Tag: Kota Serang

  • Dialog Polemik Aset, Perwakilan Kota Serang Tidak Hadir

    Dialog Polemik Aset, Perwakilan Kota Serang Tidak Hadir

    CURUG, BANPOS – Setelah saling lempar pernyataan soal aset, Himpunan Mahasiswa Serang (Hamas) menggelar dialog dengan menghadirkan ketua DPRD Kabupaten dan Kota Serang. Dialog tersebut merupakan tindak lanjut dari polemik penyerahan aset dari Pemkab Serang kepada Pemkot Serang yang tak kunjung usai.

    Namun dalam dialog tersebut, Ketua DPRD Kota Serang yang seharusnya hadir dalam kegiatan itu, ternyata tidak dapat hadir. Sehingga, dialog tersebut hanya diisi oleh perwakilan dari Kabupaten Serang.

    Ketua umum Hamas, Busaeri menyayangkan ketidakhadiran ketua DPRD kota Serang, Budi Rustandi. Sehingga dialog berlangsung dengan melibatkan Ketua DPRD Kabupaten Serang, Bahrul Ulum, serta pihak Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kabupaten Serang.

    “Tujuannya adalah untuk bagaimana mencari titik atau solusi terkait polemik aset ini,” ujarnya, usai menggelar kegiatan dialog Kupas Tuntas Polemik Aset Daerah Kabupaten – Kota Serang, di Gedung serbaguna DPRD Provinsi Banten, Sabtu (1/2).

    Berdasarkan penuturannya, Busaeri menginginkan adanya sebuah keharmonisan pemerintahan baik di Kota maupun Kabupaten Serang. Sebab, jika dilihat daripada perkembangan media cetak maupun daring, baik ketua dewan Kota dan Kabupaten saling beradu argumen.

    “Kamk menilai hal tersebut tidak etis. Oleh karenanya, perlu dipertemukan keduanya,” tuturnya.

    Pihaknya berencana akan melayangkan surat audiensi kepada Gubernur Banten Wahidin Halim, untuk merekomendasikan hasil dari dialog hari itu. Ia meminta agar Gubernur dapat memfasilitasi pertemuan kedua pimpinan daerah yang dianggap belum dapat menyelesaikan persoalan aset tersebut.

    “Kami ingin Gubernur Banten secepatnya memfasilitasi atau memediasi pertemuan kepala daerah, untuk bisa menyelesaikan persoalan aset,” tandasnya.

    Sementara itu, ketua DPRD Kabupaten Serang, Bahrul Ulum menanggapi Kota Serang dalam mendesak untuk dilakukan penyerahan aset Kabupaten ke Kota Serang yang disebut berkaitan dengan PAD, ia justru melihat bahwa hal itu hanya untuk meningkatkan jumlah aset di neraca Kota Serang.

    “Framing yang saya tangkap adalah, kalau aset ini sudah diserahkan maka aset di neraca kota akan bertambah. Secara neraca aset itu saja semuanya, tidak ada kaitanya dengan PAD dan sebagainya,” ujarnya saat ditemui usai kegiatan.

    Lebih lanjut ia mengatakan bahwa jika dilihat pada persoalannya, hanya satu yaitu Pemkab Serang belum sanggup untuk membangun Pusat pemerintahan (Puspem) secara kemampuan keuangan daerah. Ia menyebut pihak Provinsi Banten dalam hal ini harus turun tangan.

    “Sesegera mungkin mengalokasikan anggaran untuk pembangunan pusat pemerintahan kabupaten Serang,” pintanya.

    Meskipun demikian, ia menampik adanya kata ‘polemik’ dalam dialog tersebut. Menurutnya, antar kedua pemerintahan harus selaras, seiring dan sejalan.

    “Menurut saya ini bukan polemik. Bagaimanapun, Pemkab maupun Pemkot dalam melakukan kebijakannya, adalah untuk kebaikan masyarakat Kabupaten atau Kota Serang,” jelasnya.

    Ketidakhadiran Budi Rustandi sebagai Ketua DPRD kota Serang, yang kerap kali memberikan pernyataan persoalan aset, tak menjadi masalah bagi Ulum. Meskipun sebelumnya, di dalam forum dikatakan bahwa hal tersebut sangat disayangkan karena dialog diisi oleh satu pihak saja.

    “Saya tidak akan pernah menghindar hadir dalam undangan untuk bisa berdialog dan berdiskusi. Jangankan diskusi dalam gedung, menemui demonstran saja siap,” tegas Ulum.

    Ia mengaku tak ingin berkomentar dengan ketiadaan pihak Kota Serang, dalam hal ini Budi Rustandi. Namun ia menegaskan, bahwa ia akan menjadi seorang Bahrul Ulum yang akan terus menyempatkan hadir dalam momen dialog apapun.

