Tag: minyak goreng

  • Minyak Goreng Bersubsidi Selalu Ludes di Pandeglang

    Minyak Goreng Bersubsidi Selalu Ludes di Pandeglang

    PANDEGLANG, BANPOS – Untuk mencegah adanya penimbunan dan pembelian Minyak Goreng (Migor) yang berlebihan oleh masyarakat, Dinas Koperasi Usaha Mikro, Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Kabupaten Pandeglang, melakukan Inspeksi Mendadak (Sidak) beberapa minimarket yang ada di Kabupaten Pandeglang.

    Selain untuk mengontrol pembelian berlebihan dan mencegah penimbunan, dalam Sidak tersebut juga untuk mengecek stok Migor yang ada di minimarket. Dalam sidak tersebut, Diskoperindag mendatangi satu persatu minimarket yang berada di wilayah Pandeglang dengan melakukan pengecekan harga, stok di gudang hingga pengecekan pembelian.

    Kepala Diskoperindag Kabupaten Pandeglang, Suaedi Kurdiatna mengatakan, dalam sidak tersebut, pihaknya tidak menemukan warga yang membeli Migor melebihi dari yang telah ditetapkan dan stok migor yang ada di minimarket juga masih cukup aman.

    “Hasil sidak hari ini Alhamdulilah kita temukan tidak ada masalah dengan minimarket. Mereka melaksanakan aturan dengan baik,” kata Suaedi Kurdiatna beberapa waktu lalu.

    Menurutnya, ketersediaan minyak goreng yang ada didalam Gudang minimarket masih ada, meskipun ketersediaannya tinggal sedikit lagi.

    “Kita cek ke gudang stok sudah mau habis. Makanya kami minta kepada pihak waralaba agar melaksanakan ketentuan yang berlaku, menyediakan stok cukup dan menjual cukup satu kemasan pada setiap konsumen,” terangnya.

    Saat ditanya terkait dengan masih tingginya harga minyak goreng di pasar tradisional, Suaedi mengatakan bahwa pemerintah melakukan gebrakan baru pada minimarket.

    “Nanti kalau tanggal 1 Februari itu kebijakan mulai ke pasar tradisional. Kalau itu sudah berjalan, maka tidak akan ada lagi aksi borong di waralaba,” ujarnya.

    Hasil pemantauan yang dilakukannya, kata Suaedi, bahwa pada setiap harinya minyak goreng yang dijual selalu habis. Pihaknya berharap kepada masyarakat agar tidak melakukan aksi borong minyak goreng.

    “Alhamdulilah tiap hari datang dan habis, tidak ada yang menyembunyikan stok. Kita apresiasi tidak menimbun. Masyarakat tidak usah panik dan tidak usah melakukan aksi borong,” ungkapnya.

    Kepala Toko Minimarket Ciekek, Nur Azizah mengatakan, bahwa pihaknya hanya menyediakan lima dus saja setiap harinya dan saat ini stoknya sudah habis.

    “Paling sedikit lima karton habis terjual. Banyak pembeli minyak seharga Rp 14 ribu per liter, namun pembelian dibatasi 1 kemasan saja,” katanya.

    Sementara itu salah satu warga, Eva menuturkan, dirinya baru beli pertama kali di Minimarket. Eva mengaku, biasanya ia beli minyak goreng di pasar atau di agen, akan tetapi karena sekarang masih mahal jadi belinya ke minimarket.

    “Saya harap minyak murah tidak hanya di minimarket, tapi di pasar juga. Apalagi ini mau hadapi puasa dan lebaran, ya mudah-mudahan normal lagi,” ungkapnya.

