Tag: Nahdlatul Ulama

  • Anggota Ansor Banten Bebas Dukung Siapapun

    Anggota Ansor Banten Bebas Dukung Siapapun

    SERANG, BANPOS – Gerakan Pemuda Ansor Banten menegaskan bahwa anggotanya memiliki kebebasan untuk mendukung siapapun dalam Pemilihan Umum (Pemilu). Organisasi pemuda yang terafiliasi dengan Nahdlatul Ulama (NU) ini tidak akan menggiring anggotanya untuk kemudian memilih salah satu kandidat dalam pemilu.

    Ketua Pimpinan Wilayah (PW) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Banten, Ahmad Nuri mengatakan bahwa pihaknya tidak akan terjebak kepada politik praktis.

    “Ansor tidak akan pernah mendukung salah satu calon baik pemilihan presiden maupun legislatif secara organisasi, tapi secara pribadi silahkan melakukan ekspresi politik dukungan. Tapi ansor sebagai organisasi otonom dan mandiri serta independen akan menjauhkan dari politik dukung mendukung dan berkomitmen pada politik kebangsaan,” ujarnya, Kamis, (28/9).

    Ia juga mengatakan bahwa pihaknya dalam kontestasi politik tidak akan menggiring anggota-anggotanya untuk memilih salah satu calon. Nuri juga menegaskan bahwa anggota Ansor tidak boleh terikat oleh kepentingan politik tertentu dan harus berpegang pada prinsip kebebasan berpikir dan berpendapat.

    “Tidak masa dan tidak akan pernah mendukung calon tertentu. Tapi diberikan kebebasan,” tegasnya.

    “Ansor akan komitmen pada politik independensi dan politik kebangsaan. Tapi kita akan menjaga independensi organisasi, menjaga agar satu komando dan tetap solid,” sambungnya.

    Dirinya berharap agar para anggota GP Ansor untuk tidak terjebak pada politik. Jika pun para anggota ada yang punya ekspektasi politik.

    “Artinya jika ada anggota mencalonkan diri dimana dan dia anggota ansor, silahkan. Kita mendoakan,” ucapnya.

    Nuri juga mengungkapkan bahwa kalau ada anggota yang menggiring anggota lain untuk memilih salah satu salah kandidat dalam pemilu, dirinya akan tindak tegas.

    “Pasti akan saya larang. Pasti akan saya laporkan ke PP ansor, bahwa organisasi kita dibawa-bawa oleh kelompok sebagai alat,” ungkapnya.

    “Kalau anggota memilih secara pribadi silakan, tapi kalau sudah bawa bendera, bawa atribut apalagi untuk mendukung partai tertentu, Kita akan larang dan kita akan memberikan sanksi,” sambungnya.

    “Sanksinya bisa kita nonaktifkan sebagai anggota ansor. Dan itu jelas, siapa saja anggota ansor menggunakan simbol atas nama organisasi untuk melakukan pengumuman politik kepada siapapun dan partai politik manapun maka akan dikenakan sanksi,” tandasnya.(CR-01/pbn)

  • NU Dan Jokowi Potensial Tentukan Kemenangan Capres

    NU Dan Jokowi Potensial Tentukan Kemenangan Capres

    JAKARTA, BANPOS – Pakar Sosiologi dan Politik sekaligus Dosen Senior FISIP UGM Dr. Kuskridho Ambardi menegaskan, Nahdlatul Ulama (NU) dan Presiden Jokowi bisa menjadi penentu kemenangan calon presiden di Pilpres 2024.

    Ini bisa dilihat dari hasil survei berbagai lembaga, yang menyatakan jarak keterpilihan Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo sangat tipis. Bahkan, masih masuk dalam batas galat atau batas kesalahan (margin of error).

    “Data lembaga survei kredibel menunjukkan, jarak Pak Prabowo dan Pak Ganjar masih dalam rentang margin of error. Kalau dengan Mas Anies, memang agak jauh jaraknya. Jadi, kita coba menganalisis yang jaraknya dekat dulu, antara Pak Ganjar dan Pak Prabowo,” kata Kuskridho yang akrab disapa Dodi, Kamis (31/8).

    Dengan hasil yang masih dalam rentang margin of error, jika hasil survei Ganjar ditambah 2 persen dan Prabowo dikurangi 2 persen (rentang margin of error) atau sebaliknya, Prabowo dan Ganjar cukup mencari suara tambahan 5-7 persen. Agar bisa memenangkan laga politik lima tahunan.

    “Ketika 5 sampai 7 persen itu dibutuhkan, saya rasa, NU sebagai basis massa terbesar di Indonesia, sangat bisa,” ujar Direktur Lembaga Survei Indonesia (LSI) 2010-2019 ini.

    Dodi yang merupakan Doktor Ilmu Politik Ohio State University (OSU) Amerika Serikat ini mengatakan, dukungan dari NU sangat diperlukan, karena organisasi yang kini telah berusia 2 abad itu memiliki basis massa loyal tradisional yang bisa digerakkan oleh sebuah tim.