    “Tidak dalam kapasitas untuk saya menyayangkan, karena Bahrul Ulum ya Bahrul Ulum, tidak mau mengurusi orang lain,” tandasnya. (MUF)

  • Kampung Kalodran Terendam Banjir, Warga Blokir Jalan

    Kampung Kalodran Terendam Banjir, Warga Blokir Jalan

    SERANG, BANPOS – Pasca-diguyur hujan semalaman, sejumlah daerah di Kota Serang mengalami banjir yang cukup tinggi. Bahkan, banjir tersebut tetap tinggi hingga pukul 16.00 WIB.

    Seperti yang terjadi di kampung Kalodran, Kelurahan Kalodran, Kecamatan Taktakan.

    Berdasarkan pantauan BANPOS, akses masuk menuju kampung Kalodran diblokir oleh warga menggunakan batang pohon pisang dan beberapa barang lainnya.

    Hal ini dilakukan guna mencegah pengendaran untuk menerobos banjir tersebut. Sebab, banyak kendaraan terutama motor yang mogok akibat mesinnya terendam air.

    Dandim Walantaka, Kolonel Inf. Tumiran, menuturkan bahwa jumlah rumah yang terendam banjir kampung Kalodran berjumlah 30 rumah.

    “Sama dengan keluarga yang terdampak, itu ada 30 KK,” ujarnya saat ditemui BANPOS di lokasi, Sabtu (2/1).

    Menurutnya, banjir mulai tergenang sekitar pukul 08.00 WIB. Ia mengatakan, ketinggian air pada awal banjir diperkirakan satu meter.

    “Mungkin sekitar satu meter. Itu cukup tinggi, setinggi pinggang orang dewasa. Titiknya yaitu di akses masuk ke kampung, karena memang dataran rendah,” katanya.

    Sementara untuk kondisi pada pukul 16.00 WIB, diperkirakan ketinggian air sudah surut hingga 30 sentimeter.

    “Kalau sekarang sudah surutan. Mungkin sekarang hanya sekitat 30 sentimeter saja. Sudah di bawah lutut orang dewasa,” tuturnya.

    Ia pun menduga banjir tersebut terjadi karena sungai yang ada tidak dapat menampung debit air yang besar akibat hujan semalaman. (DZH)

  • Kota Serang Pasang Target Borong Emas di POPDA Banten

    Kota Serang Pasang Target Borong Emas di POPDA Banten

    SERANG, BANPOS – Kota Serang menargetkan untuk memborong medali emas pada gelaran POPDA Banten 2020 yang akan digelar di Kota Serang beberapa bulan mendatang.

    Demikian yang dikatakan Walikota Serang Syafrudin usai membuka Kejuaraan Karate Terbuka Antar Pelajar Se-Banten di Gedung Olahraga (GOR) Korem 064 Maulana Yusuf Kota Serang, Sabtu (1/2/2020).

    “Sebagai tempat tuan rumah tentu kita berharap banyak dari cabang karate. Apalagi kota serang memiliki atlet nasional yang sudah terbukti juara di tingkat internasional,” kata Syafrudin.

    Walikota menambahkan, dengan digelarnya kejuaraan tersebut dapat mengukur kemajuan atlet-atlet yang dimiliki Kota Serang. Ia juga berjanji akan memperhatikan sarana dan prasarana olahraga untuk meningkatkan prestasi.

    Ditempat yang sama, Ketua FORKI Kota Serang Joe Manalu menjelaskan Kejuaraan Terbuka pelajar dengan tema ‘Road To Pekan Olahraga Pelajar Daerah (POPDA) Kota Serang 2020’ diikuti oleh 321 orang yang berasal dari 8 kontingen Kabupaten dan Kota se-provinsi Banten.

    “Yang kami harapkan tentu perhatian yang serius dari pemerintah. Baik dari KONI sebagai induk maupun Dispora selaku stakholder terkait. Karena selama ini yang lebih banyak suport (mendukung, red) malah dari Provinsi Banten,” kata Joe yang juga Sekum FORKI Banten ini. (MG-01)

  • Enaknya Pengusaha Ternak Ayam Diberi Waktu Melulu

    Enaknya Pengusaha Ternak Ayam Diberi Waktu Melulu

    SERANG, BANPOS – Setelah sebelumnya Pemkot Serang sejak 2010 beberapa kali memberikan waktu untuk relokasi peternakan ayam yang ada di wilayah Kota Serang. Kini giliran Komisi I pada DPRD Kota Serang memberikan waktu hingga April 2020 untuk menutup usahanya. Pemberian waktu ini, membawa angin segar bagi pengusaha ayam lantaran usahanya masih bisa berjalan hingga beberapa bulan kedepan.

    Padahal, berdasarkan revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Serang, tidak boleh ada lagi ternak ayam di wilayah Kota Serang. Anggota Komisi I pada DPRD Kota Serang, Fatihudin, juga melakukan sidak terhadap dua peternakan ayam yang ada di Kampung Kedung Leles dan Kampung Kronjen, Kelurahan Kasemen yang sebelumnya pernah disidak juga oleh anggota dewan.

