Tag: Musyda

  • Manar MAS Ajak Revitalisasi Gerakan Dakwah Muhammadiyah

    Manar MAS Ajak Revitalisasi Gerakan Dakwah Muhammadiyah

    PIMPINAN Muhammadiyah Kota Serang akan gelar Musyawarah Daerah (Musyda). Pendakwah muhammadiyah Kota Serang Manar Muhammadiyah ikut maju dalam pencalonan tersebut.

    Berdasarkan informasi yang dihimpun BANPOS, Panitia Pemilihan (Musyda) ke-3 Muhammadiyah Kota Serang telah menetapkan 23 nama calon tetap anggota PDM Kota Serang periode 2022-2027. Nama-nama tersebut diusulkan oleh PDM serta PCM yang ada di Kota Serang.

    Pendakwah Manar Muhammadiyah atau yang biasa dikenal dengan Manar Mas mengaku bakal hadir dalam Musyda sebagai calon pimpinan. Ia juga menyampaikan bahwa dirinya juga sudah menyerahkan formulir pendaftarannya kepada panitia dan tinggal menunggu keputusan panitia.

    “Insya Allah saya hadir di Musyda Muhammadiyah Kota Serang, nanti sebagai Bakal Calon Pimpinan. Formulirnya sudah saya kembalikan kepada Panitia, tapi saya masih menunggu Surat Keputusan Panitia, apakah saya masuk daftar atau tidak, saya masih menunggu,” ujarnya. Rabu (3/5).

    Ia menjelaskan bahwa dirinya baru kali pertama mencalonkan diri di Jajaran Muhammadiyah. Walaupun nama muhammadiyah telah melekat dalam dirinya, akan tetapi dalam jajaran muhammadiyah dirinya tetap sebagai pendatang baru.

    “Bagi saya, ini pertama kali, jadi saya ini bisa dibilang Pendatang Baru. Walaupun saya warga Muhammadiyah, bahkan sejak kecil nama Muhammadiyah melekat pada nama saya. Di dokumen, nama saya itu Manar Muhammadiyah, namun sejak remaja saya menulisnya menjadi Manar MAS, dan AS di belakang itu nasab ke ayah, Ahmad Saefuddin (Almarhum). Sehingga, banyak yang tidak tahu nama dokumen saya, lebih popular Manar MAS,” ungkapnya.

    Dirinya berharap dalam Musyda Muhammadiyah tersebut dirinya yang merupakan pendatang baru yang masih kurang dalam pengalaman dapat di terima oleh para musyawirin dalam Musyda nanti.

    “Sekali lagi, saya ini pendatang baru, jadi miskin kiprah, miskin pengalaman, miskin pengabdian, tapi mudah-mudahan Musyawirin di Musyda nanti bisa menerima kedatangan dan kehadiran saya,” harapnya.

    Manar akui bahwa biasanya dirinya selalu menghindar. Akan tetapi karena banyaknya pihak yang memberikan nasihat dan dorongan daei berbagai pihak supaya saya ikut berkiprah dalam memajukan muhammadiyah.

    “Biasanya saya menghindar, dan sebetulnya hal yang sama hampir terjadi pada proses awal dalam momentum Musyda Muhammadiyah Kota Serang ini. Banyak nasihat, banyak saran, banyak dorongan dari berbagai pihak setahun lebih agar saya berkiprah di Muhammadiyah Kota Serang. Menurut mereka, ada banyak hal mendesak untuk dilakukan perbaikan. Bahkan, di antara mereka ada yang menyebut, jangan ditonton Muhammadiyah pingsan terlalu lama, nanti sulit siumannya. Mereka mengibaratkan, perbedaan antara orang yang darah rendah dengan kurang darah yang berakibat anemia, dan Muhammadiyah Kota Serang terindikasi kurang darah,” jelasnya.

    Ia juga menambahkan bahwa sebelum mengisi formulir dirinya juga banyak mendiskusikan hal tersebut bahkan sampai menunaikan solat istikhoroh untuk mendapatkan isyarat guna menguatkan tekad.

