Tag: lebak

  • Hatch Egg Tak Layak Konsumsi Diduga Beredar Diprogram BPS

    Hatch Egg Tak Layak Konsumsi Diduga Beredar Diprogram BPS

    LEBAK, BANPOS – Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Lebak, Rahmat melarang telur tertunas atau lazim disebut Hatching Egg (HE) diperjualbelikan kepada masyarakat. Sebagaimana diketahui, telur HE ini dinyatakan tidak layak konsumsi karena merupakan telur yang berasal dari ternak pedaging, yang sengaja tidak ditetaskan, atau memang tidak menetas.

    Pernyataan tersebut disampaikan Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Lebak, Selasa (5/4) kepada wartawan menyikapi beredarnya telur Hatching Egg yang diterima keluarga penerima manfaat (KPM) pada program bantuan pangan sembako (BPS).

    Menurut Rahmat, larangan tersebut diatur dalam Permentan Nomor 32/Permentan/PK.230/2017 diatur tentang Penyediaan, Peredaran dan Pengawasan Ayam Ras dan Telur Konsumsi.

    Dalam Bab III pasal 13 disebutkan ungkap Rahmat, pelaku usaha integrasi, pembibit GPS, pembibit PS, pelaku usaha mandiri dan koperasi dilarang memperjual belikan telur tertunas dan infertil sebagai telur konsumsi.

    “Telur Hatching Egg ada usia pakai. Telur itu selama 7 hari oke masih bagus, sedangkan setelah lewat 7 hari itu tidak layak konsumsi,” ungkapnya

    Dijelaskan Rahmat, pada usia 7 hari juga dihitung sejak telur Hatching Egg (HE) diambil atau dikirim dari peternakan. Oleh karenanya, dalam waktu dekat pihaknya akan turun ke lapangan untuk mengedukasi warga terkait telur HE itu.

    Ia mengaku banyak menerima laporan bahwa telur HE tersebut di perjualbelikan diprogram bantuan pangan sembako (BPS) atau sebelumnya bernama bantuan pangan non tunai (BPNT) oleh supplier.

    “Kita tidak pernah tahu berapa lama telur HE keluar dari Farm. Kita akan sidak ke lapangan dan memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai telur HE,” katanya.

    “Telur HE adalah telur tetas yang digunakan perusahaan pembibitan (Breeding Farm) untuk menghasilkan Day Old Chick (DOC) alias anak ayam dan bukan untuk konsumsi komersil,” tandasnya.

    Sementara itu, Wakil Ketua Fraksi-PPP DPRD Kabupaten Lebak, Musa Weliansyah, mengatakan pihaknya telah menerima pengaduan dari KPM yang mengungkap soal sembako yang diterumanya itu tidak layak konsumsi,

    “Iya betul saya mendapatkan pengaduan dari KPM yang ada di beberapa desa bahwa telur dan sayuran yang mereka terima dari agen yang diantar sore hari banyak yang busuk,” ujar Musa.

    Atas dasar informasi itu pihaknya sudah mencoba melakukan pengecekan langsung pada komoditi yang diterima KPM, “Bahkan tadi sore saya bersama salah satu petugas dari Peternakan UPT Wilayah Selatan mendatangi agen untuk memastikan kondisi telurnya dan mengambil sampel telur untuk dilakukan pemeriksaan lanjutan,” jelasnya.

    Menurutnya, secara fisik telor tersebut patut dicurigai Telur Tertunas (HE) dan infertil atau bisa disebut telur HE, artinya telur untuk pembibitan, karena ada salah satu KPM yang mengaku pas mau memasak telur tersebut sudah membentuk anak ayam hidup, jelas telur seperti ini tidak layak dikonsumsi, harusnya dimusnahkan,

    “Jika ini benar berasal dari perusahaan pembibitan ayam ras, maka ini tidak bisa diperjualbelikan, tetapi harus dimusnahkan. Jika tebukti telur berasal dari pengusaha pembibitan maka sanksi tegas harus diberikan baik kepada perusahaan pembibitan maupun kepada supplier Agen/e-warong di Kecamatan Cijaku yaitu PT AAM PRIMA ARTA,” kata mantan pegiat sosial di Baksel tersebut.

