Tag: PaUd

  • Maesyal-Intan Janji Tingkatkan Insentif Guru Ngaji, Paud dan Kader Posyandu

    Maesyal-Intan Janji Tingkatkan Insentif Guru Ngaji, Paud dan Kader Posyandu

    KABUPATEN TANGERANG, BANPOS – Pasangan Calon (Paslon) nomor urut 2, Maesyal Rasyid-Intan Nurul Hikmah berjanji akan meningkatkan insentif guru ngaji, guru Paud, dan kader Posyandu, bila terpilih menjadi Bupati-Wakil Bupati Tangerang periode 2025-2030.

    Maesyal Rasyid kepada wartawan Senin (18/11) mengatakan, untuk menciptakan Kabupaten Tangerang semakin gemilang, tentunya tidak lepas dari peran para generasi bangsa yang lahir setiap harinya.

    Untuk mencetak generasi yang unggul, dan memiliki daya saing, kata dia, juga tidak lepas dari peran para pencetak generasi, yaitu para guru yang ada di Kabupaten Tangerang.

    Maka, sebagai bentuk keseriusan dalam menciptakan Kabupaten Tangerang semakin gemilang, Maesyal-Intan berjanji akan meningkatkan insentif para guru ngaji dan juga guru paud, yang selama ini terbilang masih minim.

    “Kami akan tingkatkan insentif guru ngaji dan Paud. Sehingga, mereka bisa fokus dalam mendidik dan mencetak generasi Kabupaten Tangerang yang unggul,” kata Maesyal Rasyid.

    Menurut pria yang biasa disapa Rudi Maesyal ini, guru paud memiliki peran penting dalam pembentukan kepribadian anak, mengembangkan kreativitas anak, dan meningkatkan rangsangan dalam perkembangan segala aspek dalam diri anak.

    “Guru Paud memiliki peran penting, karena menjadi gerbang terdepan dalam memberikan pengawalan tumbuh kembang anak secara dini. Kinerjanya harus lebih diapresiasi dengan cara peningkatan insentif,” katanya.

    Rudi Maesyal juga menilai, guru ngaji memiliki peran yang tidak kalah penting dengan para guru Paud. Dengan adanya guru ngaji dapat menciptakan atau membangun akhlak dan karakter anak sesuai ajaran Islam.

    Intan Nurul Hikmah menambahkan, selain peningkatan insentif guru Paud, dan guru ngaji, Maesyal-Intan juga berjanji akan meningkatkan insentif para kader Posyandu di seluruh Kabupaten Tangerang.

    Janji itu beriringan dengan janji pasangan Maesyal-Intan yang akan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di 44 Puskesmas, Posyandu, dan 4 RSUD di Kabupaten Tangerang.

    “Para kader Posyandu juga harus ditingkatkan insentifnya,” kata Intan seraya mengakui kader Posyandu menjadi ujung tombak dalam memberikan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat di Kabupaten Tangerang.

    “Kami pastikan insentif kader posyandu akan ditingkatkan pada 2025-2030,” tegas Intan.(Odi)

  • Semarak Anak Bangsa, Sarana Salurkan Bakat anak

    Semarak Anak Bangsa, Sarana Salurkan Bakat anak

    SERANG, BANPOS – Salah satu Pendidikan Anak Usia Dini (Paud) yang ada di Kota Serang yakni Paud Anak Bangsa menggelar kegiatan Semarak Anak Bangsa. Kegiatan tersebut salah satu program untuk menyalurkan minat bakat serta kreatifitas anak.

    Kepala Sekolah Paud Anak Bangsa, Ida Nurfarida menjelaskan, semarak anak bangsa merupakan program rutin tahunan yang dilaksanakan diakhir tahun ajaran pendidikan.

    Ida Nuraida menuturkan, program tersebut merupakan program sekolah yang sudah disusun dan disepakati pada awal tahun ajaran 2023/2024 dan tertuang pada kurikulum operasional satuan pendidikan (KOSP) Sekolah Anak Bangsa.

    “Yakni mengadakan kegiatan gelar kreatifitas peserta didik sekolah anak bangsa. Kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan melatih peserta didik untuk berkreatifitas dan menyalurkan bakat, meningkatkan kemampuan Berkarya dan mental keberanian tampil didepan Publik,” tuturnya, Sabtu (8/6).

