Tag: Pengungsi Banjir

  • Penyintas Banjir Kota Serang Pertanyakan Bantuan Rumah yang Dijanjikan Pemkot

    Penyintas Banjir Kota Serang Pertanyakan Bantuan Rumah yang Dijanjikan Pemkot

    SERANG, BANPOS – Masyarakat penyintas bencana banjir bandang Kota Serang yang rumahnya rusak hingga hanyut, mempertanyakan kejelasan bantuan pembangunan rumah untuk mereka. Pasalnya, hingga saat ini masih belum ada informasi lebih lanjut berkaitan dengan bantuan itu.

    Salah satu warga penyintas bencana banjir, Minah, mengatakan bahwa sampai saat ini dirinya belum mengetahui kapan bantuan pembangunan rumah yang dijanjikan oleh pemerintah dapat diterima. Pasalnya, informasi tersebut hanya dia dapatkan melalui pemberitaan di media saja.

    “Sebenarnya sampai sekarang saya tidak tahu kapan bantuan itu akan turun. Bahkan saya tidak tahu apakah akan ada bantuan untuk kami yang rumahnya rusak akibat banjir bandang kemarin,” ujarnya kepada BANPOS, Kamis (24/3).

    Wanita yang rumahnya rusak berat akibat terjangan banjir bandang itu mengaku, saat ini dirinya mengontrak di salah satu kontrakan yang berada di dekat rumahnya. Namun ia tidak tahu berapa lama dirinya akan mengontrak di sana.

    “Sekarang mengontrak di dekat rumah yang rusak. Jujur kita enggak tahu sampai kapan akan mengontrak, karena enggak ada tempat lain untuk tinggal. Tapi rumah juga enggak bisa ditempati karena rusak berat,” ungkapnya.

    Ia mengaku bahwa sejumlah kerabatnya telah menawarkan tempat untuk bermukim sementara waktu hingga nantinya pemerintah memberikan bantuan pembangunan. Namun, lokasi yang ditawarkan oleh kerabatnya itu jauh dari tempat dirinya bekerja.

    “Saya bekerja dengan membantu-bantu dalam mencuci dan beberes rumah. Tempatnya itu di dekat rumah saya yang rusak ini. Jadi kalau harus pindah, saya akan kehilangan pekerjaan. Makanya ini menjadi dilema tersendiri, karena jika pindah maka akan kehilangan pekerjaan,” tuturnya.

    Ia pun berharap Pemkot Serang dapat segera memberikan kejelasan kepada para penyintas bencana banjir bandang yang rumahnya rusak, kapan bantuan tersebut akan digelontorkan. Sebab, dirinya enggan berharap terlalu banyak tanpa adanya kepastian.

    “Kalau memang akan diberikan, mohon kabarkan kepada kami. Begitu juga jika memang tidak akan diberikan, tolong beritahu kami juga. Karena kami tidak ingin berharap banyak hanya untuk menunggu yang tidak pasti,” tegasnya.

    Sementara itu, Asda 1 Kota Serang, Subagyo, mengatakan bahwa untuk saat ini Pemkot Serang masih melakukan upaya pemulihan, terutama fasilitas umum. Masa pemulihan akan terus berlangsung selama dua bulan hingga 2 Juni ke depan.

    “Bisa saja nanti diperpanjang untuk menyelesaikan pemulihannya. Namun masih cukup lama waktunya untuk memperpanjang. Saat ini masih upaya pemulihan terlebih dahulu,” katanya saat ditemui di Gedung DPRD Kota Serang.

    Sebelumnya, Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman (DPKP) Kota Serang, Nofriadi Eka Putra, mengatakan bahwa data terakhir rumah rusak akibat banjir bandang yang pihaknya dapatkan yakni sebanyak 229 rumah.

    “Memang yang paling parah adalah Kecamatan Kasemen dan Kecamatan Serang. Di sana paling parah karena rusaknya berat dan hanyut rumah,” ujarnya saat diwawancarai awak media, Kamis (10/3).

    Ia mengatakan, dari sebanyak 229 rumah rusak itu, Pemprov Banten akan membantu membangun sebanyak 40 rumah yang kondisinya rusak berat ataupun hanyut. Sedangkan bantuan dari pusat maupun Baznas, belum diketahui jumlahnya.

    “Kalau dari kami tentunya ingin pusat, Baznas dan Pemprov Banten membantu sebanyak-banyaknya. Namun kembali lagi disesuaikan dengan pemberian dari mereka,” tuturnya.

