Tag: minyak goreng

  • Ekonomi Apresiasi PTPN Bentuk PalmCo

    Ekonomi Apresiasi PTPN Bentuk PalmCo

    JAKARTA, BANPOS – PalmCo yang direncanakan menjadi sub-holding PTPN Group khusus mengelola bisnis kelapa sawit, Wakil Direktur Indef Eko Listyo mengapresiasi rencana PTPN membentuk PalmCo untuk dapat mendukung upaya pengendalian harga dan pasokan minyak goreng di dalam negeri di masa mendatang.

    “Saya kira memisahkan bisnis sawit dalam perusahaan tersendiri, PalmCo, itu langkah yang bagus untuk perusahaan dan untuk industri sawit di Indonesia,” ujar Eko Listyo, di Jakarta, Selasa (8/5).

    dinilai berpotensi menjadi salah satu BUMN strategis di masa mendatang, salah satunya dalam mendukung penyediaan minyak goreng di Indonesia.

    Dengan demikian, PTPN dapat membantu mengendalikan harga minyak goreng di dalam negeri, serta mencegah terulangnya kelangkaan produk jika terjadi gejolak, seperti yang sempat terjadi di awal-awal Perang Rusia dan Ukraina.

    Seperti diketahui, pada Maret 2022 lalu, terjadi lonjakan harga minyak goreng curah dari Rp 14.600 per kg menjadi Rp 18.000 per kg, akibat terjadinya kelangkaan CPO di dalam negeri.

    Kenaikan harga terjadi karena permintaan CPO di pasar global meningkat untuk mengisi pasar minyak bunga matahari produksi Ukraina dan Rusia. Produksi dan distribusi dari kedua negara itu terganggu akibat perang.

    “Saya kira, PalmCo akan menjadi BUMN yang strategis untuk mendukung penyediaan minyak goreng di Indonesia untuk jangka panjang,” tambah Eko Listyo.

    Lebih luas lagi, dia mengatakan PalmCo berpotensi menjadi perusahaan yang bisa berperan lebih besar dalam industri kelapa sawit nasional, seperti menghasillan produk-produk turunan bernilai tinggi dari kelapa sawit.

    “Sekarang kan produknya hanya dalam bentuk minyak goreng. Itukan hanya proses pengolahan sederhana. Kalau lebih fokus, ke depan bisa lebih banyak produk turunan bernilai tinggi yang bisa diproduksi PTPN,” ujarnya.

    Namun, dia mengatakan untuk jangka pendek sulit mengharapkan perubahan besar dari PalmCo. Hal ini karena perusahaan masih perlu waktu dalam membentuk organisasi dan penyesuaian internal, revitaliasi lahan sawit, serta upaya optimalisasi pabrik kelapa sawit.

    Dalam jangka pendek, PalmCo akan membutuhkan waktu melakukan konversi, peremajaan tanaman, peningkatan kapasitas pabrik CPO, serta pengembangan pabrik untuk produk turunan.

    Sementara itu, PalmCo berencana mencari tambahan modal dari bursa efek dengan melepas saham ke publik.

    Menurutnya, hal ini dapat lebih efektif dari sisi biaya modal karena melibatkan masyarakat menjadi investor, bukan dari perbankan. Dari sisi aset dan luas lahan sawit, dia menilai PalmCo akan menarik bagi investor.

    Namun, Eko mengatakan untuk menjadi perusahaan terbuka, PalmCo harus bisa menunjukkan kinerja keuangan sehat, serta menjanjikan keuntungan bagi calon pemegang saham.

    “Untuk memenuhi syarat IPO mungkin banyak yang harus dikerjakan oleh PalmCo, tetapi jika lolos maka bisa menjadi pembenahan juga bagi perusahaan,” tutup Eko.

    Seperti diketahui, reorganisasi PTPN Group masih berlanjut. Setelah membentuk holding PTPN III dan restrukturisasi utang, PTPN Grup akan memisahkan perusahaan berdasarkan komoditas yang digarap. SugarCo untuk Gula, SupportingCo untuk komoditas lain selain gula dan sawit. Kemudian, khusus sawit akan dibentuk PalmCo.

    PalmCo dijadwalkan sudah dibentuk tahun ini untuk kemudian menggelar penawaran saham umum perdana Initial Public Offering (IPO). IPO ditargetkan digelar di kuartal keempat tahun 2023.

    Perusahaan membidik dana segar dari IPO untuk digunakan membiayai pengembangan bisnis Palm Co, terutama meningkatkan produktivitas lahan dan pabrik kelapa sawit yang dapat berdampak pada peningkatan kapasitas produksi dan pasokan minyak goreng dalam negeri. (RMID)

  • Harga Migor Naik, Masyarakat: Pemerintah Sengaja Buat Gaduh

    Harga Migor Naik, Masyarakat: Pemerintah Sengaja Buat Gaduh

    SERANG, BANPOS – Kenaikan harga minyak goreng di pasaran menjelang Ramadhan ini menjadi tranding topik di masyarakat, terutama di kalangan Ibu Rumah Tangga (IRT) dan juga pelaku usaha di bidang pangan. Dampaknya ini tidak hanya dirasakan oleh konsumen, tetapi juga dirasakan oleh distributor.

    Harga minyak goreng dengan volume dua liter yang mencapai kisaran angka Rp50 ribu rupiah mendapat banyak keluhan dari masyarakat, termasuk di Kota Serang.

