Tag: Kota Serang

  • Hima PKh Untirta Galang Donasi Kursi Roda untuk Bocah Cerebral Palsy di Kota Serang

    Hima PKh Untirta Galang Donasi Kursi Roda untuk Bocah Cerebral Palsy di Kota Serang

    SERANG, BANPOS – Seorang bocah laki-laki berumur 6 tahun di Kota Serang mengidap cerebral palsy. Hal tersebut mengakibatkan dirinya kesulitan dalam melakukan kegiatan sehari-hari, sehingga membutuhkan kursi roda sebagai alat bantu.

    Ketua Hima PKh Untirta, Karim Maulana, mengatakan bahwa cerebral palsy merupakan kelumpuhan pada otak, yang menyebabkan kegagalan koordinasi pada tubuh. Cerebral palsy masuk ke dalam kategori disabilitas fisik.

    “Adik Rama saat ini berumur 6 tahun. Adik Rama memiliki keterbatasan atau hambatan dalam segi fisik dan motoriknya atau cerebral palsy,” ujarnya saat dihubungi melalui sambungan telepon, Senin (3/5).

    Karim mengatakan, sebagai anak berumur 6 tahun, Rama memiliki hak untuk dapat menikmati masa kecil layaknya anak berumur 6 tahun pada umumnya. Oleh karena itu, penggunaan kursi roda khusus cerebral palsy sangat dibutuhkan untuk mewujudkan hal tersebut.

    “Rama saat ini membutuhkan kursi roda khusus untuk bisa menunjang kegiatan sehari-harinya. Tentunya Rama ingin menikmati kegiatan-kegiatan yang bisa ia dapatkan apabila ditunjang oleh kursi roda tersebut,” terangnya.

    Maka dari itu, Hima PKh Untirta telah berupaya untuk membelikan Rama sebuah kursi roda khusus, dengan melakukan donasi terbuka bagi masyarakat yang ingin beramal dan membantu Rama menikmati masa kecilnya.

    “Kami mengajak seluruh masyarakat agar ikut berdonasi untuk adik kita yang bernama Rama. Kami melakukan open donasi untuk membelikan Rama kursi roda khusus cerebral palsy,” ucapnya.

    Sementara itu, Bendahara Pelaksana donasi terbuka untuk Rama, Zakiya, menuturkan bahwa hingga saat ini pihaknya telah mengumpulkan donasi dari masyarakat sebesar Rp3.307.120.

    “Untuk saat ini kami telah mengumpulkan sebanyak Rp3.307.120. Itu dari pengumpulan donasi secara langsung melalui transfer bank, gopay dan lainnya serta pengumpulan donasi melalui situs KitaBisa,” ujarnya.

    Secara keseluruhan, pihaknya membutuhkan dana sebesar Rp4.6 juta untuk membeli kursi roda khusus cerebral palsy. Oleh karena itu, ia mengajak kepada seluruh masyarakat untuk turut berdonasi, agar Rama bisa mendapat kursi rodanya.

    “Donasi bisa secara langsung ke rekening BRI 006201102784502 atas nama Karim Maulana, Shopee Pay 08815462535 atau Gopay 083879427874 atas nama Zakiyah Putri Humairoh. Untuk konfirmasi bisa WhatsApp ke 0822-4674-1262,” tandasnya. (DZH/AZM)

  • Universitas Painan Palsu, Ini Hasil Penelusuran dan Kata Pihak Kampus

    Universitas Painan Palsu, Ini Hasil Penelusuran dan Kata Pihak Kampus

    SERANG, BANPOS – Kemendikbudristek merilis perguruan tinggi yang diduga melakukan pemalsuan izin pendirian universitas di Provinsi Banten. Perguruan tinggi tersebut ialah Universitas Painan Nasional.

    Dalam jumpa pers virtual, Kemendikbudristek menyebutkan bahwa terdapat pemalsuan 5 Surat Keputusan (SK) yang dilakukan oleh pihak Universitas Painan Nasional.

    Kelimanya yakni pemalsuan izin perubahan nama, izin pembukaan prodi sarjana Akuntansi, izin pembukaan prodi kenotariatan Magister, izin prodi Ilmu Hukum Doktor, dan pemalsuan SK Mendikbud mengenai izin penggabungan dua sekolah tinggi menjadi Universitas di Banten.

