Tag: Pemkab Lebak

  • Proyek RSUD Adjidarmo Molor Dituding Imbas Buruknya Perencanaan Pemkab Lebak

    Proyek RSUD Adjidarmo Molor Dituding Imbas Buruknya Perencanaan Pemkab Lebak

    LEBAK, BANPOS – Dinas Kesehatan (Dinkes) Lebak mengatakan bahwa molornya proyek pembangunan gedung baru RSUD Adjidarmo yang menelan anggaran belasan miliar, akibat dari cuaca dan waktu pengerjaan yang sempit.

    Alasan yang dilontarkan oleh Dinkes pun mendapat kritik keras dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Pasalnya, alasan tersebut dinilai klise, dan menggambarkan bahwa perencanaan pembangunan Pemkab Lebak masih buruk.

    Menanggapi hal itu, Ketua Umum HMI Cabang Lebak, Ratu Nisya Yulianti, mengatakan bahwa alasan yang diungkapkan oleh Dinkes menggambarkan perencanaan yang buruk di dalam tubuh Pemkab Lebak.

    “Ini terlihat sekali buruknya perencanaan pembangunan di dalam tubuh Pemkab Lebak, sampai-sampai harus menyalahkan cuaca yang sebenarnya sejak dulu memang seperti ini,” ujarnya kepada BANPOS.

    Maksudnya, kata Ratu, sudah menjadi pengetahuan umum bahwa akhir tahun dan awal tahun di Indonesia, merupakan musim penghujan. Jika memang ingin tidak terganggu oleh hujan, seharusnya pemerintah mempertimbangkan pengetahuan umum tersebut.

    “Ya kalau mau pembangunan lancar tanpa terganggu hujan, ambil lah pembangunan di musim-musim kering. Maka enggak bakal itu keganggu sama hujan,” ucapnya.

    Selain itu, ia juga mengkritisi pembangunan fisik yang kerap dilakukan di akhir tahun. Menurutnya, jika penundaan pembangunan fisik terus dilakukan, maka akan semakin banyak proyek-proyek pembangunan fisik yang terlambat penyelesaian pembangunannya.

    “Kalau seperti ini terus, bakalan banyak proyek yang lompat tahun anggaran. Ini bukan hanya soal penyerapan anggaran, tapi juga bagaimana masyarakat bisa mendapatkan pelayanan maksimal atas pembangunan itu,” tegasnya.

    Ia juga mengaku aneh dengan pengakuan Plt Kadinkes, yang menuturkan bahwa seharusnya pembangunan itu dilaksanakan selama 180 hari, namun eksekusinya hanya diberikan tenggat waktu 140 hari.

    “Apa yang diharapkan dari proyek pembangunan, yang pengerjaannya dilakukan secara terburu-buru? Yang sesuai dengan tenggat waktu saja terkadang tidak sesuai spesifikasi dan masih ada potensi gagal konstruksi, apalagi yang dibangun secara terburu-buru,” terangnya.

    Maka dari itu, ia meminta kepada Pemkab Lebak untuk segera memperbaiki pola perencanaan pembangunan, dan harus benar-benar berorientasi pada kepentingan masyarakat.

    “Bukan semata-mata penyerapan anggaran, apalagi asal bapak/ibu senang. Kita dihadapkan pada proses pemilihan kontraktor yang masih kerap berlangsung buruk, janganlah diperparah dengan perencanaan yang buruk juga,” tandasnya. (MYU/DZH)

  • Distan Lebak Disebut ‘Keblinger’, Gegara Girang Petani Gagal Panen

    Distan Lebak Disebut ‘Keblinger’, Gegara Girang Petani Gagal Panen

    LEBAK, BANPOS – Pernyataan Dinas Pertanian (Distan) yang mengaku senang dengan adanya kenaikan harga gabah kering akibat berkurangnya stok imbas gagal panen, dinilai sebagai pernyataan ‘keblinger’ alias sesat.