    Salah satu warga Kota Serang, Isnawati, mengaku bahwa dirinya merasa terbebani dengan kenaikan harga minyak goreng.

    “Naiknya enggak tanggung-tanggung, jadi kami sebagai ibu rumah tangga cukup menjerit karena terlalu mahal. Mungkin kalau naiknya tidak sekaligus kami tidak akan mengeluh. Jadi seolah-olah pemerintah ini abai sama kita,” ujarnya kepada awak media, Minggu (20/3).

    Ia mengaku curiga kepada pemerintah akibat situasi ini, kelangkaan minyak goreng saat menggunakan harga subsidi, dan stok minyak goreng yang tiba-tiba melimpah ketika harga naik.

    “Gimana kami tidak curiga, kemarin-kemarin minyak goreng langka sewaktu disubsidi. Sekarang harganya mahal banget, tiba-tiba stoknya banyak,” tuturnya.

    Ia pun menyayangkan pemberitaan yang beredar terkait pemerintah Indonesia yang melakukan ekspor minyak dengan harga murah.

    “Kenapa harus diekspor kalau masyarakat Indonesia sendiri sedang kesusahan. Apalagi kan dua tahun kemarin kami dihantam Covid-19, kenapa sekarang kami dihantam dengan harga kebutuhan pokok yang tidak masuk akal,” ungkapnya.

    Sama halnya dengan warga lain, Sasmita, menganggap bahwa situasi ini tidak berpihak pada masyarakat, justru malah mencekik perekonomian masyatakat.

    “Entah bagaimana pemikiran pemerintah terhadap masyarakatnya, tapi saya yang merasakan seolah-olah pemerintah dengan sengaja membuat gaduh harga minyak goreng ini,” paparnya.

    Ia pun menuturkan bahwa harga kenaikan minyak goreng menjelang Ramadhan ini membuat ibu rumah tangga (IRT) dan pelaku usaha pangan.

    “Jangankan pedagang, ibu rumah tangga saja lebih banyak menggunakan minyak goreng dan gula untuk memasak dan membuat cemilan buka puasa. Kenapa sekarang malah kondisinya dipersulit,” ujar dia.

    Mita menuturkan seharusnya harga minyak goreng dan bahan pokok lainnya dibebaskan dari harga maksimal, agar tidak terjadi situasi semacam ini.

    “Bukan malah harga minyak goreng dibebaskan tanpa adanya harga maksimal. Gula saja kan sekarang ini naik Rp1.000, yang tadinya Rp12.500 per dua kilo, sekarang jadi Rp13.500,” ucapnya.

    Sementara itu pedagang minyak goreng di lingkungan Lopang, Kecamatan Serang, Syaiful, mengatakan bahwa ia juga terkejut dengan kenaikan harga minyak goreng.

    “Tapi dua hari pertama saya agak kesulitan buat dapat stok minyak goreng. Ketika ada barangnya saya juga kaget, ternyata naik hampir Rp4.000 Bingung jualnya,” tandasnya.
    (MG-03)

  • Pemkot Serang Gelar Operasi Pasar Minyak Goreng, Antrean ASN Mengular

    Pemkot Serang Gelar Operasi Pasar Minyak Goreng, Antrean ASN Mengular

    SERANG, BANPOS – Pemerintah Kota Serang melalui DinkopUKMPerindag menggelar operasi pasar minyak goreng. Operasi tersebut dilakukan untuk melawan kelangkaan yang saat ini tengah terjadi.

    Rencananya, operasi itu dilakukan di sejumlah titik di Kota Serang. Pada Senin (7/3), DinkopUKMPerindag Kota Serang menggelar operasi pasar itu di Puspemkot Serang.

    Dibuka oleh Wakil Walikota Serang, operasi pasar di Puspemkot Serang tersebut menyediakan sebanyak 1.000 paket minyak goreng dan gula pasir seharga Rp53 ribu, dengan isi dua liter gula dan dua liter minyak goreng.

    Dalam keterangan foto dokumentasi yang diunggah pada Instagram Wakil Walikota Serang, Subadri Ushuludin, disebutkan bahwa kegiatan tersebut bertujuan untuk membantu masyarakat di masa langkanya minyak goreng.

    “Harapannya dengan sudah dilaksanakannya kegiatan ini, setidaknya bisa membantu atau bermanfaat untuk masyarakat,” tulis akun instagram resmi Subadri Ushuludin.

    Pada unggahan itu, terdapat tiga komentar. Dua diantaranya menyoal terkait dengan para pembeli pada operasi pasar minyak goreng tersebut, yang mayoritas adalah PNS.

    “Yang belinya PNS,” kata akun bernama tb.miftah.f pada kolom komentar.

    Sementara akun lainnya yakni deckisuharyadi, menyampaikan harapannya pada kolom komentar unggahan Subadri.

    “semoga bukan untuk PNS murahnya,” tulisnya.

    Jika dilihat pada unggahan foto Subadri, memang terlihat terdapat foto yang menggambarkan antrean panjang orang-orang berpakaian seperti PNS.

    Bahkan pada slide pertama, terdapat foto serah terima paket operasi pasar itu antara Wakil Walikota Serang dengan pejabat Eselon II yakni Staf Ahli Walikota (SAW) Bidang Keuangan, Toyalis.

    Kepala DinkopUKMPerindag Kota Serang, Wasis Dewanto, saat dikonfirmasi mengatakan bahwa memang tidak ada batasan bagi PNS untuk membeli pada operasi pasar minyak goreng yang pihaknya selenggarakan.

