Tag: Korona

  • Mulai Hari Ini, Disdukcapil Lebak Melakukan Pelayanan Online

    Mulai Hari Ini, Disdukcapil Lebak Melakukan Pelayanan Online

    LEBAK, BANPOS – Mengantisipasi pencegahan penyebaran Covid-19 yang telah menjadi pandemi, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Lebak, akan menerapkan system layanan kepengurusan dokumen kependudukan secara online.

    Sekertaris Disdukcapil Lebak, Ahmad Nur mengatakan, pelayanan secara online tersebut akan diberlakukan pada tanggal 23 Maret hingga 31 Maret 2020. Hal tersebut dilakukan untuk menindaklanjuti surat edaran yang ditandatangani Bupati Lebak, Iti Octavia Jayabaya mengenai pencegahan penyebaran virus Corona dengan cara mengurangi kegiatan-kegiatan yang melibatkan dan mendatangkan banyak orang.

    “Untuk mengantisipasi penyebaran virus Corona, kami menghimbau agar masyarakat Kabupaten Lebak agar menunda terlebih dahulu pengurusan dokumen kependudukan dengan datang langsung ke kantor Disdukcapil Lebak, karena untuk sementara pelayanan akan dialihkan secara online melalui WhatsApp,” kata Ahmad Nur kepada wartawan, Minggu (23/3).

    Menurutnya, dalam pelayanan online tersebut, pihaknya telah menyiapkan 3 admin yang dapat dihubungi melalui aplikasi WhatsApp. Adapun dokumen kependudukan yang dapat diurus melalui online adalah Kartu Keluarga, KTP-el, Surat Pindah/Datang, Kartu Identitas Anak (KIA), Akte Kelahiran, Akte Kematian, Akte Perkawinan, Akte Penceraian, dan Update data online.

    “Nantinya masyarakat dapat memenuhi persyaratan kelengkapan dari dokumen-dokumen tersebut, seterusnya kelengkapan dokumen tersebut dapat di scan atau foto dan dikirim ke 3 nomor admin yang telah kami siapkan,” terangnya.

    Ia menuturkan, Disdukcapil Lebak juga tetap membuka pelayanan secara tatap langsung di kantor Disdukcapil Lebak. Selain itu, di area kantor Disdukcapil Lebak pihaknya juga telah menyiapakan beberapa titik hand sanitizer.

    “Pelayanan secara langsung juga akan tetap berjalan seperti biasa, namun kami tetap menyarankan untuk beralih ke online kalau tidak dalam keadaan mendesak selama masa tanggap darurat virus Corona ini,” ungkapnya.

    Adapun nomor dari 3 admin yang siap melayani pengurusan dokumen secara online tersebut 0877-7385-5625 atas nama Irawati, 0852-8756-0050 atas nama Maria Kurniasih, 0811-1200-078 atas nama Ahmad Najiyullah.(dhe/pbn)

  • Ada 6 ODP Di Tirtayasa, Masyarakat Diajak Berpartisipasi Cegah Penyebaran Covid-19

    Ada 6 ODP Di Tirtayasa, Masyarakat Diajak Berpartisipasi Cegah Penyebaran Covid-19

    TIRTAYASA, BANPOS – Pemilik akun media sosial Facebook Setara_Syahid, membagikan sebuah postingan dari akun Berita Pontirta, berkaitan dengan adanya 6 ODP di Kecamatan Tirtayasa. Dikonfirmasi, ia yang bertempat tinggal di Kecamatan Pontang ini sebelumnya telah mengkonfirmasi terlebih dahulu kepada pihak terkait, yaitu Camat dan Puskesmas.

    “Sebelum saya share, saya tanyakan terlebih dahulu ke pihak Puskesmas dan Pak Camat, bahwa informasi tersebut, diiyakan,” ujarnya.

    Lebih lanjut ia mengaku, setelah mendapatkan konfirmasi, barulah ia membagikan postingan tersebut melalui akun media sosialnya.

    “Kalau belum ada informasi, saya pun tidak berani (membagikan),” tuturnya.

