Tag: Pariwisata

  • Menparekraf Janji Bakal Hadirkan Berbagai Event Kelas Dunia pada Tahun 2024

    Menparekraf Janji Bakal Hadirkan Berbagai Event Kelas Dunia pada Tahun 2024

    LABUANBAJO, BANPOS – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno, berjanji akan mengupayakan penyelenggaraan event berkelas dunia dihadirkan di 5 Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSPS) pada 2024, melalui dukungan Indonesia Tourism Fund.

    Hal itu disampaikan Sandiaga saat kegiatan Rakornas Percepatan Pengembangan 5 DPSP Semester II – 2023 di Golo Mori Convention Center, Labuan Bajo, Rabu (6/12).

    Ia menjelaskan, upaya itu dilakukan berkat kesuksesan ajang balap internasional MotoGP yang mampu memberikan nilai tambah kepada Indonesia sebesar Rp4,5 triliun pada 2022. Sementara sampai Oktober 2023, Nusa Tenggara Barat (NTB) menjadi provinsi dengan pergerakan wisatawan nusantara tertinggi.

    “Ini yang semakin memberikan semangat kita untuk menyelenggarakan event pada 2024 dengan dukungan dari Indonesia Tourism Fund,” kata Sandiaga dalam keterangan tertulis yang diterima BANPOS, Kamis (7/12).

    Sandi menuturkan bahwa dana yang diproyeksikan akan dikeluarkan melalui Indonesia Tourism Fund dalam mendukung sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, bisa mencapai Rp2 triliun setiap tahun. Ini akan dikoordinasikan lebih lanjut dengan Kementerian Keuangan.

    “Tentunya event yang akan dihadirkan melalui kurasi terlebih dahulu sehingga event yang dipilih benar-benar memberikan dampak nyata bagi ekonomi Indonesia, khususnya kesejahteraan masyarakat lokal dan membuka lapangan kerja,” ungkapnya.

    Lalu, persoalan interkonektivitas juga menjadi pembahasan dalam Rakornas Percepatan Pengembangan 5 DPSP Semester II – 2023. Sandiaga mengatakan, Menko Marves Ad Interim, Erick Tohir, juga memberikan arahan untuk meningkatkan konektivitas dengan fokus di 13 bandara yang akan menjadi hub peningkatan jumlah wisatawan.

    “Termasuk Komodo Internasional Airport di Labuan Bajo dengan target 12-15 juta wisman di tahun 2024,” ujarnya.

    Menparekraf mengungkapkan, saat ini terdapat penambahan anggaran sebesar Rp1,2 triliun untuk menyelesaikan pengembangan di 5 DPSP, sebelum berakhirnya masa pemerintahan Presiden Joko Widodo di tahun 2024.

    “Harapannya agar pariwisata dan ekonomi kreatif bisa menjadi lokomotif dan menggantikan ekonomi ekstraktif. Dimana targetnya mencapai di atas 10-12 persen pada 2030-2045 seiring dengan perubahan transformasi dari ekonomi Indonesia yang menuju ekonomi hijau,” kata Sandiaga.

    Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Ad Interim, Erick Tohir, menambahkan bahwa Presiden Joko Widodo memiliki visi untuk menumbuhkan pariwisata Indonesia, agar ekonomi Indonesia tidak bergantung pada sektor pertambangan.

    Sektor pertambangan menurutnya, masih memegang posisi pertama sebagai penyumbang PDB Indonesia terbesar di tahun 2022.

    Tercatat, PDB Indonesia pada tahun 2022 mencapai Rp19.588 triliun. Dimana 12,2 persen dari sektor pertambangan atau setara dengan Rp2.393 triliun. Sementara sektor pariwisata 3,6 persen atau sebesar Rp705 triliun.

    “Kalau kita lihat beberapa negara juga sudah mulai shifting seperti UAE (United Arab Emirates), Arab Saudi, yang tadinya bergantung dari minyak sekarang menjadi pariwisata. Artinya Indonesia juga bisa,” ujar Erick.

    Indonesia dikatakan Erick, memiliki kekayaan etnis budaya serta keindahan alam yang luar biasa. Didukung dengan masyarakat Indonesia yang dikenal dengan keramahtamahannya.

