Tag: Pandeglang

  • Dalam 2 Hari, Pandeglang Tambah 3 Orang Positif Covid-19

    Dalam 2 Hari, Pandeglang Tambah 3 Orang Positif Covid-19

    PANDEGLANG, BANPOS – Selama kurun waktu dua hari, Tim Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Pandeglang, mencatat ada penambahan kasus sebanyak tiga orang. Ketiga warga yang terpapar covid-19 tersebut berada di Kecamatan Labuan, Mekarjaya dan Karang Tanjung. Hal ini dikatakan langsung oleh juru bicara Tim Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Kabupaten Pandeglang, Dr.Achmad Sulaeman.

    “Kecamatan Labuan, Karang Tanjung dan Mekarjaya saat ini ditetapkan zona merah, karena di masing-masing Kecamatan itu ada yang Positif COVID-19, setelah dilakukan pemeriksaan Test SWAB,” kata Sulaeman, Jumat (12/6).

    Sulaeman menambahkan bahwa, untuk warga dari Kecamatan Karang Tanjung yang Positif COVID-19 itu berjenis kelamin Perempuan dengan usia 30 Tahun. Keseharian warga itu diketahui sering kontak dengan orang-orang yang beresiko COVID-19 sehingga ia pun akhirnya tertular COVID-19.

    “Untuk saat ini, wanita usia 30 tahun dari Kecamatan Karang Tanjung yang Positif COVID-19 itu sudah mendapatkan perawatan di Rumah Sakit (RS) Rujukan COVID-19 di Banten,” ucapnya.

    Sedangkan untuk warga dari Kecamatan Mekarjaya yang Positif berjenis kelamin laki-laki usia 35 Tahun dengan riwayat perjalanannya sebagai pekerja di Jakarta.

    “Sebelumnya pasien ini pernah dirawat di salah satu Klinik Swasta di Pandeglang, karena dari ciri-cirinya mengarah ke COVID-19, akhirnya dirujuk ke RSUD Banten dan langsung dilakukan pemeriksaan SWAB dengan hasil mencengangkan yakni, Positif terpapar Virus Korona (COVID-19),” jelasnya.

    Dikatakannya, orang yang terpapar COVID-19 dari Kecamatan Labuan itu berjenis kelamin laki-laki dengan usia 46 tahun. Orang yang dinyatakan positif itu temasuk Orang Tanpa Gejala (OTG), namun punya riwayat pernah singgah di daerah yang masuk Zona Merah COVID-19.

    “Sebelumnya orang yang terkonfirmasi COVID-19 itu di Tangerang. Juga sempat uji Rapid Test di Tangerang, dan hasilnya Reaktif. Kemudian disarankan untuk isolasi mandiri, namun setelah dites SWAB hasilnya positif,” tuturnya.

    Sulaeman menuturkan, karena yang bersangkutan statusnya OTG, maka sementara diisolasi di rumahnya hingga menunggu hasil keputusan, apakah nanti harus diisolasi di Wisma Atlet atau hanya di rumah saja.

    “Maka kami menyarankan agar orang yang bersangkutan untuk melakukan isolasi mandiri di rumahnya. Hari ini juga kami melakukan tes SWAB terhadap tiga anggota keluarganya, dan melakukan Rapid Test terhadap warga yang sempat kontak langsung dengan orang Positif COVID-19 itu,” katanya.

    Sejauh ini, jumlah kasus terkonfirmasi COVID-19 di Pandeglang, secara keseluruhan sebanyak 8 kasus, diantaranya 1 orang meninggal dunia, 5 orang masih dilakukan perawatan dan 2 orang dinyatakan sembuh.(MG-02/PBB)

  • Pandeglang Catat Penambahan 2 Zona Merah

    Pandeglang Catat Penambahan 2 Zona Merah

    PANDEGLANG, BANPOS – Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Pandeglang menyatakan, terdapat dua zona merah baru yaitu Kecamatan Karangtanjung dan Kecamatan Mekarjaya.