    “Saya timbang, saya pikir, saya mengajak diskusi banyak pihak, terutama teman-teman dari Angkatan Muda Muhammadiyah, dan saya istikhoroh sampai saya naggap ada isyarat yang kemudian mendorong saya memproses formulir administrasinya. Jadi prosesnya panjang, hampir setahun. Terakhir saya menemui Kasepuhan, KH. Hasan Alaydrus di Rangkasbitung. Itu di antara orang tua di Muhammadiyah yang masih bisa kita mintai nasihat. Menurut saya, mestinya begitu, saya harus memilih siapa yang harus saya temui untuk menguatkan tekad saya, apakah saya harus menemui politisi, bandar, sponsor atau kepala daerah, namun alhamdulillaah pilihan saya meminta nasihat pada orang tua,” sambungnya.

    Manar mengungkapkan bahwa di Musyda nanti siapapun yang terpilih semoga bisa menggairahkan dirinya sebagai Gerakan Dakwah Islam Amar Makruf Nahyi Munkar. Yang paling utama itu memperbaiki Pemikiran Ber-Muhammadiyah.

    “Enggak harus kalau saya yang memimpin, tapi siapapun yang dipilih Musyda nanti, maka saya berharap Muhammadiyah Kota Serang kembali menggairahkan dirinya sebagai Gerakan Dakwah Islam Amar Makruf Nahyi Munkar. Yang paling utama itu memperbaiki Pemikiran Ber-Muhammadiyah,” ungkapnya.

    Ia juga menjelaskan segala hal yang menjadi tindakan itu dilatar belakangi dari pemikiran. Kemana arah pemikiran yang di pikirkan itu yang akan membawa muhammadiyah nantinya.

    “Tindakan ini dilatar belakangi apa yang kita pikirkan. Kalau kita berpikir Muhammadiyah sebagai amal usaha, ada sekolah, ada klinik, ada unit bisnis, dan lain-lainnya, maka kita akan ber-Muhammadiyah dengan kerentenan jatuh pada pola mencari-cari hidup dalam Muhammadiyah. Ini yang selalu diingatkan oleh Pendiri Muhammadiyah KH. Ahmad Dahlan, Hidup-hidupilah Muhammadiyah, dan jangan mencari hidup dalam Muhammadiyah,” jelasnya.

    Dalam Musyda nanti ia berharap agar muhammadiyah tetap pada jalur dakwah. Dan bisa berkembang serta inginkan setiap cabang bahkan sampai ke tingkat paling kecil pun memiliki sarana untuk dakwah tersebut.

    “Harapan saya, kita tidak punya pemikiran lain selain bahwa Muhammadiyah adalah gerakan dakwah, sehingga kita ber-Muhammadiyah sebagai pelaku dakwah, dengan segala aksi dakwah, karena yang lain-lain hanyalah instrument dakwah. Pada titik inilah, saya menganggap penting kita mulai lagi dari Cabang-cabang, tingkat Kecamatan, saya ingin setiap Pimpinan Cabang Muhammadiyah di kecamatan memiliki pusat dakwah, berupa masjid dan gedung dakwah, di tanah yang luas, punya sendiri. Sampai sekarang, Pimpinan Cabang Muhammadiyah di Kota Serang baru memiliki berupa struktur. Mudah-mudahan gagasan saya bisa diterima oleh siapapun yang terpilih nanti,” ujarnya.

    Dan ia juga berharap pelaksanaan Musyda nanti dapat terlaksana dengan baik dan berlangsung tanpa adanya hal-hal yang dapat menimbulkan fitnah dan perpecahan.

    “Tentu saya berharap Musyda nanti lancar, jadi amal sholeh, berlangsung dengan akhlak yang mulia, tidak terseret-seret kepentingan politik praktis, tidak ada praktek-praktek yang menimbulkan fitnah dan perpecahan. Tapi, insya Allah, Muhammadiyah bisa menampilkan suatu musyawarah yang berakhlaq mulia. Insya Allah,” tandasnya. (MG-02/AZM)