Tag: Penertiban Pedagang

  • Budi Rustandi Memberi Solusi Soal Kemelut PKL Stadion MY

    Budi Rustandi Memberi Solusi Soal Kemelut PKL Stadion MY

    SEJUMLAH pedagang kaki lima (PKL) Stadion Maulana Yusuf (MY) Kota Serang, melakukan audiensi bersama dengan Ketua DPRD Kota Serang, Budi Rustandi, Senin (14/2). Dalam pertemuan tersebut, mereka menyampaikan aspirasi terkait dengan keberadaannya di lingkungan Stadion MY, dan menempati awning yang dibuat dengan total biaya Rp5 juta.

    Kedatangan PKL didampingi oleh sejumah aparatur Kepolisian dan mahasiswa. Kegiatan mengalir melalui diskusi yang dipimpin langsung oleh Budi Rustandi, yang didampingi oleh anggota DPRD Kota Serang Komisi II, Jumhadi dan Babay Sukardi.

    Pada kesempatan tersebut, Budi memberikan sejumlah rekomendasi yang bisa dilaksanakan baik oleh Pemerintah maupun PKL Stadion MY. Akan tetapi, hal itu tidak selesai hari ini, namun harus ada pertemuan bersama dengan beberapa OPD terlibat yaitu Disparpora, Satpol-PP dan Dinkopumkmperindag.

    “PKL ini sudah melanggar dari peruntukannya, makanya saya mau minta rapat lagi, dan hadirkan Disparpora dan Satpol-PP,” ujar Budi, usai memimpin diskusi.

    Ia mengatakan, diperlukan adanya set plan atau pemetaan dari pihak Disparpora, untuk mengetahui lokasi mana saja yang akan dilakukan pembangunan. Sehingga, lahan yang sisa yang tidak ada pembangunan di Stadion MY, akan digunakan untuk para PKL berjualan.

    “Saya mau lihat petanya, mana yang kosong dan mana yang ada peruntukannya. Sehingga Stadion ini tidak terlihat kumuh, PKL juga tertata,” tuturnya.

    Dengan begitu, kata dia, PKL bisa ditata dengan anggaran dari Pemkot Serang. Nantinya, dari penataan PKL tersebut, berpotensi untuk menyumbang pendapatan asli daerah (PAD) dari retribusi resmi sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

    “Jadi masuk ke dalam PAD, tapi kalau PKL masih seperti itu (tidak mengikuti aturan pemerintah), akan saya bongkar,” ucapnya.

    Budi menegaskan, sebelum adanya pertemuan dengar pendapat bersama dengan beberapa OPD yang terlibat dalam penataan PKL Stadion, maka awning yang dibuat secara kolektif itu tidak boleh ditempati terlebih dahulu. Rencananya, pihaknya akan melangsungkan perjanjian bersama dengan OPD-OPD terkait dan PKL, berkaitan dengan penataan dan jam operasional.

    “Nanti dulu, awning itu belum boleh dipakai sebelum adanya perjanjian. Saya minta rapat sekali lagi secepatnya, hadirkan Disparpora untuk bawa set plan dan petanya, nanti mana yang ada tanah Pemkot dan tidak terbangun, nanti kita bangun di situ, kita ciptakan PAD disitu,” jelasnya.

    Sebelumnya, Budi mengaku telah melakukan kunjungan kerja ke Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta, dan melihat di kawasan stadion di sana terdapat pedagang, namun tertata rapi.

    “Saya juga kan pakai logika, memang orang yang berolahraga juga butuh minum. Makanya saya ingin ada PAD tapi legal, bukan kepada oknum,” tandasnya.

    Koordinator Paguyuban Stadion Punya Kreasi, Rian mengatakan, kedatangan Ketua DPRD Kota Serang beberapa waktu lalu membuat keresahan para pedagang. Sebab, tidak memberikan pernyataan apa pun, namun banyak kabar beredar pedagang di sana akan direlokasi ke Kepandean.