    Pariwisata juga menjadi penunjang terbesar dari pembukaan lapangan pekerjaan dan pertumbuhan UMKM. Sehingga ini menjadi komitmen bersama untuk menjadikan pariwisata ke depan sebagai lokomotif pertumbuhan ekonomi nasional.

    “Di sinilah kenapa pertumbuhan ekonomi nasional ke depan tidak hanya bergantung kepada sumber daya alam tetapi tentunya dengan yang namanya pariwisata, industri kreatif, dan ekonomi digital menjadi hal-hal yang kita dorong bersama,” kata Erick.

    Usai mengikuti Rakornas Percepatan Pengembangan 5 DPSP Semester II – 2023, Sandiaga yang didampingi Wamenparekraf, Angela Tanoesoedibjo, menyaksikan penandatanganan prasasti sebagai bentuk peresmian Golo Mori Convention Center yang dilakukan oleh Menko Marves Ad Interim, Erick Tohir.

    Dalam kesempatan itu, Menparekraf didampingi Staf Khusus Menparekraf Bidang Pengamanan Destinasi Wisata dan Isu-isu Strategis Kemenparekraf/Baparekraf, Brigjen TNI Ario Prawiseso; Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf/Baparekraf, Hariyanto; dan Direktur Utama BPOLBF, Shana Fatina.

    Hadir pula Wakil Menteri BUMN, Kartika Wiroatmodjo; Wakil Menteri Agama, Saiful Rahmat Dasuki; serta para peserta Rakornas. (DZH)

  • Devisa Sektor Pariwisata Indonesia Capai 6 Miliar Dolar AS

    Devisa Sektor Pariwisata Indonesia Capai 6 Miliar Dolar AS

    JAKARTA, BANPOS – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno, mengatakan bahwa nilai devisa pariwisata pada triwulan III tahun 2023 sudah melampaui target yang ditentukan.

    Diketahui, realisasi devisa sektor pariwisata pada triwulan III yakni sebesar 2,07 miliar dolar AS pada batas bawah dan 5,95 miliar dolar AS pada batas atas.

    “Untuk nilai devisa pariwisata mencapai lebih dari 6 miliar dolar AS, dengan kontribusi PDB pariwisata sebesar 3,76 persen,” ujar Sandiaga dalam keterangan tertulis, Rabu (15/11).

    Ia menuturkan, untuk nilai ekspor produk ekonomi kreatif (ekraf) hingga saat ini sudah mencapai 11,82 miliar dolar AS dan nilai tambah ekraf Rp691,75 triliun.

    Lalu, peringkat TTDI (Travel and Tourism Development Index) per tanggal 14 November, berada pada posisi 32 dan ditargetkan posisi ini akan merangkak naik hingga tembus 30 besar.

    Untuk jumlah tenaga kerja pariwisata dan ekraf pun tercatat telah di atas target. Jika ditotal, secara keseluruhan menyerap lebih dari 45 juta tenaga kerja, dengan rincian 21,93 juta tenaga kerja pariwisata dan 24,34 tenaga kerja ekraf.

    “Untuk wisatawan mancanegara yang ditargetkan 8,5, juta kunjungan, di bulan September 2023 sudah tercapai 8,51 juta kunjungan,” paparnya.

    Atas capaian itu, Kemenparekraf berhasil meraih nilai kinerja tertinggi dari 7 K/L di bawah koordinasi Kemenko Marves, dengan nilai 100 untuk sasaran K/L mendukung prioritas dan nilai 98,5 untuk proyek K/L mendukung prioritas.

    Sementara itu, pergerakan wisatawan nusantara per September 2023 baru mencapai 50 persen atau sekitar 626 juta, dari total target 1,2 – 1,4 miliar pergerakan.

    Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Angela Tanoesoedibjo, menambahkan bahwa realisasi belanja TA 2023 per 12 November 2023 sudah mencapai 73,43 persen, atau sebesar Rp2,5 triliun dari total pagu sebesar Rp3,42 triliun.

    “Adapun realisasi program prioritas nasional 2023 per-12 November 2023 adalah sebesar Rp1,2 triliun atau 70,57 persen dari total pagu prioritas nasional sebesar Rp1,74 triliun,” tandasnya. (DZH/ANT)

  • PHRI Kota Tangsel Diminta Kembangkan Inovasi Pariwisata

    PHRI Kota Tangsel Diminta Kembangkan Inovasi Pariwisata

    PERHIMPUNAN Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Tangsel periode 2023 – 2028 resmi dilantik.