    “Ya memang ditujukan buat masyarakat dan ASN yang sama-sama kesulitan memperoleh minyak goreng,” ujarnya melalui pesan WhatsApp.

    Ia pun mengatakan jika mau bukti bahwa operasi pasar yang digelar oleh pihaknya memang untuk masyarakat, awak media diminta untuk datang ke Kecamatan Curug yang akan menjadi titik gelaran operasi pasar selanjutnya.

    “besok lihat di Kecamatan Curug, memang buat masyarakat,” tandasnya.

    (DZH)

  • Minyak Goreng Sulit Dicari, Harga Bahan Pokok Mulai Naik

    Minyak Goreng Sulit Dicari, Harga Bahan Pokok Mulai Naik

    TANGERANG, BANPOS – Harga bahan pokok di Kota Tangerang mulai merangkak naik di saat menjelang Bulan Suci Ramadan. Sementara meski harga normal, namun keberadaan minyak goreng justru semakin sulit dicari.

    Hal itu seperti yang terjadi di Pasar Anyar, Kota Tangerang. Sejumlah bahan pokok mulai merangkak naik. Sebut saja terigu, telur, dan sagu. Kenaikannya pun cukup siginifikan. Salah satu pedagang, Riyanto mengatakan untuk telur ayam negeri naik Rp 2 ribu per Kilogram dalam sepekan terakhir.

    “Minggu kemarin harga Rp 22 ribu per Kilogramnya, tapi sekarang naik hingga Rp 24 ribu per Kilogram. Baru saja naik ini,” ujarnya, Minggu, (6/3).

    Diprediksi harga telur akan terus naik seiring dengan datangnya bulan suci Ramadan. Namun, kenaikan harga pangan tersebut tergantung dari pasokan yang diterima.

    “Iya kan kita tergantung dari stok produksi. Kira-kira nanti pas mau Lebaran, harga telur masih bisa naik lagi seperti tahun kemarin hingga Rp 33 ribu per Kilogram,” katanya.

    Hal senada diungkapkan oleh pedagang lainnya, Ito Kusnandar. Selain telur, terigu dan sagu juga mengalami kenaikan. “Harga terigu alami kenaikan harga per karungnya naik Rp15 ribu. Untuk sagu juga naik Rp15 ribu per karung. Dari Rp 240 ribu sekarang jadi Rp 255 ribu per karung,” kata Ito.

    Terkait penjualan minyak goreng, Ito menjelaskan di lapaknya menjual di kisaran harga Rp15 ribu per liternya. Namun, dia mengaku untuk minyak goreng stoknya sulit dicari. “Minyak murah di Rp15 ribu per liternya. Tapi sekarang barangnya susah dicari,” ucap dia.

    Ito mengaku banyak pembelinya yang mengeluh akan kenaikan harga ini. Tapi, menurutnya, kenaikan itu masih dalam batas standar. “Mungkin sekarang barang lagi pada susah, makanya jadi mahal. Tetap pembeli pada ngeluh kok naik terus harganya. Ini sih masih standar kenaikannya, nanti saat mau Lebaran, harga kenaikan bisa gila-gilaan,” jelasnya.

    Ito berharap ke depannya untuk harga sembako dapat kembali stabil dan normal. Mereka berharap itu, lantaran saat ini pembelinya sudah mulai berkurang. “Berharap kenaikan itu tidak berlangsung lama, dan segera normal kembali. Biar yang belanja pun ramai lagi,” katanya.

    (RUL/BNN)

  • Satu Persatu Penimbun Migor Ditangkap Polisi

    Satu Persatu Penimbun Migor Ditangkap Polisi

    LEBAK, BANPOS – Setelah sebelumnya terbongkar dugaan penimbunan minyak goreng (migor) di Kota Serang, Polisi kembali mengungkap dugaan penimbunan 24 ton migor di sebuah rumah di Jalan Raya Petir, Desa Cempaka, Kecamatan Warunggunung.

    Kabid Humas Polda Banten Kombes Shinto Silitonga menjelaskan, barang bukti tersebut ditemukan dalam gudang yang disimpan di dalam 2 ribu kardus minyak goreng dalam kemasan yang bervariasi.

    Penyelidikan kasus tersebut, kata dia, berawal dari informasi masyarakat ke Satreskrim Polres Lebak atas dugaan penimbunan minyak goreng. Polisi melakukan pendalaman di tempat kejadian perkara (TKP). Saat petugas mendatangi lokasi, didapati supir dan pemilik barang sedang menurunkan kardus berisi minyak goreng ke dalam gudang.

    “Setelah dicek ternyata tidak memiliki perizinan usaha yang lengkap. Dalam gudang itu kemudian ditemukan sebanyak 24 ribu liter atau 24 ton minyak goreng kemasan,” kata Shinto kepada wartawan, Sabtu (26/2).

    Dalam kasus ini, polisi mengamankan seseorang bernama MK (31) lantaran terlibat dalam dugaan penimbunan minyak. Dari penyelidikan, dia membeli satu kardus minyak goreng seharga Rp164 ribu dan bisa pengantaran barang ke Warunggunung sebesar Rp2 ribu.

    MK kemudian menjual minyak goreng tersebut secara canvassing atau langsung ke warung dan toko lainnya di kawasan Rangkasbitung hingga Lebak. Dia mematok harga yang lebih mahal dari biaya awal pembelian minyak.

