MERAK, BANPOS – Akibat dihantam ombak besar, talud jalan Dermaga VII Pelabuhan Merak, Kota Cilegon ambrol. Diketahui kejadian tersebut terjadi pada Minggu (6/2) sekitar pukul 23.40 WIB. Peristiwa alam itu mengakibatkan talud jalan Dermaga VII sepanjang 70 meter ambrol.
General Manajer (GM) PT ASDP Cabang Merak, Hasan Lessy mengatakan, peristiwa tersebut terjadi karena faktor alam. “Itu karena ombak. Karena faktor cuaca, faktor alam sehingga abrasi,” ujar Hasan Lessy saat dikonfirmasi, Senin (7/2).
Lebih lanjut, Hasan Lessy menyatakan ambrolnya talud yang dihantam ombak besar di Dermaga VII itu, karena kondisinya tidak terdapat tembok penahan air atau breakwater. Lanjut dia, breakwater hanya ada di beberapa area dermaga.
Karena itulah dermaga VII dan juga dermaga lainnya seperti dermaga V dan VI yang tidak memiliki breakwater terdampak langsung jika terjadi cuaca ekstrem. “Pintunya itu walaupun ada breakwater disana itu kan menghadap ke laut. Jadi betul-betul dihantam ombak,” tuturnya.
Diakuinya, saat ini, pihaknya masih sulit melakukan perbaikan talud jalan karena cuaca masih belum stabil. Bilamana cuaca sudah normal maka akan dilakukan perbaikan. “Belum bisa (perbaikan talud). Hanya yang bisa pipa-pipa yang ada dan kabel-kabel yang lain dialihkan ke dermaga lain,” ujarnya.
“Dalam satu dua hari memang akan kita perbaiki dengan melihat situasi,” tambahnya.
Meski terjadi kerusakan talud, mantan GM ASDP Cabang Bakauheni ini mengatakan operasional Dermaga VII tidak terganggu. Kendaraan penumpang masih bisa melintas dan menyeberang di Dermaga VII. “Tidak terganggu dengan lalu lalang penumpang. Jalan yang dilintasi masih bisa dipakai,” ungkapnya.
Sementara itu, tak jauh dari Pelabuhan Merak sebuah Kapal Tongkang atau Kapal Tangker kandas di Perairan Merak, Kota Cilegon. Kapal tersebut kandas akibat diterjang gelombang tinggi dan angin kencang.
Informasi yang berhasil dihimpun, kejadian yang menimpa kapal tangker bernomor lambung SWR 1801 terjadi pada Minggu (6/2) pada pukul 14.00 WIB. Kapal itu kandas di Perairan Merak posisinya tepat tak jauh dari Merak Beach Hotel.
“Kapal ini memang habis lego jangkar dekat ASDP. Karena cuaca kemarin cukup ekstrem, habis hujan dan gelombang tinggi akhirnya kapal ini terhempas ke sini (Merak Beach Hotel Merak),” kata Petugas Resepsionis Merak Beach Hotel Merak, Mutia kepada awak media ditemui di lokasi, Senin (7/2).
Pasca kejadian, kata Mutia, otoritas pelabuhan di Banten dan agen kapal telah turun melakukan pengecekan. “Kayaknya pengurusnya sudah datang ke sini untuk ngecek kondisi kapal. Dari pihak Polairud juga sudah datang juga ke sini,” tuturnya.
Sementara itu, Plt Kepala Seksi Keselamatan Berlayar KSOP Banten, Mardiati mengatakan, Kapal Tongkang SWR 1801 kandas pada Minggu (6/2) sekitar pukul 01.00 WIB. Kapal saat itu dijadwalkan memuat minyak di Depo Pertamina Tanjung Gerem. Namun akibat cuaca buruk angin kencang disertai gelombang tinggi, kapal kandas di Perairan Merak tepatnya di bibir pantai Merak Beach Hotel.
“Dia (kapal tongkang) posisi berlabuh untuk menunggu muat di Tanjung Gerem. Sambil menunggu, rupanya kondisi cuaca lumayan, angin kencang 20 sampai 25 Knot, gelombang 2 sampai 2,5 meter. Yang menyebabkan kapal larat yang terbawa arus ke bibir pantai Merak Beach Hotel,” ujar Mardiati dikonfimasi di Kantor KSOP Banten, Senin (7/2).
Pasca kejadian saat kondisi air laut pasang, kata Mardiati, Kapal Tongkang sempat ditarik oleh Kapal Tugboat Ocean. Namun tidak lama setelah berhasil ditarik, kapal kembali kandas karena diterjang cuaca buruk. “Posisinya kemarin sudah sempat ditarik, dibantu tarik pada saat pasang. Tapi anginnya kencang, balik lagi dia,” terangnya.
Meski kandas dua kali, namun seluruh kru kapal berhasil diselamatkan oleh tugboat. “Kalau di tugboat 10 orang. Alhamdulilah selamat semua,” terangnya.
Saat ini pihaknya telah mengupayakan agar kapal dapat dievakuasi. Atas informasi prakiraan BMKG terkait peringatan dini cuaca buruk dan kejadian tersebut pula, KSOP Banten telah mengeluarkan surat edaran atau Notice To Marine. KSOP Banten meminta agar seluruh pelaku pelayaran di Banten dapat meningkatkan kewaspadaan terkait cuaca buruk.
“Kita minta perusahaan pelayaran, nakhoda meningkatkan kehati-hatian. Siaga dalam tugas jaga, hati-hati dalam tugas jaga berlabuh jangkar agar selalu cek posisi jangan sampai kapal itu larat,” pungkasnya. (LUK/RUL)