Tag: Khofifah Cawapres

  • Khofifah Nggak Mau Jadi Cawapres

    Khofifah Nggak Mau Jadi Cawapres

    JAWA TIMUR, BANPOS – Bagi para capres dan partai yang ingin merayu Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa untuk jadi cawapres, sebaiknya segera mengurungkan niatnya. Soalnya, Khofifah sudah menyatakan nggak mau jadi Cawapres. Eks Menteri Sosial itu lebih tertarik mengabdikan dirinya dulu untuk warga Jawa Timur.

    Meskipun tidak pernah menyatakan dirinya berminat ikut kontestasi di Pilpres 2024, tapi nama Khofifah selalu masuk dalam bursa Cawapres versi lembaga survei. Tak heran, bila pendukung Prabowo Subianto dan Anies Baswedan selalu mendorong agar Capresnya itu, bisa berpasangan dengan Khofifah.

    Salah satu yang paling sering mendorong Khofifah sebagai Cawapres adalah Partai NasDem selaku pengusung pertama Anies. Dalam berbagai kesempatan, sejumlah elit NasDem terang-terangan ingin Anies berpasangan dengan Khofifah. Sebagai Ketua Umum Muslimat NU, Khofifah punya basis suara yang bisa mendongkrak keterpilihan Anies di 2024.
    Khususnya, merebut suara di Jawa Timur dan Jawa Tengah yang selama ini masih dikuasai Prabowo dan Ganjar.

    Kemarin, Khofifah kembali bicara soal isu yang berkembang bila dirinya akan maju sebagai Cawapres. “Opose, opose rek? Aku iki wis pokoke tak kerja sebaik-baiknya (Apa sih rek? Pokoknya aku ini kerja sebaik-baiknya),” jawabnya, di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Jawa Timur, kemarin.

    Namun, Khofifah tidak menjawab lugas soal karir politiknya ke depan. Apakah Khofifah bakal kembali maju sebagai Cagub Jatim di Pilkada 2024. Khofifah hanya menjawab akan fokus menyelesaikan tugasnya sebagai Gubernur Jawa Timur yang akan habis pada akhir tahun 2023 ini.

    “Pokoknya saya kerja sebaik-baiknya,” tegas mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan itu.

    Sebelumnya, Ketua DPP NasDem Effendi Choiri atau akrab disapa Gus Choi sudah mengungkapkan, soal peluang Anies berpasangan dengan Khofifah. Kata dia, dalam berbagai komunikasi yang dibangun NasDem, Khofifah tidak memberikan respon yang positif. “Dia enggak mau atau enggak berani,” tutur Gus Choi.

    Deputi Bappilu Partai Demokrat Kamhar Lakumani mengaku belum tahu secara pasti soal Khofifah yang ogah jadi Cawapres. Kalaupun kabar itu benar, Kamhar menghormati sikap politik yang diambil Khofifah.

    Kata Kamhar, untuk menjadi bagian dari perjuangan Koalisi Perubahan bersama NasDem-Demokrat-PKS, memang tidak mudah. Butuh keberanian ekstra untuk menghadapi banyak serangan dari pihak-pihak yang tidak senang terhadap Anies. Termasuk akan berseberangan dengan Pemerintah.

    “Bukan sekedar pemenuhan kebutuhan untuk bisa berlayar. Mengingat Koalisi Perubahan berbeda dengan selera dan kehendak penguasa. Jika tak bersih dan tak punya keberanian, pasti tersandera. Keberanian ini juga diperlukan dalam menjalankan pemerintahan ke depan,” tuturnya.

    Apapun sikap Khofifah, dan nama-nama yang masuk dalam bursa Cawapres, Koalisi Perubahan menyerahkan sepenuhnya kepada Anies yang dibantu Tim 8 terkait waktu deklarasi. “Namun, kami berpandangan, semakin cepat semakin baik, agar memiliki waktu yang memadai untuk mengkonsolidasikan dan mengoptimalkan seluruh sumber daya pemenangan untuk mengejar ketertinggalan dan membalikkan keadaan,” ujarnya.

    Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera mengatakan, Khofifah punya hak untuk menentukan masa depan politiknya. Siapapun yang berminat menjadikannya Cawapres, termasuk Koalisi Perubahan harus menghormati keputusan tersebut.

    Diakui Mardani, perjalanan Koalisi Perubahan sangat berat dan panjang, sehingga perlu keridhoan semua pihak. Namun, ia meyakini, apapun keputusan yang diambil oleh Anies akan menjadi yang terbaik.

    Anggota Komisi II DPR itu menilai, saat ini yang terpenting adalah menyatukan parpol koalisi dan memberikan pondasi kemenangan. Sebenarnya, bukan hanya Khofif, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), mantan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, dan terbaru eks Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti.
    “Doakan bisa segera deklarasi. Waktu terus berjalan. Lebih cepat ditentukan Capres dan Cawapresnya, lebih baik. Karena punya waktu pengenalan yang cukup,” pesan Mardani.

    Mega Tak Intervensi Khofifah

    Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri ikut bicara soal langkah politik Khofifah ke depan. Mega mengaku, tak ikut campur dalam keputusan politik yang diambil Khofifah. Sebagai teman lama, Mega hanya berkomunikasi dengan Khofifah.

    “Saya dengar kan dia mau jadi gini, jadi gini. Ya karepe (terserah) Mbak Khofifah. Nggak ada saya kalau telpon, mbak jangan ke situ lho. Hmm, silakan tanya kalau saya pernah ngomong,” tantang putri Bung Karno itu.
    Menurut Mega keputusan politik itu sepenuhnya milik Khofifah. Mau merapat ke mana, atau menjadi apa ke depannya. “Ya terserah. Mau ke sana boleh, mau ke sini boleh,” imbuh Presiden ke-5 RI itu.

    Pengamat politik Universitas Al-Azhar Indonesia Ujang Komarudin tak heran dengan sikap sejumlah nama yang didagang-gadang akan mendampingi Anies. Menurutnya, kondisi ini tak lepas dari labelnya sebagai sosok yang kontra dengan Presiden Joko Widodo.

    “Ya memang saat ini agak kesulitan kubu Koalisi Perubahan mencari Cawapres. Banyak Cawapres yang kuat yang bagus seperti Ibu Khofifah, tapi nggak mau. Yenny Wahid juga kelihatannya nggak mau,” ulas Ujang, tadi malam.

    Direktur Eksekutif Indonesia Political Review ini menduga, sosok Cawapres Anies pada mundur teratur. Mereka khawatir akan dicari kesalahannya, jika menerima pinangan Anies untuk maju pada Pilpres 2024.

    “Karena tahu itu maka figur-figur Cawapres potensial seperti Khofifah, Yenny dan lain-lain tidak mau. Karena posisi Anies diusung oleh pihak yang berlawanan dengan Presiden Jokowi,” pungkas Ujang. (RMID)