    “Semua kandang ayam di Kota Serang dihapus, InsyaAllah pada bulan empat seluruhnya ditutup. Termasuk yang ada di Kecamatan Curug, dan Kecamatan Kasemen ini. Pokoknya di tahun ini sudah tidak ada kompensasi lagi, karena RTRW nya pun tidak sesuai. Bila sampai April belum dibongkar, kami yang akan bongkar,” ujarnya seusai sidak, Kamis (30/1).

    Untuk peternakan ayam yang berada di Kampung Kedung Leles, Kelurahan Kasemen, ia mengatakan pemiliknya telah legowo dan bersedia untuk segera melakukan pembongkaran kandang ayam miliknya.
    “Sudah legowo, maksmimal April ini setelah panen, dia (peternak) akan menutup peternakan ayamnya,” tuturnya.

    Sedangkan peternakan yang berada di Kampung Kronjen, baik pemilik maupun pengelolanya sedang tidak berada ditempat. Oleh karena itu, pihaknya akan melakukan pemanggilan kepada pemilik dari kandang ayam tersebut pada minggu depan.

    “Nanti kami akan panggil ke Komisi I DPRD Kota Serang, bersama Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Serang sebagai tindak lanjutnya,” katanya.
    Di tempat yang sama, Lurah Kasemen Ahmadi, mengatakan bahwa masyarakat memang menolak keberadaan peternakan ayam tersebut secara lisan. Namun ketika masyarakat diminta untuk dibuatkan petisi secara tertulis, masyarakat enggan melakukannya.

    “Masyarakat juga menolak, tapi mereka hanya berani berpendapat secara lisan saja, secara tulisan mereka tidak mau,” ucapnya.

    Sementara itu, Aktivis Lingkungan M. Ridho Ali Murthado meminta dan mendesak agar Lembaga Eksekutife dan Legaslatife di Kota Serang untuk tak ragu mengambil sikap tegas. Ia juga meminta agar wakil rakyat dapat mengawal penutupan peternakan ayam di seluruh wilayah Kota Serang.

    “Enak banget pengusaha peternakan ayam diberi waktu melulu. Tapi saya masih percaya, para wakil rakyat tidak akan memberikan ruang pelanggaran terhadap keberadaan peternakan ayam. Saya juga percaya wakil rakyat akan mengajarkan ke masyarakatnya untuk tegas dan berani,” kata Ridho yang juga Gubernur FT Unbaja ini. (DZH)

  • Belasan Anak Kota Serang Jadi Korban ‘Predator’ Seksual

    Belasan Anak Kota Serang Jadi Korban ‘Predator’ Seksual

    SERANG, BANPOS – Mengawali tahun 2020, DP3AKB Kota Serang telah menerima laporan kekerasan seksual pada anak mencapai 17 kasus. Bahkan dari 17 kasus itu, 15 diantaranya dilakukan oleh satu orang pelaku.

    Kurangnya pengawasan orang tua terhadap anak-anaknya disebut sebagai salah satu akibat banyaknya kasus tersebut. Diduga pula para pelaku mengalami kelainan seksual karena berhasrat pada anak di bawah umur atau pedofilia.

    Kepala DP3AKB Kota Serang, Toyalis, menjelaskan dari 17 kasus kekerasan seksual pada anak, 15 diantaranya berada di Kecamatan Serang dan 2 lainnya di Kecamatan Walantaka. Selain itu, Toyalis juga mengatakan bahwa terdapat 15 kasus yang dilakukan oleh satu pelaku.

    “Pada Januari ini saja sudah ada 17 kasus pada anak, tentu ini luar biasa angkanya. Di awal tahun saja sudah sebanyak itu. Kalau tahun lalu ada 43 kasus kekerasan yang didominasi dengan kekerasan seksual pada anak sebanyak 35 kasus. Sisanya KDRT,” ujarnya, Selasa (28/1).

    Menurutnya, tingginya angka kekerasan seksual terhadap anak di Kota Serang menjadi teguran kepada para orang tua, agar dapat memantau anaknya supaya tidak menjadi korban selanjutnya.

    “Tentu peran orang tua berikut pengawasannya juga sangat penting, karena pelakunya ini orang dekat dan memiliki kelainan,” tutur mantan Kepala Dinkes Kota Serang ini.

    Untuk meminimalisir dan mencegah terulangnya kasus tersebut, pihaknya tekah membentuk kelompok masyarakat (Pokmas) dan perlindungan anak terpadu berbasis masyarakat (PATBM) di tiap kelurahan.

    “Jadi penanganannya cepat, begitu ada laporan langsung ditangani. Tapi yang penting ini pencegahannya. Kami juga melakukan roadshow dan sosialisasi, karena kebanyakan pelaku merupakan orang terdekat,” katanya.

    Kasi Pemenuhan Hak Anak pada DP3AKB Kota Serang, Ati Rohayati, mengaku dengan dibentuknya Pokmas dan PATBM, maka data kasus kekerasan seksual terhadap anak kemungkinan bertambah jumlahnya.

    “Bukan karena semakin buruk keadaan, melainkan karena korban sudah berani melaporkan. Tapi tentunya kami mengharapkan tidak ada lagi kejadian-kejadian seperti itu,” ucapnya.

