Tag: Padarincang

  • Didukung Kemparekraf, Wisata Kacida Cibuntu Padarincang Ditarget Jadi Desa Wisata Mandiri

    Didukung Kemparekraf, Wisata Kacida Cibuntu Padarincang Ditarget Jadi Desa Wisata Mandiri

    PADARINCANG, BANPOS – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Kemenparekraf RI) memberikan dukungan penuh kepada Desa Padarincang, Kecamatan Padarincang, Kabupaten Serang, Provinsi Banten, untuk menjadi Desa Wisata Mandiri. Dengan potensi wisata dan berbagai destinasi yang dimiliki, desa ini ditargetkan menjadi Desa Wisata Mandiri di tahun 2029.

    Direktur Infrastruktur dan Ekonomi Kreatif Kemenparekraf RI, Oneng Setya Harini, mengungkapkan bahwa Desa Padarincang memiliki potensi wisata luar biasa yang menjanjikan. Hal ini terlihat dari beragam destinasi menarik yang siap menyambut wisatawan saat berkunjung ke wilayah tersebut, salah satunya Wisata Kacida Cibuntu.

    “Potensi desa wisata Padarincang sangat luar biasa. Kami targetkan desa ini bisa menjadi desa wisata mandiri di tahun 2029,” ujarnya, Selasa (16/7).

    Dukungan Kemenparekraf ini diwujudkan dalam berbagai bentuk, termasuk pelatihan bagi pengelola desa wisata dan pengembangan program CSR (Corporate Social Responsibility) dengan menggandeng perusahaan-perusahaan besar.

    “Kami akan berikan pelatihan sesuai kebutuhan desa wisata, dan menggandeng pihak seperti BCA, Astra, dan Propan melalui program CSR,” jelas Oneng.

    Pada kesempatan tersebut, Oneng menekankan pentingnya pengembangan desa wisata secara berkelanjutan dan menjaga kelestarian lingkungan. Hal ini sejalan dengan komitmen luar biasa yang telah ditunjukkan oleh Desa Padarincang dalam mengalokasikan dana desa untuk pengembangan pariwisata.

    “Komitmen Desa Padarincang luar biasa. Mereka menyadari potensi pariwisata untuk meningkatkan ekonomi masyarakat,” ungkapnya.

    Oneng menegaskan bahwa kunci sukses desa wisata terletak pada pengemasan yang unik dan berciri khas. Diketahui, akses menuju Desa Padarincang pun terbilang mudah dan tidak jauh dari perkotaan, sehingga menjadi nilai tambah bagi desa wisata ini.

    “Setiap desa wisata harus memiliki keunikan dan ciri khasnya sendiri agar bisa bersaing dengan desa wisata lainnya,” tandas Oneng. (MUF)

  • Bersama Para Kyai Padarincang, Pimpinan Pesantren Darul Ahkam Doakan Prabowo-Gibran Menang Satu Putaran

    Bersama Para Kyai Padarincang, Pimpinan Pesantren Darul Ahkam Doakan Prabowo-Gibran Menang Satu Putaran

    SERANG, BANPOS – Pimpinan Pondok Pesantren Darul Ahkam Padarincang, Kabupaten Serang Banten bersama para kyai para pemimpin Pesantren se-Kecamatan Padarincang berkumpul, Rabu (24/1). Pada pertemuan itu terungkap, para kyai di Kecamatan Padarincang sepakat satu suara memberikan dukungan kepada Pasangan Capres Cawapres Prabowo-Gibran.

    Bahkan, mereka menggelar doa bersama agar Prabowo-Gibran dapat memenangkan kontestasi Pilpres dalam satu putaran. Hadir pula dalam kegiatan tersebut, Koordinator Relawan Gerakan Banten Nyata (GBN), Faisal Dudayef.

    Diketahui, Pondok Pesantren Darul Ahkam adalah salah satu pesantren tertua di Kecamatan Padarincang yang telah memiliki ribuan alumni yang tersebar di wilayah Banten dan Indonesia. Para alumni itu saat ini telah menjadi tokoh-tokoh di tempat tinggalnya dan tak sedikit yang mendirikan pesantren.