    Berdasarkan informasi yang dihimpun oleh BANPOS, tidak ada perguruan tinggi di Provinsi Banten yang bernama Universitas Painan Nasional. Hanya saja, terdapat perguruan tinggi bernama STIH Painan.

    Dalam situs resminya, STIH Painan memiliki dua kampus. Kampus A berlokasi di jalan Syekh Nawawi Albantani, Banjarsari, Cipocok Jaya, Kota Serang. Sedangkan kampus B berlokasi di jalan K.H. Hasyim Ashari Kav. DPR Nerogotok No. 236 Pinang/Cipondoh, Tangerang.

    Dilihat dari situs https://pddikti.kemdikbud.go.id, diketahui STIH Painan memiliki kode Perguruan Tinggi 043329. Status yang tercantum dalam situs tersebut yakni aktif.

    Di sisi lain, pada awal tahun 2021 pun sempat beredar brosur dan banner berdirinya Universitas Painan Nasional, yang lokasinya sama dengan STIH Painan di Serang maupun di Tangerang.

    BANPOS mencoba melakukan konfirmasi kepada Ketua STIH Painan, Sudadio, melalui sambungan telepon. Namun ia enggan memberikan komentar terkait dengan Universitas Painan Nasional maupun berbagai pertanyaan yang dilontarkan BANPOS. Ia hanya menegaskan bahwa dirinya merupakan dosen Untirta.

    Untuk diketahui, Sudadio memang tercatat sebagai dosen di Untirta. Ia bahkan sempat menjadi ketua salah satu jurusan di FKIP Untirta.

    Sementara itu, BANPOS pun mendapatkan nomor Humas STIH Painan, yang diketahui bernama Eli. Saat dikonfirmasi, Eli menuturkan bahwa yang dimaksud oleh Kemendikbudristek ialah Universitas Painan Nasional, bukan STIH Painan.

    “Universitas Painannya (yang ilegal), tapi saya kurang paham banget karena saya jarang ke sana. Kalau mau butuh informasi ke kampus Serang aja. Takutnya salah informasi kan,” ujarnya saat dikonfirmasi, Jumat (30/4).

    Ditanya terkait dengan apakah ada perubahan status yang dilakukan oleh STIH Painan menjadi Universitas, Eli mengaku sampai saat ini belum ada perubahan. Akan tetapi, ia tidak yakin dengan hal tersebut.

    “Enggak, emang enggak ada perubahan sih. Atau (tanya) ke bu Arini atau kaprodi, pak Bustomi, mungkin beliau lebih paham. Saya enggak ngerti apa-apa,” ungkapnya.

    Berdasarkan penelusuran di internet, pada akun YouTube milik STIH Painan terdapat satu video berjudul Pekerti Universitas Painan Nasional. Dalam video itu, terdengar adanya penjelasan mengenai materi ekonomi, tepatnya akuntansi.

    Diunggah pada tiga bulan yang lalu, video tersebut memperlihatkan banner bertuliskan Pelatihan Peningkatan Keterampilan Dasar Teknik Instruksional (Pekerti) Lokal. Diketahui, dalam kegiatan Pekerti Universitas Painan Nasional tersebut, hadir pula Ketua STIH Painan, Sudadio.

    Belum diketahui kehadiran Sudadio dalam kegiatan Universitas Painan Nasional itu sebagai apa, namun pembawa acara mempersilahkan Sudadio untuk menutup kegiatan Pekerti tersebut.

    Bahkan di akhir kegiatan, Sudadio pun memimpin jargon dari Universitas Painan Nasional, yang disambut oleh para peserta kegiatan.

    “Universitas Painan Nasional! Unggul, beda, berkarakter!” ujar Sudadio disambut oleh para peserta yang lainnya. (DZH)

  • Keinginan PKS Kuasai Kota Serang Dipertegas Dalam Rakerda

    Keinginan PKS Kuasai Kota Serang Dipertegas Dalam Rakerda

    SERANG, BANPOS – Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kota Serang, kembali mempertegas keinginannya untuk menguasai Kota Serang. Dalam Rakerda yang digelar, PKS semakin memperjelas keinginan tersebut dengan menetapkan kursi Walikota atau Wakil Walikota harus diduduki oleh kader partai.

