Tag: Pemilihan Rektor

  • Masuk Tiga Besar, Alumni Sebut Ahmad Sihabudin Lebih Tepat Jadi Rektor Untirta

    Masuk Tiga Besar, Alumni Sebut Ahmad Sihabudin Lebih Tepat Jadi Rektor Untirta

    SERANG, BANPOS – Tiga nama besar muncul dalam Pemilihan Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) periode 2023-2027 putaran satu.

    Dari hasil pemilihan yang dilakukan Senat Untirta di Convention Hall Untirta, pada Selasa 30 Mei 2023 terpilih antara lain calon petahana Prof Fatah Sulaiman dengan raihan 17 suara. Disusul Dr Aceng Hasani dan Prof Ahmad Sihabudin masing-masing 11 suara.

    Menanggapi hasil itu, Alumni Pascasarjana Untirta 2022, Ahmad Faisal mengungkapkan bahwa ketiganya merupakan dosen-dosen terbaik di Untirta dan memiliki keunggulannya masing-masing.

    Meski begitu, dari informasi terkait pemilihan Rektor Untirta dan membaca visi, misi, program calon Rektor Untirta, Faisal menilai sosok Ahmad Shibudin lebih tepat menjadi Rektor Untirta.

    “Dari pengamatan saya selama kuliah di Pascasarjana Untirta sampai dengan lulus tahun 2022, dari 3 besar calon Rektor Untirta periode 2023-2027, saya melihat dan meyakini bahwa Prof Dr. Ahmad Sihabudin lebih tepat menjadi Rektor Untirta periode 2023-2027, karena sesuai dengan kondisi Untirta, Banten dan Indonesia saat ini,” ujarnya, Jumat (2/6).

    Pria yang menjabat Anggota DPRD Kabupaten Serang ini menyebut beberapa alasan menyebut Ahmad Sihabudin lebih tepat untuk dipilih menjadi Rektor Untirta daripada nama lainnya.

    “Meski dua calon Rektor lainnya juga bagus hanya saja Prof. Ahmad Sihabudin dinilai lebih tepat dan pilihan terbaik,” ungkapnya.

    Menurutnya, Ahmad Sihabudin adalah putra daerah dan salah satu profesor senior kebanggaan kampus Untirta yang telah memiliki banyak pengalaman kepemimpinan akademik di Untirta.

    Lebih jauh, Faisal menyebut bahwa Ahmad Sihabudin memiliki rekam jejak kepemipinan yang bersih dan mengayomi semua kalangan, serta lebih mengedepankan kemajuan kampus dengan semangat kebersamaan dan harmoni.

    “Visi dan misi Prof Sihabudin mendorong percepatan kemajuan kampus Untirta bereputasi global, dengan berlandaskan kearifan lokal akan membuat kampus Untirta tidak kehilangan jati dirinya,” katanya.

    Selain itu, program kerja Sihabudin disebut memosisikan kampus Untirta sebagai lokomotif yang mendukung pemenuhan kebutuhan SDM dan percepatan pembangunan, terutama Provinsi Banten, seperti pengembangan kampus di Kabuatebn Lebak, pendirian Fakultas Ilmu Budaya (FIB), Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) serta kolaborasi kampus dengan pemerintah secara terencana, strategis dan berkelanjutan.

    “Dan satu lagi yang paling menarik yaitu Prof Sihabudin ini secara personal adalah karakter yang low profile,” ucapnya.

    Penilaian itu tak lepas dari pengalaman yang Faisal dapatkan selama menempuh studi di salah satu kampus negari di ibukota Provinsi Banten ini.

    “Saya kenal betul beliau sangat asik orangnya, sangat low profile. Artinya semua orang bisa bertemu dan ngobrol bareng dengan beliau kapan saja dan di mana saja, tanpa repot atur jadwal dan protokoler. Selain itu pribadinya sangat bersahaja,” tandasnya. (MUF)

  • Alumni Untirta Terbelah, Minta Rektor Tidak Tersandera

    Alumni Untirta Terbelah, Minta Rektor Tidak Tersandera

    SERANG, BANPOS – Pemilihan Rektor (Pilrek) Untirta oleh Senat akan dilangsungkan hari ini pada pukul 09.00 WIB. Pelaksanaan pemilihan yang akan menghasilkan tiga nama calon rektor ini akan diselenggarakan di Ruangan Multimedia Rektorat Untirta.