    Hal itu disampaikan oleh aktivis Himpunan Mahasiswa Islam Majelis Penyelamat Organisasi (HMI-MPO) Cabang Lebak, Alfian Nurhakim. Menurutnya, Distan hanya melihat adanya kenaikan harga saja, namun tidak melihat berapa nilai yang hilang akibat gagal panen.

    “Bolehlah senang dengan kenaikan harga. Tapi kita lihat kemarin gagal panennya. Bagaimana mungkin bisa menikmati harga naik jikalau mereka (petani) ternyata ruginya lebih besar karena gagl panen,” kata Alfian saat dihubungi BANPOS, Kamis (16/11).

    Menurut Alfian, pemerintah terlalu memperhatikan keuntungan dari dampak naiknya harga gabah kering, tanpa sadar bahwa para petani sebelumnya mengalami kerugian yang tidak sedikit.

    Ia menjelaskan, menanam padi membutuhkan waktu sekitar tiga bulan untuk siap panen. Jika pada masa paceklik saat ini mereka mengalami kegagalan panen setengah dari hasil panen mereka, meski diharga terbaru sekalipun selisih dari pendapatannya cukup signifikan.

    “Misalnya gini, kalau normalnya petani bisa panen 10 kilogram gabah kering dengan nilai Rp7,5 ribu berarti kan normal itu pendapatan diangka Rp75 ribu. Nah kalau paceklik panennya cuma 5 kilogram di angka Rp8,2 ribu, pendapatan hanya Rp42,500. Selisihnya jauh,” jelasnya.

    Alfian menegaskan, jika Distan memang ingin agar petani sejahtera, maka perlu memastikan rantai pasokan dari petani sampai ke pasar, tidak diganggu oleh oknum-oknum tertentu.

    “Kalau melihat kesejahteraan dari harga pasaran yang naik, itu kan namanya inflasi. Keblinger kalau gitu. Harga gabah naik, tapi barang lain ikut naik. Ya gak akan sejahtera. Jadi kami minta Distan untuk lebih serius dalam mengurus persoalan pertanian. Kalau cara pikirnya saja sudah salah, bagaimana nanti merencanakan programnya, sesat pula,” tandasnya.

    Sebelumnya, kenaikan harga gabah kering sebesar Rp700/kg akibat banyaknya gagal panen, disambut girang oleh Dinas Pertanian (Distan) Lebak. Mereka menilai, naiknya harga gabah kering akibat gagal panen, dapat meningkatkan kesejahteraan para petani.

    Hal itu disampaikan oleh Kepala Bidang Produksi pada Distan Lebak, Deni Iskandar. Ia mengatakan bahwa pemerintah daerah merasa senang jika harga gabah kering di tingkat penggilingan senilai Rp8.200/kg, dan lebih tinggi dibandingkan HPP Rp5.100/kg.

    Melonjaknya harga gabah itu dipastikan akan berdampak pada tingkat pendapatan ekonomi petani menjadi lebih baik, dan dapat bermuara pada meningkatkan kesejahteraan kehidupan keluarga mereka.

    Ia menerangkan, jika panen menghasilkan produktivitas gabah basah panen rata-rata lima ton dengan harga Rp8.200/kg, maka pendapatan petani bisa mencapai Rp40 juta lebih per hektare. Sedangkan, biaya produksi Rp10 juta/hektare. Namun, ia tidak menghitung peristiwa gagal panen yang dialami oleh petani.

    “Kami mendorong petani agar melakukan percepatan tanam karena saat ini curah hujan cukup tinggi,” kata Deni. (MYU/DZH)

  • Ribuan Benih Buah Gratis Ditebar

    Ribuan Benih Buah Gratis Ditebar

    LEBAK, BANPOS – PEMERINTAH Kabupaten (Pemkab) Lebak membagikan ribuan benih buah gratis kepada masyarakat umum di Alun-alun Rangkasbitung pada Selasa (31/10).

    Diketahui, sebanyak 4.000 benih buah-buahan tersebut berasal dari Direktorat Jenderal Holtikultura Kementrian Pertanian Republik Indonesia. Adapun jenih benih buah tersebut diantaranya yakni bibit
    buah Durian, Jambu Kristal, Jambu Air Citra, Rambutan Binjai dan Alpukat yang masing-masing berjumlah 800 batang.

    Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lebak, Rahmat, mengatakan bahwa pembagian benih buah-buahan gratis ini merupakan tindak lanjut dari bantuan pusat yang juga sebagai upaya menjaga lingkungan di
    masa depan. Menurutnya, masyarakat yang hadir memiliki antusias luar biasa untuk menerima bantuan bibit tumbuhan tersebut.

    “Jatahnya satu orang satu batang. Alhamdulilah mereka tertib antre untuk mendapatkan bibit pohon berbagai jenis yang disediakan, kata Rahmat kepada awak media.

    Ia menjelaskan, bantuan langsung ke masyarakat ini bertujuan agar warga dapat memanfaatkan pekarangan untuk ditanami bibit buah yang disediakan. Ia berpesan agar masyarakat dapat merawat tanaman yang telah diambil, agar bisa mendapatkan hasil yang maksimal pula.

    Ini semua bibit berkualitas, kalau masyarakat merawat dengan baik insyaallah akan dapat hasil yang baik juga, tandasnya.

    Sementara itu, salah satu penerima bibit, Hasan, mengatakan bahwa dirinya senang bisa mendapatkan bibit alpukat yang ia inginkan secara gratis karena selalu ingin mencoba bercocok tanam.

    Saya bukan petani, tapi saya selalu ingin bisa menanam alpukat. Semoga ini jadi (tumbuh) dan bisa menambah motivasi saya bertani, tandasnya. (MYU/DZH)

  • Sudah Digenangi, 400 Bidang Lahan Waduk Karian Belum Dibayar

    Sudah Digenangi, 400 Bidang Lahan Waduk Karian Belum Dibayar

    LEBAK, BANPOS – Soal pembebasan lahan yang tergusur Waduk Karian, dilaporkan hingga saat ini masih tercatat sekitar 400 bidang tanah yang masih belum selesai proses pembayaran pembebasannya. Dan pihak Pemkab Lebak sudah mengajukan ke Manajemen Aset Negara Republik Indonesia (MAN RI).

    Dalam hal ini pemerintah membenarkan terkait hal itu. Seperti dikatakan Asisten daerah (Asda) 1 Pemkab Lebak, Alkadri memastikan sisa tersebut akan segera dibayarkan oleh pemerintah, dan saat ini sedang dalam proses penyelesaian.

    “Tunggu dulu, pasti dibayar oleh pemerintah, nggak mungkin nggak dibayar. Saat ini sedang proses penyelesaian,” kata Alkadri (26/10).

    Asda 1 pun menyebut, dalam pembebasan lahan Waduk tersebut saat ini ada sekitar 400 bidang tanah yang pembayarannya belum selesai.
    Namun ia memastikan itu akan segera terselesaikan.

    “Sekitar 400 bidang yang belum. Sekarang dalam tahap proses pengajuan pembayaran oleh manajemen aset negara Republik Indonesia di Jakarta,” ujarnya.

    Menurutnya, Pemkab Lebak juga sudah mengajukan untuk pembayaran ke MAN RI. “Sekarang sedang tahap proses. Di MAN RI kan melayani seluruh daerah di Indonesia, bukan hanya Kabupaten Lebak saja,” paparnya.

    Sebelumnya diketahui, Bendungan Karian yang merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) asal Kabupaten Lebak mulai diisi atau digenangi (impounding) pada Jumat (29/9).

    Bendungan yang terletak di Desa Pasir Tanjung Kecamatan Rangkasbitung ini merupakan satu dari tiga bendungan terbesar yang ada di Indonesia. Sejak awal pembangunan tahun 2015 lalu, bendungan tersebut direncanakan akan menjadi suplai air bagi berbagai wilayah di Banten hingga DKI Jakarta.

    Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Cidanau, Ciujung, Cidurian, I Ketut Jayada mengatakan, Impounding atau pengisian awal ini akan berlangsung secara bertahap.