    Ketua Fraksi Partai Golkar, Saleh juga membenarkan ada persoalan komoditi tidak berkualitas tersebut. Menurutnya, TKSK setempat juga sudah pasti tahu itu namun mengapa dibiarkan, bahkan komoditi pun di jual di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) pasar.

    “Beras yang seharusnya dijual Rp10.000/kg semua E-Warong menjual dengan harga Rp11.500/Kg, Telur 15 butir Rp25.000/Kg dengan kondisi tidak layak konsumsi, Satu ekor ayam hidup dijual diatas Rp35.000, begitu pula tahu dan sayuran, ini jelas sangat merugikan KPM,” tutur Saleh.

    Kata dia, harusnya agen/e-Warong berani menolak apabila pengiriman komoditi oleh supplier tidak berkualitas, jangan diterima dan dipaksakan untuk disalurkan karena itu bentuk kecurangan.

    “KPM harus bebas memilih komoditi yang baik dan berkualitas sesuai keinginanya yang penting memenuhi karbohidrat, protein nabati, perotein hewani serta vitamin dan mineral ini wajib terpenuhi. Karena komoditi itu dibeli dan tidak gratis,” paparnya.

    Salah seorang warga Lebak Euis Mulyati mengaku, terpaksa membuang telur HE yang dibelinya di warung. Kata Euis, saat akan dikonsumsi kondisi telur berwarna putih tersebut tidak menimbulkan bau seperti telur konsumsi biasanya. “Saya beli 1 Kilogram harganya itu Rp18ribu, saya buang semua. Kuningnya juga pecah dan selaputnya nempel ke telur,” ucapnya.

    Praktisi peternakan, Iqin Zaeny Mansur mengatakan, telur Hatching Egg atau telur tetas baik yang fertil atau infertil (dibuahi/tidak) seharusnya tidak boleh dijual belikan dipasaran.

    Mengingat kata dia, karakter telurnya yang tipis cangkangnya sehingga mudah pecah, bisa jadi terdapat tunas embrio anak ayam di dalamnya yang tentu embrio ini akan mati jika kondisi lingkungan tidak memenuhi syarat. Jika mati akan mudah busuk.

    Ia menegaskan, bila ada perusahaan penetasan atau pembibitan (Hatchery) yang menjual telur HE ke pasaran itu, jelas melanggar izin prinsip usahanya.

    “Kepada pihak yang berwenang, jika betul terbukti, sebaiknya ditertibkan pengusahanya, bila perlu izinnya dicabut,” tegas Praktisi Peternakan Iqin Zaeny Mansur. (CR-01/WDO/PBN)

  • Dobrak Pintu Belakang, Perampok Bersenjata Tajam di Cigemblong Gasak Harta Korban

    Dobrak Pintu Belakang, Perampok Bersenjata Tajam di Cigemblong Gasak Harta Korban

    LEBAK, BANPOS – Perampok bersenjata tajam satroni rumah pasangan suami isteri Saepudin (35) dan Jamis (25), warga Kampung Warung Doyong, Desa Pecangpari, Kecamatan Cigemblong, Jumat (1/5) dini hari tadi.

    Aksi perampokan terbilang berani, karena komplotan perampok yang berjumlah empat orang itu datang langsung mendobrak pintu rumah sekaligus bengkel, saat korban Saepudin tengah mengecat plafon.

    “Korban sedang ngecat plafon,” kata Kapolsek Cijaku AKP Zaenudin saat dihubungi wartawan, Jumat pagi.

    Komplotan perampok itu berjumlah empat orang, secara tiba tiba langsung mendobrak pintu belakang. Dalam aksinya mereka langsung membacok Saepudin dengan golok.

    Menurut Kapolsek, Saepudin pun terkapar dengan sejumlah luka serius akibat sabetan golok milik perampok tersebut.

