Tag: Pemprov Banten

  • Tekan Stunting, Banten Raup Insentif Rp5,7 Miliar

    Tekan Stunting, Banten Raup Insentif Rp5,7 Miliar

    SERANG, BANPOS – Pemprov menerima penghargaan pada kategori percepatan penurunan stunting. Pemprov Banten mendapatkan penghargaan dana insentif fiskal tahun berjalan 2023 sebesar Rp5,723 miliar.

    Penghargaan diserahkan oleh Wakil Presiden Republik Indonesia KH Ma’ruf Amin sebagai Ketua Pengarah Tim Percepatan Penurunan Stunting (TP2S) Pusat kepada Pj Gubernur Banten Al Muktabar di Istana Wakil Presiden RI, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jumat pekan lalu.

    Al Muktabar dalam siaran persnya mengucapkan terima kasih telah diberikannya penghargaan kepada Pemprov Banten atas upaya yang sudah dilakukan selama ini dalam penanganan stunting. Menurutnya, penghargaan ini bukanlah sebuah tujuan dari apa yang sudah dilakukan selama ini.

    “Sejatinya, penghargaan ini adalah sebuah efek dari kinerja bersama seluruh stakeholder di Provinsi Banten. Melalui berbagai program yang dilakukan, secara bersama-sama dan bergotong royong dengan sungguh-sungguh dan serius,” ungkapnya.

    “Tentu jangan sampai kita berpuas diri dengan penghargaan yang diraih ini. Karena penanganan stunting harus terus digalakkan sehingga input dan output dari proses itu bisa lebih baik lagi,” tambah Al Muktabar.

    Diungkapkan, Pemprov Banten melaksanakan program input yang harus terus dilakukan dalam rangka pencegahan stunting. Salah satunya dengan melakukan tindakan preventif kepada perempuan yang akan memasuki usia pernikahan. Mereka diberikan tambahan vitamin, memberikan pendampingan kesehatan serta edukasi.

    “Di tingkat kuratif, kita melakukan intervensi dengan memberikan bantuan makan bergizi dan berprotein tinggi seperti telur dan susu. Sedangkan dalam bentuk intervensi khusus, kita melakukannya dengan pendekatan medis,” jelas Al Muktabar.

    Pada level promotif, Pemprov Banten terus melakukan edukasi kepada masyarakat bersama seluruh stakeholder. Tujuannya, muncul kesadaran bersama di masyarakat untuk melakukan upaya-upaya pencegahan stunting secara mandiri.

    “Semua program itu sudah berjalan dan tertata dengan baik serta terukur melalui gerakan reformasi birokrasi berdampak tematik,” ucapnya.

    Berdasarkan data Studi Status Gizi Indonesia (SSGI), pada tahun 2021 prevalensi stunting di Banten sebesar 24,5 persen. Kemudian di tahun 2022 prevalensi stunting turun menjadi 20 persen atau turun sebesar 4,5 persen.

    Dalam Percepatan penanganan stunting Pemprov Banten bekerjasama dengan Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) dan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia mengembangkan aplikasi e-dasawisma. Melalui aplikasi ini pendampingan penanganan stunting oleh para kader PKK bisa terpantau dengan baik karena sudah by name by address. Riwayat penanganan juga terpantau. Jika diperlukan, percepatan penanganan stunting juga bisa lebih spesifik.

    Mengacu data yang terinput di aplikasi e-dasawisma tercatat by name by address, tercatat sebanyak 29.794 anak mengalami stunting. Sampai semester pertama ini yang dinyatakan sudah pulih mencapai 19.055 anak, sedangkan sisanya sebanyak 10.739 anak masih dalam penanganan. Sehingga ditargetkan pada tahun 2023 ini estimasi prevalensi stunting sebesar 12,63 persen.

    Dalam sambutannya, Wapres Ma’ruf Amin mengatakan, insentif fiskal itu diberikan atas kinerja dan sumbangsih signifikan dalam upaya percepatan penurunan stunting serta komitmen dan kontribusi terhadap para pihak penerima penghargaan.

    “Saya berharap insentif dan penghargaan ini bukan semata tujuan akhir saudara-saudara dalam bekerja, melainkan menjadi pemicu untuk berkontribusi lebih besar lagi,” ungkapnya.

    Ma’ruf Amin juga menegaskan, Pemerintah terus berupaya menurunkan angka prevalensi stunting. Tercatat, angka balita stunting di Indonesia pada 2022 sebesar 21,6 persen, turun dari 30,8 persen pada 2018. Untuk mencapai target hingga ke angka 14 persen pada 2024, tantangan yang dihadapi kian berat.

    Selain keterbatasan waktu dan besaran target untuk dicapai, pemerintah berhadapan dengan tahun politik. Pergantian tampuk kepemimpinan di pusat dan daerah harus dipastikan tetap mengakomodasi percepatan penurunan stunting sebagai prioritas pembangunan.