    (DHE/PBN)

  • Tidak Ingin Rugi, Pedagang di Pandeglang Terpaksa Jual Migor Rp19 Ribu

    Tidak Ingin Rugi, Pedagang di Pandeglang Terpaksa Jual Migor Rp19 Ribu

    PANDEGLANG, BANPOS – Meskipun pemerintah telah menerapkan kebijakan harga minyak goreng sebesar Rp 14 ribu perliter, namun harga minyak goreng di Pasar Badak Kabupaten Pandeglang, saat ini masih dijual dengan harga sebesar Rp 19 ribu perliter. Hal tersebut dilakukan oleh para pedagang karena jika harus menyesuaikan dengan kebijakan pemerintah tersebut, para pedagang akan mengalami kerugian yang cukup besar.

    Salah seorang pedagang Pasar Badak Pandeglang, Yanah mengatakan, meskipun dirinya sudah mengetahui kebijakan yang dikeluarkan oleh pemmerintah, para pedagang terpaksa masih menjual minyak goreng sebesar Rp19 ribu per liter. Oleh karena itu, pihaknya meminta kepada pemerintah untuk turun langsung ke pasar dan mengganti kerugian jika harus tetap menyesuaikan harga sesuai kebijakan pemerintah.

    “Walaupun saya sudah mendengar kabar harga Rp 14 ribu di mini market, tapi kita masih menjual Rp 19 ribu per liter. Hal itu karena stok kita masih banyak. Kalau dijual dengan kebijakan pemerintah ya rugi dong,” kata Yanah di Pandeglang, Senin (24/1).

    Menurutnya, jika para pedagang diharuskan untuk segera menyesuaikan harga sesuai kebijakan pemerintah, para pedagang meminta agar pemerintah turun langsung ke pasar dan mengganti rugi modal para pedagang.

    “Ya kalau diharuskan segera menyesuaikan, harus ada kebijakan juga. Datang langsung ke pasar, ganti rugi modal kita yang masih banyak ini,” terangnya.

    Sementara itu, salah seorang warga Pandeglang, Cahya mengatakan, meskipun harga minyak goreng sudah ada dengan harga hanya Rp 14 ribu perliter di mini market, ia mengaku belum pernah mendapatkan harga yang ditetapkan pemerintah tersebut. Hal itu dikarenakan, selain stok yang terbatas di mini market, banyak masyarakat yang membeli lebih dari yang ditetapkan. Ia pun berharap agar harga minyak goreng segera kembali normal dan pemerintah segera mengambil kebijakan yang tepat.

    “Saya terpaksa beli ke pasar dengan harga yang lebih tinggi dari harga yang ditetapkan pemerintah di mini market, soalnya saya pas mau beli habis terus. Ya saya berharap harga segera normal kembali, soalnya bagi ibu rumah tangga berat banget,” ungkapnya.

    (DHE)

  • Pedagang Kecewa Pemerintah, Jual Minyak Goreng Tetap Rp20 Ribu

    Pedagang Kecewa Pemerintah, Jual Minyak Goreng Tetap Rp20 Ribu

    TANGERANG, BNAPOS – Harga minyak goreng di Kota Tangerang masih dijual dengan harga Rp 20 ribu per liternya. Padahal, pemerintah telah menetapkan harga minyak goreng Rpb14 ribu per liter mulai Rabu, (19/01).

    Penerapan harga ini pun tak terjadi di Kota Tangerang. Seperti di Pasar Anyar, Kota Tangerang. Para pedagang menjual dengan harga Rp 20 ribu per liternya.

    “Kalau saya masih jual dengan harga Rp19 ribu per liter, karena memang modalnya kita beli Rp18 per liter. Bahkan ada yang jual Rp 20 per liter,” ujar pedagang Pasar Anyar, Kota Tangerang, Hamdi, Kamis, (20/01).

    Menurut Hamdi sejumlah pedagang di Pasar Anyar kecewa, lantaran pemerintah memprioritaskan penyaluran minyak goreng murah tersebut ke toko ritel modern, dibanding ke pedagang pasar tradisional. Hal itu, lanjutnya, membuat minyak goreng yang mereka jual tidak laku.