    “Istri korban hanya diikat oleh pelaku dengan menggunakan lakban,” ungkapnya

    Setelah berhasil melumpuhkan korbannya, pelaku membawa kabur dua sepeda motor jenis Honda Scoopy dan Honda CRF, emas 14 gram, dua handphone merek Xiaomi, uang tunai Rp5 juta dan ATM serta KTP korban. (CR-01/PBN)

  • Telkom Bangun Station FFO di Lahan Perhutani, Asper Lebak: Bangunan Itu Tanpa Ijin

    Telkom Bangun Station FFO di Lahan Perhutani, Asper Lebak: Bangunan Itu Tanpa Ijin

    LEBAK, BANPOS – Tidak memiliki ijin, PT Telkom bangun station fanel fiber optik di lahan Perum Perhutani di Kampung Neglasari, Desa Sukanegara, Kecamatan Muncang.

    Tidak hanya melakukan pembangunan station fanel fiber optik tanpa seijin Perum Perhutani saja, PT Telkom juga diduga mengklaim lahan tersebut adalah lahan milik PT Telkom. Petunjuk bukti adanya klaim tersebut terlihat dengan adanya plang yang bertuliskan Tanah Milik Telkom.

    Asisten Perhutani (Asper) Kabupaten Lebak, Luki saat dihubungi BANPOS, Kamis (30/4) membenarkan, bahwa di lahan Perhutani telah berdiri bangunan station fanel fiber optik milik Telkom.

    Bangunan station fanel fiber optik yang telah di operasikan itu, menurut Luki, tanpa seijin dari pihaknya (Perhutani).

    “Iya benar, station fanel fiber optik yang berdiri dilahan Perhutani di Kampung Neglasari Desa Sukanegara Kecamatan Muncang itu milik Telkom. Sama sekali gak ada ijin dari Perhutani,” katanya

    Ditanya soal plang klaim kepemilikan atas lahan seluas bangunan station FFO oleh Telkom, Luki juga membenarkan adanya plang klaim kepemilikan tanah tersebut.

    Terkait hal tersebut jelas Luki, pihaknya telah melakukan klarifikasi kepada pihak Telkom dan meminta pihak Telkom menunjukan bukti-bukti sebagai dasar kepemilikan tanah tersebut.

    “Kita sudah lakukan klarifikasi, dan pihak Telkom tidak bisa menunjukan bukti kepemilikan tanah itu. Pihak Telkom juga mengakui bahwa bangunan SFFO itu berdiri di lahan Perhutani. Plang klaim kepemilikan tanah itu sudah dicabut oleh pihak Telkom sendiri,” jelasnya

    Luki menegaskan, pihaknya juga telah melaporkan persoalan tersebut kepada pimpinannya dan melayangkan surat untuk meminta penjelasan dari pihak Telkom. Dan jawaban yang diterimanya dari pihak Telkom itu mereka mengajak kerjasama.

    General Suport PT Telkom, Junar, saat dikonfirmasi BANPOS melalui pesan singkat WhatsApp telepon celulernya hingga berita ini dilansir belum merespons.

    Ketua Ormas LMPI Marcab Lebak, Herli Suhendi mengatakan, yang mendapati adanya bangunan SFFO milik Telkom di lahan Perhutani mengatakan, sebagi perusahaan besar PT Telkom tidak gegabah melakukan pembangunan dilahan yang belum jelas.

    “Seharusnya ijin dulu, kalau pun mau bekerjasama kan ada prosedur yang harus ditempuh tidak asal main bangun saja,” katanya

    Namun, dengan adanya plang klaim kepemilikan tanah Perhutani oleh Telkom itu jelas Herli, mungkin saja bukan tanpa dasar dan klaim tanah tersebut sudah terjadi dengan petunjuk bukti adanya plang yang bertuliskan Tanah Milik Telkom.

