JAKARTA,BANPOS – Pagi ini nilai tukar rupiah dibuka melemah 0,32 persen ke level Rp 14.887 per dolar AS dibanding penutupan perdagangan Jumat (9/6) di level Rp 14.840 per dolar AS.
Pergerakan mata uang di kawasan Asia juga melemah terhadap dolar AS. Yen Jepang minus 0,10 persen, baht Thailand anjlok 0,29 persen, peso Filipina turun 0,03 persen, won Korea Selatan minus 0,14 persen, yuan China turun 0,20 persen dan dolar Singapura melemah 0,06 persen.
Indeks dolar AS terhadap mata uang saingannya menguat 0,09 persen ke level 103,24. Sementara nilai tukar rupiah terhadap euro melemah 0,14 persen ke level Rp 15.975, terhadap poundsterling Inggris turun 0,18 persen ke level Rp 18.702, dan terhadap dolar Australia minus 0,24 persen ke level Rp 10.072.
Analis Senior dari PT Sinarmas Futures Ariston Tjendra mengatakan, pergerakan rupiah dan dolar AS berpotensi masih dalam fase konsolidasi atau naik-turun di kisaran yang sama, sebagaimana yang terjadi pada pekan lalu.
Hal itu dikarenakan pelaku pasar menantikan data dan acara penting pekan ini, yaitu pengumuman data inflasi konsumen AS pada Selasa malam dan pengumuman kebijakan suku bunga acuan AS pada Kamis dini hari.
“Pasar biasanya berhati-hati menjelang event penting ini sehingga rupiah berpotensi berbalik melemah terhadap dolar AS, tapi masih di kisaran perdagangan yang sama dengan pekan lalu,” jelasnya di Jakarta, Senin (12/6).
Ariston mengatakan, perkembangan data ekonomi Negara Paman Sam cukup beragam, beberapa menunjukkan perbaikan dan sebagian menunjukkan penurunan yang agak membingungkan pasar.
Menurutnya, penurunan angka pada data perekonomian AS, menurutnya akan mendukung penghentian kenaikan suku bunga acuan, dan sebaliknya, perbaikan data bisa mendorong bank sentral AS atau Federal Reserve (the Fed) menaikan suku bunganya lagi.
Ariston memproyeksi, nilai tukar rupiah bergerak melemah ke arah Rp 14.900, dengan potensi support di kisaran Rp 14.820 per dolar AS sepanjang hari ini. (RMID)