    Di samping itu, PKS Kota Serang pun menargetkan pelipatgandaan kursi dewan pada Pileg mendatang. Dari yang sebelumnya hanya 5 kursi, menjadi 10 kursi dan merata di seluruh kecamatan.

    Ketua DPD PKS Kota Serang, Hasan Basri, msngatakan bahwa hal itu sesuai dengan amanat dari DPP PKS, yang menargetkan pemilu 2024 PKS harus mampu melipatgandakan jumlah kursi di setiap wilayah di Banten, salah satunya Kota Serang.

    “Garis besarnya diberi amanah saat Munas untuk meningkatkan kader, karena jumlah jadi syarat untuk kemenangan yakni dua kali lipat kursi. Kalau sekarang di Kota Serang lima kursi, berarti harus 10 kursi,” ujarnya di salah satu hotel di Kota Serang, Sabtu (24/4).

    Selain itu, PKS juga mengincar kursi kepala daerah di Kota Serang untuk 2024 dan akan mengusung kader internal.

    “Sangat memungkinkan mencalonkan sebagai Walikota entah itu sebagai Wali atau Wakil walikotanya,” tutur Wakil Ketua DPRD Kota Serang tersebut.

    Untuk penyusunan rencana dalam rangka mengejar target itu, PKS sudah menyiapkan dalam Rakerda 2021. Hal itu dimilai dari merumuskan rencana meraih kursi di 2024, berbasiskan data pemilu 2019 lalu.

    “Jadi misalnya dapil mana saja itu sudah dirumuskan oleh kami, jadi data di 2019 sudah ada kedepannya sangat mungkin kami dapat menambah kursi. Seperti Kasemen, kami tidak ada kursi berarti harus dapat,” ucapnya.

    Oleh karena itu, Hasan menuturkan saat ini pihaknya juga terus berupaya untuk mencapai target tersebut dengan melengkapi struktur kepengurusan. Bukan hanya dari tingkat kelurahan, tapi sampai tingkat RT/RW.

    “100 persen rampung struktur kepengurusannya sudah kamu isi di 67 kelurahan dan di 6 kecamatan, di Kota Serang fokus kita dua hal diamanatkan munas dan muswil melipatgandakan kursi dan kader,” tandasnya. (DZH)

  • Kabel Diduga Milik Telkom Melintang di Tengah Jalan, Satu Pengendara Hampir Jatuh Tersangkut

    Kabel Diduga Milik Telkom Melintang di Tengah Jalan, Satu Pengendara Hampir Jatuh Tersangkut

    SERANG, BANPOS – Arus lalu lintas di jalan Bhayangkara, Cipocok Jaya, Kota Serang terganggu lantaran adanya kabel yang diduga milik Telkom melintang di tengah jalan.

    Salah satu warga sekitar, Oni, mengatakan bahwa kabel tersebut baru melintang setelah pelaksanaan salat Jumat. Tidak diketahui mengapa kabel tersebut bisa melintang di tengah jalan.

    “Sebelum Jumatan mah belum seperti ini, Mas. Tapi setelah Jumatan tiba-tiba kabelnya seperti ini, mungkin ada yang nabrak, mobil yang tinggi,” ujarnya, Jumat (16/4).

    Ia pun berharap, kabel tersebut segera dibenahi. Agar tidak membahayakan pengguna jalan, maupun warga sekitar.

    “Saya khawatirnya ini ada aliran listriknya, tapi kayaknya ini kabel telpon atau internet,” ucapnya.

    Tak berapa lama kemudian, salah satu pengguna sepeda motor tersangkut pada kabel tersebut. Saat itu ia melaju dengan cukup kencang dari arah jalan Chozin, dan tidak melihat ada kabel yang melintang.