    Pelantikan kepengurusan ini diharapkan menjadi mitra strategis yang terus bersinergi dan bekerja sama dengan Pemkot Tangsel dalam mengembangkan inovasi di bidang pariwisata.

    Hal tersebut disampaikan Wakil Walikota Tangerang Selatan Pilar Saga Ichsan saat menghadiri pelantikan kepengurusan PHRI periode 2023-2028 di Hotel Sahid, Serpong, pada Senin (31/7).

    “PHRI yang telah dilantik ini menjadi asosiasi yang memberi dampak positif dalam perkembangan ekonomi di Tangsel. Jadi, kita harus bekerja sama dan bersinergi dalam mengembangkan program pariwisata dan membuat inovasi yang lain. Kita lakukan bersama,” ujarnya.

    Menurutnya, dengan kerja keras dalam mengembangkan pariwisata, pendapatan daerah Tangsel pada tahun 2022 tercatat sebesar Rp355 miliar, dan Itu didapat dari restoran, cafe dan hotel.

    “Karena kerja keras kita semua, saat ini tercatat di Bapenda tahun 2022, pendapatan asli daerah dari restoran, cafe dan hotel itu Rp355 miliar. Kita targetkan tahun ini Rp390 miliar. Kita harus punya ide dan inovasi buat mendorong pariwisata ini,” ungkapnya.

    Oleh karena itu, Pemkot Tangsel dan pengurus PHRI harus punya rasa memiliki dalam industri pariwisata.

    Sebab, PHRI Tangsel ini menjadi pelaku utama dalam berperan aktif di setiap momentum pengembangan industri kepariwisataan.

    “Pemkot dan PHRI ini harus punya rasa memiliki, pemkot tidak bisa berjalan mendorong pariwisata tanpa dukungan PHRI sebagai pelaku. Kita harus bekerja sama satu sama lain, PHRI ini kan mitra strategis yang harus digaet setiap momentum,” kata Pilar.

    Termasuk kata Pilar, mengoptimalkan dan memanfaatkan potensi yang ada di Tangsel. Karenanya, ini akan menjadi potensi yang menguntungkan bagi sebuah wilayah.

    “Saya berharap PHRI, Dispar, dan Bapenda Tangsel bisa sama-sama dalam mengoptimalkan potensi yang ada. Destinasi wisata mana yang bisa menginap, bukan cuma berkunjung. Terus juga buat pelatihan terkait mutu SDM, gimana caranya bekerja di hospitality. Kalo gini kan semakin banyak event, semakin menguntungkan juga,” tuturnya.

    Selain itu, Pilar meminta kepada seluruh mitra strategis untuk mengembangkan program yang sedang berjalan secara menarik.

    “Kita kan ada program Hut Tangsel ke 15, seperti Tangsel Marathon dan Sejiwa Fest. Nah, gimana caranya kita gencarkan event itu. Apa kita buat promo saat HUT Tangsel atau membuat merchandise buat pengunjung, itu dipikir lagi supaya berjalan lancar,” tandasnya. (DZH)

  • Perhelatan Saija – Adinda Diminta Dihapus

    Perhelatan Saija – Adinda Diminta Dihapus

    LEBAK, BANPOS – Perhelatan khas Lebak, Saija Adinda, diminta untuk dihapuskan dari program pemerintah karena dianggap tidak berdampak bagi pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Lebak, khususnya di sektor pariwisata.

    Seperti dikatakan Ketua Umum Ikatan Mahasiswa Lebak (Imala), Aswari. Ia menuturkan bahwa acara Saija Adinda yang diselenggarakan setiap tahun, justru tidak memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi di Lebak, terutama dalam sektor pariwisata.

    “Target PAD saja dari sektor pariwisata belum tercapai tahun ini, hanya baru setengahnya, jadi gak berikan dampak apa-apa terhadap daerah malah menghambur-hamburkan uang dengan event gak jelas,” kata Aswari saat diwawancarai ruang bicara, Minggu (23/07).

    Ditambahkan Aswari bahwa APBD harus digunakan sebagai stimulus bagi pertumbuhan ekonomi di Lebak, terutama dalam hal infrastruktur dan sumber daya manusia yang mendukung sektor pariwisata.