    “Siapa yang mau beli di kita, karena harganya di atas ritel modern. Kenapa kok pemerintah kasihnya ke Alfa dan Indomaret, kok enggak ke kita (pedagang tradisional),” jelasnya.

    Hamdi menjelaskan selain dirinya, saat ini banyak pedagang minyak goreng memilih menyetok barang dalam jumlah sedikit. Mereka ingin agar minyak goreng satu harga lebih dulu disosialisasikan guna mencegah kerugian.

    “Kita kasihan lah, karena terlanjur mengambil barang dengan harga lama yang tinggi. Saya pun menyetok sedikit barangnya (minyak goreng),” katanya.

    Hal senada diungkapkan pedagang minyak goreng lainnya di Pasar Anyar, Kota Tangerang, Yudha. Menurutnya, sampai hari ini dia masih menjual minyak goreng dengan harga Rp20 ribu per liter.

    “Iya saya jual Rp 20 ribu per liter. Karena saya beli barangnya (minyak goreng) sebelum ada informasi akan diturunkan harganya,” jelas Yudha.

    Dia pun merasa kecewa dengan sikap pemerintah yang lebih mendahulukan ritel modern penyalurannya diberikan. Menurutnya jangan sampai pedagang pasar tradisional perang harga dengan ritel modern.

    “Iya semoga pemerintah segera turun tangan bikin operasi pasar untuk menstabilkan harga, jangan malah mengadu kita dengan kayak mereka (ritel modern),” pungkasnya.

    (IRFAN/MADE/ENK/BNN)

  • Ya Ampun, Emak-emak Kalap Migor Murah

    Ya Ampun, Emak-emak Kalap Migor Murah

    LEBAK, BANPOS – Pemerintah memutuskan menambah subsidi minyak goreng untuk menjinakkan harga. Kebijakan ini berdasarkan hasil evaluasi yang mempertimbangkan ketersediaan dan keterjangkauan harga minyak goreng bagi masyarakat.

    Hal tersebut dilakukan pemerintah untuk memastikan masyarakat dapat memperoleh harga minyak goreng kemasan dengan harga terjangkau Rp 14.000 per liter. Upaya menutup selisih harga tidak hanya diberikan untuk minyak goreng kemasan 1 liter, tetapi juga untuk minyak goreng dalam kemasan 2 liter, 5 liter, dan 25 liter.

    “Dalam rapat ini diputuskan bahwa untuk selisih harga minyak goreng diberikan dukungan pendanaan dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) sebesar Rp 7,6 triliun,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto ketika memimpin Rapat Komite Pengarah BPDPKS, Selasa (18/1).

    Minyak goreng kemasan dengan harga khusus kata Airlangga, akan disediakan sebanyak 250 juta liter per bulan selama jangka waktu 6 bulan. Pemerintah akan terus melakukan monitoring dan evaluasi secara rutin, minimal 1 bulan sekali, terkait dengan implementasi kebijakan tersebut.

    “Pemberlakuan kebijakan satu harga untuk minyak goreng yakni sebesar Rp 14 ribu per liter akan dimulai pada hari Rabu tanggal 19 Januari 2022 pukul 00.00 WIB di seluruh Indonesia. Namun, khusus untuk pasar tradisional diberikan waktu penyesuaian selambat-lambatnya 1 minggu dari tanggal pemberlakuan,” kata Airlangga.

    Kebijakan satu harga untuk minyak goreng kemasan itu dimanfaatkan emak-emak di seluruh Banten. Untuk di Kabupaten Lebak kaum emak-emak memburu minyak goreng di sejumlah minimarket.

    Warga Kecamatan Rangkasbitung, Sarinah, mengaku mendapat kabar dari temannya bahwa per hari ini minyak goreng kemasan per liter itu Rp14 ribu. Ia langsung mendatangi minimarket dan menanyakan soal itu, betul harga minyak turun yang sebelumnya mengalami kenaikan.