    Beruntung pengguna sepeda motor tersebut tidak terjatuh. Namun, kabel yang melintang terputus dari tiangnya dan membuat masyarakat berhamburan karena takut tersetrum aliran listrik. (MUF)

  • Kelurahan Kiara Terapkan Prokes dan Gencarkan Vaksinasi

    Kelurahan Kiara Terapkan Prokes dan Gencarkan Vaksinasi

    Masih dalam pandemi, Jado mengaku memiliki strategi tersendiri menghadapinya. Utamanya yaitu mematuhi peraturan pemerintah yang mewajibkan untuk menjalankan 4M, diantaranya yaitu memakai masker, mencuci tangan,menjaga jarak dan menghindari kerumunan.

    Pada masa pandemi Covid-19, Lurah Kiara, Jado, menekankan agar tetap menjaga protokol kesehatan (prokes) dalam kondisi apapun. Meskipun saat ini masih banyak warga yang melakukan resepsi pernikahan, ia tidak melarang warganya yang sedang memiliki keinginan melakukan resepsi.

    “Memang saat ini kan masih banyak musim hajat, tetapi kita harus patuhi prokes dan menghindari kerumunan. Hajat boleh-boleh saja, tetapi kita harus patuh,” tegasnya.

    Terkait vaksinasi, ia menyebutkan bahwa warga Kiara memiliki antusias yang tinggi. Pada tanggal 25 Maret 2021, di Kelurahan Kiara sudah melakukan vaksinasi yang diikuti oleh seluruh warganya yang membutuhkan vaksin tersebut.

    “Alhamdulilah untuk vaksin sudah dilakukan, antusias masyarakat dalam mengikuti vaksinasi sangat tinggi,” katanya.

    Ia berharap, setelah dilakukan vaksin, mudah-mudahan Covid-19 cepat reda. Sebab, sudah satu tahun warga hidup bersamaan dengan Covid-19.

    “Mudah-mudahan dengan adanya kegiatan vaksin, cepat reda dan bisa teratasi. Kemudian kami dengan kegiatan vaksin ini tidak bosan-bosan mengimbau kepada warga untuk menjaga kesehatan, lingkungan dan keluarga,” tandasnya. (bagian akhir) (ADV)

  • APTISI Provinsi Banten Minta Maaf Soal Unpam

    APTISI Provinsi Banten Minta Maaf Soal Unpam

    SERANG, BANPOS – Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta (APTISI) Provinsi Banten, Abbas Sunarya, membantah bahwa dirinya menolak kehadiran Universitas Pamulang (Unpam) di Kota Serang. Ia juga membantah pernah mempertanyakan kualitas Unpam karena mematok biaya pendidikan murah.

    Hal tersebut disampaikan oleh Abbas Sunarya melalui video klarifikasi yang diterima BANPOS. Pada awal video, Abbas menyampaikan permohonan maaf kepada para alumni Unpam atas pemberitaan yang beredar.

    Permohonan maaf disampaikan Abbas karena alumni Fakultas Hukum Unpam berencana melaporkan Rektor Universitas Raharja tersebut ke Kepolisian, dengan tudingan merendahkan martabat Unpam.

    “Namun perlu saya jelaskan di sini, saya demi Allah tidak pernah mengatakan apa yang memang sekarang sedang berkembang dan didengar dan juga menjadi masalah di alumni,” ujarnya dalam video yang BANPOS terima pada Selasa (23/3).

    Abbas mengklaim bahwa apa yang dilakukan oleh dirinya merupakan salah satu upaya untuk membantu Unpam mendirikan kampus di Kota Serang. Dengan dihantamnya ia oleh berbagai isu yang berkembang, Abbas mengaku saat ini mulai kendor untuk memperjuangkan Unpam.

    Menurutnya, antara dirinya dengan Unpam memiliki satu ikatan emosional yang telah lama terjalin, baik dengan Ketua Yayasan, maupun dengan rektor Unpam terdahulu dan rektor Unpam yang baru. Saat ini, pihaknya sedang merajut kerja sama untuk kegiatan yang positif di Provinsi Banten.

    “Saya sangat mendukung seluruh juga yang saya dengar pada saat pertemuan dengan Walikota Serang, mendukung kehadiran Unpam juga institusi lainnya yang ingin membangun Banten, ingin berkontribusi pada dunia pendidikan. Tidak ada yang menolak,” tuturnya.

    Bahkan menurutnya, penggunaan nama Universitas Sutomo untuk kampus Unpam yang ada di Kota Serang, merupakan salah satu usulan dirinya agar dalam pendirian Unpam di Kota Serang tidak terganjal oleh masalah.

