Tag: Korban

  • Viral! Seorang Warga di Lebak Diduga Buat Video Tak Senonoh

    Viral! Seorang Warga di Lebak Diduga Buat Video Tak Senonoh

    LEBAK, BANPOS – Marak beredar di media sosial Instagram @inforangkasbitung pengakuan dari beberapa korban pelecehan seksual yang diduga dilakukan oleh pria berinisial W, warga Kecamatan Warunggunung Kabupaten Lebak.

    Pelecehan seksual tersebut terjadi dengan kondisi korban tidak sadar bahwa sedang dilecehkan lantaran kondisi korban diikat dan ditutup mata dan wajahnya.

    Saat kondisi korban seperti itu, pelaku langsung melakukan aksi tidak senonoh atau melakukan ma$turb4s! dihadapan korban sembari merekam kegiatan bejatnya.

    Hasil rekaman tersebut diduga diperjualbelikan di situs dewasa hingga disebarkan ke beberapa grup khusus video dewasa.

    Berdasarkan informasi yang dihimpun BANPOS, pelaku merupakan sosok yang aktif berorganisasi sejak berseragam SMA. Bahkan, aksi bejatnya itu dilakukan sejak ia menjadi ketua organisasi berlatarbelakang agama di sekolahnya.

    “Sudah dari SMA (2018) banyak korbannya, kalau waktu SMA dia (pelaku) berdalih kumpulan organisasi. Tapi dichat cuma satu orang, akhirnya (korban) datang sendirian,” ujar salah satu sumber BANPOS, Kamis (19/9) malam.

    Bahkan, salah satu warga Lebak mengaku sebagai teman kelas semasa kuliah dengan pelaku yang ada dalam video tersebut.

    “Temen kuliah saya pas disana (salah satu pergurian tinggi di Lebak),” singkatnya kepada BANPOS.

    Berdasarkan penelusuran BANPOS, video yang marak disebarkan di berbagai grup whatsapp tersebut berasal dari salah satu akun di X. Akun tersebut diduga sebagai akun penjual video pornografi.

    Hingga berita ini ditulis, BANPOS masih berupaya melakukan pendalaman atas peristiwa ini. (MYU)

  • Warga Cilegon yang Tenggelam di Karian Berhasil Ditemukan, Korban Meninggal Dunia

    Warga Cilegon yang Tenggelam di Karian Berhasil Ditemukan, Korban Meninggal Dunia

    LEBAK, BANPOS – Tragedi menimpa Sindu Mulyono (60), pekerja dari Cilegon, yang ditemukan meninggal dunia setelah tenggelam dan tersedot di saluran pembuangan Bendungan Karian, Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, pada Senin (15/7).

    Tim pencarian gabungan yang terdiri dari Basarnas Banten, TNI, Polri, dan BPBD berhasil mengevakuasi jasad Sindu dari saluran pembuangan pada Selasa (16/7).

    “Korban ditemukan dalam kondisi meninggal dunia sekitar pukul 13.15 WIB,” ujar Kepala Seksi Ops Basarnas Banten, Heru Amir kepada wartawan.

    Kejadian tragis ini terjadi saat Sindu tenggelam ketika melakukan pemasangan pipa di bendungan tersebut. Meskipun upaya pencarian dilakukan dengan menerjunkan perahu karet dan perlengkapan lain, Sindu ditemukan di dalam saluran pembuangan setelah terhanyut oleh derasnya arus sungai.

    “Jasad korban langsung dilarikan ke Rumah Sakit Bhayangkara,” tandasnya.

    Diberitakan sebelumnya, Terjadi Kecelakaan Sungai (Laka Sungai) di Bendungan Karian pada Senin (15/7) sekira pukul 14.30 WIB. Diketahui, dalam peristiwa tersebut seorang pekerja di bendungan tersebut menjadi korban dan hingga saat ini (19.00 WIB) masih belum ditemukan.

    Hal tersebut dibenarkan oleh Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak, Febby Rizki Pratama.

    “Iya benar, kecelakaan terjadi saat hendak memasang pipa bendungan,” kata Febby dalam keterangan yang diterima BANPOS.