    “Oleh karena itu, saya minta kepada saudara-saudara Penjabat Gubernur, Bupati, dan Wali Kota, serta seluruh Organisasi Perangkat Daerah, untuk betul-betul mengawal pelaksanaan program tahun depan, sekaligus memastikan penurunan stunting tetap menjadi program prioritas pada saat transisi pemerintahan,” tegasnya.(RUS/PBN)

  • Bupati Serang Minta Pemprov dan Pusat Bantu Percepatan Puspemkab

    Bupati Serang Minta Pemprov dan Pusat Bantu Percepatan Puspemkab

    SERANG, BANPOS  – Dalam pembangunan Pusat Pemerintahan Kabupaten (Puspemkab) Serang memerlukan dukungan dari semua pihak. Pasalnya pembangunan skala besar tersebut menelan biaya yang tidak sedikit dan tidak bisa hanya ditunjang dengan APBD Kabupaten Serang.

    Bupati Serang, Ratu Tatu Chasanah mengungkapkan, apabila pembangunan Puspemkab Serang hanya menggunakan APBD Kabupaten Serang, pembangunan tersebut diproyeksikan tidak bisa diselesaikan dengan cepat.

    Dengan begitu diperlukan adanya bantuan dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten dan pemerintah pusat untuk menunjang percepatan pembangunan Puspemkab Serang,
    ungkapnya, Kamis (5/10).

    Tatu mengatakan, Pemprov Banten jangan hanya memberikan bantuan keuangan (bankeu)
    yang nilainya disamaratakan dengan pemerintah kabupaten kota lain yaitu Rp30 miliar.

    Namun, Pemprov Banten juga harus ikut terlibat dalam percepatan pembangunan Puspemkab Serang.

    “Kami pindah ini, dampak dari pemekaran Kota Serang, karena menjadi provinsi harus punya ibukota, dan seharusnya semua turun tangan baik itu pusat maupun provinsi,katanya.

    Jangan hanya memberikan banprov (bankeu) yang nilainya sama dengan kabupaten kota lain, tidak bakalan selesai dengan cepat,” tambahnya.

    Menurut Tatu, DPUPR Kabupaten Serang telah menyiapkan Detail Engineering Design
    (DED) gedung yang siap dibangun untuk ditawarkan ke Pemprov Banten. Karena, pemekaran ini atas usulan Pemprov Banten yang menginginkan adanya ibukota untuk Provinsi Banten.

    “Jangan semua pembangunan dibebankan ke kami, Pemprov Banten harus ikut serta
    membangun juga. Dan kami telah menyiapkan DED-nya untuk langsung dibangun oleh
    Pemprov Banten,” ujarnya.

    Ia menegaskan, jika hanya mengandalkan APBD Kabupaten Serang dan Bankeu Pemprov
    Banten. Pembangunan Puspemkab Serang  tidak akan bisa selesai dengan cepat. Kemudian, akan berdampak pada terhambatnya penyerahan aset ke Pemkot Serang.

    “Kalau hanya mengandalkan kekuatan dari APBD Serang, kami tidak optimistis untuk bisa menyelesaikannya dengan cepat, tegasnya.

    Kecuali, ada support dari Pemprov Banten, seperti mengambil alih pembangunan gedung OPD, mungkin kita bisa lebih cepat,” tandasnya. (CR-01/AZM)

  • Pegawai Pemprov Banten Diminta Kreatif dan Inovatif

    Pegawai Pemprov Banten Diminta Kreatif dan Inovatif

    SERANG, BANPOS – ASN di lingkungan Pemprov Banten diminta untuk kreafif dan inovatif dengan memberikan ide-ide gagasan. Hal ini perlu dilakukan guna mempercepat pembangunan didaerah.

    Pj Sekda Banten Virgojanti mengungkapkan, pemprov saat ini sedang menyusun Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) tahun 2025-2045. Diharapkan, para pegawai memberikan tanggapan berupa masukan dalam
    penyusunan dokumen tersebut.

    “Bahwa kita saat ini sedang menyusun dokumen RPJPD untuk 20 tahun ke depan. Dan saatnya kita, sama-sama untuk bisa memberikan masukan,” ungkap Virgojanti usai memimpin Apel, di Lapangan Setda KP3B Curug, Kota Serang,  Senin, (2/10).

    Ia menyampaikan, penyusunan RPJPD ini menggunakan metode dan kerangka berfikir ilmiah yang dilakukan oleh lembaga atau satuan kerja yang berfungsi secara fungsional di Pemerintah Provinsi Banten. Untuk rencana pembangunan yang sesuai aspirasi masyarakat, diperlukan masukan-masukan dari berbagai pihak,
    salah satu dari para pegawai Pemprov Banten sendiri.