    Dalam hal ini, Aswari menyoroti kejanggalan dalam acara pemilihan Saija Adinda tahun sebelumnya. Menurutnya, ada seorang peserta yang tidak menjalani pra-karantina, tapi tiba-tiba muncul di panggung saat malam puncak acara. Hal ini menimbulkan dugaan tentang adanya nepotisme dalam proses pemilihan peserta.

    “Ya ada, makanya ada kejanggalan. Bupati juga saya kira merasakan sampai dia enggan naik ke panggung saat menghadiri acara, berarti sudah sangat jelas ada dugaan nepotisme dalam pemilihannya,” terangnya.

    Oleh karenanya, pihaknya meminta kepada Bupati dan Kepala Dinas Budaya dan Pariwisata (Disbudpar) Lebak, untuk meniadakan atau membubarkan acara pemilihan Saija Adinda yang menjadi agenda rutin tahunan.

    “Acara ini bagi Imala tak sejalan dengan visi Ibu Bupati, hapus saja dan bubarkan, gak ada guna, gak ada dampak apapun bagi perkembangan ekonomi Lebak, lebih baik ganti dengan kegiatan yang lebih jelas terukur dan terarah untuk keberlangsungan masyarakat lebak,” tegasnya.

    Diketahui, Event Tahunan Saija-Adinda merupakan ajang pemilihan duta pariwisata bergengsi di Kabupaten Lebak, sekaligus ikon daerah yang bertujuan mencari sosok yang dapat mempromosikan potensi wisata daerah di era digitalisasi saat ini. (WDO/DZH)

  • Pariwisata Jadi Lokomotif Ekonomi

    Pariwisata Jadi Lokomotif Ekonomi

    LEBAK, BANPOS – Pemerintah Kabupaten Lebak kembali menggelar Festival Sen Multatuli (FSM) tahun 2023 Kegiatan dibuka oleh Bupati Lebak pada Kamis (15/6) 2023 yang dihadiri Pth Direktur Event Daerah Kemenpar-Ekraf dan Asisten Direktur Bank Indonesia Wilayah Banten.

    Diketahui kegiatan yang digelar sejak 15 hingga 17 Juni 2023 tersebut menggelar serangkaian acara kesenian, diantaranya ialah Parade Kerbau, Karnaval Nusantara, Gelar Produk Ekraf dan UMKM, Permainan tradisional dan agenda kesenian lainnya.

    Bupati Lebak, Iti Octavia Jayabaya, dalam sambutannya berterima kasih atas dukungan yang diberikan sebagai bentuk upaya melestariakan budaya di Kabupaten Lebak.

    lti menjelaskan, kolaborasi dan sinergitas yang terjadi dalam kegiatan tersebut merupakan upaya mewujudkan visi Kabupaten Lebak sebagai destinasi wisata unggulan nasional berbasis potensi lokal yang menjadi lokomotif ekonomi dalam membangun daerah.

    “Pariwisata melalui event wisata dapat menjadi lokomotif ekonomi baru bagi pembangunan Kabupaten Lebak mendatang,” ujarnya dalam penutupan FSM 2023, Sabtu (17/6).

    Iti menerangkan, Festival Seni Multatuli tahun 2023 menjadi ajang berkumpulnya seniman dan komunitas seni di Kabupaten Lebak. Kegiatan ini sebagi sarana pengembangan adat tradisi melalui pengembangan masyarakat bersama pemerintah dan komunitas.

    “FSM ini merupakan sarana untuk menjaga, membina dan mengimplementasikan nilai budaya yang ada di Kabupaten Lebak Dengan tema ‘Ngadulur Jeung Kultur’. Event ini menjadi wadah untuk membangun silaturahmi penggiat budaya dan masyarakat sehingga dapat hidup berdampingan dengan budaya,” terangnya.

    “Besar harapan melalui kegiatan ini dapat membuka ruang silaturahmi sekaligus dapat meningkatkan ekonomi masyarakat dan UMKM di Kabupaten Lebak,” tandasnya.

    Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Imam Rismahayadin, mengatakan bahwa selama kegiatan ini terdapat 14.890 wisatawan yang berkunjung dengan 17 diantaranya adalah wisatawan asing dengan total transaksi lebih dari 170 juta.

    la berharap kolaborasi dan sinergitas yang sudah terjalin dengan komunitas dan seniman dapat terus berjalan dalam menjaga nilai budaya di Lebak.