    Lanjutnya, Bendungan Karian memiliki kapasitas daya tampung sebesar 314,7 juta meter kubik, meski pengisian dilakukan pada musim kemarau, diperkirakan daya tampung tersebut dapat dimanfaatkan sebagai pengendalian banjir pada saat musim penghujan di bulan November mendatang sesuai dengan perkiraan BMKG.

    “Penggenangan dilakukan secara bertahap begitu kebetulan ini masih musim kemarau, levelnya akan naik bertahap akan lama sekali perkiraan kami sampai penuh di bulan April-Mei 2024,” ujarnya.

    Diketahui, Pengisian awal Waduk Bendungan Karian ditandai dengan penutupan pintu inlet sebagai langkah awal mulai digenanginya Bendungan Karian untuk menjadi waduk.

    Pengisian awal ditandai dengan penekanan sirine sebagai tanda dimulainya pengisian secara simbolis oleh Kasubdit Wilayah II Bendungan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR, Kepala BBWSC3, dan Bupati Lebak.

    Sementara itu, Bupati Lebak, Iti Octavia Jayabaya dalam sambutannya mengatakan, seluruh masyarakat dan stakeholder harus senantiasa membangun daerah secara inklusif berkelanjutan sehingga dapat menarik investor berinvestasi di Kabupaten Lebak.

    “Mari kedepan kita lakukan pembangunan dengan pendekatan inklusif yang berkelanjutan. Kita juga akan terus berusaha agar semakin banyak masyarakat Lebak maupun investor berinvestasi di Kabupaten Lebak. Tunjukan Kabupaten Lebak adalah daerah yang kondusif untuk investasi, sehingga kedepan Kabupaten Lebak menjadi daerah yang semakin sejahtera,” tandasnya.(WDO/MYU/DZH/PBN)

  • Belasan Ribu Orang Kunjungi MPP Saat Tahap Uji Coba

    Belasan Ribu Orang Kunjungi MPP Saat Tahap Uji Coba

    LEBAK, BANPOS – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak mencatat belasan ribu orang telah melakukan
    kunjungan ke Mal Pelayanan Publik (MPP) Kabupaten Lebak pada tahap uji coba yang terletak di Plaza
    Lebak.

    Diketahui, uji coba MPP telah dilakukan sejak Januari 2023 dan mendapatkan respon baik dengan
    antusias yang tinggi dari masyarakat, yakni belasan ribu lebih telah menerima pelayanan di MPP
    tersebut.

    “Sejak Januari sampai dengan September ini Alhamdulillah kita mencatat 17.332 kunjungan yang datang
    ke sini. Artinya antusiasme masyarakat juga cukup tinggi, sehingga kita berharap semoga semakin dekat
    pelayanan semakin memudahkan masyarakat untuk bisa memanfaatkan Mal Pelayanan Publik yang ada
    di Kabupaten Lebak ini,” ujar Bupati Lebak, Iti Octavia Jayabaya saat melakukan Soft Launching MPP
    Lebak, Kamis (26/10).

    Ia menjelaskan, Pemkab Lebak senantiasa berupaya dan berkomitmen memberikan pelayanan terbaik
    untuk masyarakat Kabupaten Lebak. Hal tersebut ditandai dengan diluncurkannya MPP yang akan
    memudahkan pelayanan tersebut.

    “Mal Pelayanan Publik yang bermitra dengan stakeholders lain merupakan bentuk komitmen Pemkab
    Lebak dalam memberikan kemudahan, kecepatan, keterjangkauan, keamanan dan kenyamanan kepada
    masyarakat dalam mendapatkan pelayanan publik, serta meningkatkan daya saing global dalam
    memberikan kemudahan berusaha,” tandasnya.

    Sementara itu, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTS) Kabupaten
    Lebak, Yadi Basari Gunawan, melaporkan bahwa terdapat 12 gerai dengan 32 layanan yang tersedia di MPP. Salah satunya adalah kemudahan membuat paspor, dimana masyarakat Kabupaten Lebak tidak perlu lagi ke Kantor Imigrasi Serang.