    “Menambah wawasan tentang seni, serta sebagai sarana hiburan untuk peserta didik yang telah menyelesaikan pembelajaran intrakurikuler, P5 dan ekstrakurikuler selama satu tahun ajaran pendidikan. Juga Sebagai Jalan Silaturrahmi dengan Para Alumni,” tambahnya.

    Dalam kegiatan tersebut, juga diramaikan oleh penampilan dari para alumni angkatan pertama yaitu 2011, Norma Citra Kalila yang menampilkan Tarian Genjring Party, angkatan 2015 yang menampilkan tarian Mojang Priangan dan Lir Ilir yang dibawakan oleh Queenka, Moza, Nada, dan Syiffa. Serta angkatan 2020 yaitu Azqia Khairani Wajdi yang menampilkan kemampuannya berpidato dalam Bahasa Arab.

    “Harapan ke depan, semarak anak bangsa dapat terlaksana kembali untuk tahun ajaran 2024-2025, bisa semakin semarak lagi dengan segala Kreatifitas-kreatifitasnya baik dari peserta didik, guru dan orang tua, juga bisa menghadirkan para alumni dari setiap angkatannya,” tandasnya.

    Kepala Bidang (Kabid) Paud Dindikbud Kota Serang, Ati Rohayati mengapresiasi kegiatan tersebut. Menurutnya, kegiatan tersebut sangat baik dan bisa menjadi kegiatan yang baik untuk di contoh oleh sekolah lainnya.

    “Melalui pentas seni ini semoga lebih terciptanya kreatifitas siswa serta menggali kreatifitas siswa yang ada di sekolah tersebut. Program yang juga masuk para P5 ini semoga bisa menumbuhkan kekompakan antara wali murid, siswa dan pihak sekolah,” ujarnya.

    “Semoga sekolah lain bisa ikut menggelar kegiatan serupa karena kegiatan seperti ini sangat positif,” sambungnya.

    Menambahkan, Kepala seksi (Kasi) Kurikulum dan Penilaian Paud pada Dindikbud Kota Serang, Ratna Ningsih mengatakan, dalam kegiatan semarak anak bangsa yang merupakan kegiatan gelar karya P5 dan pentas seni. Dirinya mengaku bahwa kegiatan ini sangat baik, karena bisa memberikan ruang bagi anak-anak dalam mengembangkan kreatifitasnya.

    “Saya melihatnya ini merupakan wadah atau suatu tempat bagi anak-anak untuk menampilkan kreatifitasnya kemudian inovasi dan penemuan-penemuan dari mereka saat mengikuti proses pembelajaran,” jelasnya.

    “Diharapkan anak-anak bisa lebih baik lagi, mampu berfikir kritis, dan bisa mengembangkan diri untuk mampu menyelesaikan suatu masalah untuk bekal masa depan mereka (anak-anak paud anak bangsa, red),” tandasnya. (MPD)

  • Tingkatkan Profesionalisme, Guru Paud di Kota Cilegon Akan Disarjanakan

    Tingkatkan Profesionalisme, Guru Paud di Kota Cilegon Akan Disarjanakan

    CILEGON, BANPOS – Pemerintah Kota (Pemkot) Cilegon berkerjasama dengan Universitas Bina Bangsa (UNIBA) akan memberikan kemudahan kepada ratusan guru PAUD di Kota Cilegon yang belum menyelesaikan masa pendidikan sarjana atau S1 di bidang PAUD.

    Pemkot Cilegon akan membantu para guru PAUD dengan memberikan kemudahan pembayaran SPP (Sumbangan Pembinaan Pendidikan) Rp1 juta hingga Rp1,5 juta per semester.

    Walikota Cilegon, Helldy Agustian mengatakan, dalam rangka meningkatkan profesionalisme para guru PAUD, Pemkot Cilegon telah menjalin MoU (Memorandum Of Understanding) dengan Universitas Bina Bangsa untuk memberikan kemudahan bagi para guru PAUD yang ingin melanjutkan kuliah S1 dengan biaya murah.