    Febby menjelaskan, identitas korban bernama Sindu Mulyono warga Kota Cilegon berusia 60 tahun. Dalam kronologi yang ia terima, Awal pertama korban turun bersama tiga rekannya dari titik tali down line. Saat kedua rekannya masih di atas, korban telah lebih dulu turun mengikuti titik tali down line. (MYU/DZH)

  • Niat Bersih-bersih, Dua Siswa SMK Rangkasbitung Tenggelam di Bekas Galian Pasir

    Niat Bersih-bersih, Dua Siswa SMK Rangkasbitung Tenggelam di Bekas Galian Pasir

    LEBAK, BANPOS – Dua orang siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Rangkasbitung H (16) dan Y (16) tenggelam di sebuah kolam yang diketahui merupakan bekas galian pasir di Kampung Ciseke, Desa Jatimulya, Kecamatan Rangkasbitung pada Sabtu (11/5).

    Berdasarkan informasi yang dihimpun BANPOS, kedua siswa tersebut berada di lokasi kejadian setelah melakukan aktivitas organisasi Paskibra yang terletak tak jauh dari tempat kejadian.

    Babinsa Desa Jatimulya, Serka Ujang Haris, mengatakan bahwa kedua korban diketahui sedang melakukan kegiatan orientasi Paskibra dari SMK di Rangkasbitung. Namun, mereka tenggelam bukan dikarenakan berenang, melainkan sedang melakukan bersih-bersih.

    “Iya bukan berenang, mereka melakukan bersih-bersih cuci baju dan tangan setelah kegiatan, ternyata mereka terpeleset ke bekas galian pasir sedalam 2,5 meter,” kata Ujang kepada wartawan.

    Ia menjelaskan, pencarian dilakukan oleh tim selama dua jam. Kedua korban akhirnya ditemukan dengan kondisi meninggal dunia.

    “Alhamdulillah sudah ketemu, sekarang (korban) dibawa ke rumah sakit,” tandasnya. (MYU)

  • Pelaku Rudapaksa dan Penculikan Anak Asal Kota Serang Berhasil Diciduk Polda Lampung

    Pelaku Rudapaksa dan Penculikan Anak Asal Kota Serang Berhasil Diciduk Polda Lampung

    LAMPUNG, BANPOS – Pelaku penculikan dan rudapaksa anak di bawah umur asal Kota Serang berinisial SB berhasil diciduk oleh Kepolisian Daerah (Polda) Lampung pada Kamis 2 Maret 2023 sekitar pukul 16.30 WIB. Pelaku merupakan pria berusia 45 tahun, diamankan oleh Polda Lampung ketika melarikan diri ke rumah keluarganya di Provinsi Jawa Tengah.

    Demikian disampakan Kasubbid Penmas Bidhumas Polda Lampung, AKBP Rahmad Hidayat, dalam konferensi pers yang dilakukan oleh Polda Lampung, Senin (6/3). Hadir dalam konferensi pers tersebut, Kasubdit IV Renakta Ditreskrimum Polda Lampung AKBP Adi Sastri, dan pendamping dari UPTD PPA Provinsi Lampung Rini Larassati.

    Pelaku penculikan dan rudapaksa anak asal Kota Serang itu melancarkan aksinya dengan mengimingi pekerjaan kepada korban. Dalam keterangan yang disampaikan pelaku, Dalam keterangan yang disampaikan pelaku, ia melakukan rudapaksa sebanyak dua kali terhadap korban.

    Pada saat itu, SB mengajak korban untuk bermalam di salah satu Wisma di Lampung Timur. Kemudian, korban diberikan minuman yang telah diracik dengan bahan tertentu, sehingga korban merasa mengantuk.

    Selanjutnya, saat tidak sadarkan diri, pelaku pun melancarkan aksinya. Sedangkan untuk aksi kedua, pelaku mengancam korban dengan foto yang didapatinya dari aksi pertama.