    Ia juga mengatakan bahwa berdasarkan data tahun lalu dan tahun ini, korban mayoritas didominasi anak di bawah umur dengan kisaran setingkat TK dan SD.

    “Banyaknya TK dan SD, karena mereka lebih mudah untuk diiming-imingi dengan berbagai jajanan. Seperti kasus baru-baru ini yang terjadi, itu korban diberikan permen dan jajanan kesukaan mereka,” katanya.

    Sementara, Kasi Perlindungan Perempuan dan Anak, Shinta Damayanti, mengatakan pihaknya akan melakukan pendampingan pada korban, mulai dari pelaporan kepada kepolisian, pemeriksaan visum hingga ke pengadilan.

    “Kami dampingi sampai benar-benar tuntas dan selesai. Bahkan, kami juga bekerjasama dengan psikologi untuk penanganan trauma pada korban,” tandasnya. (DZH/AZM)

  • Banten Siaga Corona

    Banten Siaga Corona

    SERANG, BANPOS-  Dinas Kesehatan (Dinkes) mengeluarkan surat edaran untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan dalam upaya pencegahan penyebaran virus corona kepada kabupaten/kota dan puskesmas seluruh wilayahnya.

    Tak hanya itu, pemprov juga terus melakukan koordinasi dengan pihak Bandara Soetta di Tangerang. Langkah ini dilakukan menginggat bandar udara tersebut merupakan salah satu pintu masuk warga asing ke Indonesia.

    Kepala Dinkes Banten Ati Pramudji Hastuti melalui WhatsApp Messenger, Senin (28/1) mengatakan, surat edaran yang ditujukan kepada Puskesmas dan Dinkes kabupaten/kota tersebut sebagai bagian tindak lanjut surat edaran Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan No. SR.03.04/II/55/2020 tentang Kesiapsiagaan dalam upaya pencegahan penyebaran penyakit pneumonia dari Republik Rakyat Tiongkok ke Indonesia.

    “Dinkes Pemprov Banten menganjurkan untuk melakukan langkah-langkah deteksi dini dan pencegahan,” ungkapnya.

    Dalam surat tersebut, kata Ati, puskesmas dan dinas kesehatan kabupaten/kota diminta untuk melakukan pengamatan terhadap peningkatan kasus Influenza Like Ilness (ILI) dan pneumonia melalui sistem kewaspadaan dini dan respon (SKDR). 

    Selanjutnya, kata dia, puskesmas melakukan pemantauan dalam masa inkubasi pada orang yang datang dari negara terjangkit berdasarkan health alert card (HAC) yang diberikan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP).

    “Kemudian puskesmas memantau ketat dan melakukan isolasi penderita dengan gejala pneumonia dan mempunyai riwayat perjalanan dari negara terjangkit dalam 14 hari sebelum muncul gejala,” katanya.

    Kemudian, melakukan kampanye edukasi kepada masyarakat tentang pneumonia dan pencegahan penularannya. Diantaranya dengan cuci tangan, etika batuk dan bersin, memerikasakan diri ke fasilitas kesehatan apabila mengalami keluhan demam, batuk, sesak, dan gangguan pernapasan serta memiliki riwayat perjalanan dari negara terjangkit dalam 14 hari sebelum munculnya gejala.

    “Kelima, puskesmas dan rumah sakit segera melaporkan kasus pneumonia berat yang memiliki riwayat perjalan dari negara terjangkit secara berjenjang dari dinas kesehatan kabupaten/kota ke Dinas Kesehatan Pemprov Banten,” kata Ati dalam surat edaran tersebut.

    Adapun  koordinasi dengan PT Angkasa Pura II sebagai operator  Bandara Soetta di Tangerang menurut Ati yang merupakan pejabat hasil open bidding atau lelang jabatan ini mengaku penting. “Koordinasi dengan KKP Bandara Soeta. Koordinasi lintas batas dengan Dinkes Provinsi DKI dan Jabar juga telah kami lakukan,” imbuhnya.

    Terpisah, Direktur Utama RSUD Banten Danang Hamsah Nugroho, Senin (28/1) mengungkapkan, sesuai dengan surat edaran (SE) Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Banten, pihaknya telah mengambil sejumlah langkah. Salah satunya menyiapkan fasilitas kesehatan berupa ruang isolasi dalam penanganan virus corona. 

    “Ruang isolasi kita kan selalu ada, siap sedia. Ada enam tempat tidur tapi belum ada yang terpakai,” katanya.

    Ia menjelaskan, dengan belum digunakannya ruang isolasi tersebut maka pihaknya belum menemukan adanya warga yang terjangkit virus corona. Jika instansi terkait menemukan atau ada laporan terkait kasus vitus tersebut maka akan langsung ditangani di ruang isolasi sebagai bentuk pencegahan.  

    “Di situ saja dulu untuk persiapan. Belum. Belum (ada temuan atau laporan warga terjangkit). Kalau ada itu kita akan buat laporan ke Dinkes (Dinas Kesehatan), kita isolasi, nanti mungkin selanjutnya bagaimana Dinkes menanggapi,” ungkapnya.