    “Karena sesuai dengan aturan, melewati provinsi nanti akan mengalami kesulitan dalam legalitas. Akhirnya dorongan untuk menjadi nama Sutomo pun sebagian besar dari saya. Mungkin kalau almarhum (rektor terdahulu) masih hidup, beliau yang akan membeberkan masalah ini. Tidak berkepanjangan seperti ini, bagaimana kontribusi saya terhadap Unpam,” terangnya.

    Abbas menegaskan bahwa dirinya sangat mendukung siapa pun yang ingin berkontribusi untuk Provinsi Banten, khususnya di bidang pendidikan. Bahkan, ia mengatakan bahwa jangankan Rp150 ribu, jika ada yang bisa memberikan pendidikan tinggi gratis pun akan ia dukung. “Gratis pun saya senang sekali, bersyukur ada orang yang mau berbagi seperti pak Darsono,” ucapnya.

    Terkait dengan audiensi antara pihak APTISI dengan Walikota Serang, Abbas menuturkan bahwa bukan pihaknya yang mengajukan. Namun dirinya hanya diundang untuk melakukan audiensi dengan Walikota Serang melalui sambungan telepon.

    “Saat mendapatkan undangan hearing dengan Walikota, ingat loh ya, yang dijadwalkan oleh Walikota. Surat undangan pun saya tidak pernah menetapkan. Saya langsung di-Calling (telepon) untuk datang ke sana. Nah yang diundang itu ternyata bukan hanya pengurus APTISI saja, namun seluruh rektor dan pimpinan sekolah tinggi yang ada di Kota Serang,” katanya.

    Dalam audiensi tersebut, banyak dari rektor dan pimpinan yang menyampaikan keluhan dan rasa takut pada 5 tahun ke depan, jika Unpam hadir di Kota Serang dan menetapkan biaya yang cukup murah dibandingkan yang perguruan tinggi swasta (PTS) lainnya.

    “Ini justru saya sangat bertolak belakang yah. Saya juga minta izin ke pak Darsono, pak saya ini ikut gak? Kalau saya ikut, pasti saya ada resiko nih. Ramai seperti sekarang. Kalau saya tidak ikut, saya tidak dapat informasi apa yang menjadi keluhan mereka,” ungkapnya.

    Dari berbagai keluhan yang disampaikan oleh PTS yang hadir dalam audiensi, Abbas menuturkan bahwa Walikota Serang, Syafrudin, menjadwalkan agar dilakukan pertemuan antara Unpam dengan PTS yang hadir. Ia pun mengaku telah membocorkan informasi tersebut kepada Unpam, agar dapat bersiap menghadapi berbagai hal yang akan dilontarkan pada pertemuan itu.

    “Ini sudah saya bocorkan oleh saya, agar nanti kalau ada pertanyaan-pertanyaan serupa, pihak Unpam tidak kaget. Maka hari Sabtu tepatnya tanggal 20, kita mengadakan pertemuan terbatas. Saya, kepala lembaga LLDIKTI yaitu Profesor Umam, dan ketua APTISI pusat yaitu bapak Doktor Budi Jatmiko. Kami sudah klir tidak ada masalah, bahkan saya diminta mengawal,” jelasnya.

    Namun ia mengaku aneh, mengapa dirinya malah menjadi korban atas isu yang beredar di masyarakat. Seharusnya menurut Abbas, baik alumni maupun lainnya tetap mendukung apa yang dirinya lakukan demi membentengi pendirian Unpam di Kota Serang.

    Untuk diketahui, audiensi yang dilakukan oleh APTISI Provinsi Banten dinilai oleh banyak pihak sebagai manuver untuk menjegal kehadiran Unpam di Kota Serang. Banyak pihak yang mengecam audiensi yang dilakukan oleh APTISI tersebut.

    Sekretaris Umum HMI MPO Cabang Serang, Muhammad Izqi Kahfi, mengatakan bahwa berdasarkan hasil olah data yang dilakukan oleh pihaknya, diketahui bahwa Angka Partisipasi Kasar (APK) Perguruan Tinggi (PT) Provinsi Banten mengalami penurunan dalam 3 tahun ke belakang.