    “Kami berkumpul untuk mendoakan agar Pemilu 2024 berjalan damai, dan kami juga mengkhususkan doa untuk Prabowo-Gibran semoga menang satu putaran,” ujar KH Hidayat, Pimpinan Pesantren Darul Ahkam.

    Di hadapan puluhan kyai, ia menyampaikan harapan Pemilu 2024 berjalan damai, dan Presiden Jokowi yang saat ini memimpin Indonesia bisa purna tugas dengan baik. Oleh karena itu, Hidayat dan puluhan kyai dalam kesempatan itu bermunajat untuk kesehatan dan keselamatan Presiden Jokowi yang saat ini diterpa isu pemakzulan.

    “Tak perlu ada pemakzulan, karena beliau akan selesai sebentar lagi. Selanjutnya akan dilanjutkan oleh Presiden terpilih, semoga nanti Prabowo-Gibran yang melanjutkan,” harapnya.

    Koordinator Relawan GBN, Faisal Dudayef, menyampaikan ucapan terima kasihnya atas dukungan dan doa Pimpinan Pesantren Darul Ahkam dan Puluhan Kyai di Kecamatan Padarincang. Menurutnya, dukungan dan doa untuk kemenangan Prabowo-Gibran akan dijadikan pemicu baginya dan seluruh relawan GBN untuk lebih semangat lagi melakukan gerakan-gerakan nyata dalam memenangkan Prabowo-Gibran.

    “Kami sangat optimis, untuk kemenangan Prabowo-Gibran. Doa dan restu para kyai menjadi motivasi untuk kami untuk terus berjuang,” ujarnya. (MUF)

  • Hasil Pemeriksaan Forensik, Dokter Temukan Ini di Jasad Kades Curuggoong

    Hasil Pemeriksaan Forensik, Dokter Temukan Ini di Jasad Kades Curuggoong

    SERANG, BANPOS – Hasil pemeriksaan forensik terhadap jasad Kepala Desa (Kades) Curuggoong yang tewas disuntik mati, Salamunasir, menemukan sejumlah tanda-tanda.

    Pemeriksaan itu dilakukan oleh dokter forensik Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Banten, Budi Suhendar. Ia membeberkan kondisi jenazah Kades Curuggoong, Padarincang, Kabupaten Serang.

    Salamunasir, Kades berusia 40 tahun itu, tewas dibunuh dengan jarum suntik pada Minggu (12/3) sekitar pukul 12.00 WIB di kediamannya di Padarincang. Ia tewas di tangan seorang mantri berinisial SU.

    Budi mengungkapkan bahwa saat dilakukan pemeriksaan pada jasad korban, ditemukan adanya luka luar bekas tusukan di bagian punggung.

    “Pemeriksaan luar melihat ada luka titik pada bagian punggung,” ujar Budi kepada awak media, Senin (13/3).

    Namun, Budi mengaku belum bisa memastikan penyebab kematian Salamunasir. Menurutnya, untuk mengetahui penyebab kematian, terlebih dahulu harus melewati pemeriksaan toksikologi.

    “Kami harus tahu dahulu isinya (cairan dalam jarum suntik) apa. Makanya, kami harus ada pemeriksaan toksikologi dengan estimasi waktu dua minggu,” tuturnya.

    Kasi Humas Polresta Serang Kota AKP Iwan Sumantri menambahkan kasus pembunuhan ini masih dalam penyelidikan.

    “Masih proses penyelidikan. Saat ini sedang memeriksa saksi. Terkait motif sedang dilakukan pendalaman,” tandasnya. (DZH)

  • Cekcok, Kades di Padarincang Kabupaten Serang Tewas Disuntik

    Cekcok, Kades di Padarincang Kabupaten Serang Tewas Disuntik

    PADARINCANG, BANPOS – Seorang Kepala Desa (Kades) di Desa Curug Goong, Kecamatan Padarincang, Kabupaten Serang, Banten tewas diduga dibunuh pada Minggu 12 Maret 2023. Peristiwa tersebut membuat geger, sebab Salamunasir dikenal sebagai sosok Kades yang baik di Padarincang.