    “Kalau kajiannya itu juga sudah dilakukan, nanti ada konsultasi publik saya mohon semua aktif dan tanpa dibatasi,” jelasnya.

    Virgojanti mengajak, para pegawai di lingkup Provinsi Banten mampu memberikan masukan dengan baik. Menurutnya, bila masukannya baik maka perencanaan yang akan tersusun juga baik dan bisa berdampak bagi masyarakat.

    “Karena kita yang akan melaksanakannya. Kita bagian dari Provinsi Banten setidaknya sekecil apapun kita harus punya kiprah dalam rangka meningkatkan etos kerja kita,” pungkasnya. (RUS/AZM)

  • Kematian Ibu dan Bayi Peringkat 4 Terendah Nasional

    Kematian Ibu dan Bayi Peringkat 4 Terendah Nasional

    SERANG, BANPOS – Pemprov Banten terus menjalin kolaborasi dan koordinasi dengan berbagai pihak dalam upaya menekan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). tahun 2022, AKI Provinsi Banten berada di posisi empat terendah nasional.

    Demikian diungkapkan Pj Sekda Banten Virgojanti usai membuka Diseminasi Capaian dalam Upaya Penurunan Kematian Ibu dan Bayi Baru Lahir dan Dukungan Momentum untuk Integrasi Layanan Primer (ILP) Provinsi Banten disalah satu hotel berbintang di Kota Serang, Rabu (27/9).

    Dikatakan, Dalam rangka meningkatkan kesehatan ibu dan anak, untuk menurunkan AKI dan AKB di Provinsi Banten memerlukan kepedulian seluruh pihak. Tidak bisa hanya Pemerintah saja yang bergerak. Dirinya juga mengimbau seluruh tingkatan pemerintahan untuk menjalin komunikasi, koordinasi, dan kolaborasi.

    “Pemerintah Kabupaten/Kota harus aktif berkomunikasi dengan Pemerintah Provinsi Banten untuk meningkatkan sinergi dan kolaborasi,” tambahnya.

    Diungkapkan, berdasarkan data Kementerian Kesehatan, AKI Provinsi Banten menempati posisi 4 terendah secara nasional. Hingga tahun 2022 AKI Provinsi Banten mencapai 127 kasus per 100 ribu kelahiran. Sementara AKI Nasional mencapai 189 kasus per 100 ribu kelahiran.

    “Untuk AKB, Provinsi Banten di angka 13,8 per 1000 kelahiran hidup. Sementara nasional di angka 16,” ungkap Virgojanti.

    “Kita terus berupaya yang sudah bagus kita tingkatkan terus, tidak berpuas diri. Terus berupaya memperbaiki dari sektor hulu hingga hilir, khususnya layanan primer yang berada di Puskesmas,” tambahnya.

    Dijelaskan, melalui program pendampingan peningkatan kualitas layanan kesehatan, akan terjalin kolaborasi dengan enam Pemerintah Daerah, yakni Kabupaten Serang, Kabupaten Tangerang, Kota Cilegon, Kota Serang, Kota Tangerang, dan Kota Tangerang Selatan.

    “Khususnya dalam rangka  penurunan angka kematian ibu dan anak,” ungkap Virgojanti.

    “Peran masyarakat sangat strategis sekali karena melibatkan seluruh stakeholder,” pungkasnya. (RUS/AZM)

  • BTT Siap Digunakan Atasi Darurat Kebencanaan

    BTT Siap Digunakan Atasi Darurat Kebencanaan

    SERANG, BANPOS – Dana yang disiapkan oleh Pemprov Banten tahun 2023 sebesar Rp65 miliar dapat digunakan untuk penanganan kebencanaan kekeringan.

    Kepala pelaksana BPBD Banten, Nana Suryana, Senin (25/9) menjelaskan, anggaran belanja tak terduga (BTT) Rp65 miliar yang ada di APBD 2023 bisa dipakai untuk mengatasi kekeringan saat ini.

    “Karena sudah dinyatakan Kejadian Luar Biasa (KLB) Darurat Kekeringan efek El Nino yang telah ditetapkan Pemprov Banten sejak tanggal 19 September lalu, maka anggaran BTT yang ada bisa dipakai,” kata Nana.

    Ia menjelaskan, BTT bisa dipakai dan dicairkan dari kas daerah, sesuai dengan peruntukan dan peraturan perundang-undangan berlaku. Harus ada permohonan bantuan dari kabupaten/kota.

    “Prosesnya memang ada pengajuan dari bupati dan walikota, disampaikan ke Pemprov Banten, dalam hal ini ke Pak Pj Gubernur Banten (Al Muktabar, red),” katanya.

