Tag: kepemimpinan adat

  • Upacara Seren Taun di Lebak Jangan Dinodai Budaya Luar

    Upacara Seren Taun di Lebak Jangan Dinodai Budaya Luar

    LEBAK, BANPOS – Kasepuhan Adat Banten kidul sebagai kelompok masyarakat adat yang tinggal di sebagian wilayah Kabupaten Lebak, memiliki kebiasaan yang masih mempertahankan nilai-nilai kehidupan budaya peninggalan leluhur yang dimandatkan pada kasepuhan adat.

    Keberadaan kasepuhan adat, khususnya di Banten Kidul, sekarang melingkup beberapa desa tradisional dan semi tradisional. Masyarakatnya masih mengakui kepemimpinan adat setempat.

    Salah satu ritual adat tahunan Kasepuhan yang selalu menarik minat masyarakat adalah upacara Seren Taun, yang punya makna pernyataan syukur warga atas keberhasilan hasil panen padi.

    Sementara, dalam pandangan aktivis pemerhati budaya di Lebak Selatan, Rustandi, pada praktiknya upacara Seren Taun ini kerap selalu diisi dengan kegiatan yang kurang sejalan dengan adat kasepuhan, di antaranya mengundang grup musik yang berbau budaya luar.

    “Harusnya acara Seren Taun itu kan bagian dari rasa syukur kita terhadap apa yang sudah diberikan oleh Tuhan yang maha Esa. Selain itu Seren Taun juga sebagai bagian dari tradisi dan adat budaya yang harus dikenalkan kepada generasi muda, bukan malah mengundang akulturasi budaya, yaitu budaya barat dengan budaya kita, sehingga esensi dari Seren Taun itu tidak tercapai,” jelas Rustandi.

    Dikatannya, percampuran antar kebudayaan boleh saja dilakukan, asalkan kebudayaan tersebut beririsan dengan kebudayaan lokal nusantara. “Misalkan dalam acara seren taun menampilkan kebudayaan dari Kalimantan, dari Papua, Sulawesi atau bahkan dari luar negeri yang memang ada keterkaitan dengan adat istiadat dan seni budaya tatar Sunda,” ungkap Rustandi.

    Oleh karenanya, dalam proses acara Seren Taun juga sekiranya para pemangku adat melibatkan anak-anak sekolah mulai dari TK, SD hingga perguruan tinggi.

    “Ini juga harus melibatkan kaum generasi muda, sehingga proses sakral di acara tersebut dapat mereka ikuti dan mereka bisa memetik pelajaran dari proses tersebut. Dan mereka selain paham juga akan terus menjaga khasanah budaya leluhur ini,” terangnya.

    Begitupun dam memandang momen Seren Taun, karena acara yang dilaksanakan rutin setiap tahun itu harus bersih dari berbagai kepentingan profit,

    “Intinya acara sakral apapun itu jangan dijadikan ajang kepentingan, semisal penggalangan proposal, atau bahkan dimanfaatkan oleh oknum yang punya kepentingan secara politis. Dalam hal ini saya berharap, semoga kita semua bisa menjaga adat budaya serta tradisi yang diwariskan oleh leluhur kita ditengah arus modernisasi dan globalisasi dalam keterbukaan informasi yang semakin cepat berkembang. Mari kita jaga tradisi leluhur ini untuk warisan pada generasi nanti,” tandasnya. (WDO)