    Pasien yang terkonfirmasi positif untuk di Kecamatan Karangtanjung merupakan perempuan berusia 30 tahun yang diidentifikasi sering melakukan kontak dengan orang-orang yang memiliki potensi penularan Covid-19.

    “Saat ini pasien sedang dirawat di RSUD Banten,” ujar juru bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19, Achmad Sulaiman melalui keterangan persnya, Kamis (11/6).

    Achmad menyatakan, untuk di Kecamatan Mekarjaya, pasien positif berjenis kelamin laki-laki dan berusia sekitar 35 tahun dan memiliki aktifitas dan bekerja di Jakarta.

    “Pekerjaannya memang tidak menutup kemungkinan untuk bertemu banyak orang sehingga rentan untuk tertular,” jelasnya.

    Selain itu, ia mengungkapkan bahwa pasien dari Kecamatan Mekarjaya sempat dirawat di salah satu RS Swasta di Pandeglang.

    “Namun, karena ada indikasi tertular Covid-19, maka pasien ini dirujuk ke RSUD Banten,” terangnya.

    Setelah dilakukan SWAB dan hasil PCR nya keluar dinyatakan positif.

    Ia menyatakan, setelah mendapatkan data itu, pihaknya melakukan penelusuran dengan keluarga dan warga sekitar yang mungkin sempat kontak dengan pasien tersebut.

    “Dengan demikian, pasien yang terkonfirmasi positif sebanyak 7 orang,” terangnya.(PBN)

  • Pengunjung Perpustakaan Pandeglang Dibatasi Selama Pandemi COVID-19

    Pengunjung Perpustakaan Pandeglang Dibatasi Selama Pandemi COVID-19

    PANDEGLANG, BANPOS – Selama masa pandemi COVID-19, pengunjung Perpustakaan Pandeglang dibatasi, hal itu dilakukan sebagai upaya dalam pencegahan penyebaran wabah COVID-19 di Pandeglang.

    Mekanisme pembatasan pengunjung Perpustakaan yang duterapkan, diantaranya dilakukan shift atau jadwal pengunjung dalam setiap harinya, jumlah pengunjung dalam satu shift sebanyak 10 orang, menggunakan masker dan cuci tangan terlebih dahulu.

    Kepala Perpustakaan Pandeglang, Undang Suhendar mengatakan, sebelumnya pada awal adanya wabah pandemi COVID-19. Pelayanan Perpustakaan ditutup sementara, tapi sekarang dibuka lagi, dengan sistem pelayanan menerapkan Protokol Kesehatan.

    “Sekarang pelayanan Perpustakaan kami buka lagi, dengan catatan penerapan protokol kesehatan. Selain itu pengunjung juga dibatasi,” ungkap Undang saat ditemui di halaman Kantor Perpustakaan kepada BANPOS, Rabu (10/6).

    Selain itu, jadwal pengunjung juga dibagi shift, dalam satu hari sebanyak 5 shift dengan jumlah kuota pengunjung sebanyak 50 orang dalam setiap harinya.

    “Dalam satu shift sebanyak 10 orang pengunjung yang masuk, dengan waktu dalam satu shift itu selama dua jam, “katanya.

    Saat ditanya, buku apa saja yang biasa diburu pembaca selama pandemi COVID-19. Undang mengaku, rata-rata buku sejarah dan umum, karena mayoritas pengunjung itu Pelajar dan Mahasiswa.

    “Selain itu buku panduan mata pelajaran juga. Adapun ketersediaan buku di Perpustakaan, sejauh ini memadai,” ujarnya.

    Terpisah, salah seorang pengunjung perpustakaan Pandeglang, Reni mengaku, baru sekarang ini ia bisa lagi mengunjungi Perpustakaan. Karena sebelumnya pelayanan ditutup akibat pandmei COVID-19.

    “Dulu selama beberapa hari pelayanan Perpustakaan ini ditutup, tapi sekarang dibuka lagi. Namun pengunjung dibatasi tidak seperti sebelum ada wabah COVID-19,” tuturnya.

