SERANG, BANPOS – Ratusan mahasiswa yang terdiri dari sejumlah perguruan tinggi di Provinsi Banten, mendeklarasikan diri mendukung Muhaimin Iskandar untuk maju sebagai Calon Presiden RI pada kontestasi Pilpres 2024 mendatang. Namun deklarasi tersebut mendapat kecaman dari mahasiswa lainnya.
Selain itu presiden mahasiswa dari perguruan tinggi yang disebut bergabung dalam koalisi dukungan tersebut mengaku pihaknya secara institusi merasa dirugikan karena diseret dalam deklarasi.
Diketahui, bertempat di gedung KNPI Provinsi Banten, mahasiswa yang menamakan diri Koalisi Mahasiswa Banten Bergerak itu menyatakan tiga hal yang menjadi alasan mereka mendukung Muhaimin Iskandar.
“Kami para mahasiswa mendukung Gus Muhaimin maju sebagai presiden pada tahun 2024, karena memang dari diskusi kami ada beberapa poin yang menjadi pertimbangan kami,” ujar Koordinator Koalisi Mahasiswa Banten Bergerak, Dedi Wisma, Rabu (2/3).
Alasan pertama, mereka menganggap Muhaimin merupakan sosok alumni aktivis mahasiswa, yang sampai sekarang tetap membawa semangat aktivis nya dalam memperjuangkan kepentingan masyarakat.
“Termasuk juga bagaimana Gus Muhaimin memperjuangkan nobel perdamaian untuk dua ormas besar di Indonesia, yaitu untuk NU dan Muhammadiyah,” ucapnya.
Sedangkan alasan kedua yakni Muhaimin disebut merupakan anak didik langsung dari Presiden ke-4 Indonesia, yakni Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Ia mengatakan, Muhaimin memiliki sejarah panjang bersama dengan tokoh Indonesia tersebut.
“Beliau merupakan anak didik Gus Dur, yang didik langsung oleh Gus Dur dan bersama-sama mendirikan PKB. Nama Gus Muhaimin ini memang masih eksis di kalangan mahasiswa,” ungkapnya.
Adapun alasan ketiga yakni Muhaimin dinilai memiliki garis keturunan yang cukup istimewa, yakni keturunan seorang tokoh agama terkemuka asal Jawa Timur (Jatim), KH Bisri Syansuri.
“Sehingga kami menilai secara sosok, Gus Muhaimin sangat religius, apalagi memiliki trah Kyai. Sehingga kami rasa, beliau mampu untuk memegang kendali kebijakan kedepannya. Untuk kemakmuran dan kesejahteraan Indonesia,” terangnya.
Deklarasi tersebut menurut Dedi, diikuti oleh sebanyak 157 mahasiswa yang terdiri dari sejumlah perguruan tinggi di Banten, baik swasta maupun negeri.
“Kampus itu diantaranya Untirta, UIN Banten, Politeknik Piksi Input Serang, STISIP Setia Budhi Rangkasbitung, dari STIE La Tansa Mashiro Lebak dan STIKES Salsabila Serang,” tuturnya.
Pihaknya pun sebelum melaksanakan deklarasi, telah melakukan bakti sosial untuk membantu para penyintas bencana banjir di Kota Serang, khususnya Kecamatan Kasemen.
“Kami juga bersama rekan-rekan telah memberikan bantuan sembako kepada penyintas banjir yang ada di Kecamatan Kasemen, sebagai bentuk kemanusiaan dan kepedulian kami terhadap penyintas banjir di Serang,” ucapnya.
Namun, deklarasi tersebut dikecam oleh mahasiswa lainnya. Deklarasi tersebut dinilai tidak etis dan merusak pergerakan dari mahasiswa.
Hal itu disampaikan oleh mantan Presiden Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Tangerang (UMT), Jihan Mahes Fahlevi. Ia menegaskan bahwa deklarasi yang dilakukan oleh sejumlah oknum mahasiswa tersebut, tidak menggambarkan sikap mahasiswa Banten keseluruhan.
“Seharusnya mahasiswa dalam kontestasi politik itu bersifat netral, sekalipun memilih itu atas nama pribadi,” ujarnya kepada awak media, Kamis (3/3).
Ia mengungkapkan bahwa seharusnya, mahasiswa menggunakan pendekatan akademis ketimbang pendekatan politis. Apalagi secara gamblang mendukung salah satu tokoh politik.
“Tindakan yang dilakukan oleh kawan kawan yang mengatasnamakan mahasiswa Banten seharusnya menggunakan pola komunikasi yang akademis, bukan komunikasi politis yang berpihak kepada salah satu tokoh untuk ikut berpartisipasi dalam panggung perpolitikan 2024,” ucapnya.
Oleh karena itu, pihaknya pun mengecam deklarasi tersebut dan menuntut agar oknum yang terlibat, dapat memberikan klarifikasi dan meminta maaf karena telah mengklaim nama sebagai mahasiswa Banten dan mendukung Muhaimin Iskandar.
“Kami mengecam deklarasi tersebut. Bahkan hal-hal seperti ini nantinya akan menjadi duri dalam perjuangan murni kawan-kawan mahasiswa di Banten,” tandasnya.
Terpisah, Presiden Mahasiswa STISIP Setia Budhi, Dede Rokhmatullah mengaku kecewa atas diseretnya nama STISIP Setia Budhi dalam deklarasi tersebut tanpa adanya pembicaraan dan komunikasi dengan pihaknya.
“Sehubungan dengan adanya pemberitahuan di media massa dan penggiringan opini yang sumber keterangannya disampaikan oleh Saudara Dedi Wisma selaku Koordinator Koalisi Mahasiswa Bergerak perihal sikap dukungan yang ditujukan kepada salah satu elite politik ini, sangat merugikan institusi STISIP Setia Budhi dan seluruh mahasiswa STISIP Setia Budhi,” ucap Rokhmatullah melalui pesan singkat kepada BANPOS.
Rokhmatullah juga menyampaikan bahwa dirinya tidak pernah terlibat dalam proses tersebut, termasuk komunikasi dan konfirmasi pun tidak ada. Sehingga, hal ini sangatlah kontradiktif. Oleh karena itu, pihaknya menyampaikan sejumlah tanggapan atas kegiatan tersebut.
“Pertama, mengklarifikasi atas nama mahasiswa STISIP Setia Budhi. Kedua, dalam deklarasi tersebut, semestinya tidak membawa nama lembaga institusi Pendidikan,” ujarnya
ia juga meminta agar mahasiswa tersebut untuk mengklarifikasi dan meminta maaf karena mengatasnamakan lembaga dan mahasiswa STISIP Setia Budhi serta dukungan tersebut bukanlah dukungan atas nama lembaga, melainkan atas nama pribadi.
“Selanjutnya, yang keempat yaitu dimohon agar mencabut nama STISIP Setia Budhi Rangkasbitung dari peserta deklarasi pendukungan capres 2024, dan yang kelima adalah perwakilan mahasiswa/ peserta yang menghadiri deklarasi tersebut sama sekali tidak mewakili institusi STISIP Setia Budhi,” tegasnya.
(DZH/PBN)