    Kahfi menuturkan, pihaknya memaklumi ketakutan dari para pemilik PTS di Provinsi Banten dengan kehadiran Unpam yang menawarkan biaya pendidikan murah. Namun ia menegaskan, jangan sampai hal tersebut malah membuat masyarakat kehilangan kesempatan mengakses pendidikan tinggi.(DZH/PBN)

  • Kiara Tetap Gotong Royong di Masa Pandemi

    Kiara Tetap Gotong Royong di Masa Pandemi

    MASIH dalam masa pandemi Covid-19, namun tidak menyurutkan antusias warga Kelurahan Kiara dalam melakukan aktivitas gotong royong. Mereka membenahi akses jalan poros di lingkungan Citerep RT 03 dan RT 04, dengan menghamparkan batu split atau makadam di jalan sepanjang dua kilometer tersebut

    “Dengan antusias masyarakat gotong royong masih tinggi, terutama membenahi akses jalan poros, saya membeli makadam sebanyak tiga mobil, sehingga masyarakat antusias untuk menghampar makadam itu di jalan poros,” ujar Lurah Kiara, Jado, Selasa (6/4).

    Meski masih menggunakan dana pribadi, namun Jado mengaku hal itu membuahkan kepuasan tersendiri ketika masyarakat saling bergotong royong mengerjakan perbaikan akses jalan poros tersebut. Ia mengaku telah mengajukan permohonan perbantuan melalui proposal yang dikirimkan ke Pemerintah baik Kota Serang maupun Pemerintah Provinsi Banten, dan belum membuahkan hasil.

    “Membeli makadam dengan dana pribadi sebanyak 3 mobil dan alhamdulillah dikerjakan oleh masyarakat Citerep. Kemudian untuk pengajuan jalan poros, saat ini belum direalisasi,” ungkapnya.

    Ia berharap kiranya pemerintah terkait untuk bisa merealisasikan perbantuan akses jalan poros, karena jalan tersebut merupakan jalan alternatif mengurai kemacetan pasar Ciruas. Yaitu dari mulai arah lingkungan Citerep sampai tembus ke belakang SMAN 1 Ciruas sejauh dua kilometer.

    “Sampai ke perbatasan kota dan Kabupaten, jadi jalan poros ini penting,” tuturnya.

    Menurutnya, gotong royong di masyarakat Kiara biasa dilakukan. Untuk informasi kepada warga, disebarkan melalui pengumuman RT, lalu masyarakat antusias untuk bersama-sama membenahi lingkungannya.

    “Mengerjakan pembersihan, terutama solokan di pinggir-pinggir jalan. Kemudian juga membersihkan rumput-rumput yang ada di areal pinggir jalan,” ungkapnya.

    Jado mengatakan, sehubungan saat ini musim hujan, masyarakat lebih banyak membersihkan solokan atau pembuangan. Karena di musim penghujan ini, solokan seringnya terhambat dengan sampah-sampah yang ada.

    “Sekarang ini seringnya membersihkan solokan, karena memang musim penghujan dan harus segera dibersihkan sampahnya,” kata Jado. (bagian awal) (ADV)

  • Bantu UMKM, Pimpinan Dewan Ini Persilahkan Masyarakat Endorse di Instagramnya

    Bantu UMKM, Pimpinan Dewan Ini Persilahkan Masyarakat Endorse di Instagramnya

    SERANG, BANPOS – Wakil Ketua DPRD Kota Serang, Hasan Basri, mempersilahkan masyarakat Kota Serang untuk menjadikan instagram pribadinya yakni @hasan.basri.official sebagai tempat promosi produk UMKM.

    Dalam pamflet yang tersebar, tertulis bahwa program endorse tersebut bernama Hasan Basri Peduli UMKM. Masyarakat Kota Serang hanya perlu mengisi formulir pada situs bit.ly/habapeduliumkm.

    “Pastikan ukuran feed Instagram 1:1 dan sertakan merk, foto produk, no telp/WA dan akun instagram pada poster. Semoga semakin laris dan berkah melimpah. Aamiin,” tulisnya dalam pamflet tersebut.

