Tag: Kesti TTKKDH

  • Memaknai Soliditas Organisasi KESTI TTKKDH dalam Satu Talek, Satu Tekad, dan Satu Tujuan

    Memaknai Soliditas Organisasi KESTI TTKKDH dalam Satu Talek, Satu Tekad, dan Satu Tujuan

    Oleh : Wakil Ketua DPW KESTI TTKKDH Provinsi Banten, Hakim Sulaiman Akbar

    KESTI TTKKDH adalah sebuah Rumah Besar Organisasi (Kesenian Tari dan Silat Tjimande Tari Kolot Kebon Djeruk Hilir), yang bersifat kultural dan didirikan oleh para Ulama dan Jawara yang berbudi luhur penuh semangat ke-Iman-an, keTaqwa-an, dengan penuh renungan jiwa-jiwa nasionalisme di Indonesia.

    Sejalan dengan perkembangan jaman yang tidak dapat dihindari maka sebuah lintas generasi pun bisa dipastikan akan berjalan dalam dimensi waktu yang ada. Dengan kata lain adalah segala renungan tentang sebuah “Ke-Tiada-an” sungguh telah terpikirkan oleh para pendahulu pendiri organisasi yang terpatri pada mata bathinnya bahwa sebuah “Ke-Tiada-an” adalah suatu kepastian yang akan menghampirinya tentang “Keberadaannya” para Pemimpin, para Pimpinan, termasuk didalamnya keberadaan “Gaya Kepemimpinan”, pada sebuah organisasi.

    Selain daripada itu atas berkat Rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa para pendiri Rumah Besar Organisasi KESTI TTKKDH telah membuktikan berbagai wujud karya nyata yaitu wasiat-wasiat organisasi dalam bentuk 3 (tiga kategori) dengan sebuta Wasiat Ritual organisisasi, wasiat non ritual organisasi, dan wasiat organisasi turunan.

    Sebagai contoh Wasiat Ritual organisasi diantaranya adalah (Ritual “Keceran dan Rujakan Tjimande”, “Urutan Tjimande”). Sedangkan bentuk wasiat non ritual Tjimande seperti: Hasil karya cipta Logo dan Lambang organisasi, Text Visi dan Misi dan Sumpah Organisasi (Satu Talek, Satu Tekad, dan Satu Tujuan).

    Kemudian wasiat turunan sebuah organisasi yang lainnya semisal: Text Sumpah “Panca Prasetia”, Text dan Lagu Mars Organisasi, termasuk pada bentuk “Niat” untuk mendirikan mercusuar organisasi beserta sistemnya seperti: niat mendirikan Kantor-kantor Sekretariat, niat mendirikan Lembaga-lembaga usaha organisasi di semua tingkatan, dan lain-lain untuk kepentingan dinamisasi organisasi secara berwibawa, bermartabat dalam membangun kepentingan bersama di sebuah rumah besar organisasi.

    Wasiat-wasiat seperti tersebut diatas tentunya akan terus berkembang dan tercipta sesuai harapan dan cita-cita mulia Para pendiri dan para Pejuang organisasi dalam menjaga kebesaran identitas dan nilai reputasi organisasi yang membesar dan tidak lekang dimakan jaman.

    Oleh karena itu dalam mewujudkan mimpi-mimpi organisasi yang indah itu membutuhkan Ketajaman pikiran, juga kematangan sikap dan atau tindakan nyata atau mengartikulasikannya sesuai dengan ketersedian Talenta-Talenta Positif yang telah dimilikinya dan konsisten dalam berkah, semangat dan doa dari para pendiri dan pendahulu-pendahulunya.

    Memahami semua pikiran dan hasil berkontemplasi yang dilakukan para Karuhun, leluhur, pendiri, dan pejuang-pejuang rumah organisasi sebelumnya, maka salah satunya wasiat yang patut menjadi warisan yang sangat mahal untuk ditindaklanjuti oleh generasi tempo kini dan ke depan sehingga melekat jiwa-jiwa dalam “Satu Talek, Satu Tekad, dan Satu Tujuan” itu dapat maknai secara cerdas dan tajam sebagai Prinsip yang harus dipegang secara teguh dalam menjalankan rumah besar organisasi KESTI TTKKDH, agar bermuara pada solid atau ajeg untuk menjaga nilai-nilai ikatan suasana kebatinan diselaraskan dalam Tekad dan Tujuan yang sama.

    Artinya bahwa seluruh keluarga besar KESTI TTKKDH menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan dalam berkeluarga secara harmoni dan lestari sepanjang masa. Inilah makna sesungguhnya atas soliditas yang harus ada di dalam rumah besar organisasi sekelas KESTI TTKKDH yang terkenal dengan Jargon “Satu Talek, Satu Tekad, dan Satu Tujuan”.