    Kasubbid Penmas Bidhumas Polda Lampung telah mendapatkan informasi berkaitan dengan perkara tersebut pada 22 Januari 2023. Pihaknya langsung melakukan upaya dengan berkoordinasi dengan Polda Banten, Polresta Serang Kota, Polsek Kasemen dan UPTD PPA Provinsi Banten.

    “Untuk bisa mendampingi korban membuat laporan polisi di Polda Lampung dikarenakan TKP dari tindakan pidana persetubuhan terhadap anak di bawah umur tersebut terjadi di wilayah hukum Polda Lampung,” ujarnya dalam konferensi pers.

    Menurutnya, Polda Lampung pun langsung berkoordinasi dengan UPTD PPA Provinsi Lampung, untuk melakukan pendampingan. Tak hanya itu, mereke juga menempatkan korban penculikan dan rudapaksa anak asal Kota Serang itu di rumah aman.

    “Selain itu, Subdit IV Ditreskrimum Polda Lampung membuat tim untuk melakukan penyelidikan dan penangkapan terhadap tersangka,” ungkapnya.

    Tak berselang lama, pada Kamis tanggal 2 Maret 2023 sekitar pukul 16.30 WIB, anggota Subdit IV Renakta Ditreskrimum Polda Lampung menangkap pelaku di Jawa Tengah. Sebelumnya, mereka terlebih dahulu melaksanakan koordinasi dengan Resmob Polres Batang, Polda Jateng terkait dengan kebedaraan tersangka.
    “Pada pukul 19.50 WIB berhasil menangkap pelaku di rumah keluarganya di Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah,” tandasnya.

    Atas kejahatannya yang melakukan penculikan dan rudapaksa anak asal Kota Serang, pelaku dijerat dengan pasal 76D Jo pasal 81 Udang-undang Nomor 35 tahun 2014 atas perubahan UU Nomor 23 tahun 2022 tentang Perlindungan Terhadap Anak. Pelaku pun diancam dengan hukuman penjara maksimal selama 15 tahun penjara. (DZH/MUF)

  • Wisatawan Hilang Korban Ombak Bagedur Telah Ditemukan

    Wisatawan Hilang Korban Ombak Bagedur Telah Ditemukan

    Tampak pencarian dua korban wisatawan tenggelam asal Pandeglang, atas nama Dadan dan Puji, warga Kadomas Pandeglang yang dikabarkan hilang terseret ombak saat berenang di pantai Bagedur, Malingping. Jumat (15/11).

    LEBAK, BANPOS – Pencarian dua korban yang hilang terseret ombak pantai Bagedur pada Jumat siang (15/11) membuahkan hasil. Kedua wisatawan asal Desa/Kecamatan Kadomas Pandeglang yang bernama Puji bin Eko (32) dan Dadan bin Oman (30) berhasil ditemukan di hari yang berbeda dengan kondisi meninggal dunia.

    Jasad Dadan bin Oman ditemukan di lepas pantai Tenjolaya, Sukatani Kecamatan Wanasalam, pada Minggu (17/11) sekitar pukul 17.00 Wib.

    Sehari sebelumnya, pada Sabtu kemarin (16/11) sekitar Pukul 06.00 WIB jasad Puji ditemukan para pemancing di pinggir TKP perairan yang sama,Tenjolaya Sukatani, area yang sama berjarak sekitar 9 Kilometer dari pantai Bagedur, saat dua korban awalnya hilang terseret.

    Relawan Tagana Wanasalam, Norman kepada BANPOS membenarkan jasad Dadan ditemukan nelayan setempat ratusan meter perairan lepas pantai Tenjolaya, Sukatani Kecamatan Wanasalam.

    “Itu posisi jasad awalnya ditemukan nelayan terombang ambing ombak sekitar 500 meter lepas pantai. Ya sekitar pukul 17.00 WIB. Jasadnya masih utuh, dan tadi oleh kami langsung evakuasi,” jelas Norman, Minggu petang (17/11).

    Sementara Kapolsek Wanasalam Iptu Sudedi membenarkan jenazah kedua, yakni Dadan bin Oman telah berhasil dievakuasi nelayan dan tim.