    “Dalam rangka meningkatkan profesionalisme ini, kami sudah berkoordinasi dengan Universitas Bina Bangsa, jadi nantinya yang belum sarjana kita akan bikin MOU itu per semester minimal pembayaran hanya Rp 1 juta dan maksimalnya hanya 1.5 juta. Tapi untuk jurusan PAUD,” kata Helldy kepada awak media usai melantik Pengurus Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini Indonesia (Himpaudi) Kota Cilegon periode 2022- 2024 yang digelar di Aula Diskominfo Kota Cilegon, Kamis (10/2) pekan lalu.

    Helldy juga meminta keikhlasan para guru PAUD Kota Cilegon dalam bekerja. “Pendidikan sejak usia dini menjadi hal yang paling penting dan yang saya minta dalam kesempatan ini adalah keikhlasannya dalam bekerja,” tutup Helldy.

    Menanggapi hal itu, Ketua Himpaudi Kota Cilegon periode 2022- 2024 Ika Agustiya mengapresiasi langkah yang dilakukan oleh Pemkot Cilegon yang ingin membantu para guru PAUD yang belum sarjana bisa mendapat gelar S1 jurusan guru PAUD.

    “Bagus banget jika itu bisa terealisasi. Karena 30 persen lagi guru PAUD di Cilegon belum memiliki gelar S1. Dan sudah ada surat himbauan juga dari pusat agar seluruh guru PAUD memiliki gelar,” jelasnya.

    Menurut Ika, selama ini Kota Cilegon belum memiliki program seperti ini. Program tersebut sempat ada namun itu juga milik Pemprov Banten di tahun 2014. “Baru di Pemprov Banten aja yang ada program beasiswa bagi guru PAUD. Kalau untuk Cilegon belum pernah ada sama sekali,” pungkasnya.

    Untuk diketahui berdasarkan data tahun 2020, guru PAUD non formal di Kota Cilegon sebanyak 974 guru. Sedangkan untuk jumlah lembaga PAUD yang ada di Kota Cilegon sebanyak 142 lembaga PAUD non formal. Total ini terdiri dari 8 kecamatan se-Kota Cilegon.

    Kecamatan Jombang sebesar 19 sekolah, Kecamatan Cilegon 10 sekolah, Kecamatan Citangkil 28 sekolah, Kecamatan Pulomerak 18, Kecamatan Ciwandan 22 sekolah, Kecamatan Grogol 11 sekolah, Kecamatan Purwakarta 16 sekolah dan Kecamatan Cibeber 18 sekolah.

    (LUK/RUL)

  • Pendidik Dituntut Cepat Beradaptasi Dengan Zaman

    Pendidik Dituntut Cepat Beradaptasi Dengan Zaman

    SERANG, BANPOS – Para pendidik atau guru saat ini harus dapat beradaptasi dengan dunia baru pada era milenial. Demikian disampaikan Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy membuka secara resmi kegiatan workshop guru PAUD atau pendidikan anak usia dini, kemarin.

    “Agar pendidikan tetap bisa berselancar di atas gelombang pergeseran. Bukan tenggelam di bawah. Sistem pendidikan mesti berpacu mengimbangi perubahan,” kata Andika.
    Turut hadir dalam acara yang diikuti oleh 530 pendidik/guru PAUD se-Banten tersebut, Bunda PAUD Banten Adde Rossi Khoerunnisa dan Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, kependudukan dan dan KB Banten, Sitti Ma’ani Nina.

    Menurut Andika, hal baru yang muncul hari ini, di era pemercepatan percepatan informasi seperti sekarang, akan menjadi usang dalam tempo kurang dari dua tahun. Menariknya, kata dia, para murid masa kini bisa luwes menyesuaikan diri dengan pemercepat percepatan itu. “Ini sekaligus tantangan bagi kita para guru, terlebih pendidik PAUD yang mendidik anak-anak usia dini,” katanya.

    Andika menyebut, sebagian besar guru hari ini keteteran beradaptasi dengan kebiasaan baru tersebut. Alih-alih menghakimi murid zaman sekarang mengalami attention deficit disorder atau gangguan kemerosotan perhatian yang disebabkan oleh konsumsi internte pada gadget, kata Andika, hal itu justru terjadi sesungguhnya karena murid mengalami kebosanan karena guru dan sekolahnya ketinggalan zaman.

    Menurutnya, pada dasarnya anak-anak memiliki hasrat ingin tahu dan belajar. Hasrat itu padam karena gurunya mengajar dengan kebiasaan zaman manual. Tantangannya, kata dia, adalah bagaimana guru dan sekolah menjadikan belajar menarik, menyenangkan dan menawarkan pengalaman menantang, sebagaimana ditawarkan game online yang membuat anak-anak kerasan dan kecanduan.