    “Dengan harga Rp170 ribu hingga Rp175 ribu per kardus. MK juga melayani penjualan eceran di rumah miliknya dengan harga Rp14.500 sampai Rp15 ribu per liter,” jelas Shinto.

    Atas modus tersebut, MK mendapatkan keuntungan seribu rupiah per liter minyak goreng. Minyak goreng yang ditimbun itu, diduga dibeli dari salah satu toko yang berlokasi di Serang, Banten.

    Oleh sebab itu, polisi saat ini masih melakukan pendalaman terhadap kasus tersebut. Menurut Shinto, MK bukan jalur distribusi dalam bisnis minyak goreng ini.

    Shinto mengatakan, MK berpotensi melanggar ketentuan pidana yang diatur dalam Pasal 133 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan.

    “Yang berbunyi pelaku usaha pangan yang dengan sengaja menimbun atau menyimpan melebihi jumlah maksimal untuk memperoleh keuntungan yang mengakibatkan harga pangan pokok menjadi mahal atau melambung tinggi dipidana dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun atau denda paling banyak seratus miliar rupiah,” tegasnya.

    Penyidik, kata dia, masih melakukan pemeriksaan ahli dari Dinas Perdagangan Pemprov Banten dan berkoordinasi dengan Kejaksaan Negeri Lebak. Ia menegaskan, kepolisian berusaha untuk dapat mengakomodir kebutuhan penegakan hukum terhadap penimbunan tersebut dan upaya menyalurkan ribuan liter minyak goreng yang diduga ditimbun itu kepada masyarakat.

    “Polda Banten tetap berorientasi kepada tersalurkannya ribuan liter minyak goreng itu kepada masyarakat, sehingga perlu dikoordinasikan dengan pihak kejaksaan,” katanya.

    Menurutnya, polisi bakal menindak tegas para spekulan dan penimbun bahan pokok yang berorientasi untuk mencari keuntungan.

    “Kapolda Banten memerintahkan Polres jajaran untuk tegas menindak para spekulan penimbun bahan pangan pokok untuk mendapatkan keuntungan yang besar,” tandasnya.

    Kapolres Lebak AKBP Wiwin Setiawan didampingi Kasat Reskrim AKP Indik Rusmono dalam press conference membenarkan Kejadian tersebut.

    “Ya, Polres Lebak dan Polsek Warunggunung berhasil mengamankan 24.000 liter atau 24 Ton Minyak Goreng kemasan merk “Hemart” pada hari Jum’at (25/2) pukul 11.00 wib di salah satu rumah milik MK di Kampung Kempeng Desa Cempaka Kecamatan Warunggunung Kabupaten Lebak,” kata Wiwin

    Ia menjelaskan, pengungkapan tersebut saat petugas mendapati informasi dari masyarakat kemudian petugas melakukan pengecekan ke lokasi dan pada saat bersamaan didapati aktivitas penyimpanan barang berupa minyak goreng milik MK (31) yang baru diturunkan dari kendaraan Tronton warna hijau nomor Polisi A-9723-B, tanpa dilengkapi SIUP dan surat-surat yang disyaratkan pemerintah.

    “Saat ini status MK masih saksi, kami akan menerapkan pasal 133 undang-undang RI tahun 2012 tentang pangan dengan ancaman pidana penjara selama tujuh tahun,” jelasnya.

    Minyak tersebut dibeli MK dengan jumlah banyak dari gudang di Serang dan akan dipasarkan di daerah warunggunung dengan harga di atas harga eceran tertinggi yang ditetapkan pemerintah.

    “Terkait barang bukti kita akan berkoordinasi dengan pihak terkait, minta keterangan ahli dan berkoordinasi dengan Disperindag Kabupaten Lebak serta berkoordinasi dengan jaksa penuntut umum,” katanya. (CR-01/PBN)

  • Terungkap!!!! Penimbun Migor di Kota Serang Ditangkap

    Terungkap!!!! Penimbun Migor di Kota Serang Ditangkap

    SERANG, BANPOS – Polres Serang Kota mengungkap praktik penimbunan minyak goreng di tengah kondisi kelangkaan. Pelaku penimbunan beserta barang bukti diamankan di salah satu rumah di Kecamatan Walantaka, Kota Serang.

    Kapolres Serang Kota, AKBP Maruli Achilles Hutapea, mengatakan bahwa pihaknya mengamankan minyak goreng dalam jumlah yang banyak di Kecamatan Walantaka.

    Bahkan digambarkan, untuk mengamankan barang bukti tersebut, tidak cukup disimpan di markas Kepolisian Sektor (Mapolsek) Walantaka. Hingga saat ini, barang bukti harus diangkut ke Mapolres Serang Kota.

    “Karena barangnya ini kan banyak, kalau ditaruh di Polsek nanti enggak ada tempat, nanti viral kemana-mana, enggak enak. Dikira nanti penanganan enggak serius, biar kita tarik ke Polres aja,” ujarnya.

    Menurutnya, untuk TKP sendiri bukan merupakan gudang, melainkan perumahan. Namun untuk lebih detailnya, ia meminta agar awak media menunggu hasil rilis besok.

