LEBAK, BANPOS – Seorang karyawati salah satu perusahaan franchise, Mixue di Kabupaten Lebak diduga mendapatkan tindakan asusila dari salah satu oknum atasan dari perusahaan tersebut.
RS (22) menjadi korban saat dirinya mendapatkan panggilan dari oknum auditor Jawa Barat-Banten di salah satu penginapan yang ada di Kabupaten Lebak.
Saat ditemui oleh Wartawan, RS memaparkan kronologi kejadian tersebut.
Ia mengatakan, pada Senin (18/12) dirinya mendapatkan panggilan dari S (25) yang merupakan oknum tersebut untuk membicarakan kondisi tokonya yang dinilai menjadi toko terburuk di area Lebak.
“Jadi memang ditunjukan hasil-hasil rapat dengan owner dan lain sebagainya, sampe ngasih tau bahwa bakal ada perubahan di toko,” katanya kepada Wartawan, Rabu (20/12) di Mapolsek Rangkasbitung.
Ia menjelaskan, pada Selasa (19/13), dirinya diajak bertemu kembali untuk menuju salah satu store yang ada di Lebak selatan.
Namun, dirinya menolak hingga akhirnya dibawa ke salah satu penginapan yang ada di Rangkasbitung.
Pada penginapan tersebut, dirinya diajak masuk ke salah satu kamar, namun ia tolak sehingga perbincangan terjadi di luar kamar.
“Disitu saya ditunjukkan berbagai surat-surat, tapi sempat saya foto ternyata ga ke foto,” jelasnya.
Ia menerangkan, dirinya mendapatkan ancaman akan dikenakan Surat Peringatan dan ancaman untuk membayar agar tidak mendapatkan sanksi.
Namun ia menolak karena mengaku kepada oknum tersebut tidak memiliki uang.
“Sempat bilang katanya kalau ga bayar bisa pakai sistem Cikarang. Cikarang yang viral itu kan negatif, staycation begitu. Tapi saya bilang tidak mengerti, dengan maksud menolak,” terangnya.
Oknum auditor tersebut kemudian memaksa RS untuk masuk ke kamar agar bisa menjelaskan hal tersebut.
Karena mendapatkan penolakan dari RS, Oknum akhirnya menarik paksa kedua tangan RS dengan maksud menarik memasuki kamar.
“Saya tolak saya tahan sambil jongkok sambil teriak, tapi dia bilang ‘jangan teriak nanti ada yang dengar’ tapi saya terus teriak gak mau,” paparnya.
Pada saat tarik menarik tersebut, RS sempat menelpon manager area. Namun karena masih mempertahankan dirinya untuk tidak ditarik ke kamar, ia tidak berbicara apa-apa dan hanya berteriak.
“Saya sudah share liveloc ke pacar dan manager area, jadi pas ke telpon tuh manager mendengar saya teriak gak mau, akhirnya saya dijemput,” tandasnya.
Atas kejadian tersebut, pihak korban dan keluarga pun membuat laporan ke Polsek Rangkasbitung. (MYU/DZH)