    “Iya kan, kalau tidak ada apa-apa maka pihak Perum Perhutani harus berani membongkar bangunan station fanel fiber optik milik Telkom yang telah berdiri dan telah digunakan oleh masyarakat,” jelasnya

    “Boleh bekerjasama sesuai aturan. Tapi perlu di ketahui bahwa untuk alih fungsi lahan tersebut harus ada izin dari kementerian,” pungkasnya (CR-01/PBN)

  • Tim Gugus Tugas Covid-19 Lebak Bagikan 50 Ribu Masker

    Tim Gugus Tugas Covid-19 Lebak Bagikan 50 Ribu Masker

    LEBAK,BANPOS – Tim gugus tugas Covid-19 Kabupaten Lebak membagikan sebanyak 50 ribu masker kain produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang ada di Kabupaten Lebak, kepada masyarakat.

    Pembagian masker yang dipimpin oleh Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Lebak, Triatno Supiono dan Asda III Setda Lebak, Feby Hardian dilakukan tersebar di 8 titik diantaranya Terminal Kalijaga, Pasar Rangkasbitung, Pintu Masuk Stasiun Rangkasbitung, Jalan Sunan Kalijaga, Jalan RT Hardiwinangun, Jalan Multatuli, Lampu Merah Malangnengah dan Jalan Iko Jatmiko.

    “Ya, hari ini gugus tugas Covid-19 membagikan masker untuk para pengendara motor dan mobil. Ini,” kata Feby kepada wartawan Kamis (30/4).

    Menurutnya, pembagian masker tersebut merupakan tindak lanjut dari instruksi Bupati Lebak, Iti Octavia Jayabaya selaku ketua Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Lebak.

    Selain itu, bagi-bagi masker tersebut juga menjadi salah satu cara pencegahan penyebaran Covid-19 di bumi Multatuli. Saat ini, angka positif Covid-19 di Indonesia terus mengalami peningkatan sehingga perlu kesadaran semua pihak untuk bisa memutus penyebarannya.

    “Memakai masker itu salah satu poin protokol kesehatan yang harus dilakukan masyarakat selain social distancing dan rajin mencuci tangan,” terangnya.

    Saat ini, kata Feby, di Kabupaten Lebak belum ditemukan adanya kasus positif Covid-19. Meski demikian, anggota gugus tugas Covid-19 ini meminta masyarakat untuk tetap waspada.

    “Semoga bermanfaat, tetap waspada dan jaga kesehatan. Ikuti anjuran pemerintah, ini untuk kebaikan semua pihak,” ungkapnya.(dhe/pbn)

  • Akibat Banjir, Satu Jembatan di Ciladaeun Hanyut Terbawa Air

    Akibat Banjir, Satu Jembatan di Ciladaeun Hanyut Terbawa Air

    LEBAK, BANPOS – Satu jembatan penghubung di Kampung Muara, Desa Ciladauen, Kecamatan Lebak Gedong, ambrol dan hanyut terbawa arus banjir.

    Kepala Desa Ciladauen Yayat Dimyati kepada wartawan, Kamis (30/4) membenarkan terjadinya banjir yang menghanyutkan satu jembatan. Menurut Yayat, banjir bandang tersebut terjadi sekira pukul 15:45 WIB. Ia menyebut banjir bandang disebabkan oleh tingginya curah hujan yang mengguyur daerah tersebut.

    “Iya banjir lagi, cukup deras tapi gak sampai ke rumah warga,” kata Yayat Dimyati saat dihubungi wartawan melalui sambungan telepon selulernya.

    Ia mengatakan, akibat banjir yang terjadi terdapat beberapa bagian jembatan yang hanyut terbawa derasnya air, sehingga jembatan itu tidak bisa dilalui. Padahal jembatan itu merupakan akses satu-satunya bagi warga di Desa Ciladauen yang dapat dilalui kendaraan motor dan mobil.

    “Sudah rusak berat, tidak bisa dilalui. Perlu adanya perbaikan total,” jelasnya.

    Yayat berharap, kepada Pemerintah Kabupaten Lebak dapat menerjunkan tim teknis ke lapangan guna memperbaiki jembatan yang menjadi akses satu-satunya warga di Ciladauen.