    Dalam pengajuan tersebut, bisa dalam program kegiatan seperti bantuan air bersih, pengeboran air untuk lahan pertanian yang terdampak guna menghindari gagal panen atau puso.

    “Bisa juga mereka mengajukan dalam bentuk uang, nanti mereka yang akan melaksanakan programnya secara mandiri. Jadi tergantung dari kabupaten/kota. Mau kita atau mereka yang mengerjakan,” ungkap Nana.

    Adapun instansi atau organisasi perangkat daerah (OPD) yang mengerjakan program tersebut akan disesuaikan jenis programnya.

    “Misalnya kalau untuk lahan pertanian, bisa dilakukan oleh Dinas Pertanian, dan kalau penyediaan air bisa BPBD atau Disperkim,” ujarnya.

    Disinggung mengenai apakah kabupaten/kota sudah ada yang mengajukan program BTT efek El Nino, Nana mengaku belum ada.

    “Setahu saya belum (permohonan BTT). Karena sampai sekarang, kalau BPBD masih pakai kegiatan biasa. Salah satu contoh, tadi (kemarin) kami memberikan bantuan air bersih ke masyarakat pakai anggaran kegiatan di kita,” ungkapnya.

    Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan cuaca cerah akan terjadi di wilayah Banten pada Selasa pagi (hari ini). Suhu udara maksimal akan berada di pada kisaran 34°C.

    Beberapa wilayah akan mengalami cuaca berawan diantaranya seperti Kabupaten Lebak dan Kabupaten Serang. Sementara Kabupaten Pandeglang, Kota Serang, Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang Selatan dan Kota Cilegon.

    Kabupaten Lebak. Jam 00:00 WIB : Cuaca Cerah Suhu 26°C Jam 06:00 WIB : Cuaca Berawan Suhu 34°C Jam 12:00 WIB : Cuaca Berawan Suhu 26°C Jam 18:00 WIB : Cuaca Berawan Suhu 24°C.

    Kabupaten Pandeglang, jam 00:00 WIB : Cuaca Cerah Suhu 27°C Jam 06:00 WIB : Cuaca Cerah Berawan Suhu 34°C Jam 12:00 WIB : Cuaca Berawan Suhu 26°C Jam 18:00 WIB : Cuaca Berawan Suhu 24°C.

    Kabupaten Serang , jam 00:00 WIB : Cuaca Cerah Suhu 27°C Jam 06:00 WIB : Cuaca Berawan Suhu 34°C Jam 12:00 WIB : Cuaca Berawan Suhu 26°C Jam 18:00 WIB : Cuaca Berawan Suhu 24°C

    Kota Serang, jam 00:00 WIB : Cuaca Cerah Suhu 27°C Jam 06:00 WIB : Cuaca Cerah Berawan Suhu 34°C Jam 12:00 WIB : Cuaca Berawan Suhu 26°C Jam 18:00 WIB : Cuaca Berawan Suhu 24°C.

    Kabupaten Tangerang, jam 00:00 WIB : Cuaca Cerah Suhu 27°C Jam 06:00 WIB : Cuaca Cerah Berawan Suhu 34°C Jam 12:00 WIB : Cuaca Berawan Suhu 26°C Jam 18:00 WIB : Cuaca Berawan Suhu 24°C.

    Kota Tangerang, jam 00:00 WIB : Cuaca Cerah Suhu 27°C Jam 06:00 WIB : Cuaca Cerah Berawan Suhu 34°C Jam 12:00 WIB : Cuaca Berawan Suhu 26°C Jam 18:00 WIB : Cuaca Berawan Suhu 24°C.

    Kota Tangerang Selatan, jam 00:00 WIB : Cuaca Cerah Suhu 27°C Jam 06:00 WIB : Cuaca Cerah Berawan Suhu 34°C Jam 12:00 WIB : Cuaca Berawan Suhu 26°C Jam 18:00 WIB : Cuaca Berawan Suhu 24°C.

    Kota Cilegon, jam 00:00 WIB : Cuaca Cerah Suhu 27°C Jam 06:00 WIB : Cuaca Cerah Berawan Suhu 34°C Jam 12:00 WIB : Cuaca Berawan Suhu 26°C Jam 18:00 WIB : Cuaca Berawan Suhu 24°C. (RUS/PBN)

  • Proyek Revitalisasi Pendopo Gubernur Lambat

    Proyek Revitalisasi Pendopo Gubernur Lambat

    SERANG, BANPOS – Pelaksanan proyek revitalisasi Gedung Pendopo Gubernur
    Banten terbilang lambat.

    Pasalnya, menurut penuturan Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Provinsi Banten Arlan Marzan, progres pelaksanaan proyek tersebut hingga kini baru mencapai 20 persen. 

    "Kalau saya lihat dari visual, kita sudah hampir mencapai 20 persen," katanya. 