    Selain penanganan, kata dia, pihaknya juga senantiasa melakukan pencegahan sesuai dengan surat edaran (SE) Kepala Dinkes Banten. Dalam surat itu pemprov melakukan sejumlah langkah pencegahan penyebaran virus corona. 

    “Sesuai edaran dari kepala dinas, kepada kasus-kasus pneumonia berat. Kemudian warga negara asing atau yang baru saja berkunjung dari negara asing, itu kita tanyakan (beri perhatian lebih, red),” ungkapnya.   

    Sekda Banten Al Muktabar mengatakan, pihaknya telah berkonsolidasi dengan pemerintah pusat untuk langkah pencegahan. Sebab, Banten memiliki Bandara Internasional Soekarno Hatta (Soetta). Meski demikian dia memastikan hingga saat ini Banten masih bersih kasus virus corona.

    “Tentu berkonsolidasi untuk melakukan langkah-langkah sesuai kewenangan provinsi, tanggap terhadap itu. Satu diantaranya karena Bandara Soetta itu adalah wilayah Provinsi Banten kita juga lakukan pengecekan, kesiapan dan seterusnya,” tuturnya.  

    Disinggung apakah ada pelajar atau mahasiswa asal Banten yang berada di Tiongkok sebagai negara terindikasi asal virus corona, dia mengaku masih mencari informasi pastinya. 

    “Bahwa kita banyak sekolah di sana iya, tapi alamatnya Jakarta. Itu juga sedang kita tunggu sekarang, datanya seperti apa. Kalau menurut informasi ada, tapi ketika saya mau kejar data dan segala macam, kan harus by name by adress, sebagian besar menstatuskan Jakarta,” ujarnya.  

    Al Muktabar menegaskan, meski tak berharap terjadi namun pihaknya telah siap untuk menghadapi virus tersebut. Sejumlah fasilitas kesehatan telah dioptimalkan untuk penanganannya serta dukungan pendanaannya. 

    “Kita kan ada bantuan sosial tidak terencana kalau memang diperlukan. Kita akan memersiapkan segala sesuatunya secara maksimal. Secara umum kita siap bila itu terjadi. Secara pendekatan kesehatan kita akan melakukan langkah-langkah untuk mengantisipasi itu semua,” pungkasnya.

    Terpisah, Pemkot Serang juga mewaspadai penyebaran virus tersebut. Walikota Serang, Syafrudin mengimbau agar masyarakat dapat menjaga kesehatan tubuh dan kebersihan lingkungan sekitar. Selain itu juga Pemkot telah menginstruksikan seluruh Fasilitas Kesehatan (Faskes) agar mempersiapkan diri jika suatu saat ada laporan mengenai virus itu.

    “Kami mengimbau kepada masyarakat agar dapat menjaga ketahanan tubuh dan kebersihan lingkungan, apalagi saat ini sedang musim penghujan yang rentan adanya penyebaran penyakit, termasuk mungkin Corona itu,” ujar Syafrudin di DPRD Kota Serang, Senin (27/1).

    Menurutnya dengan ketahanan tubuh yang kuat dan lingkungan yang bersih, setidaknya dapat meminimalisir kemungkinan tersebarnya virus Corona dan juga penyakit lainnya seperti DBD.

    “Makan makanan bergizi, ini dapat meningkatkan daya tahan tubuh. Selain itu juga lingkungan yang bersih dapat mencegah persebaran virus. Bukan hanya Corona, tapi juga DBD dan penyakit lainnya,” terangnya.

    Kepala Dinkes Kota Serang, M. Ikbal, mengatakan saat ini perpindahan penduduk, baik kedatangan wisatawan mancanegara maupun pekerja asing sangat dinamis. Oleh karena itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah mengeluarkan instruksi untuk mengantisipasi penyebaran virus Corona.

    “Melihat perkembangan virus Corona, terlebih pertukaran masyarakat itu dinamis. Maka dari Kemenkes sampai ke daerah itu sudah melakukan antisipasi melalui Puskesmas atau rumah sakit,” ujarnya di Puspemkot Serang.

    Ia mengatakan, melalui jaringan Puskesmas dan Rumah Sakit, pihaknya telah menginstruksikan agar dapat menenangkan masyarakat. Karena isu virus Corona sedang hangat dibicarakan.

    “Kami sudah sampaikan kepada seluruh jaringan kami agar dapat menenangkan masyarakat. Karena memang saat ini penyebaran virus Corona sedang ramai di dunia. Kemenkes pun menyatakan agar tetap waspada,” ucapnya.

    Selain itu, pihaknya juga telah menginstruksikan agar setiap Puskesmas maupun Rumah Sakit agar dapat memantau gejala yang timbul di masyarakat seperti batuk-batuk yang merupakan gejala awal Corona.

    “Nanti kalau ada masyarakat yang mungkin memiliki gejala-gejala seperti batuk dan gejala lainnya itu dapat segera melakukan pengecekan kesehatan ke Puskesmas terdekat atau rumah sakit terdekat,” katanya.