    Saat ditanya buku apa yang saat ini dibacanya. Ia mengaku, buku panduan mata pelajaran, karena ia punya tugas dari Kampus.

    “Saya punya tugas dari Kampus, sementara buku di Kampus terbatas. Makanya mencari di Perpustakaan ini,” tandasnya.(MG-02/PBN)

  • PLN Imbau Bayar Tagihan Listrik Tepat Waktu

    PLN Imbau Bayar Tagihan Listrik Tepat Waktu

    PANDEGLANG, BANPOS – Perusahaan Listrik Negara (PLN) Unit Pelayanan Pelanggan (ULP) Pandeglang mengaku masih banyak pelanggan yang telat membayar tagihan listrik setiap bulannya.

    Hal ini dikatakan langsung oleh Manager PLN ULP Pandeglang M Habib Tohir, ia meminta agar pelanggan membayar tagihan listrik tepat waktu. Pasalnya dengan wabah COVID-19 yang terjadi saat ini, para petugas PLN pun sangat terbatas untuk menjangkau rumah masyarakat yang berada di pelosok Pandeglang.

    “Sebenarnya dalam aturan surat perjanjian jual beli tenaga listrik dengan pelanggan sudah dijelaskan terkait batas waktu pembayaran tagihan listrik paling lambat tanggal 20 setiap bulannya. Sehingga kami minta para pelanggan PLN untuk melunasi tagihan listriknya tepat waktu. Apalagi di tengah wabah covid19 ini masyarakat juga dibatasi untuk pergi ke luar Pandeglang, sehingga dipermudah dengan pelayanan Online, tagihan listrik bisa dibayar lewat aplikasi Online yang sudah ada saat ini,” kata Habib, Rabu (10/6).

    Intinya mau dimana pun pelanggan berada bisa membayar listrik lewat kemudahan aplikasi online yang ditawarkan PLN, kecuali bagi masyarakat yang sangat terbatas akses internetnya, bisa mencari tempat yang menyediakan Wi-Fi atau lainnya.

    “Artinya PLN sudah memberikan waktu selama 20 hari untuk melakukan pembayaran. Mungkin saja pelanggan sering lupa. Dan untuk pelanggan yang telat membayar atau lupa, akan dilakukan pemutusan sementara hingga pembongkaran kwh meter. Untuk menghindari hal tersebut sekali lagi kami mengimbau kesadaran masyarakat supaya tepat waktu dalam melakukan pembayaran, tidak menunggu petugas kami datang dulu. PLN butuh kerjasama yang baik kepada seluruh pelanggan pasca bayar sehingga PLN juga bisa bekerja dengan baik. Dengan membayar rekening listrik tepat waktu, itu juga mendukung pendapatan daerah,” jelasnya.

    Jika masyarakat ingin mendapatkan informasi layanan PLN atau menyampaikan pengaduan, lanjut dia, Contact Center PLN 123 siaga 24 jam nonstop setiap harinya langsung dapat diakses melalui telepon (kode area) 123, media sosial Facebook PLN 123 dan Twitter@pln_123, email pln123@pln.co.id serta website www.pln.co.id.

    Selain Contact Center 123, kini PLN juga telah menghadirkan layanan dalam genggaman melalui aplikasi PLN Mobile yang dapat diunduh secara gratis melalui Play Store maupun AppStore.

    “Menghubungi layanan Contact Center PLN 123 apabila membutuhkan layanan seputar kelistrikan, layanan ini tersedia 24 jam 7 hari dalam seminggu,” tutupnya.(MG-02/PBN)

  • Hasil Rapid Test Jurnalis Pandeglang Non Reaktif

    Hasil Rapid Test Jurnalis Pandeglang Non Reaktif

    PANDEGLANG, BANPOS – Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pandeglang bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang mengadakan kegiatan Rapid Test massal dihalaman kantor Dinas Kesehatan kepada semua jurnalis yang ada di Pandeglang.