    Arlan menjelaskan pelaksanaan revitalisasi itu dinilai cukup pengganggu jalannya beberapa agenda yang dilaksanakan di gedung tersebut.

    Sehingga atas hal itulah Kemudian, Dinas PUPR Provinsi Banten melakukan penyesuaian terhadap sejumlah pelaksanaan pembangunan. 

    Akibatnya, hal itu turut berdampak pada waktu pengerjaan revitalisasi tersebut. 

    "Sehingga kami ada penyesuaian-penyesuaian-penyesuaian waktu, dan itu yang membuat kemarin ada sedikit keterlambatan," jelasnya. 

    Menghadapi masalah tersebut Arlan mengaku bahwa pihaknya telah melakukan
    koordinasi dengan Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar, guna mencari solusi.
    Dan hasilnya, berdasarkan arahan Pj Gubernur Banten Al Muktabar, pelaksanaan
    proyek tersebut akan tetap terus dilanjutkan.

    "Tapi kemarin arahan pak Pj Gubernur bahwa walaupun ada kegiatan untuk
    pengerjaan rehab pendopo, tetap haru jalan terus," tegasnya. 

    Disinggung soal target, Arlan berharap pelaksanaan proyek tersebut dapat segera
    rampung pada Desember tahun ini.

    Sementara terkait dengan biaya, ia menyebutkan pelaksanaan proyek tersebut
    menelan anggaran mencapai sebesar Rp6,8 miliar.

    "Anggaran kita untuk itu kurang lebih sekitar Rp6,8 miliar," tandasnya. (CR-02/AZM)

  • Maksimalkan Digitalisasi, Pemkab Launching KKPD

    Maksimalkan Digitalisasi, Pemkab Launching KKPD

    SERANG, BANPOS – Pemkab Serang, launching Kartu Kredit Pemerintah Domestik(KKPD). Launching  Ini merupakan salah satu bagian dari melaksanakan Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) dan Peraturan Menteri Keuangan (Permenkeu).

    Selain itu, juga merupakan suatu upaya untuk memaksimalkan digitalisasi dalam melakukan transaksi di semua kegiatan di Pemerintah daerah.

    Bupati Serang, Ratu Tatu Chasanah mengatakan, diera digital seperti sekarang ini pihaknya sepakat untuk melakukan chasless dalam melakukan transaksi pemerintahan.

    "Pemerintah sepakat untuk melakukan cashless untuk juga mengurangi paperless. Dari semua kegiatan di Pemda, ini sudah  dilakukan non tunai, misalnya tunjangan, gaji dan sebagainya. Sekarang, belanja yang sifatnya  belanja rutin itu juga sudah tidak lagi menggunakan  uang tunai," katanya, Senin (25/9).

    "Ini akan mempermudah dan memangkas biaya administrasi diawal. Dan ini setiap transaksi terekam di digitalisasinya. Jadi recordnya ada di BJB. Dengan transaksi nontunai, kegiatan transaksi bisa jadi lebih cepat, lebih aman," sambungnya. Tatu mengatakan, untuk saat ini yang masih menggunakan transaksi secara tunai di Kabupaten Serang yakni pada perjalanan-perjalanan dinas.

    "Kedepan, untuk tiket, hotel dan lain sebagainya bisa pakai kartu kredit domestik ini
    dan ini akan lebih memudahkan," katanya.

    Kemudin, Kepala KCK Bjb Banten, Ujang Aep Saefullah mengatakan, pelaksanaan kartu kredit pemerintah domestik ini berlangsung untuk delapan organisasi pemerintah daerah (OPD) dan dua kecamatan di Pemkab Serang.

    Ia mengatakan, bahwa untuk sementara, proses transaksi keuangan non tunai ini baru menjangkau 40 persen keuangan daerah.

    "Mudah-mudahan ke depan bisa dimaksimalkan dalam rangka modernisasi transaksi
    dan dalam rangka transparansi dan akuntabilitas," katanya.

    Selain mempermudah transaksi keuangan, program ini juga akan memudahkan
    pengawasan dari para penggunaan keuangan daerah seperti halny di Kabupaten
    Serang.

    "Inspektorat juga terbantu. Hal tersebut juga karena dari segi pengawasan, adanya
    jejak digital rekonsiliasi dengan bank BJB maupun OPD terkait," tandasnya. (CR-
    01). 

  • Andika Hazrumy Ingatkan Pariwisata Tulang Punggung Perekonomian

    Andika Hazrumy Ingatkan Pariwisata Tulang Punggung Perekonomian

    SERANG,BANPOS – Bakal Calon (balon) Bupati Serang dari Partai Golkar, Andika Hazrumy mengunjungi Kecamatan Anyer sebagai bagian dari kegiatan sosialisasi calon legislatif dan balon kepala daerah Kabupaten Serang dari Partai Golkar, Minggu (24/9).