    “Kalau (mau) lihat barangnya, malam ini lagi diangsur-angsur (dibawa), karena kan banyak nih, diangkut ke mobil, dari mobil baru diangkut ke Polres. Besok kita rilis,” ungkapnya.(RED)

  • Ketimbang Mikirin Kedelai dan Migor yang Langka, Pemprov Banten Ajak Warga Tidur Aja

    Ketimbang Mikirin Kedelai dan Migor yang Langka, Pemprov Banten Ajak Warga Tidur Aja

    SERANG, BANPOS – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten mengajak warga Banten untuk tidur saja ketimbang mikirin langkanya minyak goreng (migor) dan kedelai yang langka.

    Ajakan tidur saja dari Pemprov Banten itu dengan harapan pada saat bangun nanti, kelangkaan dua komoditas pangan tersebut sudah dapat teratasi.

    Hal itu dituliskan oleh admin halaman Facebook Pemprov Banten Fanpage. Admin halaman itu pun menggunakan kata healing yang tengah gandrung digunakan untuk aktivitas yang mengacu pada ‘penyembuhan’ atas masalah yang ada.

    “Selamat jelang siang #wargasadulurbanten , setuju dong ya kita semua, bahwa tidur adalah healing terbaik☺️,” tulis admin laman Pemprov Banten Fanpage, Selasa (22/2).

    Menurutnya, tidur dapat dijadikan healing untuk permasalahan kelangkaan migor dan tempe yang tengah terjadi saat ini. Dengan tidur, diharapkan saat bangun warga menemukan masalah kelangkaan itu sudah teratasi.

    “Semoga saat bangun harga tempe sudah normal dan beli minyak goreng ga usah desek-desekan,” lanjutnya.

    Ia pun mengajak warga Banten untuk mendukung pemerintah dalam menegakkan tata kelola bahan kebutuhan pokok.

    “Yuk,.kita dukung upaya pemerintah baik pusat maupun di daerah untuk tegakkan tata kelola bahan kebutuhan pokok🤝,” tandasnya. (DZH)

  • Stok Minyak Goreng Dikeluhkan dalam Reses Juheni

    Stok Minyak Goreng Dikeluhkan dalam Reses Juheni

    SERANG, BANPOS – Kelangkaan minyak goreng, menjadi salah satu keluhan warga yang paling banyak disampaikan kepada Anggota DPRD Banten, Juheni M Rois, dalam resesnya. Menurut wakil rakyat Dapil Kota Serang ini, disebutkan bahwa di semua titik reses yang didatangi, persoalan minyak goreng selalu ada saja yang menyampaikan.

    “Di semua titik yang sudah saya datangi di Kota Serang ini, selalu saja ada ibu-ibu, masyarakat maupun pedagang kecil, yang menyampaikan langkanya minyak goreng di Pasaran. Kalaupun ada, harganya lebih mahal dari biasanya,” ujarnya, saat berdialog dengan masyarakat.

    Ia yang merupakan Ketua Fraksi PKS DPRD Banten ini, menyampaikan bahwa keluhan masyarakat ini akan ia tindak lanjuti, dengan meminta pemerintah daerah untuk segera mengatasi persoalan itu. Sebab, dua bulan yang akan datang, masyarakat Banten yang mayoritas muslim ini akan menghadapi bulan Ramadhan.

    “Saya akan menindaklanjuti keluhan masyarakat ini. Secepatnya Saya akan berkoordinasi dengan pemerintah daerah agar pemerintah daerah dapat mengatasi persoalan ini dan mengantisipasi agar jangan sampai kelangkaan minyak goreng terjadi dibulan Ramadhan nanti,” jelasnya.

    Juheni juga akan minta pemerintah daerah melalui dinas terkait, untuk mengadakan operasi pasar dan melakukan penelusuran agar jangan sampai terjadi penimbunan. Menurutnya, minyak goreng ini menjadi salah satu kebutuhan masyarakat.

    “ Jangan sampai ada pihak-pihak yang mencari keuntungan dari kesusahan masyarakat dengan jalan menimbun stok minyak goring,” tandasnya.

    Diketahui, para wakil rakyat DPRD Banten saat ini tengah menjalani reses masa persidangan kedua, masa sidang 2021-2022 tanggal 16 sampai dengan tanggal 25 Februari 2022, untuk menemui masyarakat dan mencatat berbagai aspirasi yang disampaikan oleh masyarakat. (MUF)

  • Di Cilegon, Minyak Goreng Murah Diserbu Emak-emak

    Di Cilegon, Minyak Goreng Murah Diserbu Emak-emak

    CILEGON, BANPOS – Guna menstabilkan harga minyak goreng yang masih tinggi, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Cilegon bekerjasama dengan Bulog Cabang Serang menggelar Operasi Pasar (OP) Minyak Goreng Murah di Kantor Kecamatan Purwakarta, Selasa (15/2).

    Operasi pasar ini sebagai upaya membantu masyarakat untuk mendapatkan minyak goreng dengan harga terjangkau guna kebutuhan sehari-hari.

    Berdasarkan hasil pantauan di lapangan, para emak – emak berduyun – duyun menyerbu Operasi Pasar Minyak Goreng Murah yang digelar Disperindag Kota Cilegon dan Bulog Cabang Serang ini.

    Kepala Cabang Bulog Serang, Budhi Indrawan mengatakan Operasi Pasar Minyak Goreng Murah itu sudah dijadwalkan sejak Senin di Kecamatan Cibeber.