    Sedikit menjelaskan, Ikbal mengatakan bahwa terdapat kemungkinan virus Corona dapat menyebar melalui batu dan bersin. Oleh karena itu, ia mengimbau agar masyarakat dapat menggunakan masker.

    “Persebaran virus itu memang dapat melalui batuk dan bersin. Makanya harus menggunakan masker. Selain itu hindari kerumunan orang yang terindikasi terjangkit virus,” tandasnya.

    Sebagai informasi, wabah pneumonia berat akibat virus novel CoronaVirus (nCoV) mulai merebak di luar negeri pada 31 Desember 2019 lalu dan menyebabkan kematian. Hingga 21 Januari 2020, telah ditemukan 224 kasus dengan 4 kasus kematian. Negara lain yang telah ditemukan kasus ini adalah Jepang 1 kasus, Korea Selatan 1 kasus, dan Thailand 2 kasus. Penyakit ini dapat menular antarmanusia secara terbatas. Kemudian belum ada vaksin yang dapat mencegah penyakit ini. 

    Disarankan, langkah yang dapat diambil untuk menghindari penularan penyakit ini ialah pertama, untuk masyarakat yang mengalami gejala demam, batuk, sesak nafas dan baru kembali dari negara terjangkit dalam 14 hari sebelum sakit, disarankan agar segera berobat ke puskesmas atau rumah sakit terdekat.(RUS/DZH/ENK)

  • Soal Pustu Terbengkalai, Dewan Kota Serang Desak Walikota Ganti Kadinkes

    Soal Pustu Terbengkalai, Dewan Kota Serang Desak Walikota Ganti Kadinkes

    CIPOCOKJAYA, BANPOS – Ketua Komisi II DPRD Kota Serang, Pujianto, meminta kepada Walikota agar segera mengganti Kepala Dinkes Kota Serang, M. Ikbal.

    Hal ini karena pihaknya menilai Ikbal telah gagal menjalankan tugasnya untuk memberikan pelayanan kesehatan yang baik. Sebab, banyak Pustu yang dibiarkan terbengkalai.

    “Kesehatan itukan merupakan kebutuhan mendasar masyarakat disamping pendidikan. Ketika Pustu dibangun menggunakan anggaran rakyat, itu agar pelayanan kesehatan dapat lebih baik,” ujarnya di gedung DPRD Kota Serang, Senin (27/1).

    Ia pun mengaku heran kepada Dinkes, karena mereka selalu berkata anggaran kurang. Namun ketika diberikan anggaran lebih, Dinkes justru tidak menggunakan dengan maksimal.

    “Ini menjadi alasan saya untuk dapat berstatemen bahwa Kepala Dinkes ini tidak dapat bekerja. Kepala Dinkes ini tidak mampu menjalankan amanah dengan baik,” tegasnya.

    Bahkan menurut Pujianto, dengan melihat kinerja Dinkes yang tidak baik ini, pihaknya berpendapat bahwa seharusnya kepala Dinkes Kota Serang diganti karena tidak bisa bekerja memenuhi harapan masyarakat.

    “Jelas Kepala Dinkes ini tidak dapat bekerja. Maka kami meminta kepada Walikota Serang agar dapat segera mengganti Kepala Dinkes Kota Serang,” katanya dengan tegas. (DZH)

  • Pustu Terbengkalai di Kota Serang Karena Kurang Manfaat?

    Pustu Terbengkalai di Kota Serang Karena Kurang Manfaat?

    SERANG, BANPOS – Sejauh ini diketahui terdapat empat Puskesmas Pembantu (Pustu) yang berhenti beroperasi dan satu Pustu yang jam operasionalnya berkurang semenjak direnovasi.

    Empat Pustu yang berhenti beroperasi tersebut diantaranya Pustu Banten Girang dan Pustu Jeranak yang ada di Kecamatan Cipocok Jaya serta Pustu Karangantu dan Pustu Bendung yang ada di Kecamatan Kasemen.

    Sementara, Pustu Kalodran mengalami pengurangan jam operasional yang semestinya beroperasi Senin hingga Sabtu, berkurang menjadi hanya Selasa dan Sabtu saja seusai direnovasi.

    Pustu Banten Girang dan Pustu Jeranak berdasarkan pengakuan Kepala Puskesmas Banjar Agung, Rosidah, berhenti beroperasi karena kekurangan Sumber Daya Manusia (SDM).

    “Ada 19 personel di Puskesmas Banjar Agung. Sedangkan untuk posyandu saja ada 40 lebih. Belum Posyandu, belum Pustu. Masih kurang banyak kami kebutuhan personelnya,” tutur Rosidah.

    Padahal diketahui, Pustu Banten Girang baru saja direnovasi pada pertengahan tahun 2019 dan menelan biaya sebesar Rp195 juta dengan metode penunjukkan langsung.

    Sementara Pustu Karangantu berhenti beroperasi diklaim karena terjadi sengketa dengan mantan calon Walikota Serang, Agus Irawan Hasbullah. Namun berdasarkan pengakuan warga setempat, Pustu tersebut sudah berhenti beroperasi jauh sebelum adanya sengketa.