    Berdasarkan informasi yang diterima oleh BANPOS, Kades Curug Goong, Salamunasir tewas dibunuh setelah cekcok dengan seorang warga terduga pelaku, S. Usai cekcok, terduga pelaku kemudian menyuntikan cairan ke punggung korban dan tidak lama kemudian korban tidak sadarkan diri disertai kejang kejang.

    Kapolsek Padarincang, AKP E. Karmana, dalam laporannya menyampaikan bahwa pihaknya telah melakukan oleh Tempat Kejadian Perkara bersama dengan tim Inafis Polresta Serang Kota, Unit Intelkam Polresta Serang kota dan anggota Polsek Padarincang. Pada kesempatan tersebut, ia menyampaikan kronologi dan terdapat dua saksi antara lain P dan M, warga Kampung Sukamanah, Desa Curug Goong.

    “Pukul 12.00 WIB, pada saat saksi atas nama P, sedang berada di rumah korban (Kades) datang terduga pelaku (disebut) Mantri Endi untuk menemui Kepala Desa Curug Goong. Kemudian P mengetuk pintu rumah korban dan dibukakan oleh istri korban, kemudian terduga pelaku S menanyakan keberadaan Kades Curug Goong,” ujarnya.

    Ia melanjutkan, saat itu istri korban menelpon korban untuk datang ke rumah. Kemudian pada pukul 12.30 WIB, korban yang merupakan Kades Curug Goong ini datang ke rumah dan tidak lama kemudian terduga pelaku cekcok dengan korban.

    “Terduga pelaku kemudian menyuntikan cairan ke punggung korban, tidak lama kemdudian korban tidak sadarkan diri dan kejang kejang,” katanya.

    Pada pukul 13.00 WIB, korban dibopong oleh saksi M, dibawa kedalam mobil untuk dibawa ke Puskesmas Padarincang, selanjutnya korban dibawa ke RSUD Provinsi Banten. Dari hasil pemeriksaan oleh pihak RSUD Provinsi Banten, Salamunasir dinyatakan telah meninggal dunia.

    “Untuk saat ini terduga pelaku, S sudah di amankan di unit Reskrim Polresta Serang Kota,” tandasnya. (MUF)

  • Proyek PSU DPRKP Banten Diduga Dikerjakan Tanpa Pengawasan

    Proyek PSU DPRKP Banten Diduga Dikerjakan Tanpa Pengawasan

    SERANG, BANPOS- Proyek pembangunan Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum (PSU), di Kampung Nengger, Desa Batukuwung Kabupaten Serang, diduga dikerjakan tanpa pengawasan. Hal tersebut diungkapkan oleh Teguh Akbar Idham, salah seorang warga di kampung tersebut.

    Menurut Teguh, dari sejak proyek itu mulai dikerjakan, hingga hampir selesai saat ini, dirinya tidak pernah sekalipun bertemu dengan konsultan pengawas proyek, yang dikelola Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPRKP) Provinsi Banten itu.

    “Proyek ini melintas tepat di depan rumah saya, bahkan materialnya pun dititip di halaman rumah saya. Tapi tidak sekalipun saya bertemu dengan pengawas dari proyek itu,” ungkapnya.

    Padahal, menurut Teguh, konsultan pengawas bertanggungjawab untuk melaksanakan pengawasan pekerjaan di lapangan, sehingga tetap terlaksana dengan baik sesuai dengan rencana kerja dan syarat/spesifikasi teknis pelaksanaan pekerjaan.

    Selain itu, katanya lagi, konsultan pengawas juga bertugas menampung persoalan terkait pelaksanaan konstruksi di lapangan dan menyampaikan serta memberikan rekomendasi opsi solutif kepada ppk.

    “Bagaimana semua itu bisa dilakukan, bila yang bersangkutan tidak pernah di lapangan. Padahal mereka dibayar hingga puluhan juta untuk mengawasi kegiatan itu,” ucapnya.