    “Ya, kita berharap segera diperbaiki. Jika dibiarkan tentu kami bisa terisolir lagi, karena setiap harinya warga bergantung pada jembatan tersebut,” ucapnya seraya berharap. (CR-01/PBN)

  • Dewan Harap Masyarakat Tidak Takut Melapor Soal BSP

    Dewan Harap Masyarakat Tidak Takut Melapor Soal BSP

    Anggota DPRD Lebak dari Partai Persatuan Pembangunan, Musa Weliansyah berharap, para agen/E-Warong bisa menyalurkan program bantuan sembako bagi masing-masing keluarga penerima manfaat sesuai pesanan KPM itu bisa dilakukan melalui Cash On Delivery (COD).

    “Selain mandiri, penyaluran bantuan pangan sembako para E-Warong bisa melakukan pemesanan barang sesuai pesanan KPM melalui COD. Pesan dulu, barang datang cocok bayar kalau tidak cocok ya kembalikan,” katanya.

    Sedikitnya 403 E-Warong dipastikan menandatangani pakta integritas dan jika melangar ini bisa dipidanakan. Memorandum Of Understanding (MoU) E-Warong dengan supplier yang ada itu wanprestasi menguntungkan sebelah pihak.

    “Dengan harga komoditi diatas harga pasar dan sistem paket itu, agen dan KPM justeru dirugikan. Karena itu E-Warong agar membatalkan MoU yang wanprestasi serta melangar pedum sembako 2020. Dan supplier yang membuat MoU itu adalah supplier calo,” ungkapnya

    Ia mengajak kepada masyarakat di Kabupaten Lebak untuk bersama-sama mengawasi program bantuan pangan sembako dan tidak takut untuk melaporkan bila dilapangan menemukan adanya ketidakberesan yakni bantuan pangan sembako tidak berkualitas dan harga diatas harga pasar.

    Musa mengaku, siap dan bersedia menindaklanjuti sampai ke aparat penegak hukum atas segala bentuk pelanggaran program bantuan pangan sembako 2020 yang dilakukan oleh E-Warong terutama bagi yang tidak mengindahkan pakta integritas.

    “Mari kita awasi bersama-sama jangan takut untuk melapor. Mulai tanggal 5 Mei 2020 sudah tidak boleh lagi ada E-Warong/Agen sembako yang menjual kebutuhan bahan poko kepada KPM diatas harga pasar, sistem paket dan komodity tidak berkualitas,” tegasnya.

    Awal Mei 2020, di Kabupaten Lebak harga beras mutu terbaik tidak mungkin melebihi harga Rp10.500/kg, Telur Rp25.000/Kg, Ayam Rp 20.000/kg, Ikan Bandeng, Tongkol Rp22.500/Kg.

    “Harga seperti ini bisa saja berlaku tidak hanya di Kabupaten Lebak, tetapi juga di Kabupaten Pandeglang, Kota Cilegon, Kabupaten Serang, Kota Serang dan Kabupaten/Kota Tangerang,” tandasnya.(CR-01/PBN)

  • Dampak Covid-19, Program 1000 Rumah BSRS Ditunda

    Dampak Covid-19, Program 1000 Rumah BSRS Ditunda

    LEBAK, BANPOS – Dampak adanya wabah virus Covid-19, program 1000 rumah bantuan stimulan rumah swadaya (BSRS) di Kabupaten Lebak realisasinya ditunda.

    Hal itu disampaikan Kepala Bidang Perumahan dan Permukiman Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Pertanahan (DPKPP) Kabupaten Lebak Ahmad Hidayat, Senin (20/4) kepada BANPOS.

    Menurutnya, karena bantuan rumah tersebut ada yang bersifat swadaya dari masyarakat penerima bantuan program, kalaupun dipaksakan Ahmad khawatir pelaksanaannya kurang maksimal ditengah ekonomi masyarakat yang kurang baik karena adanya wabah virus Covid-19.