    Sedikitnya 25 jurnalis yang biasa meliput di Pemerintah Kabupaten Pandeglag ikut Rapid Test COVID-19, Rabu (10/6).Rapid Test ini dilayani empat petugas Dinas Kesehatan berpakaian Alat Pelindung Diri (APD) lengkap selama dua jam.

    Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang, Raden Dewi Setiani mengatakan bahwa kegiatan Tes cepat Korona dilakukan sebagai skrining awal terhadap kemungkinan infeksi Virus Korona, terhadap mereka yang memiliki risiko.

    Profesi jurnalis adalah salah satu dari profesi yang rentan terpapar penyakit menular, berisiko tinggi tertular Korona.

    Sebab, narasumber yang diwawancarai tidak semuanya dalam kondisi sehat atau terbebas dari Virus Korona, begitu juga dengan tempat yang disinggahi selama meliput peristiwa.

    “Untuk hari ini kita melakukan screning awal dalam menghadapi tatanan hidup baru diera aman COVID-19 yang kita peruntukan pada para jurnalis, karena teman-teman kita yang merupakan jurnalis adalah pelayan masyarakat yang kontak langsung dengan masyarakat. Mereka bekerja meliput kegiatan yang ada dimasyarakat kemudian tanpa menyadari bahwa disana banyak virus, makanya kita ingin teman-teman media juga siap mengahadapi New Normal dan dipastikan sehat, dan Alhamdulillah hasilnya Non Reaktif semua,” kata Dewi, Rabu (10/6).

    Dewi menegaskan, hasil yang didapat para jurnalis usai menjalani tes adalah non reaktif, meski non reaktif, Dewi juga menghimbau kepada para jurnalis agar tetap menerapkan protokol kesehatan ketika bekerja.

    “Tetap jaga kesehatan konsumsi vitamin, makan makanan yang sehat, pakai masker dan istirahat cukup. Nanti kalau ada yang reaktif, maka prosedur Protokol Kesehatan akan kami laksanakan. Rekan-rekan jurnalis akan diisolasi mandiri dirumah,” ucap Dewi.

    Sebelumnya, Ketua PWI Pandeglang Iman meminta kepada Dinas Kesehatan (Dinkes) untuk melakukan rapid test kepada para jurnalis yang bertugas. Menurutnya, tugas wartawan hampir sama dengan petugas kesehatan.

    “Mereka (jurnalis) selalu berhubungan langsung dengan banyak orang ketika bekerja dan kita tidak tahu siapa saja yang ditemui. Mereka sehat atau tidak, sehingga ini perlu adanya Rapid Test, dan hasilnya sendiri semuanya tidak ada yg Reaktif,” jelasnya.

    Salah satu jurnalis yang mengikuti Rapid Test massal, Yusef mengaku senang dengan kegiatan itu. Walaupun sebelum Rapid Test sempat muncul kekhawatiran karena selama pandemi dia tetap menjalani aktivitas liputan seperti biasa.

    “Alhamdulillah non reaktif, tadi juga sempat khawatir karena saya lagi batuk pilek,” ujarnya.(MG-02/PBN)

  • Bayi Tanpa Anus Berhasil Diselamatkan

    Bayi Tanpa Anus Berhasil Diselamatkan

    PANDEGLANG, BANPOS – Seorang bayi kembar asal Kampung Cicadas Desa Teluk, Kecamatan Labuan, yang terlahir tanpa anus sudah bisa dipulangkan ke rumah kediamannya, kepulangan tersebut dibantu oleh pihak Puskesmas Labuan dan beberapa relawan Charity Banten.

    Bayi yang terlahir kembar tanpa anus tersebut merupakan anak dari Sdr. Topik, anak tersebut memiliki kelainan yaitu Atresia Ani (tanpa anus) dan sempat menghebohkan dunia dunia medis di Kabupaten Pandeglang, sebab kelahiran awalnya dari bayi kembar tanpa anus ini harus penuh perjuangan, selain tidak memiliki BPJS namun pihak RSUD juga keterbatasan team medis sepesialis bedah anak.