    “Korban kedua bernama Dadan ini telah ditemukan nelayan, jenazahnya langsung di bawa ke RSUD Malingping,” kata Sudedi.

    Diberitakan sebelumnya, Jumat tiga wisatawan asal Kadomas, Pandeglang terseret ombak pantai Bagedur, satu orang bernama Rama selamat, sedangkan dua temannya yang bernama Puji dan Dadan dilaporkan hilang, Jumat siang (25/11). Kejadian bermula saat mereka tengah asik berenang, korban Dadan meminta tolong kepada Rama dan Puji. Saat itu Puji dan Dadan ikut terseret ombak sedangkan Rana selamat. (WDO/imi)

  • Korban First Travel Asal Tangsel Enggan Ikhlas, Hasil Lelang Aset Dirampas Negara

    Korban First Travel Asal Tangsel Enggan Ikhlas, Hasil Lelang Aset Dirampas Negara

    Rumah mewah milik bos First Travel di Sentul City, Bogor (sumber: Jawa Pos)

    PONDOK AREN, BANPOS – Para calon jamaah umroh korban penipuan dari First Travel (FT) merasa negara tidak boleh merampas hasil dari pelelangan dari barang bukti (Barbuk) kasus penggelapan uang jamaah umroh First Travel (FT). Sebagaimana diketahui, keputusan untuk melelang aset FT sudah inkrah. Jadi, jamaah umrah tidak kebagian harta dari kasus FT yang menipu ribuan jamaah tersebut.

    Salah seorang korban penipuan FT asal Tangsel, Lyna Syafi’i, menolak jika negara merampas seluruh hasil lelang dari aset tersebut. Ia merasa, negara tidak dirugikan dan tidak mempunyai hak untuk mengambil seluruh hasil lelang tersebut.

    “Yang jelas tidak ridho seribu persen kalau disita pemerintah. Kembalikan ke umat,” ujar Lyna kepada BANPOS, Minggu (17/11).

    Selain itu, Lyna yang merupakan pendidik tersebut menyatakan, dirinya tidak meminta untuk dikembalikan pula kepada para korban, namun ia berharap agar dapat digunakan kepada hal yang lebih produktif ketimbang hanya masuk begitu saja ke kas negara.

    “Misalnya dibuat perusahaan, ini kan bisa merekrut banyak orang yang membutuhkan lapangan pekerjaan. Kalau dikembalikan ke masing-masing individu, khawatir tidak terlalu bermanfaat. Dibuat masjid juga, kita sudah cukup banyak masjid,” jelasnya, seraya menyebutkan, bisa juga dijadikan modal bergulir bagi masyarakat yang membutuhkan.

    Ia menyatakan, kejadian ini harus menjadi pembelajaran bagi semua, baik pemerintah maupun masyarakat. “Pemerintah harus menetapakan standar minimum harga, sedangkan masyarakat harus cerdas dan tidak tergiur dengan promo harga yang tidak masuk akal,” ujarnya.

    Senada dengan Lyna, korban FT lainnya, Noorfatah Muhammad Dimyati, menyatakan keengganannya hasil lelang aset FT diambil oleh pemerintah. Noorfatah yang sudah menyetor sebanyak Rp. 15 juta untuk mendapatkan layanan jasa dari FT ini mengusulkan agar hasil lelang tersebut disetorkan kepada usaha produktif. “Misalnya seperti koperasi 212,” usulnya.

    Ia berharap pada Menteri Agama yang baru agar dapat menjadikan hal ini sebagai masukan untuk perbaikan pada pelayanan umroh kedepan. Sehingga biaya umroh dapat terjangkau, namun tidak menjadi ajang untuk penipuan kembali.

    “Karena khawatirnya, mahalnya biaya umroh dikarenakan ada biaya siluman,” tandasnya.

    Sebelumnya diberitakan Jawa Pos Group, Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Depok, Yudi Triadi mengatakan, keputusan harta FT menjadi hak Negara, bukan semata-mata tanpa pertimbangan yang matang. Kasus tersebut tidak merugikan uang negara, tapi hasil keputusan majelis hakim sitaan barang bukti untuk negara.