    Selain itu, NU juga memiliki pengalaman menggerakkan massa. Ditambah lagi, banyak tokoh NU yang memiliki pengalaman elektoral.

    Hanya saja, mengingat pengurus PBNU terikat khittah untuk tidak berpolitik praktis, mereka tidak bisa secara terang-terangan menggerakkan warga NU. Sehingga, di setiap pemilihan legislatif, suara nahdliyin tersebar di banyak partai politik.

    “Padahal, di luar struktur, PBNU bisa membentuk tim ad hoc, yang bisa menjadi semacam mesin komando yang merencanakan strategi mengajak pulang kandang warganya, dałam satu komando PBNU,” jelas Dodi.

    Struktur formal di NU memang berbentuk semacam federasi, yang memiliki pemimpinnya di masing-masing pondok pesantren.

    Namun, dengan “Mesin Komando” yang dibikin PBNU, bukan tak mungkin, pondok-pondok pesantren maupun warga NU ikut dalam satu barisan. Bergerak memenangkan calon yang didukung PBNU.

    Selain suara dari NU, Dodi menyebut faktor lain yang juga bisa menjadi penentu kemenangan. Yakni dukungan dari Presiden Jokowi.

    Presiden ke-7 RI ini diyakini memiliki magnet, karena memiliki banyak atribut yang disukai pemilih. Sentimennya positif.

    “Jadi, dua-duanya, baik NU dan Presiden Jokowi, saya kira akan menentukan pemenang Pilpres 2024. Apalagi, tambahan suara yang diperlukan hanya 5-7 persen,” ujar Dosen Departemen Sosiologi UGM ini.(PBN/RMID)

  • R-20, NU DAN WAJAH ISLAM RAHMAH MEMIMPIN DUNIA

    R-20, NU DAN WAJAH ISLAM RAHMAH MEMIMPIN DUNIA

    Oleh : Ahmad nuri 

    Menjelang satu abad perjalanan khidmatnya pada pada bumi dan langit, pada pencipta dan yang diciptaka-Nya, pada khalik dan mahlukNya, pada Ketuhanan dan kemanusiaan pada agama, bangsa dan negara serta dunia, Nahldatul Ulama membuat jalan khidmat baru dalam membangun peradaban dunia yang lebih “kece” dengan menyelenggarakan Religion 20 (R-20) yang berlangsung di Bali, 2-3 November 2022 ini. Bersama dengan Moslem World League (MWL).

    Keberadaan R-20, Sebuah quantum indah dari kepimpinan KH.Yahya C. Staquf sebagai Ketua Umum PBNU yang akrab di sapa Gus Yahya dalam membawa NU, Islam Rahmah dan Wasatiyah sebagai kekuatan gerakan global dengan ajaran-ajaran korelatifnya bagi perkembangan perdamaian dunia.

    Gerakan R-20 prodak genuince hasil ijtihadi Gus Yahya yang selama ini sudah sering mempromosikan nilai nilai Islam rahmah dan kemanusiaan. Gerakan ini juga sebuah upaya melanjutkan, merawat dimensi progesivitas baik gerakan maupun pemikiran dari Khadratus Syeh KH. Hasyim Asyari dan KH.Abdurahman Wahid dalam relevansi dengan kontek kekinian.

    R-20 juga bisa menjadi gerakan alternatif Islam dalam pergulatan global yang selama ini berada di titik lemah dan tertinggal diantara agama-agama lain di dunia, terutama agama yang di anut oleh umat manusia di barat.

    Islam sebagai agama terus dipandang sebelah mata oleh dunia karena tidak mampu menghasilkan kemasalahat dunia dari perubahan sangat cepat seperti perubahan tekhnologi.

    Ketertinggalan ini sering di persepsikan oleh sebagian warga dunia bahwa Islam adalah agama statis, agama yang tidak mengajarkan nilai-nilai kemajuan bagi pergulatan peradaban terlebih saat ini Islam dalam gerakan politik global sering diseret pada ranah redikalisme dengan ritualisasinya kekerasan. Padahal Islam menyediaan dimensi progresivitasnya tanpa melakukan kekerasan yang mendestruksi ajaran Rahmahnya.

    Kehadiran R-20 diorientasikan untuk meluruskan tuduhan tentang Islam sebagai agama yang tidak mampu memberikan konstrubusi nyata bagi kemajuan peradaban manusia, malah justru Islam dipandang sebagai agama yang dapat merusak tatanan dunia dengan spirit “jihad” yang dimaknai distorsif oleh kelompok umat Islam dengan jalan kekerasan dan terorisme pada agama-agama lain.

    Beberapa tuduhan terhadap Islam terkadang berbanding lurus dengan realitas yang terjadi dilapangan bahwa ada golongan memiliki gerakan dan pemikiranya seperti dituduhkan dunia atau agama-agama lain pada Islam padahal tidak semua umat Islam seperti yang dituduhkan, maka menjadi penting R-20 sebagai gerakan awal memenangkan Islam rahmah dalam pergulatan global.