    “Dengan diluncurkannya MPP ini, diharapkan terbangunnya sinergitas seluruh pelayanan publik dalam
    satu gedung, dalam rangka memberikan kemudahan, kecepatan dan kelancaran yang disediakan oleh
    penyelenggara pelayanan kepada seluruh masyarakat dan para pelaku usaha,” jelasnya.

    Sebagai informasi, Perda RTRW terbaru sudah ditetapkan setelah perjalanan panjang selama lebih dari 5
    tahun prosesnya. Hal ini mempermudah investasi dan dunia bisnis untuk berinvestasi di Kabupaten
    Lebak, sehingga aktivitas yang terkait proses perizinan dan tata ruang bisa semakin memberikan
    kepastian. (MYU/DZH)

  • Pendata Stunting Dilatih Untuk Pengambilan Kebijakan Program

    Pendata Stunting Dilatih Untuk Pengambilan Kebijakan Program

    LEBAK, BANPOS – PEMERINTAH Kabupaten Lebak bekerjasama dengan USAID Erat menggelar lokakarya Strategi
    Penguatan Data Stunting Untuk Pengambilan Kebijakan Program Percepatan Penurunan Stunting di
    Kabupaten Lebak, Kamis (26/10).

    Kegiatan tersebut diikuti oleh seluruh Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) dari 28 Kecamatan
    yang ada di Kabupaten Lebak dan berbagai OPD terkait.

    Distrik Fasilitator Kabupaten Lebak dari USAID Erat, Wahyu, mengatakan bahwa kegiatan tersebut
    merupakan bentuk dukungan dari USAID Erat kepada Pemkab Lebak, dalam upaya percepatan
    penurunan stunting.

    “Ini merupakan kali kedua kita menggelae lokakarya. Yang pertama adalah pemetaan masalah terkait
    stunting di tahun kemarin dan yang kedua ini adalah penguatan data stunting,” kata Wahyu kepada
    BANPOS.

    Ia menjelaskan, penguatan data ini penting dilakukan karena data yang baik dapat memberikan
    kebijakan dan intervensi yang baik pula. Menurutnya, terdapat beberapa data yang belum terdistribusi
    dengan baik, hal tersebutlah yang dirasa menjadi masalah dalam pengentasan stunting di Lebak.

    “Masalah ini dari berbagai faktor mulai dari Sumber Daya Manusia (SDM) kemampuan menterjemahkan
    data yang dibutuhkan hingga masalah geografis. Jadi kami merasa hal ini perlu digelar agar TPPS dari
    kecamatan bisa menjadi pengumpul data yang baik,” jelasnya.

    Wahyu berharap, meskipun waktu pelatihan ini terbatas namun bisa meningkatkan kapasitas dari para
    pengumpul data agar bisa semakin konsen dan sadar terkait permasalahan stunting.

    “Semoga setelah ini mereka bisa bekerja lebih baik lagi, lebih kompak, lebih efektif dan efisien,”
    tandasnya.

    Sementara itu, Kabid Dalduk-KB DP3AP2KB Kabupaten Lebak, Tuti Nurasiah, mengatakan bahwa
    kegiatan tersebut merupakan peningkatan kapasitas pengelolaan data bagi para operator data TPPS
    kecamatan dan operator OPD.

    “Kegiatan ini dilaksanakan sebagai pendukung upaya meningkatkan komitmen dan visi kepemimpinan
    serta para pemangku kebijakan yang merupakan salah satu pilar dari lima pilar Strategi Nasional
    Percepatan Penurunan Stunting sebagaimana diamanatkan oleh Perpres No 72 tahun 2021,” kata Tuti.

    Ia menjelaskan, dalam kegiatan tersebut pula bertujuan untuk menyelaraskan pendataan dalam rangka
    penyusunan kebijakan dan perencanaan program PPS dan merumuskan rekomendasi untuk
    memperkuat koordinasi dengan TPPS kecamatan terkait data.