    “Kamipun berharap capaian ini menjadi pemicu semangat dalam melaksanakan event pariwisata lainnya,” singkatnya. (MYU/DZH)

  • Ganjar Minta Kualitasnya Bagus-Tahan Lama Untuk Tunjang Pariwisata

    Ganjar Minta Kualitasnya Bagus-Tahan Lama Untuk Tunjang Pariwisata

    JAWA TENGAH,BANPOS – Pembangunan jembatan di Desa Keseneng, Kecamatan Mojotengah, Kabupaten Wonosobo telah memasuki tahap pemeliharaan dengan nilai kontrak hingga finishing senilai Rp 9,7 miliar.

    Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, meninjau langsung jembatan pada Selasa (30/5). Ganjar memastikan kualitas jembatan yang dibangun dari bantuan keuangan Pemprov Jawa Tengah itu bagus dan tahan lama.

    “Kita cek kualitasnya tadi ada beberapa yang belum tuntas, saya titipkan sama Pemkab Wonosobo untuk dituntaskan, jadi saya minta jangan diterima dulu kalau belum diperbaiki. Jadi kalau nanti belum, kontraktornya suruh memperbaiki,” ujar Ganjar di lokasi.

    Adapun detail jembatan yang menghubungkan dua desa di dua kecamatan yakni Desa Keseneng, Kecamatan Mojotengah dan Desa Candiyasan, Kecamatan Kertek itu memiliki panjang 51,5 meter dan lebar 10,1 meter.

    Untuk lebar jalan di atas jembatan adalah 7 meter dengan pondasi sumuran dan abutmen 2 buah. Lalu dinding penahan tanah untuk ruas kanan seluas 21 meter dan ruas kiri 16 meter sengan saluran drainase selebar 60 meter.

    Dalam tinjauannya, Ganjar masih mendapati kekurangan. Antara lain cat yang terkelupas dan trotoarnya banyak terdapat retakan. Ganjar meminta kontraktor untuk menuntaskan kekurangan itu sebelum target pengerjaan selesai tahun ini.

    “Overall sudah bagus tinggal tadi ada pembuangan airnya biar tidak kotor, mesti tutupnya, terus pipa ini juga mesti ada tutupnya, cat yang sudah terkelupas saya minta untuk dikeruk, ditutup lagi agar kualitasnya bagus,” ucap Ganjar.

    Dengan dibangunnya jembatan tersebut, Ganjar berharap masyarakat dapat menggunakan dan memelihara jembatan bersama-sama.

    Tak hanya itu, sektor pariwisata Sindoro-Sumbing yang menjadi primadona Kabupaten Wonosobo bisa lebih meningkat dengan bertambah mudahnya akses jalan menuju ke sana.

    “Setidaknya ini kan jalurnya nanti tembus ya, bisa membuat transportasi lebih lancar. Dan potensi wisatanya memang bagus sekali Sindoro-Sumbing ini, nanti orang bisa memanfaatkan semuanya,” jelas Ganjar. (RMID)

  • Pengusaha Hotel: Seremonial Tidak Berdampak Pada Kunjungan Wisatawan ke Pandeglang

    Pengusaha Hotel: Seremonial Tidak Berdampak Pada Kunjungan Wisatawan ke Pandeglang

    PANDEGLANG, BANPOS – Dalam melakukan promosi wisata yang tepat target dan pasar, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pandeglang diharapkan tidak melakukan event atau festival yang sifatnya seremonial.

    Hal ini dikarenakan, dengan membuat event yang sifatnya seremonial tidak memberikan dampak terhadap kunjungan wisatawan yang datang ke destinasi wisata, semisal destinasi di Tanjung Lesung.

    “Pemerintah daerah harusnya melakukan promosi yang tepat target dan marketnya, contohnya market domsetik harusnya cukup Jabodetabek. Dan ketika melakukan event-event atau festival juga harusnya, target pesertanya itu dari luar Pandeglang. Jangan buat event yang sifatnya seremonial saja,” kata General Manager Tanjung Lesung, Widi Widiasmanto, kepada BANPOS melalui selulernya Jumat (10/1).