    Di Desa Cikoneng Andika disambut tarian adat Lampung, Andika menyebut sektor pariwisata sebagai salah satu tulang punggung perekonomian di Indonesia, tak terkecuali di Banten.

    “Khususnya di Kabupaten Serang ini yaitu Anyer yang sejak lama memang sudah terkenal sebagai daerah tujuan wisata pantai,” kata Andika yang adalah mantan Wakil Gubernur Banten itu kepada pers usai acara.

    Sebagai tulang punggung perekonomian, pariwisata pada gilirannya harus bisa menjadi sektor yang bisa mensejahterakan warga atau masyarakat di sekitarnya.

    “Dan Anyer sudah memiliki modal yang lebih dari cukup agar sektor pariwisatanya lebih maju dan berkembang lagi,” katanya.

    Dikatakan Andika, modal Anyer dimaksud di antaranya adalah dimulai dengan dimilikinya nama besar sebagai daerah tujuan wisata pantai. Pemerintah daerah dalam hal ini Pemkab Serang dibantu Pemprov Banten juga sudah melakukan terobosan dengan berupaya menyediakan infrastruktur penunjang yang memadai.

    “Kita bisa lihat sekarang, sejumlah akses jalan menuju dan dari Anyer hampir semuanya sudah dibeton. Beberapa sedang dilakukan pelebaran,” kata dia.

    Hal berikutnya yang juga sedang dilakukan pemda, termasuk Pemprov Banten di saat dirinya menjabat Wagub, adalah penataan tempat-tempat atau destinasi pariwisata.

    “Pengelola tempat wisata kita ajak dan dibantu melakukan pembenahan-pembenahan yang tujuannya membuat wisatawan menjadi betah,” ujarnya lagi.

    Para ahli pengembangan pemasaran pariwisata sendiri, telah merumuskan mengenai pengembangan pariwisata melalui strategi aksesibilitas, amenitas dan atraksi atau sering disebut 3A.

    “Nah aksesibilitas sudah dan sedang digarap pemerintah, amenitas itu tadi melalui penataan destinasinya, yang terakhir poin atraksi yang harus dan akan galakkan ke depan,” paparnya.

    Anyer dengan nama besarnya di mana hal itu terbukti mulai dari fakta sejarah yaitu pembangunan jalan pos Anyer hingga Panarukan di Jawa Timur oleh pemerintah kolonial Belanda, hingga terkenalnya sejumlah lagu bertemakan Anyer yang dibawakan penyanyi-penyanyi ternama di tanah air bahkan negara tetangga Malaysia, seharusnya tidak terlalu sulit untuk mendesain poin atraksi pada strategi 3A tersebut.

    Selain atraksi-atraksi yang bersifat kearifan lokal setempat, atraksi-atraksi di dunia hiburan pariwisata kekinian juga perlu mulai dipikirkan. “Misal orang senang berlibur ke Bali atau Lombok selain karena alamnya karena beragam atraksi pariwisatanya,” katanya.

    Namun demikian, semua itu tetap harus berbasis kearifan lokal sehingga tidak terjadi gejolak sosial di masyarakat. Dan yang lebih penting dari itu, kata dia, adalah kesiapan masyarakatnya dalam menyambut wisatawan. Kesadaran-kesadaran wilayah tempat tinggalnya sebagai daerah pariwisata dimana perekonomiannya tergantung dari sektor tersebut harus dimiliki oleh masyarakat setempat. Hal itu akan membuat wisatawan semakin betah dan menumbuhkan rasa memiliki para wisatawan kepada daerah yang dikunjunginya.

    Menurutnya, jika semua hal itu sudah secara komprehensif dan terstruktur dilakukan oleh semua stakeholder pariwisatanya, maka poin selanjutnya yaitu pemasaran, di era digital ini bukan lah sesuatu yang sulit.

    “Ibaratnya kita diam saja juga wisatawan sudah dengan sendirinya mempromosikan daerah kita di media sosialnya masing-masing,” katanya.

    Meski begitu pemda sendiri tetap harus memiliki strategi pemasaran yang tepat. “Makanya saya apresiasi promosi event dan destinasi pariwisata oleh Pemkab Serang sekarang di bawah Bupati Ibu Ratu Tatu Chasanah, saya lihat sudah on the track,” kata dia.

    Sementara itu sebelumnya pada acara sosialisasi itu sendiri, Andika disebut oleh Caleg DPRD Kabupaten Serang dapil setempat dari Partai Golkar, Hery Azhari, sebagai sosok politisi yang komplit. Selain pengalaman politiknya yang beragam dan panjang, Andika juga sosok generasi milenial yang memahami dinamika pembangunan daerah yang kekinian.