    “Ini sudah tidak beroperasi sekitar tiga tahun yang lalu. Jadi memang dulunya Pustu ini sudah rusak, namun pasca-renovasi ternyata Pustu itu tidak digunakan,” ujar mantan Ketua RT setempat, Dedi Wahyudi.

    Pustu Bendung yang juga berada di Kecamatan Kasemen dan berlokasi persis di sebelah kantor Kelurahan Bendung disebut telah berhenti beroperasi selama setahun.

    Menurut keterangan staf Kelurahan Bendung, Yanto, Pustu itu berhenti beroperasi karena tenaga kesehatannya jarang datang.

    “Alasannya sih karena di Puskesmas Kilasah padat jadwalnya. Jadi jarang-jarang dia hadir di Pustu ini,” ungkap Yanto singkat.

    Berbeda dengan keempat Pustu tersebut, Pustu Kalodran yang telah direnovasi bersamaan dengan Pustu Banten Girang dengan nilai yang sama yakni Rp195 juta, tetap beroperasi.

    Hanya saja, waktu beroperasi yang semula setiap Senin hingga Sabtu, setelah direnovasi hanya beroperasi setiap Selasa dan Sabtu saja. Hal ini pun menjadi keluhan dari masyarakat.

    “Ini masih beroperasi. Cuma saya aneh, sebelum direnovasi itu Pustu ini beroperasi dari Senin sampai Sabtu. Cuma pas selesai direnovasi, malah cuma Selasa dan Sabtu saja,” ujar salah satu warga, Nuryani.

    Dikonfirmasi terpisah, Walikota Serang, Syafrudin, mengatakan bahwa setelah dirinya berkoordinasi dengan Dinkes Kota Serang, diketahui bahwa Pustu yang terbengkalai itu karena kurang strategis lokasinya.

    Karena kurang strategis, Syafrudin mengatakan Pustu tersebut pun menjadi kurang memberikan manfaat kepada masyarakat.

    “Kalau masalah itumah (Pustu) itu salah satu tanggungjawab OPD dan telah dinilai oleh Dinkes. Yang Pertama, Pustu itu lokasinya tidak strategis. Artinya kurang memberikan manfaat kepada masyarakat secara penuh,” ucapnya, Jumat (24/1).

    Selain itu, Syafrudin menuturkan terkait dengan adanya sengketa yang terjadi pada Pustu Karangantu. Namun menurutnya, akan dilakukan evaluasi mengenai kebermanfaatan Pustu tersebut.

    “Tapi nanti akan kami evaluasi, seberapa penting manfaat keberadaan Pustu itu. Nanti akan kita kaji lagi terkait kemanfaatannya,” katanya.

    Jika memang masyarakat menginginkan Pustu itu kembali beroperasi, Syafrudin mengaku akan segera menindaklanjuti dengan memerintahkan Dinkes agar dapat kembali mengoperasikan Pustu tersebut.

    Sementara, Kepala Dinkes Kota Serang, M. Ikbal, menuturkan bahwa Pustu Banten Girang dan Pustu Jeranak yang berada di kelurahan Banjarsari memang jarang digunakan untuk berobat oleh masyarakat sekitar.

    “Bukan tidak terpakai. Tapi memang Pustu ini tidak sering digunakan oleh masyarakat,” ujarnya.

    Ia juga mengakui bahwa Pustu tersebut memang telah dilakukan renovasi beberapa waktu yang lalu. Namun karena terdapat masalah pada kelistrikan, maka untuk sementara Pustu itu tidak beroperasi.

    “Memang kan sebelumnya beroperasi, akan tetapi ada beberapa bagian bangunan yang harus diperbaiki. Jadi, pada saat renovasi itu, saya dapat informasi, listriknya belum berfungsi. Kemudian, saya juga mendapat laporan lagi dari Kepala Puskesmasnya. Jadi belum bisa beroperasi, listriknya kan belum ada,” katanya.

    Ia juga mengatakan, dalam waktu dekat ini akan berkoordinasi dengan Kepala Puskesmas Banjar Agung untuk segera melakukan pembenahan agar bisa beroperasi kembali, termasuk juga Pustu yang ada di Kota Serang.

    “Tapi pasti akan kami buka lagi untuk melayani masyarakat. Namun, karena terkendala listrik dan yang lainnya,” ucapnya.

    Sebelumnya, ia hanya mengetahui bila Pustu tersebut sudah beroperasi dan tidak ada kendala.

    “Ternyata belum beroperasi, dan menurut informasi belum berfungsi listrik dan sebagainya. Tapi untuk lebih jelasnya, langsung saja ke bidang pelayanan kesdehatan. Karena saya belum mengetahui dimana, dan belum sempat melihat langsung,” tandasnya. (DZH/AZM)

  • Walikota Serang Ingatkan Pentingnya Perencanaan

    Walikota Serang Ingatkan Pentingnya Perencanaan

    SERANG,BANPOS – Walikota Serang, Syafrudin, menghadiri sekaligus membuka acara pelaksanaan Musrenbang (Musyawarah Perencanaan Pembangunan) tingkat Kecamatan.

