Tag: Kota Serang

  • Mengaku Dibajak, Mahasiswa UIN Bantah Positif Korona

    Mengaku Dibajak, Mahasiswa UIN Bantah Positif Korona

    SERANG, BANPOS – Sivitas akademika UIN ‘SMH’ Banten sempat dihebohkan dengan adanya status dari salah satu mahasiswanya yang menyatakan diri terpapar Covid-19. Status tersebut diperkuat dengan foto dirinya yang sedang berada di salah satu ruangan dengan petugas yang menggunakan APD.

    Dalam status tersebut, mahasiswa Fakultas Syariah itu menuliskan bahwa dirinya sedang menjalani karantina di RS rujukan di Tangerang.

    “Teruntuk teman-teman, mohon doanya ya untuk kesembuhan saya. Terhitung hari ini saya menjalankan karantina di RS rujukan di Tangerang,” tulisnya.

    Berdasarkan hasil penelusuran, akhirnya BANPOS dapat berkomunikasi langsung dengan mahasiswa tersebut. Hasilnya, ia mengaku bahwa ternyata WhatsApp miliknya terkena bajak oleh seseorang.

    “Iyah benar, WhatsApp saya ada yang membajak,” ujarnya saat dihubungi melalui pesan WhatsApp, Jumat (27/3) malam.

    Ia mengatakan bahwa status WhatsApp yang tersebar itu merupakan hasil bajakan orang yang tidak bertanggungjawab. Bahkan, percakapan antara dirinya dengan Kepala Jurusan Hukum Ekonomi Syariah (HES) bukan dirinya yang melakukan.

    “Saya tidak chattan sama sekali dengan kepala jurusan. Saya sangat meminta maaf apabila ada yang dirugikan oleh postingan tersebut,” jelasnya.

    Padahal menurutnya, ia belum dinyatakan positif Covid-19. Berdasarkan keterangan dokter, ia hanya terkena infeksi saluran pernapasan ringan saja.

    “Iyah, saya tidak positif Korona. Hanya paringitis (infeksi saluran pernapasan). Cuma dari dokternya jika tidak kunjung membaik baru ada rujukan,” tandas dia. (DZH)

  • Layanan Pasar Daring di Kota Serang Mulai Beroperasi, Belanja Tinggal Chat via WhatsApp

    Layanan Pasar Daring di Kota Serang Mulai Beroperasi, Belanja Tinggal Chat via WhatsApp

    SERANG, BANPOS – Disperdaginkop UKM Kota Serang secara resmi meluncurkan layanan pasar daring atau online. Hal ini dilakukan setelah Komisi II pada DPRD Kota Serang mendorong agar dapat dibentuk layanan pasar daring, untuk mencegah terjadinya kerumunan di pasar.

    Kepala Disperdaginkop UKM Kota Serang, Yoyo Wicahyono, mengatakan bahwa pihaknya telah menyiapkan pasar daring untuk para pedagang di pasar Rau. Kendati demikian, memang belum semua pedagang terdata.

    “Jadi untuk pembelian, kami menggunakan aplikasi perpesanan WhatsApp. Jadi mereka tinggal memesan melalui para pedagang yang nomornya nanti akan kami sebarkan melalui media sosial,” ucapnya, Jumat (27/3).

    Menurutnya, pasar yang akan di’online’kan terlebih dahulu ialah pasar Rau. Namun tidak menutup kemungkinan pasar lain pun akan dibuat pelayanan secara daring. Mengenai ongkos kirim (ongkir), akan disepakati antara pedagang dengan pembeli.

    “Untuk sementara Rau terlebih dahulu. Karena kita ketahui bersama pasar Rau itu lebih lengkap. Nanti setelahnya, besar kemungkinan seperti pasar Kalodran, pasar Karangantu maupun pasar lainnya akan menyusul. Ongkir disesuaikan lah dengan kesepakatan,” jelasnya.

    Untuk pasar portabel, ia mengatakan akan segera merubah beberapa mobil dinas agar dapat berkeliling membawa barang dagangan pasar. Menurutnya itu juga salah satu langkah untuk mengantisipasi masyarakat yang kurang paham membeli secara daring.