    Akibat tidak adanya pengawasan, ungkap Teguh, kualitas material yang dikirim ke lokasi pekerjaan jadi tidak terkontrol. Seperti, beton pembatas jalan (kanstin) yang digunakan pada proyek PSU Kampung Nengger, kata Teguh, saat di kirim banyak yang pecah dan terbelah jadi dua.

    “Kanstin yang dikirim masih dalam kondisi basah, sehingga mudah rusak. Ini terjadi karena saat pengiriman barang tidak ada konsultan pengawas yang memantau kualitas materialnya,” Kata Teguh, yang juga Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kota Serang ini. (Red)

  • Banten Jajaki Bakal Bangun Taman Kehati di Padarincang

    Banten Jajaki Bakal Bangun Taman Kehati di Padarincang

    SERANG, BANPOS- Puluhan hektar lahan di Desa Kadubeureum, Kecamatan Padarincang, Kabupaten Serang rencananya akan dibangun Taman keanekaragaman hayati (Kehati) Provinsi Banten. Saat ini proses tersebut tengah dilakukan penjajakan antara pemprov dengan sebuah yayasan dan Pemkab Serang.

    “Kami sedang melakukan penjajakan untuk melakukan kerja sama dengan Yayasan Kehati untuk pembuatan Taman Kehati Provinsi Banten di lokasi ini,” kata Wakil Gubeenur Banten Andika Hazrumy didampingi Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Banten Wawan Gunawan kepada pers, kemarin.

    Dikatakan Andika, selain dengan Yayasan Kehati, kerja sama pembuatan Taman Kehati ini juga akan melibatkan Pemkab Serang karena lokasi berada di wilayah Kabupaten Serang. Adapun luas lokasi yang direncanakan untuk pembangunan Taman Kehati tersebut seluas 27 hektar. “Pada tahap awal ini lahan yang sudah siap ada 10 hektar milik Haji Embay (Tokoh Masyarakat Provinsi Banten Embay Mulyasyarif) yang akan beliau hibahkan,” kata Andika.

    Kepala Dinas Lingkungan Hidup Banten Wawan Gunawan menambahkan, pembangunan Taman Kehati tersebut direncanakan dapat dimulai pada tahun anggaran 2023 dengan rencana pengajuan anggaran DED atau detail engineering design pada tahun anggaran 2022 perubahan. “Tentu saja kita kajian dulu sekarang dan untuk DED nya Insya Allah kita ajukan di APBD (anggaran pendapatan dan belanja daerah) perubahan tahun ini,” kata Wawan.

    Dikatakan Wawan, Taman Kehati Provinsi Banten tersebut nantinya akan ditanami sejumlah jenis tanaman langka atau khas Provinsi Banten dengan tujuan untuk pelestarian dan pendidikan. “Selain tanaman kita juga akan menangkarkan jenis-jenis hewan tertentu sehingga ekosistem lingkungannya terjaga seduai dengan tujuan konservasi lingkungan yang dimiliki Taman Kehati itu sendiri,” kata Wawan.

    Untuk diketahui, Taman kehati sendiri merupakan sebuah kawasan pencadangan sumber daya alam lokal yang berada di luar Kawasan hutan. Program pembangunan tersebut diatur dalam Peraturan Mentari Negara Lingkungan Hidup No. 29 Tahun 2009 tentang Pedoman Konservasi Keanekaragaman Hayati di Daerah dan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 03 Tahun 2012 tentang Keanekaragaman Hayati.

    Taman Kehati memiliki potensi yang besar untuk melestarikan tumbuhan, terlebih taman ini bisa diusulkan oleh individu, swasta, dan pemerintah daerah. Dengan demikian, semua pihak bisa bersinergi dalam melestarikan keanekaragaman hayati yang dimiliki Indonesia.

    (RUS/AZM)

  • Asrama Pondok Pesantren Darunnajah 4 Dilahap si Jago Merah

    Asrama Pondok Pesantren Darunnajah 4 Dilahap si Jago Merah

    SERANG, BANPOS – Asrama pesantren Darunnajah 4, yang berlokasi di Padarincang, Kabupaten Serang, hangus terbakar dilahap si jago merah pada Rabu (12/1). Diduga, kebakaran terjadi akibat arus pendek aliran listrik.