    Kepala PKM Labuan, Angga Iskandarwinata menuturkan, saat perjalanan sang bayi yang satu meninggal saat dalam penanganan medis, namun pihaknya bersama tim relawan berusaha menyelamatkan bayi yang satu lagi.

    “Iya saat kami mendapat laporan dari relawan kami bergerak mengevakuasi pasien tersebut, namun saat dalam perjalan kondisi memang sudah lemah bayi yang satu, namun kita sempat berikan penyelamatan ke RS Aulia yang terdekat karena kondisi yang makin buruk namun sayang sang bayi satu tidak bisa terselamatkan,” kata Angga, Kamis (4/6).

    Meskipun sempat mengalami hambatan, pihaknya terus berupaya kepada pihak rumah sakit yang sudah bermitra dengan pihak BPJS, oleh karenanya dia meminta pihak relawan untuk mencari solusi agar bayi yang masih hidup bisa segera ditangani karena sudah mulai menurun kondisinya.

    “Untuk penangan bayi yang masih selamat, kita bawa kesana dan dirawat secara intensif oleh RSUD Berkah, karena sulitnya mencari ruang ICU di rumah sakit yang bermitra dengan BPJS maka kami koordinasi dengan relawan Charity Banten, untuk mencari solusi penyelematan bayi, sebab kondisinya semakin hari semakin menurun,” ujarnya.

    Sementara itu, Ketua Charity Banten, Diki Nurmansyah mengatakan, pihaknya mencari Rumah Sakit Swasta untuk segera menangani bayi yang selamat, pada akhirnya diputuskan untuk di rawat di salah satu rumah sakit swasta dan biaya penanganan ditanggung oleh yayasan Sedekah Terbuka.

    “Akhirnya segera membawa pasien tersebut ke Rumah sakit swasta Benggala di Serang dan kita meminta bantuan untuk pembayaran pasien tak mampu kepada yayasan Sedekah Terbuka yang sudah bermitra dengan kami, pihak yayasan Sedekah Terbuka pun siap menyanggupi pembiayaan sepenuhnya pada pasien tak mampu yang terlahir tanpa anus (Atresia Ani), “jelasnya.

    Melihat perjuangan para pihak yang membantu keluarganya yang tidak mampu, ayah dari bayi tersebut, Topik mengucapkan rasa syukur dan terima kasih, karena anaknya yang memiliki kelainan sudah bisa ditangani dan diobati meskipun satu bayi sudah tidak bisa terselamatkan.

    “Terima kasih kepada orang yang sudah berjuang membantu pengobatan anak saya, Charity Banten, Dinkes, Dinsos yang sudah memperhatikan kami orang tak mampu khsusunya buat yayasan Sedekah Terbuka semoga apa yang semua berikan pada kami Allah berikan balasan pahala yang berlimpah serta berlipat ganda,” imbuhnya.(MG-02/PBN)

  • Pasca-lebaran, Harga Bawang Merah Lokal Meroket

    Pasca-lebaran, Harga Bawang Merah Lokal Meroket

    PANDEGLANG, BANPOS – Pasokan bahan kebutuhan pokok masyarakat di Pasar Badak Pandeglang dalam kondisi normal di awal Juni ini. Namun khusus bawang merah lokal, meski pasokan barang masih berlangsung, tapi jumlahnya berkurang.

    Kondisi ini membuat harga bawang merah lokal meroket dari harga normal.

    “Harga bawang lokal naik terus, kemarin masih Rp =20 ribu per kilo, sekarang sudah Rp60 ribu per kilo,” kata Aas, pedagang eceran di Pasar Badak, Pandeglang, kepada BANPOS, Kamis (4/6).

    Menurutnya, saat Ramadan harga bawang merah lokal di kisaran Rp40 ribu per kilogram. Bahkan sebelum bulan puasa, harga bawang merah hanya Rp 20 ribu per kilogram. Pascalebaran, harga bawang merah lokal mulai melonjak naik.