    “Nanti akan kami rubah beberapa mobil agar dapat membawa barang dagangan dari pasar. Mobil ini akan keliling ke rumah-rumah warga sehingga mereka tidak perlu datang ke pasar lagi,” tandasnya.

    Untuk diketahui, Disperdaginkop Kota Serang telah mempublikasi enam nomor pedagang di pasar Rau, yang telah siap melakukan jual beli secara daring melalui aplikasi WhatsApp. Enam pedagang tersebut menjual berbagai kebutuhan pokok seperti aneka ikan, daging ayam, telur dan sembako.

    Untuk info lebih lanjut, dapat mengunjungi akun instagram resmi milik Disperdaginkop UKM Kota Serang @disperdaginkopukmkotaserang. (DZH)

  • Siswa Kota Serang Kembali Belajar di Rumah, Pemkot Resmi Perpanjang

    Siswa Kota Serang Kembali Belajar di Rumah, Pemkot Resmi Perpanjang

    SERANG, BANPOS – Pemkot Serang melalui Dindikbud secara resmi memperpanjang masa belajar di rumah dengan mengeluarkan Surat Edaran nomor: 421/930-Dispendbudkot/2020. Hal ini sebagai tindak lanjut hasil rapat virtual dengan pihak Pemprov Banten.

    Dalam edaran itu, disebutkan bahwa masa belajar di rumah diperpanjang hingga 20 Mei 2020, yang seharusnya pada Senin 30 Maret mendatang sudah mulai berkegiatan seperti semula.

    Selain itu, dalam surat edaran ditegaskan pula mengenai pembelajaran di rumah menggunakan metode dalam jaringan (daring) tidak boleh sampai membebani peserta didik untuk memenuhi tuntutan kurikulum.

    Kepala Dindikbud Kota Serang, Wasis Dewanto, membenarkan bahwa surat edaran tersebut sudah resmi dikeluarkan oleh Pemkot Serang. Menurutnya, surat edaran itu secara otomatis menggantikan edaran sebelumnya.

    “Iyah (sudah resmi). Sebetulnya surat edaran yang kemarin baru berakhir Senin besok, masuk efektif hari Selasa. Namun dengan edaran ini, maka diperpanjang hingga 20 Mei,” ujarnya saat dihubungi melalui pesan singkat.

    Mengenai upaya agar guru tidak memberikan tugas yang membebani peserta didik, ia mengaku Koordinator Pengawas (Korwas) dan Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) sedang merancang Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk para guru.

    “Untuk teknis pembelajaran daring dan pola pengawasannya, saat ini sedang dirancang oleh Korwas dan K3S. Itu yang akan jadi SOPnya,” tandas dia. (DZH)

  • Anggota Dewan ‘Lady Biker’ Gotong Royong Bersihkan Masjid

    Anggota Dewan ‘Lady Biker’ Gotong Royong Bersihkan Masjid

    TEMBONG, BANPOS – Berangkat dari kekhawatiran dengan adanya penyebaran virus Corona (Covid-19), Anggota DPRD Kota Serang, Fraksi Demokrat Heni Sulastri bantu warga Kelurahan Tembong, Kecamatan Cipocok Jaya, Kota Serang untuk membersihkan dan menyemprotkan disinfektan di masjid-masjid, untuk mencegah penyebaran virus Corona (Covid-19). Menurutnya, masyarakat Kota Serang rajin sholat berjamaah di masjid, terutama saat sholat Jumat.

    “Kami gotong royong untuk penyemprotan disinfektan ke masjid-masjid, karena di masjid ini biasa digunakan oleh masyarakat untuk sholat berjamaah, jadi kami berinisiatif dan saya mengajak pak Lurah juga, untuk menyemprot disinfektan agar masyarakat aman,” ungkapnya, Rabu (25/3).

    Pantauan di lokasi, Heni bersama Lurah Tembong dan masyarakat setempat, melakukan aksi gotong royong di masjid dan sekitarnya untuk dibersihkan, kemudian disemprot dengan disinfektan.

    “Sementara (disemprot) disini dulu, nanti kami pasti ke tempat-tempat yang lain. Karena saya liat pemberitaan di Cipocok itu ada 4 orang yang sudah ODP. Jadi kami mengajak masyarakat, hayu kita hidup sehat,” terangnya, seraya mengajak masyarakat untuk hidup sehat.