    “Tentunya setelah ini, semua rencana aksi penyelarasan pendataan yang telah tersusun akan
    direkomendasikan kepada strategi penguatan koordinasi yang dituangkan dalam komitmen bersama,”
    jelasnya.

    Ia menerangkan, pihaknya merencanakan pelatihan bagi para pendata stunting ini telah dimulai sejak
    tahun lalu. Namun, baru saat ini dapat terimplementasikan.

    “Alhamdulillah difasilitasi oleh USAID Erat kita bisa menggelar lokakarya ini. Semoga dengan adanya
    kegiatan ini, ikhtiar kita bersama dalam masalah stunting dapat semakin baik,” tandasnya. (MYU/DZH)

  • Pemkab Lebak Tak Dampingi Keluarga PMI Maja

    Pemkab Lebak Tak Dampingi Keluarga PMI Maja

    LEBAK, BANPOS – Keluarga T, Pekerja Migran Indonesia (PMI) ilegal asal Kecamatan Maja yang hilang
    kontak lebih dari dua bulan dan terjerat kasus di Mesir, mendatangi Kementerian Luar Negeri (Kemenlu)
    dan Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) pada Jumat (22/9). Kedatangan keluarga T
    ke Kemenlu dan BP2MI tanpa didampingi oleh perwakilan Pemkab Lebak.

    Diketahui, Keluarga T hanya didampingi oleh Ketua Kawan PMI Lebak, Nining Widianingsih. Setibanya
    mereka di Kemenlu dan BP2MI, mereka langsung melaporkan dan mengajukan permohonan bantuan
    agar T dapat segera dipulangkan ke tanah air.

    Berdasarkan informasi yang dihimpun BANPOS melalui rekaman telepon dari pihak BP2MI dengan
    Madam (Majikan T) menggunakan Bahasa Arab, kasus T telah ditindaklanjuti oleh pihak Kepolisian
    Mesir, dan telah divonis dengan hukuman tiga tahun penjara.

    Kasus tersebut pun ramai di media massa Mesir. Berdasarkan pemberitaan yang BANPOS kutip dari
    salah satu Media Online Mesir, T bersama PMI lain diduga telah mencuri sejumlah uang dan barang
    berharga yang disimpan dalam brankas milik salah satu pengusaha asal Mesir, yang merupakan majikan
    T, dan disimpan di apartemen tempat T tinggal.

    Menindaklanjuti hal tersebut, Ketua Kawan PMI Lebak, Nining Widianingsih, mengatakan bahwa pihak
    Kemenlu menyampaikan terima kasih atas adanya pengaduan tersebut, dan akan bersurat kepada
    Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kairo, Mesir, terkait kasus dugaan pencurian uang dan
    emas oleh PMI tersebut.

    “Kasusnya sekarang sudah di Kepolisian Mesir Kairo. Tapi pihak Kemlu belum mendapatkan kabar kasus
    ini baik dari Kedubes atau KBRI indonesia yang ada di Kairo,” kata Nining saat diwawancara BANPOS,
    Minggu (24/9).

    Saat ditanyakan pendampingan terhadap keluarga PMI tersebut dari pihak Pemerintah Daerah, Nining
    mengaku telah melakukan koordinasi dengan banyak pihak seperti Dinas sosial, UPTD PPA, Dinas
    Ketenagakerjaan, DP3AP2KB bahkan hingga BP3MI. Namun, hingga keberangkatan keluarga ke Jakarta
    pada Jumat kemarin, keluarga hanya didampingi oleh Kawan PMI Lebak.

    “Kemarin koordinasi, alhamdulillah disambut baik oleh Dinsos Lebak dan BP3MI Banten. Sudah
    melaporkan ke yang lain tapi belum ada pendampingan atau bahkan menghubungi keluarga PMI pun
    belum,” terangnya.

    Nining menjelaskan, pihak keluarga T sangat mengkhawatirkan kondisi T dan berharap dapat segera
    dipulangkan dengan bantuan dari pemerintah.