    Saat dikonfirmasi, Hasan Basri membenarkan mengenai program tersebut. Ia mengatakan bahwa program itu dilakukan untuk membantu pelaku UMKM, agar dapat bangkit di tengah pandemi Covid-19.

    “Iya (benar program itu). Suasana pandemic yang berlama-lama ini semuanya kena dampak, termasuk UMKM,” ujarnya saat dihubungi melalui pesan WhatsApp, Senin (22/3).

    Hasan menuturkan, tidak ada syarat dan ketentuan untuk masyarakat Kota Serang yang ingin ikut dalam program tersebut. Bahkan, ia mengaku kedepannya akan mengajak anggota dewan lainnya untuk melakukan hal serupa.

    “InsyaAllah. Semoga dengan membantu sosialisasi ini, UMKM akan merasa terbantu. Kalau pun follower instagram saya masih sedikit,” ungkapnya. (DZH)

  • Ini Kata Unpam Soal Biaya Kuliah Murah

    Ini Kata Unpam Soal Biaya Kuliah Murah

    SERANG, BANPOS – Pihak Universitas Pamulang (Unpam) menegaskan bahwa pembangunan kampus jauh di Kota Serang benar-benar hanya untuk membantu masyarakat ekonomi lemah, untuk mengakses pendidikan tinggi. Bahkan jika perlu, Unpam tidak akan menerima calon mahasiswa dari masyarakat ekonomi kuat.

    Rektor Unpam, Nurzaman, mengatakan bahwa kehadiran Unpam sejak awal mula didirikan memang bertujuan untuk membantu masyarakat dengan ekonomi rendah, untuk dapat mengenyam pendidikan tinggi. Sebab, banyak dari pelajar yang tidak melanjutkan pendidikan, lantaran faktor ekonomi.

    “Sasaran kami adalah, orang-orang yang kurang mampu secara ekonomi dan akademik. Karena berdasarkan hasil observasi kami, ternyata banyak lulusan SMA yang tidak melanjutkan kuliah. Karena faktor tidak cukup uang untuk kuliah,” ujarnya saat diwawancara usai menggelar sosialisasi pembukaan Unpam Serang dengan nama Universitas Sutomo, Rabu (17/3).

    Terkait dengan adanya keberatan yang disampaikan oleh Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) Provinsi Banten mengenai biaya dan meminta Unpam untuk menyesuaikan besarannya, ditolak oleh pihak Unpam. Sebab, jika besaran biaya dinaikkan, maka tujuan awal pendirian Unpam tidak dapat terealisasi.

    “Saya paham pihak APTISI tidak setuju kalau terlalu murah. Tapi gini, apabila SPP dinaikkan, maka masyarakat marjinal tidak dapat kuliah lagi. Kan sama saja niat kami tidak kesampaian,” tuturnya.

    Ia mengatakan, dengan lanjutnya pendidikan masyarakat ekonomi lemah hingga ke jenjang pendidikan tinggi, maka diharapkan mampu membangkitkan kondisi ekonomi. Sebab menurutnya, dengan gelar sarjana yang dimiliki, minimal masyarakat dapat lebih mandiri ke depannya.

    “Kalau dinaikkan, yang miskin akan terus mewariskan kemiskinan. Dengan pendidikan, keterampilan, dengan ilmu pengetahuan, masyarakat dapat bangkit ekonominya. Kalau sudah lulus sarjana, sejelek-jeleknya itu mereka tetap bisa mandiri dan berguna bagi masyarakat,” terangnya.

    Ketua Yayasan Sasmita Jaya, Darsono, mengatakan bahwa pihaknya tidak pernah mengharapkan keuntungan dari penyelenggaraan pendidikan tinggi. Sebab, niat awal dari pihaknya hanya ingin membuka akses bagi masyarakat ekonomi lemah untuk dapat mengenyam pendidikan tinggi.

    “Jadi semuanya ada akses pendidikan. Semua bisa berkuliah. Kalau kami buat biayanya mahal, yang bisa berkuliah hanya orang kaya. Orang kaya itu tidak perlu dibantu. Mereka bisa mencari sendiri. Tapi kalau yang lemah ini tidak dibantu, maka selamanya akan lemah,” ujarnya.

