PANDEGLANG, BANPOS – Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Pemadam Kebakaran (BPBD-PK) Kabupaten Pandeglang, menggelar Focus Group Discussion (FGD) Indeks Ketahanan Daerah (IKD) dan Indeks Kesiapsiagaan Masyarakat (IKM) dalam menghadapi suatu bencana, di Aula Saung Sultan, Pandeglang, Senin (17/7).
Sekretaris BPBD-PK Pandeglang, Rahmat Zultika mengatakan, bahwa penyusunan dokumen IKD dan IKM tujuannya untuk mengetahui seberapa tangguh Kesiapsiagaan suatu daerah dalam menghadapi bencana.
“Jadi ini penyusunan IKD dan IKM, dimana ini bagian dari langkah penyusunan Indeks Risiko Bencana (IRB), untuk mengetahui seberapa tangguh daerah itu terhadap bencana,” kata Rahmat.
Dijelaskannya, kegiatan penanggulangan bencana pada dasarnya akan melibatkan semua unsur, dan penanganannya harus dilakukan secara pentahelix.
“Penanggulangan bencana itu harus melibatkan semua unsur mulai dari pemerintah, pengusaha, masyarakat, media dan akademisi. Maka dari itu, semuanya dilibatkan dalam penyusunan dokumen IKD dan IKM,” jelasnya.
Menurutnya, Kabupaten Pandeglang merupakan salah satu wilayah yang resiko tsunaminya sangat tinggi. Resiko tsunami tersebut mengancam 10 Kecamatan dan 37 Desa di Pesisir Pantai Selatan Banten.
“Pandeglang itu yang resiko tsunaminya paling tinggi, di daerah Pantai, dimana ada sekitar 10 kecamatan dan 37 desa,” ujarnya.
Rahmat menambahkan, selain menyusun dokumen Indeks Ketahanan Daerah (IKD) dan Indeks Kesiapsiagaan Masyarakat (IKM), pihaknya juga tengah menyusun Renkon Tsunami.
“Kita sekarang sedang menyusun Rencana Kontinjensi Tsunami, kita belum punya Renkon itu, nanti kita akan sosialisasikan,” ungkapnya.(DHE/PBN)