    “Katanya sih pasokan dari petani bawang seperti Brebes agak berkurang, selain itu juga kendalanya dari pengiriman,” ucapnya.

    Mengenai harga bawang merah impor, ia mengatakan meski harganya murah yakni di kisaran Rp25 ribu hingga Rp30 ribu per kilogram, namun masyarakat kurang menyukai aromanya.

    “Tapi kalau untuk masak lebih enak bawang merah lokal, karena lebih wangi dan enak, itu juga kata pembeli,” jelasnya.

    Kenaikan harga bawang merah cukup signifikan juga diakui Saep, pedagang eceran lainnya di Pasar Badak, Pandeglang. Ia menjual bawang merah lokal Rp60 ribu per kilogramnya. Kenaikan sudah terjadi dalam seminggu terakhir.

    “Habis Lebaran lah sudah mulai naik. Sekarang di pasar saja sudah Rp58 ribu sampai Rp60 ribu yang kualitas bagus,” bebernya.

    Namun, untuk harga komoditi yang lain, Saep menuturkan tidak ada kenaikan harga atau masih stabil bahkan cenderung mengalami penurunan.

    “Kalau untuk harga bawang putih, tomat, cabe merah, cabe rawit, bawang bombay, itu tidak mengalami kenaikan, bahkan sebagian harganya ada yang turun,” ungkapnya.

    Kontributor harga bahan pokok Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Pandeglang, Nunu membenarkan kenaikan harga bawang merah lokal di Pasar Badak Pandeglang disebabkan oleh beberapa faktor.

    “Kenaikan harga bawang merah lokal sudah terjadi pasca-hari raya Idul Fitri kemarin, itu disebabkan oleh gagal panen para petani, baik yang dari Brebes, Cirebon, dan juga Pati, serta kendaraan yang mengirimnya sulit masuk dikarenakan PSBB dan masih banyak lagi,” tandasnya.(MG-02/PBN)

  • Klaster WNA Bangladesh, Kecamatan Majasari Jadi Zona Merah

    Klaster WNA Bangladesh, Kecamatan Majasari Jadi Zona Merah

    PANDEGLANG, BANPOS – Kasus COVID-19 di Kabupaten Pandeglang nampaknya meningkat. Hal itu dibuktikan dengan bertambahnya warga terkonfirmasi positif COVID-19 yang diketahui melalui hasil swab. Sebelumnya ada 3 orang, kini bertambah menjadi 4 orang positif COVID-19.

    Dari jumlah kasus warga asal Pandeglang yang terkonformasi Positif COVID-19, sebanyak dua orang dinyatakan sembuh, satu orang meninggal dunia dan satu orang lagi masih dalam penanganan medis.

    Berdasarkan hasil informasi yang dihimpun, beberapa hari terakhir telah ditemukan lagi kasus baru yang terkonfirmasi COVID-19 melalui hasil SWAB, pasca-kunjungan warga Negara Bangladesh beberapa bulan lalu di Kecamatan Majasari, Pandeglang.

    Juru Bicara Tim Gugus Tugas penanganan COVID-19 Kabupaten Pandeglang, dr.Achmad Sulaeman mengakui ada penambahan jumlah kasus terkonfirmasi COVID-19 di Pandeglang. Dari sebelumnya tiga orang, kini menjadi empat orang.

    “Untuk kasus yang terkonfirmasi positif Covid-19 titik di wilayah kita bertambah, yang kemarin kita mencatat ada 3 hari ini kita bertambah satu menjadi 4 kasus yang terkonfirmasi Ini berasal dari Kecamatan Majasari,” katanya, Rabu (3/6).

    Pasca-adanya warga yang terkonfirmasi Positif, Tim Gugus Tugas penanggulangan COVID-19 Pandeglang, akan melakukan penelusuran (tracking) terhadap orang-orang yang sempat kontak langsung dengan warga terkonfirmasi COVID-19 tersebut.