    Menurutnya, kasus tersebut merupakan pencucian uang yang berasal dari para korban jamaah First Travel. Uangnya, malah dibelanjakan barang mewah, seperti mobil, motor dan lainya oleh bos First Travel. “Contohnya, uang dari nasabah Rp1 miliar dibelanjakan bos First Travel. Nah, kalau nanti (barang) dijual duitnya punya siapa?” kata dia bertanya.

    Maka dari itu, kata kajari, majelis hakim mengeluarkan terobosan berupa keputusan tersebut. “Dari pada ini uang jadi ribut dan konflik di masyarakat, akhirnya diputuskan agar uang tersebut diambil negara,” tegas Yudi.

    Dia akan memberitahu kepada para korban, untuk menerima dan ikhlaskan uang tersebut sebagai bentuk sedekah. “Kalau mereka sudah niat umroh tapi diakalin (ditipu) sudah sama itu (pahalanya) kalau di agama Islam,” terang Yudi.

    Selain itu, pihaknya mengaku akan segera melakukan proses lelang barang bukti dan sitaan atas kasus tersebut. “Keputusan kasus First Travel yang telah berkekuatan hukum tetap dinyatakan dirampas untuk negara, artinya sudah ingkrah, otomatis uang hasil lelang nanti masuknya ke negara semua,” tandasnya. (JPG/PBN)

  • Satu Korban Terseret Ombak Bagedur Ditemukan Pemancing

    Satu Korban Terseret Ombak Bagedur Ditemukan Pemancing

    Satu dari dua korban yang terseret arus pantai Bagedur atas nama Puji (35) warga Kadomas Pandeglang berhasil ditemukan pemancing pada Sabtu pagi (16/11).

    MALINGPING, BANPOS – Satu dari dua korban yang hilang terseret ombak di Pantai Bagedur pada Jumat siang kemarin, (15/11).

    Korban yang bernama Puji (35) berhasil ditemukannya dalam keadaan meninggal dunia pada Sabtu (16/11) sekitar Pukul 06.00 Wib.

    Dalam siaran pers pihak Kepolisian Malingping menyebut, dari dua korban yang hilang satu orang sudah ditemukan oleh nelayan pencari ikan.

    “Pada hari Sabtu tanggal 16 November 2019 sekitar pukul 06.00 Wib, telah ditemukan mayat Laki-laki terdampar di pesisir Pantai Tenjolaya Desa Sukatani Kecamatan Wanasalam Kabupaten Lebak,” demikian tertulis di pesan realease, Sabtu (16/11).

    Disebutkan pula kronologis penemuan tersebut berawal ketika para pemancing melihat ada mayat terbawa ombak.

    “Kronologi penemuan mayat tersebut berawal saat Saksi-saksi sedang memancing ikan di sepanjang Pesisir Pantai Tenjolaya, tidak lama kemudian saksi melihat ada mayat dengan posisi terlentang terbawa arus ombak, karna di takutkan mayat tersebut terseret ombak kembali ke tengah maka saksi bersama masyarakat berinisiatif untuk membawa mayat tersebut ke pinggir pantai,” ungkapnya.

    Terkait identitas mayat tersebut ternyata adalah jasad Puji, satu dari dua korban yang dilaporkan terseret ombak pantai Bagedur kemarin.

    “Identitas korban yakini Puji (32)warga asal Kampung Pakalongan Desa Kadomas Kecamatan Pandeglang Kabupaten Pandeglang. Pada saat mayat di temukan dalam keadaan telanjang hanya menggunakan celana dalam warna hitam dengan ciri-ciri rambut pendek, tinggi sekitar 160 Cm, kulit hitam, gigi atas ompong dan di sebelah tangan kiri menggunakan gelang hitam putih,” jelasnya.

    Kanit Intelkam Polsek Malingping Renaldi menjelaskan, pihaknya bersama tim lain masih konsentrasi mensyisir sepanjang pantai hingga Wanasalam.” Sekarang kita masih sisir area pantai Karangnawing hingga ke pantai di Wanasalam,” ujarnya.