    “Hari ini kita Operasi Pasar di Kecamatan Purwakarta. Ini terkait dengan harga minyak goreng. Kita juga menyediakan gula dimana belakangan ini harganya tinggi,” kata Budhi saat ditemui awak media di lokasi Operasi Pasar Minyak Goreng Murah, di Kecamatan Purwakarta, Selasa (15/2).

    Lebih lanjut, ia menyatakan bahwa minyak goreng yang dijual sesuai dengan ketetapan harga pemerintah yakni Rp14.000 per liter. “Kita jual per liter Rp14 ribu untuk minyak goreng, gulanya Rp12 ribu per kilo,” tuturnya.

    Untuk saat ini, kata dia di Kecamatan Purwakarta sudah habis sekitar 300 paket, kurang lebih 600 kilogram gula dan 600 liter minyak. “Saat ini kita menunggu kiriman berikutnya, rencana kita kurang lebih sekitar 1.000 paket,” ujarnya.

    Operasi Pasar Minyak Goreng Murah untuk saat ini dilaksanakan di dua kecamatan. Untuk kecamatan lainnya di Kota Cilegon akan dijadwalkan lebih lanjut. “Saat ini baru terkonfirmasi di dua kecamatan. Kami nanti akan koordinasi lagi dengan Disperindag Kota Cilegon apakah akan dilakukan untuk titik kecamatan yang lain atau seperti apa,” ungkapnya.

    Dalam operasi Pasar Minyak Goreng Murah itu, lanjutnya, warga dibatasi hanya dua paket. “Untuk pembelian, kita maksimal dua paket untuk satu orang,” tutupnya.

    Ditempat yang sama, Kepala Bidang Perdagangan pada Disperindag Kota Cilegon, Ema Hermawati mengatakan operasi Pasar Minyak Goreng Murah itu sebagai upaya menstabilkan harga.

    “Kegiatan ini kita kerja sama dengan Bulog untuk operasi pasar minyak dan gula, karena memang minyak dan gula sekarang ini susah didapatkan khususnya minyak. Padahal pemerintah sudah mengatur HET (Harga Eceran Tertinggi) untuk minyak goreng yang premium itu 14 ribu per liter,” tuturnya.

    Diketahui Disperindag Kota Cilegon sudah melakukan operasi pasar dua kali di Cilegon. Pihaknya menyiapkan 1.000 paket minyak goreng dan gula untuk dijual ke warga. “Alhamdulillah sudah dua hari kita melakukan operasi pasar dengan jumlah hampir 1000 paket minyak dan gula,” ujarnya.

    Ema menyatakan, pihaknya akan terus menggelar operasi pasar minyak goreng di tiap kecamatan di Cilegon. Namun, operasi itu tergantung stok yang ada di Kantor Bulog Cabang Serang.

    “Saya sendiri dari pihak Disperindag punya keinginan semua kecamatan mendapatkan, tapi kita sesuaikan dengan stok yang ada di Bulognya apakah bisa mencukupi kebutuhan seluruh kecamatan? Kalau pun tidak kita akan mengadakan lagi besok atau lusa di kecamatan yang belum,” tandasnya.

    (LUK/RUL)

  • Jaminan Dusta Minyak Goreng Langka

    Jaminan Dusta Minyak Goreng Langka

    SERANG, BANPOS – Pemprov mengklaim, stok minyak goreng hingga enam bulan ke depan aman. Akan tetapi, klaim tersebut tidak terlihat faktanya oleh masyarakat. Minyak goreng (migor) murah langka di minimarket yang ditunjuk. Sedangkan, harga di pasar tradisional masih sama dengan sebelum adanya subsidi.

    Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Banten Babar Suharso mengatakan, persoalan kelangkaan minyak goreng ini sudah ditangani oleh Pemerintah Pusat melalui pemberian subsidi menggunakan dana Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).

    Kementerian Perdagangan (Kemendag) sendiri menetapkan kebijakan satu harga minyak goreng dengan harga setara Rp14.000/liter yang dimulai pada hari Rabu, 19 Januari 2022 pukul 00.01 lalu.

    Untuk proses tahap awal ini, mekanisme pendistribusiannya baru bisa melalui Distribution Center (DS) yang kemudian akan di drop ke sejumlah toko ritel modern yang tersebar sebanyak 450 titik di Provinsi Banten.

    “Sehingga proses droping di DC bisa terawasi dengan mudah, baik untuk harga maupun penyalurannya. Selain itu proses pendistribusiannya juga jelas,” katanya.

    Hal itu berbeda dengan proses pendistribusian di pasar tradisional yang kadang tidak bisa satu harga antara satu pedagang dengan pedagang lainnya. Selain itu, proses pengawasannya juga berbeda dengan yang dilakukan kepada DC lewat toko ritel modern.

    “Namun meskipun demikian, saat ini pemerintah sedang menggodok supaya pendistribusian minyak goreng itu juga bisa ke pasar-pasar tradisional, agar sebarannya bisa lebih luas lagi,” katanya.

    Babar juga sudah melakukan pengecekan di sejumlah DC yang ada di Banten terkait kondisi stok minyak goreng di gudang masing-masing. Hasilnya sampai saat ini masih tersedia dengan aman. Hanya saja memang proses pendistribusian ke toko ritelnya yang masih dibatasi jumlah kuota per harinya guna menghindari adanya oknum yang melakukan penimbunan.

    Oleh karena itu, stok untuk minyak goreng ini dipastikan masih aman. Namun hanya saja karena masyarakat yang biasa beli di pasar, pindah ke toko ritel karena harganya lebih murah, sehingga kemudian cepat kosong. “Makanya ini yang akan kita evaluasi bersama,” ucapnya.