    Berdasarkan informasi internal Untirta, sikap dari Senat Rektorat saat ini cukup crowded. Pasalnya, dari enam fakultas yang ada, empat diantaranya terjadi perpecahan suara.

    Hanya dua yang memiliki suara bulat yakni Fakultas Teknik yang merupakan homebase dari Fatah Sulaiman dan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) yang merupakan homebase dari Aceng Hasani.

    Dari prediksi yang beredar di kalangan internal Untirta, prediksi terkuat dalam Pilrek periode kali ini akan menghasilkan Fatah Sulaiman, Aceng Hasani dan Sihabudin yang menjadi calon rektor yang akan disetorkan ke Kemendikbudristek.

    “Fatah dan Aceng berpotensi untuk disetorkan namanya ke Kemendikbud karena masing-masing memiliki suara yang solid di fakultasnya. Sementara Sihabudin dapat dukungan dari oposisi keduanya,” ujar sumber BANPOS, Senin (29/5).

    Sementara itu, sejumlah alumni menyampaikan dukungan yang berbeda kepada para bakal calon rektor. Masing-masing memiliki pandangan yang berbeda, sehingga suara alumni bisa dikatakan terpecah pada Pilrek periode ini.

    Ketua IKA Untirta, Asep Abdullah Busro, mengatakan bahwa pihaknya menolak Fatah Sulaiman yang merupakan bakal calon petahana, untuk kembali melanjutkan periode kepemimpinannya. Hal itu berdasarkan evaluasi objektif atas kepemimpinan Fatah selama empat tahun ke belakang.

    Ia menuturkan, dari hasil evaluasi itu, terdapat alasan-alasan objektif yang membuat Fatah tidak perlu melanjutkan kepemimpinannya di periode kedua. Alasan pertama yakni terdapat rangkaian peristiwa yang diliput oleh media lokal maupun nasional, yang merusak citra Untirta.

    Peristiwa yang dimaksud yakni meninggalnya salah satu mahasiswa Untirta pada tahun 2021, saat mengikuti kegiatan Ekstrakurikuler Untirta. Pada peristiwa itu, Rektor Untirta diduga lalai dalam melakukan pengawasan kegiatan kemahasiswaan.

    “Selanjutnya maraknya pemberitaan media tentang isu jual beli kursi mahasiswa baru yang hendak masuk Untirta, yang tercantum dalam pemberitaan di tahun 2019 dan 2022, hingga pemberitaan media berkaitan dengan peristiwa pemeriksaan hukum terhadap Prof Fatah Sulaiman baik pemberitaan pada saat tahap penyelidikan, penyidikan dan pemeriksaan di pengadilan dalam proses hukum Prof Karomani, Rektor Unila,” ujarnya.

    Ia mengatakan, hal itu telah berakibat pada rusaknya marwah dan kehormatan Untirta, dan menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap Untirta. Oleh karena itu, ia menilai bahwa untuk mengembalikan marwah, kehormatan dan citra baik Untirta, pihaknya memandang perlu ada figur baru untuk memimpin Untirta.

    “Yang akan menjadi ikon baru yang diharapkan selain akan meningkatkan pengembangan Untirta secara komprehensif dalam kurun waktu masa 4 tahun depan, juga dapat efektif memulihkan kembali kepercayaan masyarakat terhadap Untirta sebagai Institusi Pendidikan kebanggaan masyarakat Banten dan Nasional,” tuturnya.

    Asep mengaku bahwa hal tersebut menjadi tanggungjawab moral bagi mereka selaku alumni Untirta, untuk menyelamatkan nama baik Untirta dan juga melakukan tindakan preventif agar tidak terjadi Abuse of Power di masa yang akan datang.