    Heni juga mengajak masyarakat untuk mengikuti imbauan dari pemerintah. Yaitu menjaga kebersihan lingkungan, kesehatan diri dan tidak keluar rumah, apabila tidak ada kepentingan mendesak.

    “Hayu hidup bersih, rajin cuci tangan. kalau tidak ada keperluan mendesak untuk keluar (rumah), lebih baik di rumah saja ikuti himbauan pemerintah untuk lockdown diri sendiri. Kita mulai dari diri kita sendiri untuk melawan virus Covid-19 ini,” tuturnya.

    Kendati demikian, dirinya menyayangkan saat masyarakat yang ingin mencari masker, antiseptik dan bahan-bahan untuk membuat disinfektan, sulit ditemukan di Kota Serang. Padahal menurutnya itu semua penting untuk kesehatan masyarakat, agar dapat mencegah penyebaran Covid-19.

    “Saya heran, bahan dasar untuk membuat disinfektan itu tidak ada. Saya juga menyuruh tim, mereka tidak menemukan. Tolong lah jangan menimbun apalagi seperti masker, hand sanitizer, dan cairan pembersih seperti disinfektan juga,” pintanya.

    Di akhir, ia menghimbau kepada masyarakat apabila ingin melakukan tes Covid-19, agar lebih mengedepankan kejujuran. Hal itu dapat membantu tim medis yang sedang berjuang melawan virus Korona.

    “Kebetulan, teman juga ada yang jadi dokter. Masyarakat juga harus jujur kalau mau tes covid-19, mulai asal dari mana dan segala macam, kita harus membantu tim medis juga, agar tidak kesulitan,” pungkasnya.

    Ditempat yang sama, Ketua RW 02 Lingkungan Tembong Sawo, M Saribi mengatakan, pihaknya mengapresiasi dengan dilakukannya penyemprotan disinfektan tersebut, sebagai salah satu langkah mencegah penyebaran Covid-19.

    “Kami warga sangat apresiasi terhadap Bu dewan yang sudah mau membantu kami. Kami juga sangat membutuhkan penyemprotan ini untuk masyarakat, agar ibadah juga tenang, tidak was-was,” ungkapnya.

    Ia pun turut menghimbau kepada warganya, apabila ingin melaksanakan solat berjamaah di masjid, untuk membawa sajadah masing-masing sebagai upaya pencegahan.

    “Kepada masyarakat juga, diimbau untuk membawa sajadah sendiri apabila ingin melaksanakan solat berjamaah. Sebagai antisipasi penyebaran Covid-19,” pungkasnya. (MUF)

  • Soal Mahasiswa Positif Corona, Ini Kata Pihak Untirta

    Soal Mahasiswa Positif Corona, Ini Kata Pihak Untirta

    SERANG, BANPOS – Informasi mengenai adanya mahasiswa Untirta yang terjangkit Covid-19 dibenarkan oleh Humas Untirta, Veronica Dian. Namun menurutnya, mahasiswa tersebut masih belum positif Covid-19. Sebab saat ini diketahui statusnya masih Orang Dalam Pemantauan (ODP).

    “Berdasarkan informasi, statusnya masih ODP belum menjadi Pasien Dalam Pengawasan (PDP). Berbeda dengan bapaknya, jadi masuk isolasinya ruang biasa,” ujarnya saat dihubungi BANPOS melalui sambungan telepon, Rabu (25/3).

    Ia mengatakan, mahasiswa berinisial YB itu tidak mengikuti UTS yang digelar beberapa waktu yang lalu, dengan alasan karena bapaknya sedang jatuh sakit. Sehingga, ia memastikan tidak ada mahasiswa lainnya yang terpapar Covid-19.

    “Anak itu tidak ikut UTS. Bukan karena sakit tapi justru bapaknya yang sakit. Jadi yang terpapar parah itu bapaknya. Dia tidak datang ke kampus setelah itu, jadi tidak ada mahasiswa lain yang berinteraksi dengan YB,” kata Dian.

    Menurutnya, YB pada mulanya merasakan sesak nafas. Sehingga ia merasa khawatir bahwa dirinya terjangkit Covid-19. Namun setelah dirawat, rasa sesaknya sudah berangsur membaik.