    “Jadi (kedatangan Budi Rustandi) menyisakan teka-teki bagi kami. Dan katanya akan direlokasi ke kepandean, tapi kondisinya seperti itu,” ucapnya.

    Maka, para pedagang di Stadion MY sengaja mendatangi gedung dewan untuk bertemu dengan Ketua DPRD Kota Serang dan menyampaikan aspirasi mereka.

    “Bagaimana kami tetap bisa berjualan di stadion dengan berbagai konsekuensinya, kami terima,” katanya.

    Dia pun menjelaskan, hasil dari audiensi para pedagang dengan Ketua DPRD Kota Serang para pedagang diperbolehkan berjualan di Stadion MY. Ia berharap, ketua DPRD dan jajarannya, kedepan tetap membantu para PKL yang sudah cukup lama menempati dan berjualan di Stadion MY.

    “Beliau mengizinkan kami berjualan sampai nanti pemerintah membangun tempat yang layak dan tidak melanggar peraturan,” tuturnya.

    Pihaknya mengapresiasi Ketua DPRD dan jajarannya. Sebab, sudah mau memenuhi aspirasi para PKL yang tengah terjepit pandemi Covid-19.

    “Kita cuma bisa berdagang hari ini, dagang hari ini dapat rejeki hari ini ya untuk makan hari ini aja,” tandasnya. (ADV)

  • Hampir Baku Hantam Dengan Satpol PP, Pedagang Tuding Penertiban Titipan

    Hampir Baku Hantam Dengan Satpol PP, Pedagang Tuding Penertiban Titipan

    SERANG, BANPOS – Satpol PP Kota Serang gagal untuk kembali menertibkan pedagang yang berjualan di depan kampus Untirta Ciwaru. Hal ini dikarenakan para pedagang melakukan perlawanan terhadap petugas Satpol PP.

    Perlawanan tersebut dilakukan karena para pedagang menduga, penertiban tersebut atas pesanan seseorang yang tidak suka dengan pemilik lahan tersebut.

    Dugaan tersebut didasarkan pada tebang pilihnya Satpol PP dalam menertibkan pedagang. Sebab, sepanjang jalan Ciwaru hingga Warung Pojok (Warjok), juga banyak pedagang yang berjualan bahkan sampai ke bahu jalan, namun tidak ditertibkan.

    “Kami disini juga bayar retribusi pak, kami memberikan kontribusi ke Kota Serang. Buktinya kami ada, nih karcis retribusi kebersihan,” ujar Zainudin, pedagang ayam geprek yang menolak ditertibkan, kepada petugas Satpol PP yang berupaya menertibkan, Senin (23/12).

    Menurutnya, tidak ada yang salah dengan tempat ia berjualan. Sebab, tidak memakan bahu jalan dan berdiri di atas lahan milik pribadi atas nama Yati.

    “Kalau alasan Satpol PP itu kami bikin kotor dan kami memakan hak pengguna jalan, ini kami tidak berjualan di trotoar. Kami berjualan di lahan pribadi, kebetulan saja di pinggir jalan,” tegasnya.

    Ia pun menuding bahwa penertiban tersebut merupakan penertiban pesanan orang. Karena, yang ditertibkan hanya pedagang yang berdiri di atas lahan milik Yati.

    “Silahkan lihat sepanjang jalan sampai Warjok, itu pedagang bahkan berjualan sampai ke jalan raya dan semi permanen. Kenapa tidak ditertibkan? Kenapa hanya kami yang ada di lahan Hj. Yati? Jelas ini ada yang tidak suka,” ungkapnya.

    Pada saat penertiban cekcok pun tak terelakkan. Bahkan, salah satu petugas Satpol PP Kota Serang hampir baku hantam dengan para pedagang. Namun berhasil dicegah oleh temannya.

    Sementara itu, BANPOS mencoba untuk melakukan wawancara terhadap Satpol PP Kota Serang. Namun, Danton piket yang bertugas, Alden, menolak untuk diwawancara.

    “Ke kantor aja, wawancara sama pimpinan saya. Saya takut salah ngomong,” ujarnya singkat. (DZH)