    Sementara itu, pada postingan tersebut memuat bahwa Camat Tirtayasa Kabupaten Serang menyatakan, terdapat 6 orang dalam pantauan (ODP) di tiga desa, Kecamatan Tirtayasa. Hal itu dipublikasikan olehnya, berdasarkan koordinasi dengan pihak Puskesmas dan Muspika Tirtayasa.

    “Kepada yang terhormat, Ibu Bupati Serang, mohon ijin menyampaikan dan melaporkan, terkait penyakit menular virus Covid-19 Corona untuk Kecamatan Tirtayasa, terdapat ada 6 Orang Dalam Pemantauan (ODP), berdasarkan koordinasi dengan Kepala Puskesmas Tirtayasa, Ibu Nunung Nuraeni, bahwa benar adanya ODP tersebut sebanyak 6 orang,” ujar Sadik, Camat Tirtayasa, yang juga dimuat dalam media sosial Facebook.

    Diketahui, 6 ODP tersebut terdiri dari satu orang karyawan Bandara Soekarno-Hatta, asal Desa Lontar. Kemudian tiga orang yang merupakan suami-istri beserta anaknya, yang baru pulang dari Malaysia, asal warga Desa Kebuyutan.

    “Dua orang yaitu suami-istri yang juga baru pulang dari Malaysia asal Desa Tirtayasa,” tuturnya.

    Sadik pun menjelaskan, langkah yang sudah diambil oleh pihaknya yaitu mengecek kesehatan keenam ODP tersebut dan memberikan arahan untuk tidak keluar rumah (isolasi) selama 14 hari ke depan.

    “Koordinasi dengan Muspika dan melaporkan hal tersebut ke Dinas Kesehatan Kabupaten Serang,” katanya.

    Menurutnya, status ODP tersebut diberikan, karena khawatir. Mengingat, kelima ODP baru saja pulang dari luar Kabupaten Serang.

    “Sekalipun hasil cek medis, sementara belum ada,” terangnya.

    Terpisah, Plt Kepala Dinas Kesehatan, Agus Sukmayadi menanggapi hal tersebut dan mengatakan bahwa mereka sudah memahami bagaimana dengan status ODP diperlakukan.

    “Alhamdullilah, berarti sdh memahami bgmana masyarakat dengan status OPD harus diperlakukan, dan adanya komunikasi dan koordinasi yang baik dengan Puskesmas,” singkatnya. (MUF)

  • RSDP Serang Terima Tiga lagi Pasien Dalam Pengawasan Korona

    RSDP Serang Terima Tiga lagi Pasien Dalam Pengawasan Korona

    SERANG, BANPOS – Rumah sakit dr Drajat Prawiranegara (RSDP) Kabupaten Serang, menerima tiga pasien dalam pengawasan (PDP) virus korona atau Covid-19. Senin, (16/3). Ketiganya, mengalami sesak nafas dan gejala flu. Pasien-pasien itu masuk ke RSDP antara Sabtu (14/3) hingga Senin (15/3) siang.

    Kepala Humas RSDP Kabupaten Serang, dr. Khoirul Anam mengatakan, ada tiga PDP tengah dirawat di ruang isolasi, duo orang berjenis kelamin laki-laki dan satu perempuan

    “Laki-laki, usia 48 tahun, masuk tanggal 14 Maret, pukul 19.00 WIB, di ruang isolasi. Keluhan demam, batuk dan sesak, ada riwayat seminar di bogor dan ada WNA, hasil tes sudah dikirim ke Jakarta dan sekarang tinggal sesaknya saja,” ujarnya.

    Pasien kedua berjenis kelamin perempuan, usia 51 tahun, masuk tanggal 15 Maret. Keluhan demam, batuk, mual dan pasien memiliki riwayat pulang umrah.

    “Tes swab sudah dikirim ke Jakarta, sekarang masih demam, batuk dan mual tetapi sudah berkurang,” terangnya.