    “Jadi masih ringan, anak ini tiba-tiba merasa sesak. Anak ini khawatir. Kalau yang diisolasi itu bapaknya dengan kondisi agak parah. Sekarang dikabarkan sudah agak ringan,” jelasnya.

    Berdasarkan komunikasi pihak Dekanat FEB Untirta dengan YB, diketahui bahwa saat ini hanya YB dan bapaknya saja yang dirawat di RSUD Banten.

    “Ibunya alhamdulillah tidak kenapa-kenapa, hanya dia dan bapaknya. Bapaknya yang tadinya agak parah, kemudian dirujuk ke RSUD Banten bersama dirinya,” terangnya.

    Dia pun berharap kondisi YB dapat segera pulih. Selain itu ia juga berharap hasil tes swab yang dijalani oleh YB mengeluarkan hasil negatif.

    “Mudah-mudahan semua berangsur membaik, bapaknya bisa kembali sehat. Si anaknya juga hasil labnya mudah-mudahan negatif,” tandasnya.

    Sebelumnya diberitakan, Sivitas Akademika Untirta dihebohkan dengan adanya pesan berantai yang mengatakan bahwa terdapat salah satu mahasiswa Untirta yang terjangkit Covid-19.

    Dalam pesan tersebut, dituliskan bahwa mahasiswa asal Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) itu dinyatakan positif Covid-19.

    “Assalamu’alaikum, selamat siang pak mohon izin untuk melaporkan bahwa rekan KKM saya (YB – FEB Untirta) saat ini dinyatakan positif terkena virus Corona/Covid-19,” tulis pesan berantai yang diterima BANPOS. (DZH)

  • Kadinkes Kota Serang Sebut Video di TPU Kedalingan Hoaks

    Kadinkes Kota Serang Sebut Video di TPU Kedalingan Hoaks

    SERANG, BANPOS – Kepala Dinkes Kota Serang, M. Ikbal, membantah jenazah yang dimakamkan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) karena terpapar Covid-19. Hal ini menjawab berbagai pertanyaan masyarakat atas beredarnya video pemakaman jenazah menggunakan APD.

    “Memang ini banyak yang menanyakan. Jadi dari 16 wilayah kerja Puskesmas dan berdasarkan verifikasi data yang kami input bahwa tidak ada data orang meninggal karena Covid-19. Jadi itu hoaks, ujarnya saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Rabu (25/3).

    Menurut hematnya, para petugas yang mengurus jenazah tersebut menggunakan APD sebagai bentuk kehati-hatian mereka di tengah pandemi Covid-19. Kendati jenazah tersebut belum tentu terpapar virus.

    “Saya membacanya itu merupakan bentuk kehati-hatian para petugas. Karena kan sekarang sedang maraknya Covid-19. Meskipun belum tentu jenazah itu terpapar virus Corona, namun pemahaman bahwa kita semua bisa saja menjadi sumber infeksi,” terangnya.

    Ikbal mengatakan, langkah yang diambil oleh para petugas pemakaman tersebut merupakan langkah yang tepat. Meskipun menurutnya, APD yang digunakan masih belum memenuhi standar.

    “APD yang digunakan memang masih di bawah standar. Jadi itu hanya untuk meminimalisir kontak dan paparan dengan jenazah. Tapi yah itu upaya yang dilakukan sudah tepat,” katanya.

    Menurutnya, masyarakat tidak perlu khawatir dengan adanya video yang beredar. Sebab, apabila memang jenazah tersebut meninggal karena Covid-19, maka pihak rumah sakit sudah pasti akan konfirmasi kepada Dinkes Kota Serang.

    “Karena kalau meninggalnya karena Covid-19, sudah pasti datanya akan masuk ke kami. Karena itu merupakan data yang harus diketahui oleh kami,” tandasnya. (DZH)

  • Minim APD Lawan Covid-19, Tenaga Kesehatan : Kami Seperti Perang Tanpa Senjata

    Minim APD Lawan Covid-19, Tenaga Kesehatan : Kami Seperti Perang Tanpa Senjata

    SERANG, BANPOS – Tenaga kesehatan merupakan garda terdepan dalam melawan pandemi Covid-19. Bukan hanya mereka yang ada di rumah sakit rujukan saja, melainkan juga para tenaga kesehatan yang berada di seluruh Puskesmas.