    “Satu liternya Rp14 ribu, alhamdulillah ini dapat. Untuk di minimarket itu di jatah per orang hanya dapat 2 liter saja,” katanya, Rabu (19/1) kepada wartawan.

    Sarinah berharap, kebijakan satu harga untuk minyak goreng dengan subsidi yang diberikan pemerintah ini bisa terus berlanjut. Sebab kata dia, harga minya yang sebelumnya untuk per 2 liter sampai Rp 40 ribu dinilai memberatkan.

    “Kami berharap subsidi harga minyak goreng ini bisa terus berlanjut, agar kebutuhan sehari-hari dapat terpenuhi,” ujarnya.

    Ia mengaku sempat panik dengan adanya penurunan harga minyak goreng. Karena, untuk mendapatkan minyak goreng tersebut pembeli harus antri dan banyak warga itu tidak mendapatkan.

    “Tadi nyari ke beberapa toko sudah kosong raknya. Ya alhamdulillah ini masih mendapatkan, di salah satu minimarket di Kelurahan Muara Ciujung Timur,” jelasnya.

    Senada disampaikan Sabiah, dirinya mendapat kabar bahwa minyak goreng kemasan itu harganya turun menjadi Rp14 ribu dari temannya yang baru belanja di minimarket Malangnengah, Kelurahan Cijoro Pasir.

    “Kita dapat kabar minyak goreng murah di Alfamart. Tadinya saya gak percaya, pas cek benar saja, ada beberapa juga yang sudah habis sih tadi. Harganya Rp 14 ribu per liter, karena dua liter jadi Rp 28 ribu,” katanya.

    Sementara di Kota Tangerang Selatan, para ibu-ibu rela antri untuk membeli minyak. Mereka berbondong-bondong memadati setiap minimarket di sekitar rumahnya yang menjual minyak goreng dengan harga miring tersebut.

    Salah satu emak-emak yang menjadi pemburu minyak goreng murah tersebut, yakni Siti Hajar (28). Menurunnya harga minyak goreng di pasaran, telah menjadi angin segar baginya. Terutama di tengah lonjakan harga sejumlah komoditas.

    Momen ini pun tak mau ia lewatkan begitu saja. Begitu mengetahui informasi turunnya harga minyak goreng, ia langsung mengajak buah hatinya yang masih kecil bergegas menuju sejumlah minimarket yang tak jauh dari rumahnya.

    “Waktu pertama tahu, wah langsung jalan saya ke sini (minimarket). Kapan lagi kan harga murah begini, satu liter Rp14 ribu,” kata Siti saat dijumpai di salah satu minimarket.

    Ia mengaku, baru saja mengetahui informasi ini setelah melihat unggahan salah satu temannya di media sosial.

    Siti pun penasaran dan ingin membeli minyak goreng dengan harga murah tersebut.

    “Baru tahu tadi siang, dari status teman. Dia beli minyak goreng banyak. Ternyata waktu ditanya, dia bilang harganya langsung murah. Langsung saja saya berangkat,” ungkapnya.

    Hal senada juga dilakukan Sari (35). Setelah mengetahui informasi itu ia juga segera menuju ke minimarket.

    “Alhamdulillah dapat minyak goreng harga murah ini. Saya tadi dibatasi, hanya dapat ukuran dua liter. Harganya Rp28 ribu. Jadi per liternya Rp14 ribu,” tuturnya.

    Menurutnya, kebijakan pemerintah ini sangatlah baik. Pemangkasan harga minyak ini dinilai dapat sangat membantu masyarakat di tengah banyaknya harga yang melonjak di pasaran.

    “Wah sangat membantu. Kalau bisa sih harga yang lain juga ikut murah kaya gini,” harapnya.