    Artinya bahwa apabila janji “Satu Talek” ini sudah bisa dilaksanakan dengan baik dan benar maka dengan sendirinya segala “Tekad” dan “Tujuan” secara otomatis melekat dalam keselarasan meski dalam suasana keperbedaan sekalipun tentu untuk atas nama organisasi besar KESTI TTKKDH.

    Selain itu pula keselarasan dalam memiliki perasaan, keselarasan dalam melakukan tindakan, secara organisasi siapa pun itu tentu harus berkarakter guna pencapaian Visi dan Misi organisasi dengan baik sesuai cita-cita luhur organisasi.

    Kita harus meyakininya bahwa semakin berkarakter organisasi dalam menjaga Marwah dan martabat maka akan banyak para pemangku kepentingan (Stakeholder) untuk berperan serta dan mendukung suksesnya visi dan misi organisasi dalam menjalankan kreatifitas mulia dan sehingga dirasakan kemanfaatan bagi publik dalam menjaga kelestariannya. Lestari dalam Seni dan Budaya, Silat dan Tari Tjimande Tari Kolot Kebon Djeruk Hilir (KESTI TTKKDH) sebagai salah identitas destinasi nasional Indonesia.

    Mengutip nasehat dan pesan penting dari salah satu Pembina DPW KESTI TTKKDH (Abang Nunung Syaifuddin) baru-baru ini disampaikan dalam kalimat mutiaranya yaitu:

    “Mengisi Ruang Yang Kosong dan Menutup Celah Lubang Yang ada”.

    Kalimat mutiara ini ternyata merupakan filisofi cerdas dari sang Pembina (Abang Nunung) dalam intelektualismenya sebagai berikut:

    1. “Kesempurnaan” tak ada lain hanya milik Tuhan (Gusti Allah SWT). Bukan milik Makhluk termasuk makhluk Tuhan yang paling sempurna sekalipun.

    2. Diperlukan sebuah Tata Kelola secara Cermat dan Cerdas bagi seorang Pemimpin, Pimpinan, dan atau Kepengurusan didalam rumah besar organisasi KESTI TTKKDH sehingga terjaga sebuah keseimbangan baik secara struktur maupun kultural.

    3. Di dalam rumah besar organisasi KESTI TTKKDH tidak ada perpecahan melainkan keperbedaan yang ada, diantaranya: Beda pikiran, beda karakter, beda perasaan, beda pendapat, bahkan juga beda-beda pendapatan. Semua keperbedaan seperti ini pasti ada dalam organisasi apapun, apalagi sekelas organisasi kultur sebesar KESTI TTKKDH.

    Kembali pada filosofi:
    “Mengisi Ruang Yang Kosong dan Menutup celah Lubang Yang Ada” sekaligus memahami siratan makna yang terkandung didalamnya maka yakinkan bahwa melalui ketersedian segala sumber daya manusia dan sumberdaya alam yang ada, termasuk ketersediaan infra struktur beserta Supra strukturnya baik pada tempo dulu, kini dan ke depan, maka proses moderasi Kebesaran Rumah Organisasi KESTI TTKKDH adalah sebuah Keniscayaan (bukanlah hal yang mustahil) dan tak akan lekang dimakan jaman termasuk dalam lintas generasi sekalipun.

    Artinya bahwa ketika organisasi didalamnya terdapat kekurangan power, maka sebaiknya dari sisi yang kurang itu dilakukan saling isi atas kekosongan kekuatan tersebut. Rumah besar organisasi KESTI TTKKDH dalam proses moderasi nya tidak saja diharapkan mahir dan handal dalam seni Tari & Silat dibidang kekuatan Otot, kekuatan Kanuragan kebatinan tetapi juga perlu dilengkapi dengan kemampuan Seni Tari & silat dibidang “ilat” (lidah), juga Seni Tari & Silat dibidang “Pikiran” dan “intelektualisme”.

    Dengan demikian bila sudah dilakukan saling isi atas kekuatan dan kekurangan power maka ke depan tidak mengherankan apabila Rumah Besar Organisasi KESTI TTKKDH memiliki daya saing global yang bertingkat tinggi dalam mendukung “Upaya Penciptaa Nilai” bagi ukuran kemajuan pembangunan Bangsa dan Negara melalui strategi diplomasi budaya secara Ulung baik didalam negeri (Nasional) maupun diluar negeri (Internasional).