    Terlebih kata Ahmad, ada imbauan dari pemerintah untuk menghentikan sementara kegiatan pembangunan fisik dan fokus pada pencegahan dan penanganan wabah virus Covid-19. Ia meminta para Kepala Desa dan atau Pemerintah Desa untuk tetap bersabar sampai wabah ini berlalu dan kembali normal seperti biasa.

    “Mohon bersabar, kita tunggu sampai wabah ini berlalu dan normal seperti biasa,” katanya

    Ia menjelaskan, program bantuan stimulan rumah swadaya (BSRS) ini adalah program Bupati dan Wakil Bupati Lebak. “Ini Ibu Bupati dan Pak Wakil Bupati, program 1000 rumah ini pasti akan terus berjalan, karena ada wabah virus Covid-19 untuk tahun 2020 ini ya terpaksa ditunda,” jelasnya

    “Kalaupun dipaksakan ditengah ekonomi masyarakat yang tidak baik, kita khawatir pelaksanaannya tidak akan sekesai karena ada swadaya yang harus ditanggung oleh masyarakat penerima,” imbuhnya

    Sejumlah Kepala Desa di Kabupaten Lebak mengaku tidak bisa berbuat banyak setelah mendengar dan menerima surat edaran soal keputusan penghentian sementara kegiatan program dari pemerintah.

    “Ya mau bagaimana lagi, kita hanya bisa menunggu dan bersabar hati semoga wabah virus Covid-19 ini segera berlalu agar program bisa realisasi. Kasihan masyarakat,” kata Kepala Desa Bejod Kecamatan Wanasalam, Rohmat kepada BANPOS melalui sambungan telepon selulernya. (CR-01/PBN)

  • PWI Lebak dan Yayasan Mengetuk Pintu Langit Lakukan Penyemprotan Disinfektan di Desa Sukamanah

    PWI Lebak dan Yayasan Mengetuk Pintu Langit Lakukan Penyemprotan Disinfektan di Desa Sukamanah

    LEBAK,BANPOS – Dalam upaya melakukan pencegahan dan penyebaran Covid-19, Persatuan Wartawan Indoensia (PWI) Kabupaten Lebak, bekerjasama dengan yayasan Mengetuk Pintu Langit melakukan penyemprotan disinfektan di Kampung Babakan, Desa Sukamanah, Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak. Selain melakukan penyemprotan disinfektan, organisasi profesi wartawan tersebut juga membagikan masker dan hand sanitizer kepada masyarakat setempat.

    Ketua PWI Lebak, Fahdi Khalid mengatakan, kegiatan penyemprotan disinfektan tersebut merupakan upaya dari wartawan dalam rangka membantu dan mendukung pemerintah untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di Kabupaten Lebak. Dalam kegiatan bakti sosial tersebut, pihaknya menggandeng Yayasan Mengetuk Pintu Langit dalam pelaksanaannya.

    “Aksi ini dalam rangka mendukung dan membantu pemerintah dalam upaya memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di Kabupaten Lebak. Pada kegiatan ini juga, kita membagi bagikan masker dan disinfektan kepada warga,” kata Fahdi Khalid, kepada wartawan, Sabtu(18/4).

    Dalam kegiatan bakti social tersebut, pihaknya menghimbau kepada warga agar memberitahukan kepada sanak keluarganya yang bekerja dikota-kota besar agar jangan mudik saat hari raya. Karena dikhawatirkan membawa virus Covid-19 ke Lebak.

    “Kita tidak tahu siapa yang membawa virus tersebut kedaerah kita. Lebih baik mengambil langkah aman, kasih tahu kepada semua sanak famili, agar jangan mudik dulu,” ujarnya.

    Sementara Ketua Yayasan Mengetuk Pintu Langit, Aden Sunandar mengatakan, pihaknya merasa antusias bekerja sama dengan PWI Lebak, dalam melakukan bakti social tersebut. Apalagi kegiatannya dinilai memberikan manfaat kepada masyarakat. Bahkan, kegiatan penyemprotan disinfektan yang dilakukannya bukan kali ini saja akan tetapi sudah berjalan didaerah Tangerang, Cilegon dan Serang.