    Sementara, pasien ketiga masuk ruang isolasi Kemarin pada pukul 11.30 WIB. Pasien dari Cilegon tersebut mengeluh sesak nafas.

    “Ada satu lagi PDP laki-laki, usia 30 tahun, masuk tanggal 16 Maret 2020. Rujukan dari RSKS Cilegon, keluhan batuk, pilek dan sesak,” kata ujarnya, Senin (16/3).

    Menurut Anam, pasien tersebut memiliki riwayat pernah melakukan kontak dengan WNA. Total pasien yang kini ditangani RSDP Kabupaten Serang di ruang isolasi sebanyak tiga orang.

    Diketahui, kedua pasien sebelumnya berasal dari Kabupaten Serang dan Kabupaten Tangerang. Pasien dari Kabupaten Serang memiliki riwayat pulang dari umrah. Sedangkan pasien dari Kabupaten Tangerang memiliki riwayat mengikuti kegiatan seminar di Bogor.

    Berdasarkan informasi yang diterima, ruang isolasi RSDP Kabupaten Serang hanya memiliki 4 kasur. Sementara itu, jika ada pasien bertambah, maka akan dirujuk ke RSUD kab Tangerang.

    “Kalau penuh juga, (akan dirujuk, red) ke RSPI atau RS persahabatan,” pungkasnya.

    Sebelumnya, berdasarkan informasi yang beredar di kalangan wartawan, disebutkan terdapat empat orang yang dirujuk ke RSDP. Namun, satu diantaranya disebut dirujuk kembali ke salah satu rumah sakit di Jakarta.

    Terpisah, Direktur RSDP Kabupaten Serang, dr Rachmat Setiadi, membenarkan bahwa pihaknya hanya memiliki ruang isolasi dengan kapasitas tiga tempat tidur saja. Sementara itu, ketiganya sudah dalam kondisi penuh dengan PDP.

    “Kalau ada yang masuk lagi, tidak bisa. Paling dirujuk ke RSPI Sulianti Saroso atau di RS Tangerang,” tegasnya.

    Sementara itu, ia menyatakan bahwa yang berada dalam ruangan isolasi RSDP Kabupaten Serang, bukan orang yang positif Korona. Akan tetapi, orang yang sedang menunggu hasil tes.

    “Nanti kalau hasilnya sudah ada, dan jika hasilnya positif maka akan kami rujuk ke Jakarta, tidak boleh disini,” tuturnya.

    Untuk APD sendiri, kata Rachmat, sudah maksimal, dan saat ini tersisa lima paket kelengkapan APD. Informasinya, akan ada penambahan dari pihak pemerintah Provinsi Banten.

    “Informasinya hari ini, Senin (16/3). Jumlahnya masih belum tahu,” pungkasnya.(MUF/ENK)

  • Polsek Kota Pandeglang Bersama Warga Gotong Royong Bersihkan Lingkungan

    Polsek Kota Pandeglang Bersama Warga Gotong Royong Bersihkan Lingkungan

    PANDEGLANG, BANPOS – Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek ) Pandeglang, Komisaris Polisi, Doharon Siregar bekerjasama dengan Lurah dan Babinsa mengadakan kegiatan kerja bakti di lingkungan wilayah Pandeglang, adapun kegiatan ini berdasarkan instruksi dari Kapolres Pandeglang. dalam rangka mengantisipasi merebaknya virus Korona di wilayah Hukum Polsek Pandeglang.

    “Kegiatan ini dalam rangka mengantisipasi merebaknya virus Korona yang saat ini sudah menjadi isu besar di wilayah kita maupun secara nasional,” ucapnya kepada BANPOS, Sabtu (14/3).

    Dia berharap, kegiatan seperti ini bisa juga dilakukan oleh seluruh lapisan masyarakat dimana pun berada, sebagai antisipasi dan upaya untuk menangkal virus Korona.

    “Harapan kita kegiatan ini dilakukan oleh seluruh masyarakat karena ini adalah sebagai antisipasi dan upaya-upaya kita melakukan kegiatan bersih-bersih baik itu di lingkungan sepanjang jalan raya, pasar, tempat ibadah, terminal, lingkungan rumah dan di sekolah,” tambahnya.

