TANGSEL, BANPOS – Ikatan Ahli Perencanaan (IAP) Provinsi Banten menyiapkan Konsep Kota Masa Depan dalam seminar Paradigma Kota Masa Depan yang digelar di Hotel Aviary Bintaro, Tangerang Selatan, Kamis (8/12). Kegiatan tersebut dihadiri langsung oleh Ketua Umum IAP Nasional, Perwakilan Kementerian ATR/BPN, perwakilan dari masing-masing Pemerintah Kabupaten/Kota se-Provinsi Banten, Developer terkemuka se-Indonesia dan para ahli perencana Se-Banten.
Ketua Umum IAP Provinsi Banten, Aditianata mengatakan, Kegiatan tersebut merupakan tindaklanjut hasil kongres IAP Banten Tahun 2022, yang juga sebagai sarana silaturahim antara IAP bersama para pengembang baik dari pihak swasta maupun pemerintah dalam lingkup Provinsi Banten.
“IAP Banten memiliki 300 anggota yang tersebar di Kota dan Kabupaten. Sebetulnya ini adalah tindak lanjut dari hasil pertemuan ISOCARP di Brussel, Belgia. Kita bawa dalam pertemuan ini demi mendorong kota-kota layak yang ada di Banten,” kata Aditianata kepada BANPOS.
Ia menjelaskan, pemilihan kota Tangerang Selatan sebagai lokasi pertemuan dikarenakan Tangsel termasuk salah satu kota yang paling pesat pertumbuhannya di Banten, dengan banyak pengembang besar didalamnya. Menurutnya, keseimbangan pembangunan swasta dan pemerintah bisa seimbang di kota tersebut.
“Kota kita banyak yang berorientasi dengan kendaraan bermotor, dengan adanya kegiatan ini, diharap bagaimana kita bisa mendorong masyarakat agar bisa berkegiatan fisik. Tentunya harus ada fasilitas baik di bidang industri, transportasi, pendidikan dan lain sebagainya,” jelasnya.
Aditianata menerangkan, dengan berdiskusi bersama para ahli baik dari swasta maupun pemerintah, konsep Kota sehat untuk kota yang berkelanjutan dapat lebih dekat diwujudkan di masing-masing daerahnya.
“IAP Banten siap berkolaborasi untuk bisa mengembangkan kota secara berkelanjutan,” tandasnya.
Di tempat yang sama, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Serang, Mohamad Ridwan mengatakan, kegiatan tersebut merupakan suatu diskusi yang dibutuhkan oleh Pemerintah Kota Serang. Menurutnya, konsep penataan ruang di Provinsi Banten telah menjadi sorotan lantaran Banten saat ini berposisi sebagai penyangga Ibu Kota Negara.
“Pertemuan ini sangat strategis dan baik untuk kita semua, terkhusus bagi Kabupaten dan Kota di Banten. Tentu ini adalah modal berharga untuk kemajuan wilayah kita masing-masing,” kata Ridwan.
Ridwan menjelaskan, pembangunan di Pemkot Serang masih belum sepesat kota lain. Ia berharap, setelah seminar ini pihaknya dapat menerapkan arah dan konsep pembangunan dan penataan bagi ibu kota Provinsi Banten tersebut.
“Tentunya ini akan menjadi bahan bagi kami untuk menyusun dokumen RPJMD,” ujarnya.
Sementara itu, Perwakilan dari Kementerian ATR/BPN, Tri Agustin mengatakan, saat ini kita sedang berada di era yang berbeda. Hal itu dipicu akibat masa pandemi yang membuat aktivitas masyarakat banyak berubah.
“Pasca pandemi, kita perlu menggali ilmu dari halayak umum untuk menangkap ide demi mewujudkan kota tangguh di kenormalan yang baru,” kata Tri kepada BANPOS.
Tri menjelaskan, meskipun demikian, dengan memanfaatkan teknologi, kita bisa mengoptimalkan sistem informasi, pedoman serta penataan ruang yang perlu dilakukan ketika populasi manusia semakin meningkat.
“Sering kali kita tidak mengoptimalkan penataan ruang terutama di darat. Kita perlu menyeimbangkan alam dan lingkungan buatan untuk kebaikan semua makhluk dan juga agar pemanfaatan sumberdaya dapat terkontrol,” jelasnya.
Senada dengan Tri, Ketua Umum IAP Nasional, Hendricus Andy Simarmata mengatakan, di seluruh dunia, saat ini kota masa depan bukan lagi berbicara soal ekonomi. Tetapi kota dimana masyarakatnya mampu mendapatkan hak kesehatan baik secara fisik maupun mental.
“Yang kita bicarakan bukan hanya sekedar suatu kota harus ada puskesmas, tapi juga bagaimana kota mampu memberikan kesehatan jasmani melalui jalur sepeda, pejalan kaki hingga disabilitas. Serta, adanya taman yang mampu membuat masyarakat senang dan tak stres,” kata Andy.
Ia menjelaskan, pandemi lalu membuktikan bahwa kota-kota di Indonesia masih belum siap menghadapi hal seperti itu. Dengan demikian, menurutnya banyak pembelajaran yang harus diambil bila perlu direncanakan total melalui kajian mendalam guna mewujudkan pembangunan.
“Perencanaan Kota Sehat bukan hanya disebabkan oleh pandemi saja, namun kita harus menyadari bahwa pembangunan kota sehat sangat diperlukan untuk menghadapi perkembangan teknologi,” jelas Andy.
Andi berharap, dengan berlangsungnya kegiatan tersebut dapat meningkatkan sinergitas dari berbagai pihak demi kemajuan kota dan kabupaten di Provinsi Banten.
“Mari kita bersama-sama mewujudkan kota masa depan yang sehat dan berkelanjutan demi kebaikan seluruh pihak dan seluruh makhluk hidup,” tandasnya. (CR-01/PBN)