    “Mantan Wagub Banten Pak, Bu. Pernah jadi Anggota DPD RI, Anggota DPR RI, kurang apa lagi?” kata dia di hadapan warga Desa Cikoneng, Kecamatan Anyer yang menjadi peserta di acara tersebut. (PBN)

  • Aset Dikuasai Swasta, Pemprov Siapkan Jalur Hukum

    Aset Dikuasai Swasta, Pemprov Siapkan Jalur Hukum

    SERANG, BANPOS – Kelompok masyarakat sipil yang menamakan dirinya sebagai Lembaga Investigasi Masyarakat, mengadukan masalah penguasaan aset daerah milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten berupa Situ Cipondoh oleh pihak swasta kepada Komisi III DPRD Provinsi Banten.

    Salah seorang anggota bernama Doddy Arato, mengaku bahwa dirinya memiliki serangkaian bukti, jika aset seluas 126 hektar itu sebagian dikuasai oleh pihak swasta dan telah beralih fungsi.

    Tidak hanya dikuasai oleh satu pihak, Doddy bahkan menyebutkan, ada sekitar 16 pihak yang mengaku sebagai pemilik lahan di situ Cipondoh dengan dibuktikan adanya bukti kepemilikan berupa Sertifikat Hak Milik (SHM) atas aset tersebut.

    Padahal di sisi lain, secara aturan kepemilikan, situ Cipondoh tercatat sebagai aset milik Pemprov Banten.

    “Situ Cipondoh ada permasalahan di atasnya itu 16 sertifikat terbit di atas sertifikat, ini kesalahan fatal tidak bisa dikompromikan dan tidak bisa ditoleransikan, harus dibatalkan,” katanya kepada BANPOS pada Kamis (21/9) lalu.

    Doddy menjelaskan, berdasarkan bukti yang dimilikinya, kasus tersebut mulai terjadi sejak tahun 1993. Dan hingga saat ini statusnya kepemilikannya belum juga berubah.

    Melihat hal itu ia mendesak agar Pemprov Banten untuk dapat segera menyelesaikan permasalahan tersebut, dan mengembalikan fungsi situ Cipondoh sebagaimana mestinya.

    “Sekitar 1993. Terbit sertifikat itu ‘94, 2005, jadi ada 16 sertifikat terbit di atas HPL itu. Ini yang saya bawa untuk situ Cipondoh itu dikembalikan fungsinya seperti semula,” tuturnya.

    Menanggapi adanya aduan tersebut, Ketua Komisi III DPRD Provinsi Banten Muhammad Faizal mengatakan pihaknya nanti akan melakukan inventarisir terhadap sejumlah aset milik Pemprov Banten, terutama situ yang ada di Provinsi Banten.

    “Makanya nanti kita inventarisir semua, mana yang HPL terus kemudian jadi sertifikat nanti kita lakukan semua,” ucapnya.

    Ia berharap usai dilakukan pendataan, aset-aset tersebut kepemilikannya dapat dikuasai kembali oleh Pemprov Banten.

    “Mudah-mudahan dari aset-aset itu bisa kembali ke kita lagi,” harapnya.

    Sementara itu saat disinggung soal pengelolaan situ Cipondoh, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Provinsi Banten Arlan Marzan mengatakan pengelolaan tersebut akan segera berakhir pada Oktober tahun ini.

    Hal itu berdasarkan surat Perjanjian Kerjasama (PKS) antara pihak Pemprov Jawa Barat dengan pihak swasta, sewaktu Banten masih masuk dalam wilayah Jawa Barat.

    “Untuk situ Cipondoh itu PKS yang sebelumnya ter swasta dengan Jawa Barat itu berakhir di bulan Oktober 2023,” jelasnya pada Jumat (22/9).

    Oleh karenanya, selagi kontrak kerjasama itu belum berakhir, maka Pemprov Banten belum bisa melakukan apapun terhadap situ tersebut.

    “Kita walaupun sudah melakukan somasi, tapi kan kita harus menghormati PKS tersebut karena itu belum batal,” terangnya.

    Kemudian disinggung terkait adanya 16 sertifikat yang terbit di atas lahan tersebut, Arlan mengaku bahwa pihaknya kini tengah melakukan upaya penyelesaian terhadap kasus tersebut dengan menggandeng berbagai pihak, termasuk Badan Pertanahan Nasional (BPN) dan juga Kejaksaan Tinggi (Kejati) Banten.
    “Sedang kita proses,” ujarnya.

    Upaya tersebut turut dipertegas oleh pernyataan Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar yang mengatakan, jika nantinya kepemilikan lahan tersebut terbukti tidak sesuai dengan aturan yang berlaku, maka Pemprov Banten dalam upaya penyelesaiannya akan menempuh jalur hukum.