    Lurah Pandeglang, Muhamad Apendi juga mengatakan bahwa kegiatan ini sudah dilaksanakan 3 bulan yang lalu, dari sejak bulan Januari sampai sekarang, dan kegiatan ini selaludi laksanakan dengan Polsek Pandeglang setiap hari Sabtu dan Minggu.

    “Tentunya yang pertama kegiatan K3 dilaksanakan sesuai Perda, kita sudah laksanakan 3 bulan yang lalu dari mulai bulan Januari dan selalu bersama-sama dengan Kepolisian Sektor Pandeglang. Makanya, kegiatan ini bukan hal yang baru buat kami, karena kami pun mengadakan kegiatan ini setiap hari Sabtu dan Minggu,” katanya.

    Apendi menambahkan bahwa kegiatan ini selain mencegah isu virus Korona yang sudah menyebar dimasyarakat dan membuat resah, kegiatan seperti ini bisa mempererat tali silaturahmi antar warga di daerah hukum Polsek Pandeglang dan di wilayah Kelurahan Pandeglang.

    “Karena memang selain isu Korona yang merebak dan membuat resah di masyarakat, juga yang paling penting adalah penyakit Demam Berdarah ” lanjutnya.

    Masyarakat di Kelurahan Pandeglang sangat mengapresiasi kegiatan yang dilakukan oleh Polsek Kota dan Kelurahan Pandeglang, itu diungkapkan oleh ketua Rt 02/05, Umar Said.

    “Saya sebagai ketua Rt disini sangat merasa bangga, karena kegiatan ini sudah betul-betul berjalan dan dilaksanakan oleh Anggota Polsek, Anggota Kodim dan dari Kelurahan juga. Saya mewakili masyarakat sangat bangga sekali kepada seluruh jajaran yang terkait dalam kegiatan ini,” ungkapnya.(MG-02/PBN)

  • Korona Datang, Masker Menghilang

    Korona Datang, Masker Menghilang

    SERANG, BANPOS – Beredarnya virus Corona yang berasal dari negara tirai bambu, membawa dampak yang signifikan terhadap penjualan masker berbagai jenis di Indonesia. Terlebih, Pemerintah secara resmi telah mengumumkan kasus positif virus corona atau Covid-19 telah ditemukan di Indonesia. Tercatat, ada dua warga negara Indonesia, terjangkit wabah yang menyebar dari China itu. 

    Diketahui, Presiden Republik Indonesia, Jokowi mengumumkan dua warga negara Indonesia (WNI) asal Depok, Jawa Barat, positif terkena virus korona. Mereka pun sudah mendapatkan perawatan di Rumah sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso.
    Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, dua orang yang terdiri dari ibu dan anak tersebut akan mendapatkan perawatan yang berstandar internasional.
    Menanggapi hal itu, Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy kepada wartawan di  Bappeda, KP3B, Curug, Kota Serang, Senin (2/3) mengatakan, antisipasi masuknya virus corona merupakan prioritas. Selain menjalankan prosedur tetap (protap) dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes), pihaknya juga melakukan beberapa langkah lainnya. Salah satunya dengan mendata ulang atau memvalidasi TKA di Banten.

    “Saya minta laporan data yang valid, apakah ada atau tidak. kan semua proses keberadaan TKA ini walaupun tidak dari Wuhan kan tetap ada istilahnya protap untuk masuknya seperti apa. Saya menugaskan Disnakertrans (Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi) dan Dinkes (Dinas Kesehatan),” kata Andika.

    Ia menjelaskan, validasi dilakukan karena pemprov ingin memastikan jumlah TKA khususnya Tiongkok yang ada di Banten. Dengan data yang akurat, maka pihaknya akan lebih mudah dalam mengambil kebijakan. Mulai dari langkah pemeriksaan hingga langkah lanjutan jika diduga ada yang terinfeksi.