    Berdasarkan pantauan di lapangan, dua kendaraan pemadam kebakaran (Damkar) dari Kabupaten Serang dikerahkan untuk memadamkan 5 ruangan asrama dari lahapan si jago merah tersebut.

    Kabid Damkar Kabupaten Serang, Ade Sofian, yang hadir saat pemadaman mengatakan, jika kebakaran diperkirakan sekitar pukul 10:00 WIB.

    “Petugas Damkar terima laporan sekitar pukul 10 tadi, lalu kemudian kita langsung mengerahkan petugas untuk memadamkan pondok pesantren Darunnajah 4. Ada dua kendaraan damkar yang menuju lokasi kejadian,” ungkapnya.

    Ade Sofian menambahkan, dalam kejadian tersebut tidak ada santri yang menjadi korban.

    “Kita bersyukur tidak menimbulkan korban jiwa pada kejadian tersebut, namun kerugian diperkirakan mencapai puluhan juta rupiah,” tambahnya.

    Adapun pengurus pesantren saat ditemui, tidak mau memberikan keterangannya. (ZIK)

  • Vaksinasi ‘Jalanan’ Ala Puskesmas Padarincang

    Vaksinasi ‘Jalanan’ Ala Puskesmas Padarincang

    PADARINCANG, BANPOS – Dituntut akhir tahun capai 70 persen vaksinasi, Puskesmas Kecamatan Padarincang melakukan vaksinasi hingga turun ke jalan, Selasa (21/12). Dalam sebuah video yang beredar, memperlihatkan salah seorang tenaga kesehatan (Nakes) Puskesmas Padarincang tengah menawarkan kepada pengguna jalan untuk divaksin.

    Kepala Puskesmas Padarincang, Melly Siltina, mengungkapkan hal itu sengaja dilakukan olehnya untuk mengejar target vaksinasi pada akhir Desember. Hal itu juga merupakan sebuah upaya agar masyarakat mau divaksin, supaya masyarakat tetap sehat dimasa pandemi Covid-19.

    “Hari ini kami turun ke lapangan dalam rangka menggencarkan vaksinasi kepada masyarakat Padarincang, supaya yang belum tervaksin, bisa mengikuti vaksinasi di sini,” ujarnya, disela-sela kegiatan vaksinasi di desa Cisaat, Kecamatan Padarincang, Kabupaten Serang, Selasa (21/12).

    Sebanyak 64.000 sasaran vaksinasi dari jumlah masyarakat 68.000, pencapaian per hari Senin (20/12) sudah mencapai 31,4 persen. Melly mengakui bahwa jumlah tersebut masih jauh dari angka Herd Immunity 70 persen.

    “Masyarakat Padarincang tidak bisa disamakan dengan Kecamatan lainnya,” ucapnya.

    Ia menyebutkan bahwa masyarakat Padarincang merupakan asli penduduk padarincang yang pekerjaannya hanya ke sawah, petani dan ke gunung. Sehingga masyarakat beranggapan tidak perlu ada sertifikat vaksin untuk melakukan kegiatan sehari-harinya.

    “Mereka tidak perlu kartu vaksin untuk tetap bekerja setiap hari, sehingga untuk menyadarkan masyarakat ini lumayan membutuhkan waktu,” ungkapnya.

    Melly mengakui bahwa pencapaian 31,4 persen sudah luar biasa. Sebab, jumlah tersebut merupakan buah hasil dari kegigihan para Nakes Puskesmas Padarincang melakukan upaya vaksinasi.

    “Tinggal kita bagaimana caranya meraih simpati dari masyarakat, pelan-pelan, sedikit-sedikit, tidak bisa terburu-buru,” tuturnya.

    Ia mengatakan, pihaknya ditargetkan hingga akhir Desember mendatang, harus mencapai target vaksinasi 70 persen. Pihaknya tetap akan berusaha, meskipun hasilnya belum maksimal.

    “Kita langsung terjun ke masyarakat, ke kampung-kampung, tidak lagi di satu titik. Minimal kita 10 titik di lapangan, sudah mendekati door to door, langsung ke masyarakat, ke pengajian-pengajian, ke lingkungan RT dan RW,” tandasnya.