    Senada, Ketua Balawista Pantai Bagedur Mumu Mahmudi menuturkan bahwa pihaknya masih terus melakukan pencarian hingga ke pantai Binuangeun. “Baru satu korban yang ketemu, yang satu belum, mudah-mudahan segera ketemu,” ujarnya.

    Seperti diberitakan sebelumnya pada Jumat kemarin, tiga orang wisatawan asal Kabupaten Pandeglang terseret ombak, satu diantaranya selamat dan dua dikabarkan hilang. (WDO/PBN)

  • Dua Wisatawan Pandeglang Hilang Terseret Ombak Bagedur

    Dua Wisatawan Pandeglang Hilang Terseret Ombak Bagedur

    Tampak pencarian dua korban wisatawan tenggelam asal Pandeglang, atas nama Dadan dan Puji, warga Kadomas Pandeglang yang dikabarkan hilang terseret ombak saat berenang di pantai Bagedur, Malingping. Jumat (15/11).

    MALINGPING,BANPOS – Berniat berlibur ke pantai Bagedur di kawasan Kecamatan Malingping Lebak selatan (Baksel), tiga warga asal Kabupaten Pandeglang harus bernasib malang, mereka dikabarkan terseret ombak saat berenang di pantai yang berlokasi di Desa Sukamanah itu, Jumat (15/11), sekitar pukul 13.30 WIB.

    Dilaporkan, dari tiga orang yang terseret ombak, hanya satu orang bernama Rama Afriliando bin Ramlan (25) yang selamat, sementara dua orang lainya, yakni Dadan bin Oman (30) dan Puji bin Eko (32), hingga Jumat petang keduanya masih belum ditemukan dan sedang dilakukan pencarian.

    Dalam siaran pers yang disebar mapolsek setempat, kejadian bermula saat ketiganya asyik berenang di Pantai tersebut, namun tiba-tiba Dadan terseret arus dan minta tolong kepada temannya Rama dan Puji.

    “Dalam kejadian itu, Puji ikut tenggelam bersama Dadan dan belum ditemukan, sementara Rama selamat,” sebagaimana bunyi siaran pers, Jumat (15/11).

    Dalam siaran pers itu disebutkan, korban Dadan merupakan warga Kampung Pakalongan RT 03/02 Desa Kadomas Kecamatan/Kabupaten Pandeglang. Dua korban lainnya pun beralamat yang sama.

    Pantauan, hingga Jumat petang, Polsek Malingping, Balawista dan Lefgar serta Babinsa Koramil masih melakukan penyisiran di sepanjang pantai Bagedur hingga ke kawasan pantai Wanasalam, Cihara, Panggarangan dan Bayah.

    Kanit Intelkam Polsek Malingping, Iptu Renaldi kepada BANPOS di TKP membenarkan siaran pers yang disebarkan tersebut dan pihaknya bersama warga, tim SAR, Tagana dan Balawista masih menyisir kawasan pantai Bagedur hingga ke Pantai luar Malingping.

    “Ya benar, tadi terseret ombak pada pukul 13.30, sekarang kita masih mencari dua orang yang belum ketemu, atas nama Dadan dan Puji warga Pandeglang. Kita bersama tim lain akan terus cari ke sepanjang pantai Lebak selatan ini,” ujar Renaldi.

    Sementara Yeni Mulyani dari Tim Balawista Baksel menyebut, kalau masih belum ditemukan, kemungkinan pencarian akan berlanjut hingga malam dan besoknya. Terangnya lagi, sampai lewat magrib pun masih belum ada titik terang ditemukan.

    Kata dia, sekarang sedang musim arus barat, jadi pencarian akan dilakukan pula hingga ke pantai Binuangeun Kecamatan Wanasalam.

    “Sampai magrib ini kita masih di TKP, pencarian akan berlanjut. Dan sesuai arahan dari Balawista Provinsi sekarang lagi musim angin barat, jadi titik pencarian akan ke arah barat pantai Binuangeun. Dan kita masih upaya mencari dan belum mengeluarkan statemen kedua korban itu meninggal, mudah-mudahan ketemu selamat,” harap Yeni. (WDO/PBN)