    Musrembang itu dalam rangka penyusunan Rencana Kerja Perangkat Daerah (RKPD) Kota Serang tahun 2021 bertempat di halaman kantor Kecamatan Cipocok Jaya, Kota Serang jumat (24/1).

    Hadir dalam kegiatan tersebut Kepala Dinas Kesehatan, Kepala Bappeda Kota Serang, Sekretaris PUPR Kota Serang, Sekretaris DPRKP, termasuk jajaran lurah dan jajaran Muspika serta tokoh masyarakat di lingkungan Kecamatan Cipocok Jaya.

    “Sebelum melaksanakan acara Nusrenbang tingkat kecamatan, telah dilaksanakan Musrenbang tingkat kelurahan,” kata Syafrudin.

    Ia menegaskan, pembangunan Kota Serang harus benar-benar berdasarkan perencanaan yang matang. Sehingga pembangunan dapat tertata dengan baik.

    “Pembangunan yang kita laksanakan kedepan itu harus dengan perencanaan yang baik dan tertata, pastinya akan lebih bagus dan pembangunan di Kota Serang sendiri akan cepat selesai,” ujar Walikota Serang Syafrudin.

    Syafrudin menerangkan bahwa sudah 13 tahun Kota Serang punya predikat termiskin se Provinsi Banten. Kemiskinan ini karena para RT, RW dan Lurah yang tidak bertanggung jawab terhadap warganya.

    “Dan harus diselesaikan. Permasalah gizi buruk juga belum terselesaikan. Tingkat pengangguran Kota Serang juga tertinggi di tingkat Provinsi,” tuturnya.

    Ia pun berharap dengan adanya Musrembang ini mampu menjawab beberapa permasalah yang juga terdapat pada Kecamatan Cipocok Jaya ini.

    “Ini perlunya perencanaan yang benar. Jadi seolah-olah kita ini dianggap oleh pemerintah pusat dan povinsi pembangunan di Kota Serang tanpa perencanaan yang benar dan acak-acakan,” tandasnya. (MG/DZH)

  • Duh, Kasus Pustu Terbengkalai di Kota Serang Kembali Bertambah

    Duh, Kasus Pustu Terbengkalai di Kota Serang Kembali Bertambah

    SERANG, BANPOS – Kasus Puskesmas Pembantu (Pustu) yang tidak beroperasi kembali bertambah. Kali ini, kasus tersebut terjadi di Kelurahan Bendung, Kecamatan Kasemen.

    Pustu yang berada persis di samping kantor Kelurahan Bendung itu terpantau dalam kondisi yang cukup memprihatinkan. Pasalnya, pintu yang terlihat memiliki gembok, seperti dijebol paksa.

    Sedangkan kondisi di dalamnya, salah satu pintu ruangan terlihat bolong dan hancur. Pintu yang mengarah ke belakang gedung pun terbuka lebar tanpa ditutup. Tidak terlihat adanya peralatan kesehatan.

    Sementara, langit-langit Pustu terlihat sudah banyak yang rusak. Demikian pula dengan tembok, beberapa titik terlihat retakan yang cukup dalam.

    Salah satu masyarakat yang mengaku bernama Ina, menuturkan bahwa Pustu tersebut sudah sekitar satu tahun tidak beroperasi. Padahal menurutnya masyarakat sekitar banyak yang datang ke sana untuk berobat.

    “Seingat saya itu sudah setahun lebih tidak beroperasi. Dulu itu pokoknya kantor kelurahan pasti aja ramai karena pergi ke Pustu yang ada di sebelahnya,” ujarnya saat ditemui di lingkungan Cibomo, Kelurahan Bendung, Jumat (24/1).

    Ia mengatakan, gedung Pustu tersebut pun sudah kurang layak digunakan. Sebab, bangunan itu terlihat sangat rapuh.

    “Yah mas bisa lihat sendiri kondisinya seperti apa sekarang. Kayak tidak pernah ada rehab gitu dari dulu juga,” katanya.

    Karena tidak beroperasi, Ina mengaku masyarakat sekitar untuk berobat harus pergi ke Puskesmas Kilasah yang jaraknya cukup jauh. Ia pun berharap Pustu ini dapat kembali berfungsi.

    “Pustu kan memang seharusnya mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Kalau kita ke Kilasah memang cukup jauh. Semoga nanti bisa dihidupkan kembali Pustunya,” harap Ina.

    Sementara, staf Kelurahan Bendung, Yanto, mengatakan bahwa Pustu itu berhenti beroperasi karena tenaga kesehatan yang bertanggungjawab di Pustu itu jarang datang.

    “Alasannya sih karena di Puskesmas Kilasah padat jadwalnya. Jadi jarang-jarang dia hadir di Pustu ini,” ungkapnya singkat.

    Sebelumnya diberitakan, Pustu Banten Girang dan Pustu Jeranak di Kelurahan Banjarsari serta Pustu Karangantu di Kecamatan Kasemen diketahui terbengkalai. (DZH)