    “Keluarga mengharapkan ada Bantuan dari Pemerintah Indonesia terkait keringanan pidana dan bisa
    secepatnya dipulangkan,” tandas Nining. (MYU/DZH)

  • Miliaran Rupiah Hibah Kabupaten Lebak Disorot

    Miliaran Rupiah Hibah Kabupaten Lebak Disorot

    KABUPATEN LEBAK, BANPOS – PEGIAT Matahukum menyoroti laporan dugaan alokasi hibah, berupa uang yang ada pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Kabupaten Lebak sebesar Rp74.259.730.453. Anggaran hibah itu dikucurkan
    pada tahun 2022.

    Sekjen Matahukum, Mukhsin Nasir, mengatakan bahwa dana hibah tersebut disalurkan ke sejumlah
    instansi dan lembaga.

    "Saya menerima data hibah untuk SKPD di lingkungan Kabupaten Lebak Tahun 2022, nilainya fantastis
    sebesar Rp74 miliar lebih. Dana tersebut disalurkan ke sejumlah instansi dan lembaga. Dan data
    penyalurannya ada di kami," ujar Mukhsin, kemarin.

    Namun pihaknya belum bisa merinci lembaga dan SKPD yang menerima anggaran hibah Tahun 2022.
    Menurutnya, Matahukum masih mendalami aliran dana tersebut kemana saja, apakah tepat sasaran
    atau tidak.

    Selain itu dana hibah tersebut berdasarkan data, juga ditujukan untuk pelaksanaan kebijakan teknis di
    bidang ideologi pendidikan politik, etika budaya politik, peningkatan demokrasi kepada partai politik di Kabupaten Lebak, yang mendapatkan kursi di DPRD Lebak.

    Dalam data yang didapat Matahukum, partai politik penerima hibah dengan rinciannya sebagai berikut:
    PDIP Rp310.807.000, Partai Demokrat Rp376.880.000, Partai Gerindra Rp444.675.000, Partai Golkar
    Rp255.143.000, PKS Rp219.058.000, PKB Rp228.021.500, Partai Nasdem Rp184.324.000, Perindo
    Rp72.306.500 dan PPP Rp Rp195.527.500.

    "Untuk jumlah total ke semua partai politik yang mendapatkan kursi di DPRD Lebak sebesar
    Rp2.286.742.500. Dan bukan itu saja, karena masih banyak lagi anggaran dana hibah tahun 2022 yang
    sedang kami telusuri hasil laporan dari masyarakat itu,’’ ungkap Mukhsin.

    Dalam hal ini Matahukum mengaku akan segera menelusuri anggaran yang sangat besar itu demi
    kepastian realisasi hibah tersebut. Kata Mukhsin, pihaknya akan segera menyelidiki itu.

    "Intinya kami akan segera turun untuk memastikan anggaran puluhan miliar itu tepat sasaran atau tidak. Ini kita akan segera selidik. Nanti ada info lanjutannya,” tandasnya. (WDO/DZH)

  • Stasiun Rangkasbitung Diklaim Dapat Tingkatkan Wisata

    Stasiun Rangkasbitung Diklaim Dapat Tingkatkan Wisata

    LEBAK, BANPOS – Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Lebak, Yadi Basari Gunawan, mengklaim pembangunan stasiun kereta api ultimate
    Rangkasbitung dengan daya tampung besar hingga 85 ribu per hari, berdampak positif bagi pariwisata
    dan produk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

    “Stasiun ultimate itu nantinya terkoneksi dengan perjalanan kereta api dari Pulau Sumatera yang hendak
    ke Jakarta,” kata Yadi di Lebak, Kamis (24/8).

    Menurutnya, Pemkab Lebak akan mendesain wilayah keramaian perkotaan dengan mendirikan pusat-
    pusat jajanan kuliner, minuman hingga kerajinan hasil produksi UMKM agar memikat para wisatawan.
    Terlebih, stasiun itu ditarget rampung pada 2024 mendatang.

    Selama ini menurutnya, sebaran pusat jajanan relatif terbatas sehingga perlu dilakukan penataan
    penyebaran wilayah keramaian perkotaan. Para wisatawan dari Jakarta maupun Sumatera, bisa
    menikmati makanan dan minuman di pusat jajanan tersebut, bahkan pengunjung juga dapat membeli
    oleh-oleh kerajinan khas daerah.