    “Kita bersyukur masih bisa memberikan manfaat bagi masyarakat. Apalagi saat ini, pandemi Korona sedang melanda belahan bumi. Untuk itu, kami merasa terpanggil untuk berbuat lebih bagi masyakarat, dengan harapan pandemi korona ini segera berlalu,” katanya.

    Ketua RT 01/05 Kampung Babakan, Muhadi mengatakan, pihaknya sangat berterima kasih kepada PWI Lebak dan Yayasan Mengetuk Pintu Langit. Karena, dengan adanya penyemprotan disinfektan tersebut membuat warganya merasa lega.

    “Minimal warga kami merasa nyaman setelah dilakukan penyemprotan ini,” katanya.(dhe)

  • Dirawat di Pasar Minggu, Dokter Puskesmas Cipeundeuy Malingping Dilaporkan Positif Korona

    Dirawat di Pasar Minggu, Dokter Puskesmas Cipeundeuy Malingping Dilaporkan Positif Korona

    BAKSEL, BANPOS – Setelah sebelumnya diberitakan, Satu tenaga kesehatan yang bertugas di rumah sakit Adjidarmo Rangkasbitung, dinyatakan positif terpapar virus korona (Covid-19). Dikabarkan, terdapat kembali tenaga kesehatan yang bekerja di Lebak, positif terkena virus tersebut.

    Salah seorang Dokter medis yang bertugas di Puskesmas Cipeundeuy Kecamatan Malingping dilaporkan terjangkit virus korona (Covid-19). Saat ini dokter wanita tersebut dikabarkan tengah dalam perawatan RSUD Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

    Juru bicara (Jubir) Gugas Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Lebak, Firman Rahmatullah, saat dikonfirmasi BANPOS membenarkan yang bersangkutan diduga terjangkit Covid-19 dan pasien saat ini masih dirawat di RSUD Pasar Minggu Jakarta.

    “Ya, kalau menurut informasi dari yang bersangkutan kepada saya seperti itu (positif korona, red). Yang bersangkutan masih dirawat di RS Pasar Minggu, Jakarta,” ujar Firman, Sabtu (18/4).

    Dijelaskan juga, hingga saat ini pihaknya belum mendapatkan data otentik hasil pemeriksaan dari pihak rumah sakit yang bersangkutan. sehingga belum dapat diketahui secara pasti apakah dinyatakan positif Covid-19 hasil pemeriksaan rapid test atau uji swab.

    “Ya kabar resminya secara data otentik hasil pemeriksaan kita belum dapat. Artinya, (status, red) positifnya dari hasil pemeriksaan dengan cara apa, itu yang harus kami pastikan dulu,” jelas Firman.

    Ia memaparkan, terhitung sejak 1 sampai dengan 17 April 2020, dokter tersebut menurutnya lebih sering berada di luar Malingping (izin-red). “Nah untuk mengecek data yang bersangkutan, saya bersama kepala Dinkes sekarang ada di Puskesmas Cipeundeuy, Malingping” katanya.

    Diketahui, berdasarkan data pada absensi Puskesmas setempat, terhitung sejak tanggal 1 sampai 17 April 2020 kemarin, yang bersangkutan masuk kerja ke Puskesmas Cipeundeuy hanya lima hari,

    “Merasakan keluhan dimulai tanggal 1, 2, 6, 7 dan 11 April lalu. Pengakuan awalnya mulai batuk-batuk, meriang dan nyeri sendi, lalu pada 8 April Anosmia, yakni tidak merasakan mencium bau, terakhir berada di tempat tugas Cipeundeuy pada 11 April lalu. Dan tercatat yang bersangkutan tidak masuk kerja dengan keterangan sakit mulai 13 sampai dengan 17 April kemarin,” ungkapnya.