    Sebelumnya, Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah dalam rapat Forkopimda, Senin (20/12), akan Bekerjasama dengan Forkopimda untuk mencapai target Herd Immunity Kabupaten Serang.

    Dalam rapat tersebut ia mengatakan, bukan hanya teguran kepada para Camat maupun Kepala Puskesmas yang capaian vaksinasinya masih rendah. Melainkan, menyarankan agar mereka mengundurkan diri jika sudah tidak mampu bekerja.

    “Kalau yang gak mampu mundur, karena ini taruhannya masyarakat. Kalau gak mampu sudah mundur mau camat, kepala puskesmas, karena ini untuk keselamatan masyarakat bukan main-main,” tegas Tatu.

    Saat para Camat dan Kepala Puskesmas ditanyai olehnya perihal kendala yang dihadapi, ia mendapati jawaban bahwa tenaga vaksinator siap. Sehingga ia menyebut dalam hal ini komunikasi kepala puskesmas, camat dan Kades lemah.

    “Karena pada persoalan mobilisasi masyarakat bingung vaksinasi dimana, seperti di Kramatwatu banyak masyarakat menanyakan vaksinasi dimana, ini berarti sosialisasi camat, kepala desa, kepala puskesmas gak jalan,” tuturnya. (MUF)

  • Buntut Pencabulan Santriwati di Padarincang, Ponpes Nyaris Dibakar Massa

    Buntut Pencabulan Santriwati di Padarincang, Ponpes Nyaris Dibakar Massa

    SERANG, BANPOS – Ratusan santri di Kecamatan Padarincang menggeruduk Pondok Pesantren (Ponpes) S untuk mencari JM, Ketua Yayasan yang diduga telah mencabuli 15 santriwati. Bahkan ratusan santri tersebut sempat hampir membakar dan menghancurkan ponpes itu, namun dicegah oleh pihak kepolisian.

    Kedatangan mereka itu untuk menangkap JM yang hingga kini belum tertangkap oleh pihak Kepolisian. Terlebih, JM dinilai telah menodai citra ulama di Padarincang dan nama baik pesantren.

    Ucon, salah satu santri di Padarincang mengaku merasa dirugikan dengan perlakuan JM yang tidak mencerminkan sebagai pimpinan ponpes. Menurutnya, para warga mendatangi pesantren karena tidak sabar ingin menangkap pelaku. 

    “Sebenarnya kami ingin kejelasan kapan pelaku ditangkap. Karena laporan dari keluarga korban sudah ke polisi. Tapi sampai saat ini pelaku belum juga ditangkap,” ujarnya saat ditemui di lokasi, Selasa (28/7).

    Ia menerangkan, gerakan ini secara spontan dilakukan para santri dan tidak dikomandoi. Mereka merasa citra santri dan ulama di Padarincang telah tercoreng buruk dengan adanya aksi bejat yang dilakukan JM, sehingga secara spontan mendatangi Ponpes S.

    “Para santri hanya ingin membersihkan nama baik ulama di Padarincang dengan menangkap pelaku. Banyak, sampai ratusan para santri yang menggeruduk,” terangnya.

    Ia menjelaskan, santri dan warga hanya menuntut agar pelaku cepat dibui untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.

    “Kami hanya ingin pelaku ditangkap, tidak ada yang lain. Tangkap segera pelaku oleh polisi. Pelaku ada yang bawa kabur,” jelasnya.

    Sementara itu, Kapolsek Padarincang, AKP Undang Juamra, mengatakan bahwa pihaknya masih terus berusaha menenangkan warga. Pihaknya tidak bisa mengabulkan tuntutan warga karena kasus itu saat ini sedang ditangani Polres Serang Kota.

    “Yang mendatangi Ponpes ini sekitar 200 massa. Saat ini kasus tersebut kan sedang ditangani unit PPA Polres Serang Kota. Kami disini hanya menenangkan massa,” ujarnya kepada BANPOS.

    Selain itu, ia mengatakan bahwa ponpes tersebut saat ini sudah disterilkan. Para santri yang sebelumnya berada di ponpes sudah dipulangkan karena mempertimbangkan faktor keamanan.

