiloan, tapi mau gak mau terpaksa saya dan istri harus ke
sini. Selagi istri saya nyuci saya mengangkut air untuk dibawa ke rumah pake motor,” kata Mahali, warga
Cihara.
Menurutnya, setiap pagi dan sore muara sungai tersebut selalu diserbu warga. “Jika sore dan pagi hari
di muara sungai Cihara ini pasti ramai oleh warga yang hendak mandi dan nyuci,” terangnya.
Senada disampaikan oleh Silvi, warga Lame Copong, Karangkamulyan. Menurutnya, untuk mendapatkan
air bersih sudah benar-benar mengalami kesulitan, sedangkan musim hujan belum bisa dipastikan.
“Saya hanya bisa berharap agar musim hujan segera datang, karena saya dan warga yang lain sangat
kesusahan untuk mendapat air bersih. Apalagi kalau pas pulang kerja posisi badan capek, tapi untuk
mandi saya harus ke sungai muara Cihara ini. Jaraknya sekitar lima kilo meteran lah, lumayan jauh dari
rumah saya,” keluhnya.
Diketahui, kondisi serupa juga terjadi di kawasan kecamatan lain di Baksel. Seperti Bayah, Cijaku,
Cigemblong dan Banjarsari. Sementara, di area Malingping pada Minggu petang (29/10), hujan mulai
turun deras sekitar satu jam. (WDO/DZH)