    Karena itu, masyarakat harus kreatif untuk membuat diversifikasi pangan dengan memiliki kualitas dan
    mutu rasa. Terlebih bahan baku hasil komoditas pertanian, perkebunan, perikanan dan peternakan di
    Lebak melimpah.

    “Kita berharap produksi diversifikasi pangan para pelaku UMKM bisa dijual di pusat – pusat jajanan
    kuliner dan minuman,” kata Yadi menambahkan.

    Ia mengatakan para pengusaha travel dari Jakarta maupun Sumatera bisa kerja sama dengan pemilik
    kendaraan angkutan di Rangkasbitung. Mereka setelah tiba di Stasiun Rangkasbitung, bisa langsung
    dijemput oleh kendaraan dan melanjutkan perjalanan menuju kawasan wisata alam dan wisata budaya
    Badui.

    Selama ini, kata dia, wilayah Kabupaten Lebak memiliki wisata alam luar biasa di Provinsi Banten, seperti negeri di atas awan, wisata pesisir pantai, wisata gua, wisata arung jeram, wisata religi dan wisata budaya masyarakat Badui. Bahkan, destinasi wisata adat budaya masyarakat Badui dan Pantai Sawarna sudah mendunia.

    “Kami meyakini dampak stasiun ultimate itu dapat membangkitkan kegiatan pariwisata dan UMKM,
    sehingga bisa bermuara pada peningkatan ekonomi dan penyerapan lapangan pekerjaan bagi
    masyarakat,” terangnya.

    Ia mengatakan, dengan dibangunnya stasiun ultimate juga dipastikan wilayah Kabupaten Lebak banyak
    diminati investor domestik dan mancanegara untuk menanamkan modalnya di sektor properti
    perumahan, karena kemudahan akses perlintasan kereta api listrik (KRL).

    Perjalanan KRL Rangkasbitung – Jakarta nantinya akan terjadi setiap lima menit sekali, sehingga arus
    perjalanan begitu padat. Saat ini, properti perumahan di Kecamatan Maja, Curugbitung hingga Curug
    Kabupaten Serang sudah digarap investor domestik dan mancanegara. (DZH/ANT)

  • Masyarakat Lebak Diajak untuk Mencintai Buku

    Masyarakat Lebak Diajak untuk Mencintai Buku

    LEBAK, BANPOS – Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusar) Kabupaten Lebak bekerjasama dengan Gramedia Cilegon menggelar Book Fair di Zona Inspirasi Dispusar Lebak. Diketahui, kegiatan tersebut digelar hingga tanggal 20 Agustus mendatang dengan lebih dari 200 eksemplar dari berbagai jenis buku yang disediakan.

    Pustakawan muda Dispusar Lebak, Lilis Sutanti, mengatakan bahwa dengan adanya book fair tersebut, diharapkan dapat menggenjot kecintaan masyarakat khususnya remaja terhadap buku.

    “Tentu ini juga salah satu upaya kita semua dalam meningkatkan minat baca bagi masyarakat,” kata Lilis kepada BANPOS, Selasa (15/8).

    Lilis menjelaskan, kegiatan yang telah dimulai sejak kemarin itu mendapatkan kunjungan yang cukup tinggi dari masyarakat. Menurutnya, Novel dan komik menjadi buku yang paling banyak diminati oleh pengunjung.

    “Apapun jenisnya, selama kita mau membaca kita bisa menambah cakrawala wawasan kita. Silahkan datang ke book fair karena banyak penawaran menarik disana,” tandasnya.

    Sementara itu, salah satu pengunjung, Tika, mengatakan bahwa dengan adanya book fair tersebut, ia beserta temannya bisa membeli buku tanpa harus keluar kota.

    “Kita emang senang baca novel, Alhamdulillah ada ini (book fair) jadi gak perlu repot-repot ke jauh,” singkatnya. (MYU/DZH)