    “Maka IKA Untirta mendukung dan merekomendasikan kepada seluruh Senat Untirta agar dapat memilih figur baru, untuk duduk sebagai Rektor Untirta periode masa bakti 2023-2027. IKA Untirta juga merekomendasikan agar posisi Rektor Untirta cukup diberikan satu kali masa periode saja memimpin Untirta,” katanya.

    Oleh karena itu, pihaknya meminta agar Fatah Sulaiman tidak memaksakan ambisinya untuk berkuasa kembali sebagai Rektor Untirta. Pihaknya berharap Fatah dalap legowo untuk memberikan kesempatan kepada figur lain, untuk memimpin Untirta.

    “IKA Untirta mendukung tour of duty pengabdian Prof Fatah Sulaiman sebagai putra daerah Banten, untuk dapat dilanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi menjadi Dirjen di Kemendikbud RI yang akan menjadi representasi kebanggaan Untirta, serta akan mengharumkan nama baik Untirta dan Banten di tingkat Nasional,” ungkapnya.

    Berbeda dengan Untirta, salah satu alumni Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untirta, Adityawarman, mendukung Fatah Sulaiman untuk kembali menduduki singgasana Rektor Untirta. Ia menuturkan bahwa Fatah telah terbukti membawa Untirta ke arah yang lebih baik.

    Menurutnya, pada periode pertama ini, Fatah telah berhasil memindahkan Untirta dari kampus lama di daerah Pakupatan, ke kampus baru di daerah Sindangsari yang modern dan sustainable.

    “Prof. Fatah juga berhasil melakukan modernisasi kampus berbasis digital, juga jabatan fungsional dosen,” ujarnya.

    Selain itu, ia menuturkan bahwa Fatah telah berhasil membawa Untirta menjadi perguruan tinggi yang mendapatkan pengakuan nasional dan internasional. Hal itu dinilai olehnya sebagai peningkatan lebih dari 100 persen.

    “Prestasi mahasiswa Untirta baik di kancah nasional dan internasional, juga agenda-agenda nasional, kiprah dosen Untirta secara nasional dan internasional tumbuh. Ini sebuah lompatan besar dalam perjalanan Untirta sejak di-negeri-kan pada tahun 2000,” ungkap alumni jurusan Manajemen tahun 2000 dan juga mantan Pengurus BEM Untirta ini.

    Dirinya berharap, untuk lebih memajukan Untirta lebih baik lagi dari saat ini, apabila Fatah kembali terpilih sebagai Rektor Untirta, untuk dapat memilih para Wakil Rektor yang layak dan berkualitas.

    “Tidak kompromi politik, dengan membagi-bagi jabatan dengan para kompetitor,” tegasnya.

    Sementara alumni FKIP Untirta yang juga merupakan mantan Ketua BEM FKIP periode 2019, Ahmad Fauzan, mengatakan bahwa dirinya mendukung Aceng Hasani untuk menjadi Rektor Untirta periode 2023-2027.

    Ia mengatakan, Aceng layak untuk menjadi Rektor Untirta lantaran merupakan sosok yang tegas dan bijak dalam mengemban amanah sebagai pemimpin.

    “Pak Aceng dari pandangan khusus saya adalah seorang yang tegas dan bijak dalam upaya mengemban amanah sebagai pemimpin. Pada saat memimpin FKIP Untirta, beberapa kali diskusi mengenai keberlangsungan berjalannya proses belajar mahasiswa FKIP, beliau trus meningkatkan kualitas pembelajaran, dosen, tenaga kependidikan, staf, pelayanan, sampai pada fasilitas umum,” ungkapnya.

    Sedangkan alumni FKIP Untirta lainnya, Bahari, mengatakan bahwa siapapun yang akan menjadi Rektor Untirta, haruslah sosok yang tidak memiliki sandungan kasus.

    “Jangan sampai sosok yang terpilih nanti tersandera oleh permasalahan-permasalahan, yang akan membuat setiap kebijakannya menjadi tidak independen,” ujarnya.