    “Kami dari tim gugus tugas akan terus memantau perkembangan selanjutnya, dan direncanakan kami akan bergerak untuk Mentracking orang-orang yang sempat kontak dengan yang terkonfirmasi tersebut,” ucapnya.

    Sule juga menambahkan bahwa sebanyak 4 warga yang dinyatakan positif COVID-19 melalui hasil pemeriksaan swab, dengan riwayat kontak langsung dengan Warga Negara Bangladesh tersebut. Dari ke empat orang itu, tiga diantaranya adalah warga luar Pandeglang, diantaranya warga Kabupaten Lebak, Kabupaten Serang dan Kota Serang dan ketiga warga tersebut masuk data masing-masing daerah.

    “Kita telah mencatat bahwa dari 4 orang terkonfirmasi di kecamatan majasari ini, 3 orang diantaranya telah berada di tempat asalnya masing-masing yaitu mereka berasal dari satu orang berasal dari kabupaten Lebak, satu orang berasal dari Kabupaten Serang, dan satu lagi dari kota Serang. Yang tersisa di Pandeglang hanya 1 maka dari itu data orang yang terkonfirmasi di Pandeglang hanya bertambah satu, sehingga total semua orang yang terkonfirmasi Positif di kabupaten Pandeglang ada 4 orang,” jelasnya.

    Untuk itu, demi memutus mata rantai penularan COVID-19 di Kabupaten Pandeglang, pihaknya mengajak masyarakat agar melakukan protokol kesehatan yang dianjurkan oleh Pemerintah.

    “Untuk memutus rantai penularan penyakit ini kita harus melakukan 4 hal yang terpenting, lakukan kebiasaan adaptasi baru ini dengan melakukan memakai masker, menjaga jarak dari kerumunan, dan satu hal lagi sering-sering cuci tangan dengan menggunakan sabun,” tandasnya.(MG-02/PBN)

  • Masyarakat Protes Jalan Desa Banjar Rusak Parah

    Masyarakat Protes Jalan Desa Banjar Rusak Parah

    PANDEGLANG, BANPOS – Sejumlah warga Kampung Kadu Bale, Desa Banjar, Kecamatan Banjar, Kabupaten pandeglang, menyampaikan aksi protes jalan rusak dengan memposting foto sarkasme, karena jalan yang ada di lingkungannya tergolong rusak cukup parah.

    Salah seorang warga Desa Banjar, Muhamad Nahrowi mengatakan, dirinya memasang foto dengan tulisan menyinggung bertujuan agar jalan yang rusak tersebut bisa segera diperbaiki, karena warga setempat banyak yang menggunakan akses jalan tersebut sebagai penunjang aktifitas sehari-hari.

    “Jalan ini sudah rusak parah, kalau musim hujan itu suka banyak genangan air, sementara pemerintah setempat seperti tidak melihat itu, untuk itu kami berinisiatif memotret jalan rusak dan membentangkan kertas bertulisan menyindir agar segera mendapatkan perhatian dari Pemerintah,” katanya kepada BANPOS, Rabu (3/6).

    Menurutnya, apabila jalan tersebut dibiarkan rusak akan menimbulkan hal lain, seperti tergelincirnya pengendara, dengan demikian dirinya berharap kepada Pemerintah Kabupaten Pandeglang untuk segera memperbaiki jalan tersebut.

    “Kalau saya kan setiap hari lewat sini, karena mengajar juga di salah satu sekolah yang ada di Desa Banjar, kadang khawatir saja begitu melihat kondisi jalan yang rusak, gimana coba kalau ada ibu-ibu hamil, orang yang sakit, terus pengendara yang terjatuh, mau menyalahkan siapa? Makanya saya minta diperbaikilah, jangan dibiarkan seperti ini seperti tidak ada pemerintah,” ujarnya.

    Nahrowi juga mengatakan, beberapa waktu lalu ada informasi akan dibangun, namun sampai saat ini belum ada juga.

    “Kemarin-kemarin memang infonya mau dibangun, rencanya sih dari tahun 2018 tapi sampai sekarang juga tidak kunjung dibangun dan masih dibiarkan seperti itu,” ucapnya.