    Babar berharap setelah enam bulan ke depan, tata Niaga CPO menjadi normal kembali harganya. Sehingga harga minyak goreng di pasaran bisa kembali normal seperti semula.

    “Tapi meskipun demikian masyarakat harus tetap tenang dan tidak perlu panic buying,” tutupnya.

    Tingginya harga minyak goreng diakui menimbulkan dampak psikologis kepada sejumlah masyarakat. Dampak itu mulai terlihat saat subsidi minyak goreng dilakukan oleh pemerintah pada Rabu (19/1) lalu. Sejumlah warga memborong salah satu komoditi tersebut karena khawatir program subsidi hanya singkat. Dampaknya, minyak goreng di sejumlah minimarket kosong.

    Terjadinya panic buying (memborong) terhadap komoditas minyak goreng diakui oleh Kepala Bidang (Kabid) Perdagangan pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Cilegon, Ema Hermawati.

    Panic buying terjadi pada kalangan ibu rumah tangga. Hal itu terjadi karena masyarakat khawatir program subsidi hanya satu hari. Padahal program itu akan bergulir selama enam bulan. “Karena itu kami mengerahkan tim ke lapangan untuk mengontrol penjualan dan tidak ada penimbunan minyak di ritel-ritel atau di mini market,” ujar Ema.

    Ema melanjutkan, sebelumnya, untuk mengantisipasi panic buying terjadi setiap transaksi hanya maksimal 2 liter yang bisa dibeli. Namun, masyarakat mengakali dengan berkali-kali ke minimarket atau dengan mengunjungi minimarket berbeda. “Ada juga yang semua anggota keluarganya beli, ibu, bapak, anaknya, mereka masing-masing beli,” ujar Ema.

    Ema mengatakan, masyarakat diharapkan tidak melakukan hal tersebut karena setiap bulan pemerintah mengalokasikan 250 ribu liter minyak subsidi hingga akhirnya harga minyak kembali stabil. Ema mengakui, program minyak subsidi baru dilakukan di pasar modern, sedangkan di pasar tradisional harga minyak masih tinggi yaitu Rp 19 ribu per liter.

    “Kalau di pasar rakyat masih tetap harganya Rp19 ribu, itu pun berlaku dari hari Rabu sampai hari Rabu depan, nanti setelah hari Kamis baru menyesuaikan harganya dengan harga yang ada di toko modern,” imbuh Ema.

    Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) Kota Cilegon akan memanggil agen minyak goreng di Kota Cilegon. Selain untuk menyikapi tingginya harga komoditas pangan itu saat ini, pemanggilan itu pun dilakukan guna mengantisipasi terjadinya lonjakan harga yang semakin parah pada saat bulan Ramadhan nanti.

    Pihaknya ingin mengetahui alur distribusi minyak di Kota Cilegon guna memastikan penyebab tingginya harga serta mengantisipasi segala kemungkinan buruk. Dijelaskan Syafrudin, pemerintah perlu tahu, dari mana pemasok minyak goreng di Kota Cilegon.Kemudian berapa banyak jumlah minyak goreng dari distributor, serta berapa harganya.

    Kepala DinkopUKMPerindag Kota Serang, Wasis Dewanto, mengatakan bahwa pihaknya terus melakukan monitoring terhadap keberadaan minyak goreng subsidi. Pihaknya secara berkala melakukan monitoring ke berbagai tempat perbelanjaan, ritel dan lain sebagainya.

    Ia mengatakan, sejauh ini dalam monitoring yang dilakukan oleh pihaknya, tidak menemukan adanya pelanggaran ketentuan harga. Adapun menanggapi hasil temuan BANPOS mengenai warga yang sengaja berkeliling ke berbagai ritel, untuk membeli minyak goreng subsidi bahkan hingga enam buah per hari, pihaknya hanya bisa melakukan koordinasi dengan ritel-ritel.

    Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Kadisperindag) Kabupaten Lebak, Orok Sukmana meminta agen Migor agar seragam dalam acuan harga pemerintah. Dijelaskannya, selama ini persediaan minyak goreng di daerah ini tidak terjadi kelangkaan, namun perlu adanya penyesuaian harga Rp14 ribu per liter, karena pemerintah sudah mengeluarkan subsidi business to business

    Kepala Diskoperindag Kabupaten Pandeglang, Suaedi Kurdiatna mengatakan, pengawasan yang dilakukan Diskoperindag diantaranya adalah melakukan Inspeksi Mendadak (Sidak) ke beberapa waralaba yang ada di Kabupaten Pandeglang.

    Menurutnya, dengan tidak adanya migor di waralaba, karena ketersediaannya terbatas. Sehingga, ketika masyarakat akan membeli sudah tidak ada.

    “Ketersediaannya memang terbatas, paling satu waralaba dikirim lima dus dengan masing-masing merek. Jadi persediaan dengan permintaan itu tidak sebanding,” terangnya.

    Sekretaris Diskoperindag Kabupaten Serang, Shinta Asfilian Harjani, menegaskan bahwa pihaknya telah melibatkan staff dari Diskoperindag ke dalam tim satgas minyak goreng yang dibentuk dari Provinsi Banten.

    “Saat ini kita sudah mengupayakan untuk bekerjasama dengan distributor minyak goreng. Saat ini belum ada jawaban, tapi dalam waktu dekat kita akan melaksanakan operasi pasar kembali,” ungkapnya.