    Meski begitu, gawai tidak bakal menggantikan peran guru dan sekolah tradisional. Yang harus dilakukan adalah guru mesti proaktif melengkapi pembelajaran anak menggunakan piranti mobile. Mode pembelajaran elektronik, kata Andika, malahan menawarkan alternatif yang terjangkau bagi pendidikan tradisional.

    Ketua Himpunanan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Anak Usia Dini atau Himpaudi Banten, Yayah Rukiyah mengatakan, pelatihan pendidik PAUD ini merupakan program pertama yang diselenggarakan. Dalam pelatihan tersebut, guru atau pendidik PAUD untuk menerapkan pembelajaran kreatif, inovatif dan berbasis projek.

    Pembelajaran baca tulis dan berhitung (calistung) tidak boleh diberikan oleh anak usia dini, tetapi pendidik dan tenaga kependidikan menerapkan pembelajaran berbasis project,” kata Yayah.

    (RUS)

  • Bangunan PAUD di Gununganten Butuh Perhatian

    Bangunan PAUD di Gununganten Butuh Perhatian

    CIMARGA, BANPOS – Keberadaan sarana Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang keberadaan bangunan sekolahnya sudah tak layak untuk digunakan tempat kegiatan belajar mengajar (KBM) anak didik, merupakan salah satu kendala yang sering dihadapi pihak pengelola. Seperti yang terjadi pada sekolah PAUD Wiyata Guna di kampung Cikeuyeup, Desa Gununganten, Kecamatan Cimarga.

    Diketahui, bangunan sekolah itu sudah sangat mengkhawatirkan. Dinding tembok sudah banyak mengalami retak, kayu-kayu penyangga atap genting sudah rapuh, bahkan bagian atas sebagian sudah tak beratap lagi.

    Pengelola sekolah PAUD Wiyata Guna, Sunarya kepada BANPOS mengatakan, sekolahnya sejak berdiri sampai kini belum tersentuh bantuan rehab atau perbaikan dari pihak-pihak terkait. Menurutnya, terlebih kondisinya sekarang sangat mengkhawatirkan dengan bangunan yang mulai rapuh.

    “Sekolah ini belum pernah tersentuh oleh perbaikan berat. Pada saat ini yang kami pikirkan keselamatan anak didik kami, karena rapuhnya bangunan yang kami kelola dan daya tampung yang sangat minim,” kata Sunarya, Selasa (25/01).

    Dijelaskan Sunarya, dari jumlah murid 51 siswa yang terdiri KB dan TK, itupun di bagi 2, dengan luas bangunan 4×6 meter.

    Dijelaskan pula, para tenaga pendidik dan pengurus sekolah PAUD tersebut sangat berharap adanya bantuan baik dari pemerintah maupun pihak lain, untuk merehab sekolah yang dikelolanya demi kelangsungan terlaksananya KBM dengan nyaman, tanpa ada kekhawatiran dengan kondisi bangunan yang rapuh.

    “Kami para dewan guru dan pengurus sekolah PAUD ini berharap sekali mendapat bangunan baru yang layak bagi anak didik kami, agar tidak selalu dibayang-bayangi ketakutan akan robohnya bangunan peninggalan bapak guru kami,” ungkap Sunarya.

    Terpisah, Kepala Desa (Kades) Gununganten, Parman yang juga pembina PAUD tersebut saat dihubungi membenarkan terkait bangunan PAUD di wilayah kerjanya itu sangat membutuhkan bantuan rehab. Kata Kades, tadinya akan menganggarkan melalui dana desa tapi anggarannya terbatas dan tidak ada peruntukan.

    “Iya, mau menganggarkan dari dana desa tidak ada. Karena untuk program fisik lain seperti jalan, jembatan pada rusak dan butuh anggaran juga, sementara uangnya tidak ada pak,” paparnya.

    (WDO)

  • Imadiklus Gugat Struktur Baru Kemendikbud

    Imadiklus Gugat Struktur Baru Kemendikbud

    Mahasiswa PLS Se-Indonesia berencana akan menggugat perpres terkait SOTK Kemendikbud yang menghapus Ditjen PAUD dan Dikmas.