    “Mengantisipasi kalau memang ada warga negara China yang terindikasi ataupun mengantisipasi masuknya corona. Jadi kita jelas dulu datanya baru nanti kita informasikan langkah-langkah seperti apa. Dikoordinasikan seperti apa dengan Kemenkes, polanya, teknis dan lain-lain jika ada yang diduga terkena,” ujarnya.

    Selain menjadi acuan antisipasi penyebaran virus corona, pendataan juga dimaksudkan untuk meredam berita bohong atau hoaks di masyarakat. Dengan data TKA yang valid, maka pihaknya akan dengan mudah menelusuri setiap informasi berkembang.

    “Jangan sampai kondisi masyarakat kita nanti menjadi khawatir, gaduh dan merasa terancam. Virus itu kan sudah menjadi pandemik global. Bisa kebuka nanti data imigrasi berapa warga China yang masuk ke Banten. Itu kan bisa kebuka kerjanya di industri apa, bisa kita langsung tindaklanjuti,” paparnya.

    Hingga saat ini lanjut Andika masih terbebas dari virus corona. Termasuk warga Banten yang pulang dari Tiongkok. Pemprov telah menjalan seluruh prosedur medis saat proses pemulangannya untuk memastikan mereka tak terinfeksi. 

    “(Mahasiswa Banten di Tiongkok) sudah pulang semua, tidak langsung pulang tapi di karantina di rumah sakit. Semua prosedur kami lakukan, persiapan teknis antisipasi sudah saya tugaskan Dinkes,” tuturnya.

    Soal adanya dua warga Depok yang di rawat di Jakarta karena positif terjangkit covid-19 yang notabene berbatasan langsung dengan Banten, Andika juga memastikan sudah menindaklanjutinya. “(Pemprov) Jakarta tidak akan sembarangan merawat orang yang kena virus corona, kan diisolasi betul. Berarti kan tempat yang ditunjuk memang tempat yang sudah kompeten untuk menangani virus corona,” ujarnya. 

    Lebih lanjut ditegaskan Andika, pemprov selalu berkoodinasi dan meminta arahan langsung dari Kemenkes agar langkah antisipasi dan penanganannya bisa optimal.
    “Kami pasti laksanakan seluruh prosedur dari pemerintah pusat,” ungkap Andika.

    Pelaksana tugas (Plt) Sekretaris Disnakertrans Banten Erwin Syafrudin mengatakan, pihaknya telah menerima surat edaran (SE) dari Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) belum lama ini. Isi dari surat bernomor B.5/51AS020/I/2020 itu intinya membahas mengenai kewaspadaan penyerbaran penyakit pneumonia berat yang tidak diketahui penyebabnya pada pekerja.

    “TKA itu kewenangan pusat dan terkait virus corona sudah menjadi isu nasional bukan daerah. Meski demikian kami tetap melakukan antisipasi dari sisi ketenagakerjaan. Kita punya acuannya dari Kemenaker,” ujarnya.

    Sementara itu, Kepala Dinkes Banten, Ati Pramudji Hastuti tidak dapat dimintai tanggapannya terkait dengan pencegahan corona. Telpon genggamnya aktif namun tidak merespon saat dihubungi. Begitupun dengan WhatsApp Messenger yang dikirim BANPOS diabaikan.

    Sekretaris Dinkes Banten, Devina Nosilvira Zams saat dihubungi mengaku tidak diperkenankan memberikan penjelasan kepada media. “Maaf, langsung ke Bu Kadis (Ati Pramudji Hastuti) kalau mau wawancara, karena saya nggak punya kewenangan,” kata Devina.
    Sementara, Pantauan BANPOS, sejumlah apotek di Kota Serang sudah tak lagi menjual masker sejak awal tahun 2020. Alasannya, bukan tak lain karena stok masker pusat telah habis diburu.

    “Kami sudah tidak menjual masker lagi, tidak ada kiriman sejak dua bulan yang lalu,” ujar salah seorang pegawai di Apotik Sehat Serang yang beralamat di Jalan Yumaga nomor 19, Benggala Kota Serang, Senin (2/3). 