    Gerakan R-20 diharapkan dapat membuat desain baru untuk membendung kemungkinan-kemungkinan ada desain global sebagaimana banyak analisa bahwa gerakan global untuk melumpuhkan Islam yang dipandang berpotensi menjadi musuh baru bagi ideologi kapitalisme setelah komunisme runtuh. Kalau ini benar analisanya justru menegaskan ada sebagian negara didunia tidak mau kehilangan hagemoninya terhadap perkembangan negara-negara didunia ternasuk negara-negara dengan umat Islam terbanyak.

    Disini letak pentingnya sebuah gerakan R-20 yang menyulut dimensi kemerdekaan hakiki bagi semua umat manusia warga bangsa beragama, bahwa perang dan hegemoni atas bangsa lain yang mengeliminasi kemanusiaan harus segera di tinggalkan di muka bumi ini. Kekuatan perang dan hegemonik tidak lagi menjadi prestise bagi negara memerangi negara, agama merasa superior terhadap agama, manusia melemahkan harkat manusia lainnya. Inilah semangat R-20 dengan semangat kemerdekaan hakiki dan egalitarian berdiri sana tinggi duduk sama rendah dalam kerangka global.

    Pada hakekatanya R-20 menawarkan pendekatan religuitas untuk memecahkan persoalan-persoalan global terutama menyangkut relasi-relasi manusia sebagai umat beragama maupun sebagai warga bangsa di tiap negara yang selama ini diselesaikan melalu pendekatan ekonomi dan politik sementara agama dengan nila ya yang menyiapkan fasilitas untuk menjadi instrumen problem solving bagi problem itu semua.

    Pendekatan agama yang mengusung perdamaian, keadilan, kesetaraan dan saling kemuliaan sebagaimana ajaran Islam Rahmah itu dimiliki oleh semua agama tinggal ditemukan konvergensi (titik temu) yang saling simbiotik dan mengilhami sehingga problem global bisa di selasaikan secara lebih bijak dan humanis dengan terus menghindari diskonvergen berujung konflik bahkan perang.

    Kerja R-20 sangatlah berat disamping memenangkan dialektika Islam Rahmah dan Islam Radikal dengan pendekatan terorisme dalam skala global dilanjutkan dengan meredam hasrat akan sifat kolonialisme negara kuat paska perang dunia kedua dengan ada perubahan pola kolonial menjadi konflik baru yang tadinya melakukan ekspansi fisik dan wilayah berubah menjadi konflik ideologis.

    Maka menjadi wajib meluruskan kembali persepsi publik global yang megeneralisir secara serampangan bahwa Islam adalah gerakan ideologis radikalis bahkan teroris. Disini R-20 menemukan elan vital dalam mereduksi pemahaman publik global terhadap Islam.

    Mengurangi dominasi negara atas negara dalam sistem global perlu terus dilakukan oleh R-20 dimana sampai saat ini terjadi krisis sejarah diminati didunia yang menurut mansour Fakih (2002) Merupakan krisis sejarah dominasi dan eksploitasi manusia atas manusia yang lain.

    Fakih memunculkan ada tiga golongan dalam proses melakukan perlawanan dominasi itu tapi penulis hanya akan mengutip golongan ketiga yang seirama dengan visi gerakan R-20 yaitu kekuatan baru yang melakukan perlawanan dengan membuktikan bahwa Islam adalah agama yang memberikan Rahmat bagi sekalian alam, Mengkorelasikan nilai demokrasi dengan Islam, menciptakan toleransi, penegakan dan memperjuangkan HAM serta keadilan global melalui langkah-langkah dialektis dan diplomatis Tanpa melakukan tindakan kekerasan. kelompok yang menjaga kebangsaan bagian dari keimanan.

    Gerakan yang ketiga ini satu denyut dengan gerakan R-20 dan khitah NU yang telah mampu merubah Persepsi dunia global tentang Islam statis dan penuh dengan kekerasan, NU dan Islam Rahmah sebagai rujukan utama.

    R-20 terus mengalami perubahan setelah islam perubahan dan membuktikan bahwa Ajaran dan gerakannya terus mengalami transformasi ke arah kemajuan. Islam telah memunculkan respon positif dari dunia pada ajaran dan semangat serta gerakannya, bahwa banyak pemikiran pemikiran Islam mengikuti perkembangan global dengan tetap menjaga ajaran Islam dengan tradisi yang kuat.

    Ada Gelora progresivitas Islam Rahma sebagai kekuatan R-20 dapat memimpin peradaban dunia dengan semangat perjuangan menegakkan Islam sebagai kekuatan peradaban kemanusiaan di dunia akan terbukti seketika solidaritas antar kekuatan Islam Rahmah dalam negara didunia menyamakan visi perjuangan menegakkan Islam yang mampu membawa peradaban kemanusian dan keadilan bagi umat manusia secara menyeluruh.

    Akhirnya Gerakan R-20 ini akan menemukan kemenangan ketika keyakinan subsider golongan Islam tidak menghancurkan solidaritas organik komunitas Islam secara menyeluruh. dan dengan keyakinan, kesadaran kolektif umat Islam yang beragam akan membawa Islam memimpin dunia dengan ajarannya yang rahmatan lil alamin. (*)