    Menurutnya, dalam melakukan promosi, perlu adanya perbaikan agar tepat sasaran. Karena, pariwisata harus siap menjadi pelayan para wisatawan dan harus dilakukan secara bersama dengan semua stakeholder.

    “Kalau soal semangat, pemerintah daerah dan ibu Bupati sangat baik dan bagus. Suksesnya pariwisata harus sama-sama semua stakeholder, pariwisata harus siap menjadi pelayan para wisatawan dan tugas kita menyiapkan, atau tata kelola destinasi yang menarik, baik, bersih, tertib seperti sapta pesona,” jelasnya.

    Widi menjelaskan, tingkat kunjungan wisatawan ke Tanjung Lesung, pada tahun 2019 tidak senormal pada tahun-tahun sebelumnya. Karena, dua hari sebelum akhir tahun 2019 diartakan aktif letusan Gunung Anak Krakatau (GAK) dan cuaca ekstrim.

    “Kalau akhir tahun kemarin belum senormal tahun-tahun sebelumnya, untuk Tanjung Lesung dimalam tahun barunya tingkat hunian 70 persen. Dua hari sebelum akhir tahun diwartakan aktif anak Krakatau juga, jadi penyebab wisatawan tidak menjatuhkan pilihan berlibur ke Banten Selatan. Dan ditambah keadaan cuaca yang memang agak ekstrim,” ujarnya.

    Saat ditanya terkait upaya yang dilakukan oleh pihak pengelola untuk menarik wisatawan datang berkunjung, Widi mengaku telah membuat promosi dengan menyiapakan paket menarik bagi wisatawan.

    “Yang pasti, kita selaku pengelola terus membuat promosi-promosi dan siapkan paket-paket untuk dapat menarik wisatawan dengan bekerjasama dengan perbankan atau perusahaan-perusahaan yang memiliki jaringan luar,” ungkapnya.(dhe/pbn)

  • Misteri Wisata Pancer: Bagus Objek Wisata, Buruk Jalannya

    Misteri Wisata Pancer: Bagus Objek Wisata, Buruk Jalannya

    Jalan menuju Wisata Pancer Kota Serang Yang Masih
    Jalan menuju objek wisata Pancer Kota Serang yang masih membutuhkan perbaikan. Foto diambil Minggu (10/11).

    KASEMEN, BANPOS – Objek Wisata Pancer yang diklaim menjadi salah satu kebanggaan Kota Serang, ternyata tidak didukung dengan infrastruktur yang membanggakan.

    Bahkan, Walikota Serang hingga harus menyebut makhluk halus untuk mengungkapkan kekesalannya atas buruknya infrastruktur jalan di Wisata Pancer.

    Hal ini disampaikan di depan ratusan masyarakat yang menghadiri acara Festival Pesisir.

    “Ini jalan di tempat wisata kenapa sampai gak keurus? Ini camatnya ada apa? Kok bisa begini,” ujar Walikota Serang, Syafrudin, saat sambutan pada pembukaan acara Festival Pesisir, Sabtu (9/11).

    Menurutnya, jika memang pihak kecamatan tidak mampu untuk membangun infrastruktur penunjang wisata, Pemkot Serang siap untuk membantu dalam pembangunan.

    “Kalau memang ada kesulitan, silahkan bicara. Setan aja bisa bicara, apalagi manusia,” katanya dengan nada sedikit kesal.

    Hal ini pun didukung oleh salah satu masyarakat, Asep. Ia mengatakan jalan yang dibangun memang berada di atas tanah masyarakat. Namun pemerintah seharusnya dapat membebaskan tanah itu.

    “Sebenarnya memang jalan ini merupakan tanah dari masyarakat. Tapi kan bukan berarti gak bisa diperbaiki. Ini kan ibukota provinsi, kenapa tidak mau berkorban sedikit untuk membebaskan tanah ini,” tuturnya.

    Menurutnya, hal tersebut bukanlah sesuatu yang sulit. Karena apabila ada kemauan, maka pemerintah dapat memprioritaskan hal tersebut demi kemajuan masyarakat.

    “Sebenarnya tidak ada yang sulit, yang penting ada kemauan. Masa iyah pemerintah tidak bisa membebaskan tanah ini. Kan ini juga untuk kemajuan pariwisata kita,” tandasnya. (DZH/PBN)