    “Pukul 12 siang tadi massa datang ke Ponpes S. Massa yang datang itu ada dari Padarincang, Ciomas, Cinangka dan lainnya. Ponpes sudah kami sterilkan, santri yang tadinya masih ada sudah dipulangkan,” ungkapnya.

    Berdasarkan pantauan di lokasi, kondisi Pondok Pesantren dijaga ketat oleh pihak kepolisian. Bangunan pondok pun telah dipasang garis polisi. Akibat kejadian tersebut, satu bangunan pondok yang terbuat dari bambu bilik rusak diamuk massa.

    Selain itu, hingga berita ini ditulis ratusan massa masih bertahan di sekitar Ponpes. Sesekali massa melantunkan dzikir dan salawat bersama. Beberapa kali juga terdengar teriakan untuk merobohkan Ponpes itu. (DZH)

  • Ngaku Akan Kasih ‘Ilmu’, Belasan Santriwati Diduga Dirogol Ketua Yayasan

    Ngaku Akan Kasih ‘Ilmu’, Belasan Santriwati Diduga Dirogol Ketua Yayasan

    SERANG, BANPOS – Belasan santriwati mengalami pencabulan oleh ketua Yayasan salafi di Kecamatan Mancak, Kabupaten Serang. Modus yang dilakukan oleh ketua yayasan  itu yakni akan diberikan ‘ilmu’ berupa wiridan, namun harus ditebus dengan hubungan badan.

    Salah seorang perwakilan korban, Anton Daeng Harahap, mengatakan untuk saat ini hanya ada empat korban yang mau melaporkan perbuatan pelaku yang berinisial JMJ. Keempat korban tersebut yakni DA, MA, YH, ES. Semua korban itu merupakan warga Kecamatan Mancak, Kabupaten Serang.

    Anton mengatakan, para korban pencabulan tersebut berusia antara 14 tahun hingga 20 tahun yang sudah menjadi santriwati di pesantren tersebut baik kurang dari satu tahun maupun lebih dari satu tahun.

    “Ada yang sudah dicabuli satu kali dan ada juga yang sudah dua kali,” katanya kepada awak media saat ditemui di Polres Serang Kota, Senin (27/7).

    Lebih lanjut, ia menuturkan bahwa untuk santriwati yang dicabuli oleh JMJ diluar dari empat korban yang sudah melapor, rata-rata berasal dari Kecamatan Anyer, Mancak, Padarincang serta ada yang berasal dari Kabupaten Pandeglang.

    Akan tetapi, Anton enggan memaparkan nama maupun inisial korban, karena sudah berjanji kepada korban dan keluarga korban untuk tidak memberitahukan nama korban.

    Berdasarkan penuturan dari para korban, pelaku sudah lama melakukan aksinya. Namun para korban tidak mau melaporkan perbuatan pelaku, dikarenakan mendapatkan ancaman.

    Jika korban melaporkan hal tersebut kepada orang lain, maka pelaku akan melakukan teluh atau guna-guna. “Dipeluk dan disuruh buka pakaian, disuruh memeluk pelaku,” kata menggambarkan aksi tersebut kepada awak media.

    Selain itu, pelaku tidak pernah mengajar di pesanteren tersebut, akan tetapi pelaku mencari anak didik dengan cara menyuruh orang lain sejak tahun 2012. “Yang mengajar santri-santri disana,” ucapnya.

    Selain itu, Anton menerangkan bahwa pelaku sudah mempunyai tiga orang istri yang juga merupakan korban dari aksi pencabulan yang dilakukan oleh pelaku.

    Salah satu orang tua korban berinisial SY mengatakan bahwa anaknya sudah menjadi santri di pesantren pelaku kurang lebih satu tahun lamanya. Akan tetapi, anaknya tidak pernah mau menceritakan kejadian pencabulan tersebut. Ia mengatahui hal tersebut karena adanya laporan dari PPTP2A.

    “Ada yang melaporkan dari PPTP2A, disitulah saya tau,” tandasnya. (DZH/AZM)