    “Dan tentu bila ada hal-hal ketidaksesuaian dengan peraturan perundangan, maka kita akan melakukan langkah proses hukum, sesuai dengan langkah-langkah yang telah kita siapkan,” tegas Al Muktabar saat ditemui seusai menggelar Rapat Paripurna pada Minggu (24/9).(CR-02/PBN)

  • Raperda Perubahan APBD Banten Disetujui

    Raperda Perubahan APBD Banten Disetujui

    SERANG, BANPOS – DPRD dan Pemprov Banten mempercepat pengesahan atau persetujuan Perubahan APBD tahun 2023 sebesar Rp11, 547 triliun. Semula dijadwalkan tanggal 27 September, pada Minggu 24/9 ( kemarin,red) kedua lembaga tersebut menyelenggarakan rapat paripurna atas persetujuan anggaran tersebut.

    Pj Gubernur Banten Al Muktabar, Minggu (24/9) mengatakan Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Perubahan APBD Banten tahun 2023 disetujui DPRD. Pihaknya akan menyampaikan ke Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia (Kemendagri) untuk mendapatkan fasilitasi pembahasan evaluasi.

    Pernyataan Al Muktabar disampaikan saat menghadiri Rapat Paripurna DPRD Banten terkait Pengambilan Keputusan atas Persetujuan DPRD terhadap Raperda tentang Perubahan APBD Provinsi Banten tahun 2023 di Ruang Rapat Paripurna DPRD.

    Al Muktabar memaparkan, sebelumnya Raperda tersebut juga telah dilakukan pembahasan bersama antara TAPD Banten dengan Badan Anggaran (Banggar) DPRD Banten. Hal itu sebagai wujud tanggung jawab dan upaya positif dalam pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan, khususnya dalam menyelenggarakan program pembangunan dan kemasyarakatan.

    “Pemprov Banten dan DPRD Provinsi Banten secara bertahap telah melakukan upaya agar proses penganggaran daerah terus menerus disempurnakan seiring dengan reformasi pengelolaan keuangan negara,” ungkapnya

    Selain dengan aspek normatif, kata Al Muktabar, Raperda tersebut juga sebagai upaya optimalisasi dalam rangka pemenuhan dan percepatan pembangunan untuk menyelesaikan beberapa hal yang dihadapi masyarakat saat ini.

    “Dalam proses penyusunan perubahan APBD Provinsi Banten tahun 2023 ini telah dilakukan melalui pembahasan bersama secara intensif dan seksama oleh TAPD dan Banggar DPRD Provinsi Banten,” katanya.

    Al Muktabar menyampaikan dengan telah mendapatkan persetujuan dari DPRD atas Raperda tersebut, pihaknya akan menyampaikan kepada Kemendagri untuk mendapatkan fasilitasi pembahasan evaluasi atas Raperda tentang Perubahan APBD Banten tahun 2023.

    “Selanjutnya kita akan memprosesnya untuk mendapatkan fasilitasi Kemendagri 14 hari kedepan, mudah-mudahan hal itu dapat segera selesai,” imbuhnya.

    Al Muktabar mengatakan pada dasarnya perubahan APBD Banten tahun 2023 difokuskan pada pembangunan dan kemasyarakatan.

    “Perubahan ini lebih kepada memenuhi belanja wajib dan mengikat, pembelanjaan mandatory, penyesuaian dari ketentuan dan hal lainnya,” tandasnya.

    Sebagai informasi, selain Rapat Paripurna DPRD Banten terkait pengambilan keputusan atas persetujuan DPRD terhadap Raperda tentang Perubahan APBD Banten tahun 2023.

    Rapat Paripurna tersebut juga membahas terkait Penetapan Perubahan Keputusan DPRD tentang PROPEMPERDA Provinsi Banten tahun 2023, Pengambilan Keputusan atas Persetujuan DPRD tentang Rencana Kerja DPRD Banten tahun 2024 dan Rapat Paripurna Jawaban Gubernur terhadap Pandangan Umum Fraksi-Fraksi terhadap Nota Pengantar Gubernur mengenai Raperda APBD Banten tahun 2024.

    Diketahui, Perubahan Kebijakan Umum APBD dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara tahun 2023 yang telah disepakati, diantaranya pada sisi pendapatan daerah, semula pada APBD Murni tahun 2023 sejumlah Rp11,547 triliun, menjadi Rp11,864 triliun atau bertambah Rp317 miliar.

    Kemudian, untuk belanja daerah, semula pada APBD murni 2023 sejumlah Rp11,774 triliun, menjadi Rp11,933 triliun atau bertambah Rp158 miliar dan pembiayaan daerah, semula pada APBD 2023 sejumlah Rp227 miliar, menjadi Rp69 miliar atau berkurang Rp158 miliar.(RUS/PBN)