    Sementara itu, ditempat terpisah, Camat Banjar Mujani, menanggapi informasi jalan rusak di daerahnya, ia memastikan jalan tersebut sudah masuk ke dalam usulan pembangunan tahun 2020, namun karena ada pandemi COVID-19 yang membuat terhambatnya pembangunan jalan tersebut.

    “Terkait jalan itu, berdasarkan data pembangunan sudah diploting tahun anggaran 2020, titik nol dari simpangan Gorobog menuju arah Kampung Kadu Bale, namun dengan adanya pandemi COVID-19 ini saya kurang apakah tertunda tahun ini apa tidak, karena sekarang ini anggaran difokuskan penanganan COVID-19, lebih jelasnya di PUPR,” imbuhnya.

    Adapun untuk volume yang diusulkan oleh pihak desa, Mujani tidak mengetahui secara persis, sebab yang berhak menghitung volume untuk kebutuhan jalan tersebut adalah tim konsultan survey.

    “Yang diusulkan tidak menyebutkan volume, tapi ruas jalan Gorobog – Cinunggal – Kadu Bale, untuk volume biasanya konsultan survey yang menghitung dengan kekuatan dana yang tersedia,” katanya.(MG-02/PBN)

  • BLT Dana Desa Mulai Disalurkan

    BLT Dana Desa Mulai Disalurkan

    PANDEGLANG, BANPOS – Bantuan Langsung Tunai (BLT) Dana Desa telah cair di berbagai wilayah. Keluarga miskin yang terdampak pandemi Virus Corona atau COVID-19 mendapatkan penyaluran perdana Rp.600 ribu per bulan, dimulai April sampai Juni 2020.

    Bantuan Langsung Tunai (BLT) dari anggaran Dana Desa (DD) untuk masyarakat Pandeglang yang terdampak pandemi COVID-19 tahap pertama sudah mulai dicairkan.

    Salah satu contoh desa yang telah mendapatkan dana desa, yakni Desa Bangkonol, Kecamatan Koroncong, Kabupaten Pandeglang, telah melakukan penyaluran BLT Dana Desa sebesar Rp600 ribu perkeluarga kepada 68 keluarga miskin untuk bulan pertama.

    “Alhamdulillah, kami berangkat dari Musyawarah Desa Khusus (Musdesus) yang dilaksanakan oleh Pemerintah Desa Bangkonol dengan BPD berikut tokoh masyarakat dan semua unsur, telah memutuskan 68 kk untuk dialokasikan dan mendapat Bantuan Langsung Tunai Dana Desa, “kata Kepala Desa Bangkonol, Ade Sopyandi kepada Banpos, saat ditemui diruang kerjanya, Rabu (3/6).

    Untuk penyalurannya sendiri, Ade mengatakan bahwa sudah dilaksanakan pada hari Selasa (2/6) kemarin.

    “Untuk tahap pertama kemarin sudah kami salurkan kepada 68 kk dengan jumlah sebesar Rp600.000 per kk untuk satu bulan selama tiga bulan. Jadi Insyaallah tidak lama lagi untuk bulan keduanya akan diturunkan kembali sambil kita melaporkan hasil kegiatan penyaluran dibulan kesatu atau tahap satu kemarin, “ucapnya.

    Sementara untuk penerima bantuan yang tidak bisa mengambil langsung dikarenakan sakit, pihaknya melakukan pembagian bantuan dengan cara mendatangi langsung kerumah penerima bantuan.

    “Untuk warga penerima bantuan yang tidak bisa menghadiri atau mengambil langsung dikarenakan sakit, kami mendatangi rumah warga tersebut dengan didampingi oleh Babinkamtibmas dan Babinsa serta perangkat Desa yang lain, “ujarnya.

    Selain yang memang sudah ditetapkan 3 bulan, direncanakan pula untuk 6 bulan sesuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor 50 Tahun 2020.(MG-02/PBN)