Tag: MCK

  • Warga Malingping MCK Pakai Air Selokan

    Warga Malingping MCK Pakai Air Selokan

    BAKSEL, BANPOS – Sisa dampak kemarau panjang masih menyisakan cerita pilu. Mulai dari lahan pertanian warga banyak yang mati fungsi karena gagal panen dan gagal tanam.

    Tak sedikit warga kesulitan mendapatkan air bersih untuk mandi, cuci dan kakus (MCK), karena sumur yang biasa warga pakai kering kerontang.

    Padahal, di beberapa tempat kendati belum merata, hujan sudah mulai turun. Namun, hal itu belum menggenapkan kebutuhan air bersih.

    Seperti dialami beberapa warga di Kecamatan Malingping, Lebak selatan (Baksel).

    Mereka terpaksa memanfaatkan genangan air keruh di pinggir jalan raya untuk memenuhi kebutuhan MCK sehari-hari, meski terlihat tidak layak dikonsumsi.

    Salah seorang warga Kampung Warung Kalapa, Desa Kadujajar, Meri, saat dijumpai mengaku sering memanfaatkan air selokan di pinggir jalan raya depan rumahnya itu.

    Hal itu dilakukannya karena susah mendapatkan air bersih.

    “Iya pak, Kami mah suka ngambil air di sini setiap hari, bahkan kadang gak kebagian juga karena rebutan, lantaran di sini sumur warga gak ada airnya,” kata gadis yang masih pelajar SMA itu, Kamis (9/11).

    Meri dan warga lain pun tidak mengetahui sumber air yang mengalir di selokan pinggir jalan yang selalu jadi tumpuan kebutuhan warga tersebut.

    “Air yang keluar dari bawah jalan ini kami tidak tahu dari mana asalnya. Karena kebutuhan, kami rela untuk rebutan air ini meskipun airnya keruh. Ya, untuk keperluan sehari-hari termasuk memasak. Kami berharap pemerintah bisa mencari solusi buat masyarakat yang terkena dampak kekeringan seperti kami ini,” ungkapnya.

    Pantauan di lapangan, lokasi air selokan yang kerap dimanfaatkan warga itu terletak di pinggir jalan raya Cijaku-Malingping, tepatnya di Kampung Warung Kalapa, Desa Kadujajar, Kecamatan Malingping. 

    Sementara, informasi menyebut, air tersebut diduga berasal dari pipa PDAM yang pasokan airnya dari Curug Rame Desa Kadujajar yang kemungkinan bocor dan sudah lama belum sempat diperbaiki.

    “Saat kemarau ini air itu selalu mengalir deras. Tapi itu sepertinya air dari pipa PDAM yang bocor di bawah selokan, itu sudah lama tak diperbaiki. Tapi itu berkah juga bagi warga sini saat kemarau ini,” ujar Dinar, warga Kadujajar.

    Hingga berita ini ditulis, pihak PDAM setempat belum memberikan penjelasan. (WDO/DZH)

  • Imbas Kekeringan, Warga Cihara Serbu Muara Sungai untuk MCK

    Imbas Kekeringan, Warga Cihara Serbu Muara Sungai untuk MCK

    BAKSEL, BANPOS – Akibat musim kemarau panjang selain berdampak pada pertanian juga membuat
    masyarakat kesusahan mendapatkan air untuk mandi cuci dan kakus (MCK), seperti yang dialami di
    Cihara Lebak selatan (Baksel), tepatnya di Kecamatan Cihara, Minggu (29/10).

    Warga turun beramai-ramai turun ke muara sungai Cihara, untuk mandi dan mengambil air guna
    memenuhi kebutuhan sehari-hari.

    Menurut mereka, karena kemarau yang lama membuat warga harus turun mandi dan mencuci ke
    sungai, bahkan harus mengambil air sungai untuk dibawa ke rumah mereka, meski jarak tempuhnya
    lumayan jauh.

    Warga yang datang ke muara sungai Cihara itu berasal dari Desa Cihara dan Karangkamulyan. Padahal
    jarak tempuh menuju kali sungai tersebut lumayan jauh, antara tiga hingga lima kilometer dari
    permukiman mereka.

    “Ya gimana lagi kalau gak ke sini, sebab air sumur yang ada di rumah dan dekat rumah sudah kering
    semua. Walau jarak ke sini lumayan jauh, tiga kiloan, tapi mau gak mau terpaksa saya dan istri harus ke
    sini. Selagi istri saya nyuci saya mengangkut air untuk dibawa ke rumah pake motor,” kata Mahali, warga
    Cihara.

    Menurutnya, setiap pagi dan sore muara sungai tersebut selalu diserbu warga. “Jika sore dan pagi hari
    di muara sungai Cihara ini pasti ramai oleh warga yang hendak mandi dan nyuci,” terangnya.

    Senada disampaikan oleh Silvi, warga Lame Copong, Karangkamulyan. Menurutnya, untuk mendapatkan
    air bersih sudah benar-benar mengalami kesulitan, sedangkan musim hujan belum bisa dipastikan.

    “Saya hanya bisa berharap agar musim hujan segera datang, karena saya dan warga yang lain sangat
    kesusahan untuk mendapat air bersih. Apalagi kalau pas pulang kerja posisi badan capek, tapi untuk
    mandi saya harus ke sungai muara Cihara ini. Jaraknya sekitar lima kilo meteran lah, lumayan jauh dari
    rumah saya,” keluhnya.

    Diketahui, kondisi serupa juga terjadi di kawasan kecamatan lain di Baksel. Seperti Bayah, Cijaku,
    Cigemblong dan Banjarsari. Sementara, di area Malingping pada Minggu petang (29/10), hujan mulai
    turun deras sekitar satu jam. (WDO/DZH)