    Bahkan ia menegaskan, jika memang APTISI keberatan dengan biaya Unpam yang murah, maka pihaknya tidak akan segan untuk membuat pengumuman bahwa orang berekonomi kuat dilarang berkuliah di Unpam.

    “Nah nanti kami buat spanduk saja, orang kaya dilarang masuk ke Universitas Sutomo (Unpam). Universitas Sutomo hanya untuk orang-orang yang memiliki keterbatasan,” tandasnya sembari tertawa. (DZH)

  • Ditolak APTISI, Unpam Serang Tetap Buka Penerimaan Mahasiswa

    Ditolak APTISI, Unpam Serang Tetap Buka Penerimaan Mahasiswa

    SERANG, BANPOS – Meskipun mendapatkan penolakan dari Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) Banten, pihak Unpam terlihat tak bergeming. Sebab, Unpam tetap menggelar pembukaan penerimaan mahasiswa baru (PMB), dengan mengundang 40 pesantren yang ada di Kota Serang dan sekitarnya.

    Berdasarkan pantauan BANPOS, Unpam Serang tidak menggunakan nama kampus induknya yakni Unpam. Namun, mereka menggunakan nama Universitas Sutomo.

    Sayangnya, pelaksanaan pembukaan PMB itu berlangsung tertutup dengan alasan protokol kesehatan. Saat ini, undangan dari pesantren-pesantren sedang menjalani rapid test antigen.

    Salah satu penjaga gerbang mengatakan, pelaksanaan pembukaan mahasiswa baru tersebut mengundang sebanyak 40 pesantren. Untuk saat ini, hanya pengasuh pesantrennya saja yang diundang.

    “Iyah ada 40 pesantren yang saat ini diundang untuk sosialisasi pembukaan PMB. Yang hadir hanya kepala pesantrennya saja,” ujarnya kepada BANPOS, Rabu (17/3).

    Ia menuturkan, informasi mengenai penolakan atas kehadiran Unpam di Kota Serang memang telah santer terdengar. Namun menurutnya, Unpam tidak bergeming lantaran kehadiran Unpam untuk membantu masyarakat yang ingin mengecap pendidikan tinggi.

    “Iyah kapan lagi ada kampus yang biayanya terjangkau kan. Ini juga untuk membantu masyarakat yang ingin berkuliah,” katanya.

    Dalam banner yang tertera, diketahui bahwa biaya kuliah di Universitas Sutomo per bulannya sebesar Rp150 ribu atau per semesternya sebesar Rp900 ribu.

    Untuk diketahui, rencana pembangunan kampus jauh Unpam di Kota Serang kembali mendapat rintangan. Setelah sebelumnya dirintangi oleh isu penabrakan atas aturan bangunan gedung, kali ini Unpam dirintangi oleh penolakan APTISI Provinsi Banten.

    Perwakilan dari APTISI melakukan audiensi dengan Walikota Serang, Syafrudin, untuk meminta orang nomor satu di Kota Serang itu menjadi mediator antara APTISI dengan pihak Unpam. Mediasi dilakukan agar tidak ada ketimpangan biaya kuliah antara Unpam dengan perguruan tinggi swasta (PTS) lainnya yang ada di Kota Serang.

    Ketua APTISI Provinsi Banten, Abbas Sunarya, mengatakan bahwa audiensi yang pihaknya lakukan untuk menyampaikan aspirasi PTS yang ada di Provinsi Banten, mengenai rencana pembangunan kampus Unpam di Kota Serang.

    Namun ia membantah bahwa kehadiran pihaknya untuk ‘menjegal’ Unpam agar tidak bisa beroperasi di Kota Serang. Sebab, saat ini tidak ada aturan yang membatasi dan melarang pendirian PTS di Indonesia.

    Ia juga membantah bahwa upaya yang dilakukan oleh pihaknya berkaitan dengan persaingan bisnis. Menurutnya, hal itu murni merupakan upaya menjaga kualitas pendidikan.

    “Saya kira tidak ada yah. Kita bebas yah, kita mendukung siapa pun dapat berinvestasi di Kota Serang atau daerah lain. Namun jangan sampai ketika sudah ada perguruan tinggi lain, dengan kehadiran yang baru yang lain jadi hancur,” tandasnya. (DZH)