Tag: Literasi

  • Inkubator Literasi Pustaka Nasional, Ajang Memperkenalkan Budaya Lokal

    Inkubator Literasi Pustaka Nasional, Ajang Memperkenalkan Budaya Lokal

    SERANG, BANPOS – Perpustakaan Nasional bersama Komunitas Rumah Dunia berkolaborasi menyelenggarakan acara Inkubator Literasi Pustaka Nasional dengan tema yang diangkat ‘Banten Berbudaya Masyarakat Berdaya’. Kegiatan tersebut diselenggarakan di Auditorium Surosowan Rumah Dunia, Rabu (3/7).

    Turut hadir pada kesempatan itu, para pejabat di lingkungan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Banten, Kota Cilegon, Kabupaten Serang dan Kota Serang. Pejabat dari Perpusnas Press, segenap guru, dosen, pelajar, mahasiswa, pegiat literasi dan masyarakat umum yang ada di wilayah Provinsi Banten.

    Acara tersebut merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap budaya lokal di Banten, khususnya dengan media kepenulisan. Inkubator Literasi Pustaka Nasional hadir guna mencapai sejumlah tujuan.

    Pertama, menciptakan tradisi dan iklim penulisan sekaligus menyalurkan pemikiran positif dan inovatif dalam penulisan kearifan lokal, khususnya budaya dan tradisi di Banten, menyiapkan karya tulis (buku) dengan tema berbasis potensi daerah dan kearifan lokal untuk masyarakat serta melahirkan penulis-penulis kreatif di Banten, serta memperkuat ekosistem kepenulisan di Banten.

    Pemred Perpusnas Press, Edi Wiyono, mengatakan bahwa kegiatan ini sangat positif dan sangat bermanfaat.

    “Acara ini bisa menjadi wadah bagi masyarakat Banten untuk mengasah kemampuan dalam dunia menulis, dengan tema Banten Berbudaya, Masyarakat Berdaya. Semoga dengan acara tersebut masyarakat bisa berdaya khususnya secara literasi dan intelektual, sehingga lahir penulis lokal yang memberikan dampak positif guna mempromosikan lokalitas yang ada di Banten,” katanya.

    Duta Baca Indonesia, Gol A Gong, menambahkan bahwa kegiatan Inkunbator Literasi Pustaka Nasional harus lebih mengedepankan budaya lokal dengan mengemas tulisan ke arah feature.

    “Inkubator Literasi Pustaka Nasional ini bertujuan untuk memperkenalkan budaya lokalitas yang ada di Banten melalui tulisan feature. Tulisannya bukan berbentuk karya ilmiah seperti skripsi, jurnal atau sebagainya, namun berbentuk tulisan jurnalis sastrawi yang mengedepankan perasaan penulis, dengan harapan dampaknya para pembawa merasa tergugah untuk datang ke lokasi yang dituliskan oleh penulis,” tandasnya. (ZIK)

  • Upayakan Keberlanjutan TPBIS, Perpusnas Gelar Stakeholder Meeting Tingkat Provinsi

    Upayakan Keberlanjutan TPBIS, Perpusnas Gelar Stakeholder Meeting Tingkat Provinsi

    SERANG, BANPOS – Perpustakaan Nasional RI (Perpusnas) menggelar kegiatan bertajuk Stakeholder Meeting (SHM) di tingkat provinsi. Dibuka oleh Pustakawan Ahli Utama Perpusnas RI, Deni Kurniadi, kegiatan ini dilaksanakan di hotel Horison Ultima Ratu Serang, Kamis (10/8).

    Hadir dalam kesempatan tersebut, Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Provinsi Banten Usman Asshiddiqi Qohara serta Perwakilan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Serang Hadiah Murniati.

    Dalam sambutannya, Deni Kurniadi, mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari kegiatan Stakeholder Meeting Nasional yang telah dilaksanakan di Jakarta pada 21 Juni 2023. SHM ini dilakukan sebagai tahapan Program Transformasi Perpustakaan berbasis Inklusi Sosial (TPBIS).

    “Stakeholder Meeting Provinsi ini adalah kegiatan mempertemukan para stakeholder di tingkat provinsi untuk dapat berkolaborasi dan bersinergi dalam membangun literasi masyarakat,” ujarnya.
    Ia menjelaskan, strategi SHM menunjukkan pembelajaran kepada kabupaten dan provinsi, tentang manfaat bersinergi dengan stakeholder lain. Hal ini juga untuk meningkatkan kualitas layanan dan meningkatkan self esteem perpustakaan untuk menyuarakan hal-hal terkait perpustakaannya.

    “SHM Provinsi ini diselenggarakan untuk membahas perkembangan terbaru, tantangan, peluang, dan rencana tindakan untuk keberlanjutan TPBIS di tahun-tahun selanjutnya,” terangnya.

    Ia menjelaskan, SHM Provinsi bertujuan untuk memperkuat, melanjutkan sinergi dan kolaborasi stakeholder sebagai gerakan bersama dalam membangun literasi masyarakat, melalui transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial.

    “Membangun kesadaran tentang pentingnya transformasi perpustakaan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat, membangun dukungan stakeholder untuk perluasaan dan keberlanjutan program,” jelasnya.

    Lebih jauh Deni mengatakan, kegiatan Revitalisasi Pengembangan Perpustakaan Umum sudah dimulai sejak tahun 2018. Pada tahun tersebut, ditetapkan menjadi kegiatan Prioritas Nasional dengan nama Program Transformasi Perpustakaan berbasis Inklusi Sosial.