  • Euforia Berorganisasi Menjelang Suksesi Kepemimpinan Nasional Indonesia

    Euforia Berorganisasi Menjelang Suksesi Kepemimpinan Nasional Indonesia

    Oleh : Wakil Ketua DPW KESTI TTKKDH Provinsi Banten, Hakim Sulaiman Akbar

    Mencermati dinamika perpolitikan Indonesia, 2 tahun ke depan adalah waktu yang tidak panjang dalam menyambut Pesta Demokrasi Indonesia. Hal ini mesti kita hajat-kan secara bersama baik secara langsung oleh diri kita sendiri maupun melalui tumbuh kembangnya berbagai organisasi politik dan non politik, sebagai wadah dari unsur-unsur seluruh komponen anak bangsa dengan mendasarkan pada menciptakan kondisi AJEG atas Pilar-Pilar Demokrasi Indonesia yang berbingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

    Menjaga Keutuhan dan Kedaulatan Negara kita telah menjadi final dan tidak dapat kita tinggalkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sehingga proses pembangunan Indonesia berjalan secara sukses dan berkesinambungan untuk kemakmuran seluruh rakyat Indonesia.

    Akhir-akhir ini bermunculan organisasi-organisasi (politik maupun non politik), sejalan dengan eskalasi politik yang berkembang hingga 2024 nanti, menunjukkan bahwa seluruh komponen anak negeri siap menuju suksesi nasional untuk mewujudkan partisipasi nasional dengan penuh semangat melaksanakan agenda konstitusi Indonesia dengan nyata dan baik tentunya.

    Semangat dan keinginan partisipasi rakyat pada pesta lima tahunan ini harus kita apreasiasi meskipun terkadang terdapat suasana perbedaan pendapat dan pikiran dalam menjatuhkan pilihan demokrasi. Justru sejatinya, ini adalah Demokrasi Indonesia yang sesungguhnya, sehingga bisa dikatakan berwibawa dan bermartabat di mata rakyat Indonesia maupun dunia.

    Gejala munculnya berbagai organisasi, terlepas dari mendadak atau tidaknya sebuah organisasi ataupun kematangan atau ketidakmatangan berorganisasi, merupakan sebuah dinamika yang justru sangat positif tentunya dalam setiap periodisasi agenda konstitusi. Biarkan organisasi-organisasi muncul dan berjalan dengan semestinya dan patut, untuk melaksanakan hak hidup dalam berbangsa dan bernegara dengan baik.

    Kata kunci dalam berbangsa dan bernegara adalah:

    1. Bagaimana seluruh warga negara Indonesia bertindak dan bersikap sesuai dengan tuntunan atau haluan yang telah digariskan melalui dasar negara kita PANCASILA dan UUD 1945, sehingga Suksesi Nasional Indonesia berjalan secara lancar melalui asas Jujur, Adil, dan Langsung dalam melaksanakan IPOLEKSOSBUD HANKAM (Ideologi, Politik, Ekonomi, Sosial, Budaya, Pertahanan Dan Keamanan Nasional Indonesia.

    2. Bangsa yang maju dan besar adalah bangsa yang mampu mewujudkan Kedaulatan Negara dengan menghormati seluruh jasa-jasa para pejuang dan pahlawan kita yang telah mendahului di alam sana, dan menghormati para Pemimpin Bangsa dan Negara kita (baik Pemimpin Negara sebelumnya, Pemimpin Negara kita saat kini, maupun Pemimpin Negara kita kedepan).

    3. Seluruh komponen anak bangsa Indonesia harus menjaga Kedaulatan Negara Indonesia dengan menghormati para Pemimpin kita secara berwibawa dan bermartabat, untuk menjaga semangat Pembangunan Nasional Indonesia seutuhnya dalam menuju kemakmuran seluruh rakyat Indonesia demi kepentingan umum, dan bukan kepentingan pribadi atau golongan.

    4. Ketajaman perasaan dan kelincahan pikiran seluruh komponen anak bangsa Indonesia sebaiknya tidak terkungkung atau dikungkung, melainkan diberikan kebebasan berdemokrasi sesuai hati nurani asalkan tidak mengabaikan pentingnya semangat “Persatuan dan Kesatuan Negara” dalam bingkai NKRI dan Bhineka Tunggal Ika. Artinya, bahwa dalam penyelesaian pesta demokrasi Indonesia harus bermuara pada legitimasi Pimpinan Nasional yang menjadi kesepakatan konstitusional Indonesia.

    5. Seluruh komponen anak bangsa sebaiknya menghindari divergensi pandangan dan pikiran setelah suksesi nasional sukses dijalankan secara bersama agar menciptakan preseden yang baik di mata dunia.