    Ditambahkan Firman, ada puluhan petugas di Puskesmas Cipeundeuy yang punya riwayat selalu berhubungan dengan dokter tersebut yang harus segera dilakukan chek kesehatannya.

    “Ada 52 orang petugas di Puskesmas Cipeundeuy ini yang perlu dianalisa chek kesehatan, utamanya yang punya riwayat sempat berhubungan dengan dokter yang bersangkutan selama kurun itu. Ini demi kehati-hatian untuk lingkungan setempat, jadi intinya mereka itu perlu didiagnosa dengan rapid tes,” katanya.

    Hal senada dikatakan Kepala Puskesmas Cipeundeuy M Aripudin kepada wartawan. Ia menerangkan bahwa dokter tersebut merupakan warga kelahiran Riau yang bertempat tinggal di Depok, Bogor.

    Menurutnya, selama bertugas di Puskesmas, ia tinggal di Perumahan Puskesmas yang berlokasi di Desa Cipeundeuy, Malingping. “Selama bulan Maret dan sampai tanggal 11 April 2020 dia diam (tinggal-red) di perumahan Puskesmas Cipeundeuy. Biasanya pulang kalau hari Jumat sore dan datang Senin pagi,” terang Aripudin.

    Namun kata dia, pihaknya mengaku belum mendapatkan informasi resmi apakah yang bersangkutan dinyatakan positif Covid-19 termasuk hasil pemeriksaan rapid test atau hasil uji Swabnya.

    “Soal terjangkit tidaknya saya belum tau. Dan yang berhak menjelaskan adalah Tim Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten. Jadi itu tanya langsung ke pa dr Firman,” paparnya

    Diketahui, pemeriksaan virus Corona di Indonesia saat ini dilakukan dengan dua cara, yaitu rapid test dan uji Swab. Namun kalau untuk mengetahui diagnosa seseorang terpapar tidaknya harus oleh pemeriksaan Swab.(WDO/PBN)

  • Anggaran Penanganan Covid-19 di Lebak Belum Final

    Anggaran Penanganan Covid-19 di Lebak Belum Final

    LEBAK, BANPOS – Anggaran kebutuhan untuk pencegahan dan percepatan penanganan wabah virus Covid-19 sebesar Rp165 miliar belum final.

    Hal itu diungkapkan Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kabupaten Lebak, Budi Santoso kepada BANPOS, Sabtu (18/4).

    Menurut Budi, terkait anggaran yang dibutuhkan Pemerintah Kabupaten Lebak untuk percepatan penanganan wabah virus Covid-19 ini pihaknya masih menyelaraskan dengan data yang masuk dan data dari Provinsi.

    “Belum final, nanti kalau sudah final diinfokan, masih diselaraskan dengan data yang masuk dan data Provinsi,” katanya.

    Sebelumnya, rencana alokasi anggaran dari hasil refocusing itu dibutuhkan sekitar Rp100 miliar untuk kebutuhan hingga bulan Oktober mendatang.

    Sekretaris Daerah (Sekda) Lebak, Dede Jaelani kepada wartawan mengatakan, postur anggaran Belanja Tidak Terduga (BTT) Covid-19 akan ditambah sebesar Rp65 miliar.

    “Kemarin bantuan keuangan Provinsi Banten Rp65 miliar kan Rp5 miliarnya refocusing. Sekarang yang refocusing jadi Rp65 miliar. Jadi total dana yang dialihkan ke BTT Rp165 miliar,” ungkap Dede.

    Menurutnya, kalau Belanja Tidak Terduga (BTT) misalkan dibutuhkan sebesar Rp200 miliar sampai Oktober, tapi ternyata sampai Agustus selesai maka sisa anggaran akan masuk ke perubahan.

    “Misalkan kita butuh Rp200 miliar sampai Oktober dari BTT dan ternyata Agustus itu selesai, pasti kan ada sisa ya sisa anggaran itu masuk ke perubahan. Yang bingung, kita nyiapin Rp100 miliar ternyata pandemi belum selesai-selesai, nah duitnya itu dari mana,” ujarnya.(CR-01/PBN)