    Sebagai garda terdepan dalam ‘peperangan’ ini, sudah pasti mereka memiliki ketakutan tersendiri atas Covid-19. Karena, mereka juga memiliki keluarga, kerabat dan teman-teman yang menunggu mereka agar pulang dengan selamat.

    Seperti yang diceritakan oleh Kepala Puskesmas (Kapus) Banten Girang, Uwen Yuheni. Menurutnya, pada awal mula penyebaran Covid-19 para tenaga kesehatan yang berada di Puskesmas Banten Girang biasa saja dalam menyikapinya. Sebab, mereka sebagai tenaga kesehatan sudah terbiasa dengan adanya suatu wabah.

    “Namun ternyata semakin lama, kami para tenaga kesehatan khususnya di Puskesmas pun timbul rasa takut. Karena ternyata ini menjadi pandemi, artinya seluruh dunia terpapar virus ini,” ujarnya kepada BANPOS, Rabu (25/3).

    Terlebih, ketersediaan Alat Perlindungan Diri (APD) sangat minim pada fasilitas kesehatan, khususnya Puskesmas, yang ada di Kota Serang. Hal inilah yang menjadi salah satu faktor timbul rasa takut dari para tenaga kesehatan.

    “Tentunya kami sebagai manusia yah, walaupun dokter ataupun perawat tentu akan timbul rasa takut. Apalagi dengan ketersediaan APD yang sangat minimal sekali,” terangnya.

    Dengan minimnya APD tersebut, ia pun menggambarkan bahwa saat ini, pihaknya sebagai garda terdepan dalam melawan Covid-19, seolah-olah seperti berperang tanpa membawa senjata.

    “Kami ini memang seperti berperang tanpa membawa senjata. Senjata yang kami butuhkan yaitu APD, disinfektan, dan perlengkapan medis lainnya. Tapi karena minim, jadinya seperti itu. Makanya kami sangat senang ketika baik pemerintah pusat maupun daerah akan mendistribusikan senjata kami dalam waktu dekat ini,” katanya.

    Senada disampaikan oleh Kapus Serang Kota, Yayat Cahyati. Ia mengatakan bahwa wajar saja jika tenaga kesehatan sekalipun merasakan takut dengan Covid-19 ini.

    “Karena kan kita ketahui bahwa penularan Covid-19 ini cukup cepat. Jadi meskipun kami ini dokter ataupun perawat sekalipun tentu merasakan takut,” ujarnya.

    Bahkan menurutnya, untuk memenuhi kebutuhan ‘senjata perang’, beberapa Puskesmas termasuk yang ia pimpin, menggunakan alat alternatif. Meskipun ia akui alat tersebut belum tentu memenuhi standar.

    “Karena kan kami ini palingan hanya memiliki masker dan sarung tangan saja. Sedangkan APD itu tidak ada. Makanya kami inisiatif menggunakan jas hujan, meskipun mungkin tidak sesuai dengan standar,” jelasnya.

    Selain itu, ia mengatakan bahwa saat ini masyarakat banyak yang menyerbu Puskesmas untuk melakukan tes kesehatan. Mayoritas mereka bahkan tidak benar-benar sakit, hanya tersugesti oleh rasa takut mereka.

    “Jadi awalnya kami kira dengan adanya imbauan agar tidak keluar rumah, masyarakat yang datang ke Puskesmas akan berkurang. Tapi justru malah melonjak drastis. Dan ternyata, dari banyaknya yang berobat justru yang sakit benar-benar hanya setengahnya saja,” tuturnya.

    Mengenai upaya pencegahan yang dilakukan Puskesmas Serang Kota, ia mengatakan bahwa setiap orang yang datang ke Puskesmas, akan di skrining terlebih dahulu di gerbang masuk. Sehingga, pihak Puskesmas dapat membedakan ruang tunggu setiap pasien.