    Saat ini, Pengurus Pusat Ikatan Mahasiswa Pendidikan Luar Sekolah Se-Indonesia (Imadiklus) sedang menggalang petisi gugatan daring melalui change.org.

    Ketua BPH Imadiklus Untirta, Wandi Sugih Triyana, menyatakan bahwa pihaknya juga mendapat instruksi dari Pengurus Pusat Imadiklus untuk melakukan aksi serentak terkait kebijakan ini.

    “Kita masih melakukan konsolidasi dulu untuk di Banten,” ujarnya.

    Menurutnya, selain menyuarakan tuntutan dari pengurus pusat, pihaknya juga akan menambahkan isu lain.

    “Seperti tentang kuota CPNS untuk jurusan PLS dan nama jurusan yang berubah dan beragam,” tegasnya.

    Sementara itu, dalam rilis yang tertulis, Ketua Umum PP Imadiklus, Ismail, menyatakan bahwa pembubaran dan peleburan ditjen PAUD dan Dikmas ke Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah telah melanggar UU nomor 20 Tahun 2003 tentang jalur pendidikan yang dibagi menjadi tiga jalur.

    “Ketiganya yaitu pendidikan Informal, Pendidikan Formal dan Pendidikan Non Formal. Sangat jelas bahwa jalur pendidikan salah satunya yaitu pendidikan non formal,” terangnya.

    Selain itu, ia mengatakan bahwa dimasukkannya pendidikan keaksaraan dan pendidikan kesetaraan menjadi bagian dari pendidikan formal, telah keluar dari ranah kajian pendidikan formal itu sendiri.

    “Bagian keempat pasal 15 memasukkan pendidikan kaksaraan dan pendidikan kesetaraan sebagai bagian dari pendidikan formal. Padahal dalam kajiannya, pendidikan keaksaraan dan pendidikan kesetaraan merupakan kajian Pendidikan Masyarakat/Pendidikan Non Formal,” tuturnya.

    Ia pun dengan tegas mengatakan bahwa Imadiklus menolak pembubaran dan peleburan tersebut. Karena secara jelas, sifat Pendidikan Non Formal sangat berbeda dengan Pendidikan Formal sehingga harus ditangani oleh orang yang paham dibidangnya.

    “Jika sewaktu-waktu kami (Imadiklus) dimintai keterangan, maka siap hadir di Kementerian untuk melakukan audiensi dan memaparkan hasil kajian kami,” tandasnya. (DZH)

  • PAUD Institut dan Askrindo Gelar Seminar Nasional PAUD dan Bakti Sosial

    PAUD Institut dan Askrindo Gelar Seminar Nasional PAUD dan Bakti Sosial

    LEBAK, BANPOS – ASKRINDO bekerja sama PAUD Institute, Senin (9/12/2019) menggelar Seminar Nasional PAUD.

    Seminar dengan tema Membangun Sumber Daya Manusia Unggul melalui penguatan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang diselenggarakan di gedung PGRI di ikuti sebanyak 260 orang guru PAUD dari Kabupaten Lebak, Pandeglang dan Serang.

    Bidang Umum Askrindo, Ahmad Faisal mengatakan, kegiatan sosial yang dilaksanakan pihaknya tidak hanya pada bidang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), tetapi pada kegiatan sosial lain.

    Faisal menyatakan, selain Pelatihan PAUD, Askrindo juga memberikan Mobil Pintar dan melakukan kegiatan bakti sosial di daerah Ciboleger Baduy yakni pemberian mainan edukatif, makanan sehat berupa susu dan biskuit, serta Pemeriksaan tumbuh kembang.

    “Tujuan dari pemberian makanan sehat pada anak usia dini itu, agar anak-anak terlengkapi gizinya, sehingga terhindar dari stunting dan gizi buruk. Sedangkan bantuan Mobil Pintar adalah untuk membiasakan anak gemar membaca buku sejak dini” katanya.

    Wakil Bupati Lebak, Ade Sumardi, di dampingi bunda PAUD Kabupaten Lebak, Ani Ade Sumardi, memberikan apresiasi Seminar Nasional PAUD yang dilaksanakan Askrindo bersama PAUD Instutute.