    Pantauan di lokasi, sejumlah minimarket di wilayah Tangsel dipadati oleh ibu-ibu pemburu minyak goreng murah. Mereka pun rela mengantri di kasir demi untuk mendapatkan minyak goreng murah ini.

    Sementara itu Corporate Communications Alfamart, Rere, mengungkapkan, per Rabu (19/1), di seluruh Alfamart se-Indonesia telah menerapkan harga minyak goreng per 1 liter sebesar Rp 14 ribu, dan untuk 2 liter Rp 28 ribu.

    Penetapan harga ini dilakukan sesuai dengan instruksi Pemerintah Pusat melalui Menteri Perdagangan. “Kita terapkan sesuai dengan instruksinya, untuk sampai kapannya,belum tahu, namun kita menunggu arahan Pemerintah Pusat,”ungkapnya saat dimintai keterangan.

    Bagaimana ketersediaan pasokan minyak goreng, Rere mengungkapkan,untuk stok masih terbilang aman, asal jangan ada panic buying dari masyarakat.”Sejauh ini masih aman,”jelasnya.

    Apakah ada syarat pembelian, Rere menjelaskan, ada syarat pembelian yakni 2 pcs per struk. “Kita batasi 2 pcs per struk pembelian, kalau 1 liter masyarakat hanya boleh beli 2,”katanya.

    Sementara itu, sejumlah warga di Pandeglang kecewa, lantaran tidak kebagian minyak goreng subsidi dari pemerintah itu.

    Seorang warga Pandeglang, Masnur mengaku kecewa, karena tak kebagian minyak goreng di minimarket yang dijual murah (subsidi).

    “Saya kecewa, karena stok minyak goreng murah disediakan di minimarket sedikit. Makanya saya nggak kebagian,” kata Masnur, saat ditemui di salah satu minimarket di Pandeglang.

    Wanita berkerudung yang kerap disapa akrab Nuy ini mengaku, sudah jauh-jauh sengaja mendatangi minimarket untuk beli minyak goreng, namun sudah kosong. Bahkan, semua rak khusus penyimpanan minyak sudah kosong.

    “Saya tanya ke penjaga minimarket, katanya sudah habis diserbu ibu-ibu dan bapak-bapak juga. Saya periksa di raknya, benar kosong,” tandasnya.

    Ia juga mengaku, senang ketika mengetahui harga minyak goreng turun dari Rp 20 ribu menjadi Rp 14 ribu per liternya. Karena, sudah disubsidi oleh Pemerintah. Namun merasa kecewa juga, ketika persediaannya terbatas.

    “Minyak goreng ini kan untuk kebutuhan sehari-hari. Jadi persediaannya harus ada setiap hari jangan sampai kehabisan stok. Percuma juga kalau disubsidi stoknya hanya sedikit,” tandasnya.

    Warga Pandeglang lainnya, Edi mengaku, diminta oleh istrinya untuk membeli minyak goreng di minimarket. Namun, usahanya tak membuahkan hasil, lantaran sudah kehabisan juga.

    “Katanya harganya lebih murah. Tapi sayang, sudah kosong nggak kebagian (kehabisan,red),” keluhnya.

    Sementara, seorang pegawai minimarket di Kabupaten Pandeglang, Een Kurotul membenarkan, minyak goreng sudah habis sejak tadi siang.

    “Tadi siang sekitar jam 12.00 WIB, minyak goreng bersubsidi yang merupakan program Pemerintah, sudah habis,” ujar Een.

    Menurutnya, minyak goreng bersubsidi itu dijual seharga Rp14 ribu per liternya. “Setiap pembeli dibatasi, hanya dua kemasan saja. Itu kemasan yang dua liter,” pungkasnya.

    Disinggung kapan stok minyak goreng ada lagi, Een mengaku, tidak mengetahui secara pasti. Karena, sifatnya menunggu kiriman dari gudang pusat.

    “Saat ini, di gudang kami sudah kosong,” tandasnya.(CR-01/PBN/BNN)