    “Jadi kami berlakukan juga social distancing atau jaga jarak di ruang tunggu. Kami juga mengimbau agar pasien yang berobat jangan banyak-banyak yang mengantar. Karena banyak kasus yang sakitnya satu, sekeluarga ikut mengantar. Jadi kayak piknik,” tandasnya. (DZH)

  • Soal Peniadaan UN, Dindikbud Kota Serang Menunggu Petunjuk Pusat

    Soal Peniadaan UN, Dindikbud Kota Serang Menunggu Petunjuk Pusat

    SERANG, BANPOS – Dindikbud Kota Serang mengaku siap untuk mengikuti kebijakan peniadaan Ujian Nasional (UN) yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat. Kebijakan itu disebut sebagai langkah terbaik dalam memutus penyebaran virus Corona.

    Demikian disampaikan oleh Sekretaris Dindikbud Kota Serang, Nursalim, saat ditemui di ruangannya, Selasa (24/3). Menurutnya, Dindikbud Kota Serang akan mematuhi seluruh kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat.

    “Kalau kita bicara aturan main pemerintahan, maka berbicara dasar hukum. Ketika dasar hukum baik itu Permen, Perpres, Pergub ataupun Perwal sudah dikeluarkan, maka kami akan siap untuk mengikutinya,” ujarnya.

    Ia mengaku, pihaknya sempat memprediksi adanya kebijakan peniadaan UN oleh pemerintah pusat. Oleh karena itu, ia mengaku sudah ada beberapa opsi penilaian untuk menggantikan nilai UN bagi para siswa.

    “Untuk format penilaian memang saat ini ada berbagai macam. Nanti kami masih menunggu petunjuk dari pemerintah pusat, akan seperti apa. InsyaAllah lusa kami juga akan menggelar rapat berkaitan dengan hal ini,” terangnya.

    Menurutnya, peniadaan UN bukan berarti para pelajar dapat lulus begitu saja. Sebab, masih ada kriteria kelulusan yang harus dipenuhi oleh para pelajar, agar dapat mendapatkan predikat lulus.

    “Yah saya perlu memperjelas, walaupun UNBK telah ditiadakan karena Covid-19 ini, namun yang namanya kriteria kelulusan itu masih ada. Nanti apakah kumulatif nilai atau seperti apa, akan kami rapatkan terlebih dahulu,” tandasnya. (DZH)

  • Cegah Tawuran, Babinsa hingga Pengurus RW di Sumur Pecung Sweeping Remaja

    Cegah Tawuran, Babinsa hingga Pengurus RW di Sumur Pecung Sweeping Remaja

    SERANG, BANPOS – Tidak cukup dengan memberikan pengumuman saja, Babinsa Sumur Pecung bersama dengan Ketua RW 20 beserta jajarannya ternyata juga melakukan sweeping terhadap para remaja di lingkungan RW 20, Kelurahan Sumur Pecung.

    Berdasarkan pantauan BANPOS, baik Babinsa maupun ketua RW berkeliling mencari remaja yang masih berkeliaran dan menyuruh mereka untuk segera pulang.

    Seperti yang terjadi pada dua orang remaja yang saat itu sedang nongkrong di dekat warung sekitar masjid As-Salam, mereka diminta oleh pengurus RW setempat agar segera pulang ke rumah masing-masing.

    Babinsa Sumur Pecung, Sersan Satu (Sertu) Endang, kegiatan yang pihaknya serta pengurus RW setempat lakukan merupakan bentuk pengondisian agar para remaja terhindar dari kegiatan negatif.

    “Untuk pengondisian saja, karena disini terlalu banyak anak-anak yang berkeliaran. Kemudian, hal itu juga berkaitan dengan adanya surat edaran yang dikeluarkan oleh pemerintah terkait dengan Korona,” ujarnya ditemui di Komplek Pemda Sumur Pecung, Senin (23/3) malam.

    Ia pun meminta kepada para remaja agar mereka dapat tetap berdiam diri di rumah masing-masing, khususnya pada saat malam hari. Ia juga meminta kepada para orang tua agar dapat mengontrol anak-anaknya agar tidak keluyuran pada malam hari dan terhindar dari hal negatif.