    “Saat ini, sudah 33 perpustakaan provinsi, 296 perpustakaan kabupaten/kota, dan 1.696 perpustakaan desa/kelurahan telah menjadi penerima manfaat program TPBIS. Dan hingga Juni 2023, 1.396 perpustakaan desa/kelurahan di 27 provinsi telah melaksanakan replikasi TPBIS secara mandiri,” tuturnya.

    Sejalan dengan tagline Perpusnas yaitu ‘Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial Untuk Kesejahteraan Solusi Cerdas Pemulihan Ekonomi Pasca Pandemi Covid 19’, TPBIS diupayakan agar dilaksanakan secara berkelanjutan. Hal itu juga sebagai salah satu strategi peningkatan literasi masyarakat menuju keberdayaan, untuk memulihkan ekonomi pasca pandemi.

    “Demi tujuan yang sudah kita paparkan tadi, Perpusnas mengajak seluruh stakeholder TPBIS untuk sama-sama mengambil peran dalam memastikan keberlanjutan dan perluasan replikasi TPBIS,” katanya.

    Tahun 2023 ini, SHM Provinsi dilaksanakan di 33 provinsi secara onsite atau tatap muka, dibagi dalam 4 gelombang. Di mana setiap gelombang dilaksanakan di 8–9 provinsi.

    Kegiatan ini dimulai pada 26 Juli hingga 10 Agustus 2023, dengan diikuti peserta kegiatan SHM Provinsi.
    Untuk setiap provinsi sebanyak 30 orang, terdiri dari 5 orang Tim Sinergi Provinsi, 18 orang Stakeholder Provinsi, 2 orang Fasilitator daerah/PIC Provinsi, 1 orang Perwakilan Desa sebagai Role Model, 1 orang Dinas Perpustakaan Kabupaten/Kota sebagai Role Model, 1 orang Bappeda Kabupaten/Kota sebagai Role Model, 1 orang DPMPD Kabupaten/Kota sebagai Role Model, 1 orang pemustaka yang terdampak TPBIS.

    “Perpusnas mengharapkan diskusi yang produktif dan kolaboratif dari setiap stakeholder demi keberlanjutan proses membangun sumber daya manusia melalui penguatan literasi dalam transformasi perpustakaan,” tandasnya. (MUF)

  • Jadi Kampus Pertama di Banten, UPG Gelar Literasi dan Festival Kopi

    Jadi Kampus Pertama di Banten, UPG Gelar Literasi dan Festival Kopi

    UNIVERSITAS Primagraha (UPG) melalui UPT Perpustakaannya sukses menggelar literasi dan festival kopi ‘Cerita Kopi Festival’ untuk yang pertama, sekaligus menjadi yang paling pertama di kampus-kampus yang ada di Banten.

    Literasi dan Festival Kopi yang bertemakan ‘Pemahaman akan Budaya dan Literatur dalam Secangkir Kopi’ ini dilaksanakan di pelataran parkiran Universitas Primagraha, Rabu (23/3/), dan dibuka langsung oleh Rektor Universitas Primagraha, Romli Ardie.

    Agenda tersebut menghadirkan sejumlah narasumber berkompeten seperti Owner Banyu Biru Coffee, Purwaindera Arie Yulianto sebagai; Ketua IKAPI Banten, Andi Suhud yang juga pelaku bisnis kopi, dan Akademisi yang konsen penelitiannya terhadap kopi, Hafidz Hanafiah.

    Ketua pelaksana kegiatan, Bella Muhammad Anugrah, mengatakan bahwa tercetusnya ide melaksanakan literasi dan festival kopi ini berangkat dari latar belakang dan keunikan kopi yang selalu berdampingan dengan kehidupan sehari-hari.

    “Semua familiar dengan kopi. Kemana dan di mana pun untuk menemani aktivitas, baik dalam keadaan santai maupun berjibaku dengan pekerjaan, kopi selalu ada. Namun esensi dari kegiatan ini yaitu membedah isi dari kopi itu sendiri, mulai dari nilai budaya, hingga sejarahnya. Karena kopi tidak tiba-tiba ada dalam cangkir kemudian dinikmati begitu saja,” ujarnya.

    Bella menuturkan, ‘Cerita Kopi Festival’ berhasil dikupas oleh narasumber yang berkompeten dan sudah malang melintang di dunia kopi.

    “Alhamdulillah, melalui kegiatan ini jadi paham akan seluk-beluk kopi, memperlakukan kopi, sejarah kopi, budaya yang timbul oleh kopi, hingga keadaan ekonomi negara dampak positif dari kopi,” jelasnya.

    Sementara, Rektor Universitas Primagraha, Romli Ardie mengapresiasi atas terselenggaranya ‘Cerita Kopi Festival’.

    “Selamat untuk para panitia kegiatan. Ini menjadi kegiatan pertama yang dilaksanakan oleh kampus di Banten mengenai festival kopi, dan UPG lah yang mengawalinya, ini sangat luar biasa. Karena yang kami tahu festival kopi baru dilaksankan oleh pemerintah daerah saja,” ucapnya.

    Di kesempatan lain, para peserta yang hadir di kegiatan sangat antusias mendengarkan paparan dari narasumber dan juga melihat langsung proses peracikan kopi dari para pelaku usaha bisnis kopi yang ada di spot kegiatan.

    “Acaranya mendidik, narasumbernya dalam memaparkan mengenai kopi sangatlah jelas dan mudah dimengerti. Kita jadi tahu sejarah kopi dan budaya yang dihasilkan oleh kopi,” ujar salah satu peserta Cerita Kopi Festival, Putri. (DZH/AZM)