    Menurutnya, sejak menyebarluas kasus virus Corona, di sejumlah wilayah Indonesia tidak mendapatkan kiriman masker dari pemasok. Untuk harga pun sudah berubah, namun dirinya tidak mengetahui secara detil harganya.

    “Dengar-dengar harganya semakin mahal, tapi saya kurang tahu berapa,” jelasnya.

    Begitupun dengan Apotek Gama yang berlokasi berdampingan dengan apotek Sehat Serang. Pegawai yang juga tak ingin disebutkan namanya ini mengungkapkan bahwa sejak awal tahun, pihaknya sudah tak lagi menjual masker.

    “Sudah tidak jual lagi, sudah lama,” ungkapnya.

    Biasanya, kata dia, menjual masker merek Sensi dan Safeguard berbagai jenis, baik tali, karet maupun hijab.

    “Sekarang sudah sulit memasok masker, karena dari pusat juga tidak tersedia,” katanya.

    Begitupun dengan pegawai Apotek Warjok di Jalan Ciwaru Raya, Kota Serang, yang mengatakan bahwa pihaknya tak lagi menjual masker jenis apapun. 

    “Tidak ada sama sekali kiriman (masker) sejak awal tahun. Akhir tahun lalu masih ada kiriman tapi tidak banyak,” terangnya.

    Ia mengatakan hanya menjual satu merek masker yaitu Sensi dengan jenis yanh sama. Normalnya, harga satu box masker merek Sensi dibandrol harga Rp150.000. Kalau Safeguard, lanjut dia, dijual seharga Rp50.000.

    “Mungkin sekarang harganya sudah mahal. Karena sulit juga menemukan masker khususnya di Kota Serang,” pungkasnya.

    Diungkapkan oleh mahasiswa di sebuah Universitas di Kota Serang, Sri Hartati mengaku kesulitan mendapatkan masker. Biasanya, ia menyetok masker beberapa box dirumahnya.

    “Kebetulan hari ini stok maskernya habis, dan saya sudah keliling di berbagai Apotek sekitar Kota Serang sama sekali tidak ada yang menjual,” singkatnya. (RUS/ENK)

  • 2 Warga di Indonesia Positif Corona

    2 Warga di Indonesia Positif Corona

    JAKARTA, BANPOS – Dilansir dari RMCO.ID, Presiden Joko Widodo mengumumkan adanya dua orang di Indonesia yang positif terjangkit virus corona. Menurut Jokowi, dua WNI itu tersebut sempat kontak dengan warga negara Jepang yang datang ke Indonesia.

    Warga Jepang itu terdeteksi mengidap virus corona setelah meninggalkan Indonesia dan tiba di Malaysia.

    Tim Kemenkes pun melakukan penelusuran, di Indonesia, orang Jepang ini menemui siapa. “Ditelusuri dan ketemu. Ternyata orang yang terkena virus corona berhubungan dengan dua orang, ibu 64 tahun dan putrinya 31 tahun,” beber Jokowi di Istana Negara, Senin (2/3).

    “Dicek dan tadi pagi saya dapat laporan dari Pak Menkes bahwa ibu ini dan putrinya positif corona,” imbuh Presiden. Namun, Jokowi belum mau mengungkapkan ibu dan anak itu berada di daerah mana. Ia hanya memastikan keduanya di Indonesia.

    Kendati sudah ada kasus Corona di Indonesia, Jokowi memastikan pemerintah sudah sangat siap menghadapinya. “Pemerintah dari awal sudah siap. Kami punya rumah sakit, peralatan, dan SOP yang standarnya sama dengan standar internasional yang ada,” ungkap Jokowi.

    Lebih dari 100 rumah sakit disiapkan. “Kita juga miliki anggaran dan sudah diprioritaskan. Karena kalau tidak serius, ini sangat berbahaya karena penyakit ini perlu kita waspadai,” tandasnya. [OKT]

    Sumber