    “Untuk orangtuanya, supaya tetap mengoptimalkan anak-anaknya, agar tidak keluar dan akhirnya melakukan kegiatan negatif bahkan terpapar Korona. Terus mengontrol anak-anak, terlebih dengan sudah dikeluarkannya surat edaran dari Walikota Serang,” ucapnya.

    Ia pun mengaku siap apabila masyarakat menginginkan Babinsa agar terus melakukan kontrol di lingkungan mereka. “Siap, Babinsa siap untuk melayani masyarakat 1 x 24 jam,” katanya.

    Sementara itu, Ketua RW 20 Kelurahan Sumur Pecung, Agus Jatmika, menuturkan bahwa pengumuman yang disampaikan melalui Masjid As-Salam tersebut merupakan inisiatif warga agar para remaja tidak terlibat kegiatan yang negatif.

    “Untuk antisipasi, karena anak-anak yang menuju remaja ini suka berkumpul, merokok dan sebagainya. Warga disini merasa khawatir saja, jadi anak-anak tidak boleh keluar rumah,” ujarnya.

    Berkaitan dengan informasi adanya tawuran di depan Komplek Pemda Sumur Pecung, ia hanya sekadar menerima informasi saja. Menurutnya, setelah ditanyakan kepada anak-anak remaja sekitar, mereka tidak terlibat.

    “Katanya ada anak-anak kumpul dari Secang yang nyerang ke komplek rel kereta, seperti itu informasinya. Tapi kalau anak-anak disini tidak ikut, hanya melihat saja dari dekat jalan,” tuturnya.

    Ia pun mengaku akan terus mengadakan patroli dalam rangka menjaga kondusifitas lingkungan yang ia pimpin.

    “Hanya untuk mengawasi anak-anak jangan sampai keluar rumah. Selain antisipasi anak-anak remaja yang merokok dan sisi negatif lainnya,” tandas Agus. (DZH)

  • Cegah Tawuran, Remaja di Sumur Pecung Diminta Tidak Keluar Rumah

    Cegah Tawuran, Remaja di Sumur Pecung Diminta Tidak Keluar Rumah

    SERANG, BANPOS – Media sosial Facebook dihebohkan karena adanya status yang menyebutkan bahwa Masjid As-Salam yang berada di RW 20, Kelurahan Sumur Pecung, Kecamatan Serang mengumumkan agar warga tidak keluar rumah karena akan terjadi tawuran.

    “Masjid di Sumur Pecung mengumumkan warga dilarang keluar rumah karena akan ada tawuran,” tulis salah satu akun di Facebook.

    Setelah BANPOS telusuri, Ketua DKM Masjid As-Salam, Masduki, membenarkan hal tersebut. Menurutnya, pengumuman tersebut disampaikan oleh Ketua RT 01 RW 20.

    “Tadi pak RT 01 yang mengampaikan pengumuman. Beliau meminta izin kepada saya untuk meminjam pengeras suara masjid untuk mengumumkan hal itu,” ujarnya kepada BANPOS, Senin (23/3).

    Menurutnya, pengumuman tersebut tidak berkaitan dengan masjid As-Salam. Sebab, ia sebagai DKM hanya sekadar mengizinkan saja.

    “Saya hanya memberikan izin saja. Namun untuk yang bertanggungjawab itu pak RT. Karena saya berfikir hal tersebut baik, agar anak-anak terhindar dari kemudaratan,” terangnya.

    Sementara itu, salah satu kesepuhan setempat, Herianto Sobari, mengaku sangat mengapresiasi apa yang dilakukan oleh ketua RT setempat. Sebab, hal tersebut bertujuan baik agar anak-anak tidak terlibat dalam tindakan yang merugikan.

    “Saya tidak ingin anak-anak dan cucu-cucu saya terlibat dalam tawuran. Alhamdulillah tidak terjadi, sekarang semuanya sudah ada di rumah,” ucapnya.

    Ia pun mengaku sedikit resah dengan tindakan yang dilakukan oleh anak-anak. Sebab, banyak diantara mereka yang nongkrong sembari merokok bahkan hingga subuh.

    “Mungkin karena sekolah diliburkan. Jadi mereka tidak ingin mencari hiburan. Ada yang nongkrong sambil merokok, sampai larut malam. Mending kalau mereka meramaikan masjid untuk salat,” tandasnya. (DZH)