    Siapa pun Pemimpin dan Kepemimpin Nasionalnya, itu adalah hasil hajat Demokrasi Indonesia yang harus kita taati dan patuhi secara berwibawa. Dengan kata lain ketaatan sikap, dan kepatuhan harus kita jaga berdasarkan Pilar-Pilar Kebangsaan Indonesia yang sejati berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara 1945.

  • TTKKDH Siap Dukung Wahyu Nurjamil Maju Pada Pilbup Serang

    TTKKDH Siap Dukung Wahyu Nurjamil Maju Pada Pilbup Serang

    SERANG, BANPOS – Kesti TTKKDH mengaku siap mendukung Wahyu Nurjamil apabila dirinya maju dalam perhelatan Pilkada 2020 mendatang. Meskipun masih muda, Wahyu Nurjamil dinilai memiliki kemampuan untuk memimpin suatu daerah dan memiliki popularitas yang cukup baik.

    Demikian disampaikan oleh salah satu tokoh Kesti TTKKDH, Mulyana. Ia menuturkan bahwa jika Wahyu Nurjamil benar-benar serius untuk maju dalam perhelatan 5 tahunan itu, maka Kesti TTKKDH siap untuk membantu memenangkan dirinya.

    “Kami dari TTKKDH pasti mendukung yah. Karena selama masyarakat Kabupaten Serang menginginkan sosok seperti pak Wahyu Nurjamil, kami akan dukung dan senang membantunya,” ujarnya saat dihubungi melalui sambungan telepon, Selasa (28/7).

    “Memang di Kabupaten Serang sendiri sudah banyak yang kenal dengan pak Wahyu. InsyaAllah kalau di birokrasi, meskipun beliau masih muda wawasannya sudah mumpuni. Artinya dalam memimpin suatu daerah, beliau sudah bisa,” terangnya.

    Selain itu, pria yang akrab disapa Kang Mul ini juga menerangkan bahwa Wahyu Nurjamil sudah sering melakukan sosialisasi ke berbagai daerah, khususnya di Kota Serang. Meskipun diakui sosialisasi tersebut bukan dalam rangka politik.

    Menanggapi hal tersebut, Wahyu Nurjamil menerangkan bahwa sosialisasi yang kerap dilakukannya di berbagai daerah, memang murni tanggungjawabnya terhadap Kesti TTKKDH.

    “Kalau itu kan memang tanggungjawab saya. Karena orang tua saya itu Ketua Umum dan secara kondisi sudah uzur. Makanya pembinaan itu didelegasikan kepada saya,” ucapnya kepada BANPOS.

    Sehingga, ia membantah bahwa sosialisasi yang kerap dilakukannya merupakan upaya untuk menaikkan popularitasnya, dalam kontestasi Pilkada Kabupaten Serang nanti.

    “Jadi ini betul-betul pembinaan, bergerak di seni dan budaya. Jadi tidak ada itu jargon untuk menaikkan popularitas saya. Adapun kalau misalkan ini menjadi suatu hal yang dianggap masyarakat sebagai upaya menghadapi kontestasi kedepan, silahkan saja itu tidak menjadi masalah,” jelasnya.

    Begitu pula dengan Pilwalkot Serang. Menurutnya ada beberapa pihak yang mengira sosialisasi yang dilakukannya sebagai upaya meningkatkan popularitas pada Pilwakot Serang nanti.

    “Pilwakot juga masih jauh. Enggak ada itu. Jadi memang saya itu pembinaan tidak hanya sekarang. Saya dari dulu juga sudah sering komunikasi dengan DPW-DPW. Seperti Keceran dan HUT TTKKDH. Jadi itu belum kepikiran, tapi biarkan itu mengalir,” ungkapnya.

    Kendati demikian, dirinya juga mengakui bahwa sosialisasi yang dilakukannya dapat menjadi bekal untuk maju dalam Pilkada Kabupaten Serang maupun Kota Serang. Namun yang terpenting, lanjutnya, ada dorongan dari masyarakat.

    “Seperti yang saya bilang, kalau wacana dari PAN itu memang benar, saya siap-siap aja prinsipnya. Kalau misalkan memimpin suatu daerah, saya siap. Saya itu kan memang dikader untuk untuk menjadi pemimpin. Tapi tetap, legitimasi itu ada di masyarakat,” ucapnya.

    Diakhir, ia mengatakan bahwa untuk mengabdi kepada masyarakat, tidak perlu menjabat sebagai kepala daerah. Maka dari itu, jika memang wacana pencalonannya tidak memungkinkan untuk tahun ini, tidak menjadi masalah baginya.

    “Tidak hanya pada jabatan, tapi juga dari bidang-bidang lainnya saya bisa mengabdi untuk masyarakat. Jadi toh saya maju ataupun tidak, itu tidak menjadi masalah bagi saya,” tandasnya. (DZH)