    “Kami mengapresiasi kegiatan ini. Seminar Nasional PAUD ini bagus untuk diikuti oleh guru-guru PAUD di Lebak. Kami ucapkan terimakasih dan memberikan apresiasi setinggi tingginya kepada penyelenggara yakni PAUD Institut dan Askrindo,” ungkapnya.

    Menurut Ade, pendidikan anak usia dini begitu penting bagi kehidupan masyarakat. Sebab, melalui pendidikan anak usia dini yang dilakukan guru-guru PAUD, karakter anak sebagai generasi penerus bangsa akan tercetak dengan baik.

    Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Lebak, Wawan Ruswandi mengatakan, dengan adanya seminar nasional PAUD ini pihaknya merasa terbantu untuk mencetak guru-guru PAUD di Lebak yang handal dan profesional sesuai tugasnya mendidik anak usia dini melalui belajar dan bermain.

    “Tidak mudah mendidik anak usia dini, dengan adanya seminar ini kami merasa terbantu dan mendukung penuh kegiatan ini,” katanya.

    Dilain pihak, Solihin pengurus Yayasan PAUD El Arif, dari Desa Gunung Batu, Kecamatan Cilograng, selain bertambah wawasan tentang metode pembelajaran pada jenjang anak usia dini, ia mengaku bangga bisa mengikuti kegiatan Nasional PAUD.

    “Tentu saya merasa senang bisa mengikuti kegiatan seminar ini. Dari seminar ini saya bisa mendapat banyak pengetahuan,” katanya. (MG-01/PBN)

  • Milad 100 Tahun Aisyiyah, Walikota Sebut Pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini

    Milad 100 Tahun Aisyiyah, Walikota Sebut Pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini

    Walikota Serang Syafrudin bersama Sekretaris Dinas Pendidikan Nursalim dan Pengurus PWA Banten saat mengikuti senam bersama, Sabtu (2/10).

    SERANG, BANPOS – Pengurus Wilayah ‘Aisyiyah Banten mengadakan milad yang ke 100 tahun di GOR Sultan Maulana Hasanudin Kota Serang Banten.
    Dalam kegiatan yang dihadiri oleh ribuan peserta yang terdiri dari anak-anak PAUD/TK serta orangtua murid dan pengajar se-Banten tersebut turut dihadiri oleh Walikota Serang Syafrudin, bahkan sempat mengikuti senam bersama peserta.

    Syafrudin menyatakan, kehadirannya tersebut untuk memastikan komitmen pemerintah terhadap pendidikan, khususnya untuk pendidikan usia dini.
    “Dan ‘Aisyiyah ini telah membuktikan kontribusinya dalam pendidikan, saya mengapresiasinya,” ujar Syafrudin usai kegiatan, Sabtu (2/10/2019).

    Ia berharap, ‘Aisyiyah dapat lebih meningkatkan lagi kualitas pendidikannya. Serta dapat membangun TK/Paud di tempat-tempat lainnya.

    “Agar anak-anak kita dapat mengikuti pendidikan TK atau PAUD juga,” harapnya.
    Ketua PW ‘Aisyiyah Banten Ima Ni`mah Chudari menyampaikan, ‘Aisyiyah untuk di Banten sudah berdiri sejak puluhan tahun yang lalu, namun untuk nasional sudah mencapai usia 100 tahun.

    “Untuk di Banten juga tidak hanya TK dan PAUD saja, tapi juga sampai ke Perguruan Tinggi. Kami juga mendirikan beberapa lembaga pendidikan di pelosok, seperti di Cikotok Lebak,” jelas Ima.

    Kedepannya, ia berharap pemda dapat lebih memperhatikan lagi lembaga-lembaga pendidikan yang ada. Dikarenakan, walaupun ‘Aisyiyah merupakan lembaga swasta, namun sudah turut serta membantu pemerataan pendidikan di Banten.

    Salah seorang alumni TK ‘Aisyiyah Rizki Putri menyampaikan, pendidikan di TK ini terasa membentuk karakter bagi para alumninya, tidak hanya dari segi agama namun juga dalam kehidupan sosialnya.

    “Jadi bukan cuma sebatas mengenal huruf latin, Quran dan menggambar saja, tapi juga cara berbagi kepada teman, keluarga, dan orang lain. Anak juga dididik dan dilatih untuk mandiri serta memiliki empati,” jelas perempuan yang berprofesi sebagai jurnalis tersebut. (PBN)