    Sebelumnya, mahasiswa Untirta juga telah memberikan kriteria calon rektor yang mereka inginkan. Salah satunya yakni terbebas dari jejak sejarah hitam. Hal itu disampaikan melalui aksi bentang spanduk, saat pelaksanaan penyampaian visi misi bakal calon Rektor Untirta.

    Presiden Mahasiswa Untirta, Ferdinan Algifari Putra, mengatakan bahwa aksi bentang spanduk yang pihaknya lakukan merupakan salah satu bentuk penyampaian aspirasi dari pihaknya, terkait dengan sosok rektor yang akan menjabat selama empat tahun ke depan.

    “Kami mau calon pemimpin dari kampus kami itu bersih lah. Semua pemimpin itu kan patut dicontoh, dari karakter, perilaku dan lain-lain. Kami tidak mau siapapun yang jadi nanti, bisa membuat mahasiswa mencontoh karakter dan perilaku tersebut,” katanya.(DZH/PBN)

  • Hari Ini, Calon Rektor Untirta Sampaikan Visi Misi

    Hari Ini, Calon Rektor Untirta Sampaikan Visi Misi

    SERANG, BANPOS – Pemilihan Rektor (Pilrek) Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) hari ini, Selasa 23 Mei 2023 memasuki tahapan penyampaian vis misi.

    Ketua Senat Untirta, Rahmat Taufik mengatakan bahwa ada enam kandidat yang memaparkan gagasannya dalam proses seleksi calon Rektor Untirta.

    Namun, dalam rangkaian penyampaian visi misi pada agenda 4 tahunan Untirta ini hanya ada lima yang hadir lantaran satu kandidat sedang dirawat di rumah sakit.

    “Rutinitas 4 tahunan, kita harapkan calon rektor muncul ide gagasan, inovasi dan kolaborasi dengan kita semua dengan pemerintah, stakeholder,” ujarnya.

    Ketua Panitia Pemilihan Rektor Untirta, Suwaib mengungkapkan, penyampaian visi misi bagian dari tonggak sejarah untuk menentukan arah kemajuan Untirta 4 tahun kedepan.

    “Hari ini tonggak sejarah untuk melihat 4 tahun Untirta ke depan. Visi misi bagian dari proses tahapan yang harus dilakukan oleh calon rektor selama 15 menit maka harus dilakukan secara singkat,” katanya.

    Ia menyebut, hal ini bukanlah ajang untuk gagah-gagahan. Meski terkesan menegangkan, namun pemaparan visi misi ini berbicara untuk kemajuan Untirta.

    “Bukan untuk gagah-gahan, memberikan nuansa yang sangat dingin, tapi bicara kemajuan Untirta bersama. Untuk membangun pikiran,” tandasnya.

    Di tempat yang sama, Koordinator Hukum dan Kepegawaian Dirjen Dikti Ristek Kementerian Pendidikan, Riset dan Teknologi, Suyitno menyatakan, penyampaian visi misi ini bagian dari peristiwa penting untuk kemajuan Untirta hingga 2027.

    “Pada tahap ini, nanti akan memilih 3 calon rektor oleh senat Untirta. Setelah terpilih akan dilaporkan ke Kementerian untuk dilakukan rekam jejak dan wawancara,” terangnya.

    Suyitno menegaskan, penyampaian visi misi dalam rangka melihat bakal calon pemimpin Untirta dari kematangan intelektual dan emosional bakal calon Rektor Untirta.

    Dalam kegiatan ini, para kandidat diharapkan dapat memanfaatkan untuk menunjukan potensi diri untuk menuju Untirta lebih maju.

    Suyitno mengaku, tantangan perguruan tinggi akan semakin berat. Sehingga Rektor yang dipilih kedepan mampu menggerakkan potensi dan kesejahteraan bagi Untirta.

    “Kami berharap siapapun yang memimpin Untirta dapat memberikan kemajuan dalam pembelajaran dan pengabdian dengan prinsip kerja kejujuran dan keadilan,” tandasnya. (MUF)