    Shinta mengatakan, agar tidak terjadi kasus penimbunan migor, pihaknya akan melakukan sweeping bersama tim dinas.

    Berdasarkan investigasi BANPOS, di sebuah warung kelontong, terdapat beberapa ibu rumah tangga yang tengah asyik berbelanja. Disela-sela memilih barang yang akan dibeli, salah satu ibu sebut saja Mawar, mengaku telah mendapatkan sejumlah minyak goreng bersubsidi dari berbagai retail terdekat.

    Bahkan, ia mengakui bahwa dirinya hari itu sudah mendapatkan 6 pcs minyak goreng bersubsidi kemasan 2 liter. Kemudian, ia pun menyampaikan beberapa tips kepada ibu-ibu guna mendapatkan minyak goreng tersebut.

    “Alhamdulillah sih saya mah udah dapet 6 pcs minyak goreng 2 liter. Setiap hari muter bu, keliling Alfamart Indomaret, keliling pagi-pagi,” ucapnya.

    Mawar juga mengatakan bahwa dirinya selalu berpindah dari satu retail ke retail lainnya, bahkan retail lintas kecamatan. Tak sampai di situ, ia juga mengajak beberapa saudara dan keponakannya untuk turut serta keliling retail.

    “Jadi gini, pagi-pagi saya ajak keponakan-keponakan. Kan jatahnya per orang satu, biar bisa beli banyak,” tandasnya.

    Sementara itu, Suheni, warga Desa Bayah Barat yang ikut antri untuk mendapatkan Migor menyebut kelangkaan minyak kemasan ini terjadi setelah ada penetapan harga oleh pemerintah.

    “Ini justru katanya minyak goreng jadi langka gara-gara ada penetapan harga oleh pemerintah. Saya juga susah mendapatkan, sempat juga nyari ke Cilograng dan Malingping, tapi juga susah dapat. Lagian saya butuh banyak karena mau hajatan,” katanya seraya berharap pemerintah bisa melakukan kontrol terhadap kondisi tersebut.

    Salah satu pedagang di Pasar Badak Pandeglang, Diana Fitriani mengatakan, ia saat ini masih menjual Migor dengan harga Rp19 ribu sampai Rp18 ribu perliter, karena Migor yang dijualnya masih stok yang lama.

    “Kita belum ada lagi pengiriman dari sales, Migor yang kita jual sekarang itu masih stok lama dan kita jual Rp 19 ribu perliter. Untuk Migor yang baru memang ada penurunan harga sekitar Rp 1 ribu perliter, untuk yang baru kita jual Rp 18 perliter,” kata Diana kepada BANPOS.

    Menurutnya, untuk mengikuti harga yang telah ditetapkan oleh pemerintah, saat ini dirinya belum bisa menjual dengan harga yang sudah ditetapkan, karena Migor yang ada saat ini masih stok yang lama.

    Terpisah, salah satu pelayan minimarket, Abdul Rois mengatakan, saat ini Migor sedang kosong, karena setiap kali pengiriman langsung habis dibeli oleh masyarakat.

    “Kita dikirim dua hari sekali, sekitar 8 karton Migor ukuran 1 liter yang berisi 24 pcs per kartonnya. Sekali pengiriman itu langsung habis diserbu warga. Sekarang kita menunggu pengiriman berikutnya,” katanya.

    Salah seorang warga Pandeglang, Ani mengatakan, untuk mendapatkan Migor dengan harga yang sudah ditetapkan oleh pemerintah saat ini sangat sulit. Menurutnya, jika pemerintah ingin membantu masyarakat untuk menyediakan Migor murah, ketersediaannya jangan hanya di minimarket saja, akan tetapi di pasar tradisional juga harus disediakan Migor dengan harga yang sama.

    Salah satu warga Kota Serang, Rosiah mengaku bahwa dirinya cukup kesulitan untuk mendapatkan minyak goreng bersubsidi. Padahal, ia sudah mencoba berkeliling ke berbagai retail terdekat.

    “Dari awal informasi ada minyak murah (subsidi) di Indomaret dan Alfamart, saya sama sekali nggak pernah dapat,” ungkapnya.

    Ia berharap, untuk stok minyak goreng bersubsidi ditambah. Namun, disisi lain ia meminta agar ada pihak yang memantau bagi para pembeli, agar tidak membeli hanya untuk satu keluarga saja.

    “Informasinya kan satu orang hanya bisa beli satu pcs saja, tapi kalau bawa anggota keluarga seperti suami, anak dan lainnya, boleh juga. Nah ini yang mungkin saja membuat kami para ibu-ibu tidak pernah kebagian, bisa dari Indomaret atau Alfamart memperketat lagi pengawasannya,” harapnya.

    Sejumlah warga Kabupaten Serang pun mengalami hal yang sama, yaitu kesulitan mendapatkan minyak goreng bersubsidi. Sampai saat ini pun, banyak yang terpaksa menggunakan minyak curah dengan harga yang belum normal untuk mencukupi kebutuhan dapur.

    “Kebutuhan kita kan sama saja, kalau semuanya diborong satu orang atau satu keluarga, ya nggak kebagian semuanya. Tolong lah saling pengertian, beli secukupnya saja,” tandasnya.

    (CR-01/LUK/MUF/DHE/WDO/DZH/RUS/PBN)