    Menurutnya, saat ini yang menjadi prioritas pemberian bantuan pembangunan rumah, hanya kepada masyarakat yang memiliki alas hak saja terhadap tanah mereka. Sebab, hal itu yang menjadi dasar pemberian bantuan pembangunan rumah.

    “Kalau yang berdiri di atas bantaran sungai, atau di pinggir rel kereta api, itu palingan bantuannya belum bisa dari Dana Tak Terduga (DTT). Kami prioritaskan yang memiliki alas hak seperti AJB, girik, dan kepemilikan,” ucap Nofri.(DZH/PBN)

  • Warga Korban Banjir Labuan Masih Bertahan di Pengusian

    Warga Korban Banjir Labuan Masih Bertahan di Pengusian

    PANDEGLANG, BANPOS – Kawasan Carita dan Labuan, Kabupaten Pandeglang dilanda banjir setelah hujan dengan intensitas tinggi mengguyur daerah tersebut sejak malam harinya sehingga menyebabkan sungai yang melintasi kawasan tersebut meluap.

    Diketahui, banjir disebabkan hujan yang turun sejak pukul 03.30 WIB dini hari, Sabtu (19/3). Hujan deras menyebabkan air dari Bendungan Badudun dan Sungai Cisurog meluap dan membanjiri sejumlah titik. Genangan air pun hingga setinggi pinggang orang dewasa.

    Pemerintah meminta BPBD, dinas sosial (Dinsos) segera bertindak dan dinas kesehatan (Dinkes) segera membentuk tim dan berkoordinasi, menyusul adanya kemungkinan munculnya sejumlah penyakit seperti gatal-gatal dan DBD atau demam berdarah.

    Diketahui, sehari pasca banjir melanda wilayah Labuan dan Carita. Sejumlah pengungsi masih bertahan di tenda pengungsian, yang disiapkan oleh Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Pandeglang.

    Kepala Dinas Sosial (Kadinsos) Kabupaten Pandeglang, Nuriah menegaskan, sejak banjir melanda Sabtu (19/3) pihaknya langsung menerjunkan tim dapur umum dan membuka posko pengungsian di Desa Teluk, Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang.

    “Khawatir terjadi banjir susulan, posko pengungsian dan dapur umum masih bertahan sampai sekarang,” kata Nuriah, Minggu (20/3).

    Selain menyalurkan bantuan kedaruratan seperti selimut, air bersih, makanan siap saji, dan jenis bantuan lainnya. Hari ini (Minggu,20/3) jumlah nasi bungkus yang sudah didistribusikan kepada para korban terdampak sekitar 1.055 bungkus.

    “Total pengungsi yang bertahan sampai sekarang, ada 69 jiwa,” tandasnya.

    Nasi bungkus itu didistribusikan pula kepada masyarakat terdampak di Perumahan BTN Sentul sebanyak 633 bungkus, di Kalanganyar sekitar 87 bungkus, di Citanggok sebanyak 150 bungkus, ke perorangan sekitar 16 bungkus dan di Panguseupan sebanyak 100 bungkus.

    “Petugas atau tim kami juga, masih memproses (membungkus) nasi lainnya,” ujarnya lagi.

    Menurutnya, sejauh ini pihaknya sudah berkoordinasi dengan aparatur desa dan kecamatan, TNI/Polri, Dinsos Provinsi Banten, BPBD Kabupaten Pandeglang, BPBD Provinsi Banten, para relawan dan pihak terkait lainnya.

    Diketahui, banjir yang terjadi di wilayah Kecamatan Carita dan Kecamatan Labuan, Sabtu (19/3) sekitar pukul 04.00 WIB, disebabkan jebolnya bendungan di Desa Banyubiru, Kecamatan Labuan. Tanggul itu jebol, akibat tak kuat menahan derasnya air.

    Didapat informasi, akibat banjir Labuan dan Carita itu, sejumlah destinasi wisata yang ada di wilayah sekitar tetap aman. Namun demikian, para pelaku wisata terpaksa harus menelan pil pahit yaitu sepinya pengunjung yang datang di liburan weekend ini.

    Sementara, jalur wisata Labuan – Carita yang sebelumnya sempat terendam, kini sudah dapat dilintasi sebagaimana mestinya, begitu pula dari Anyer – Carita dan sebaliknya. Sehingga, pengendara atau pengunjung yang hendak ke lokasi wisata, sudah dipastikan aman.

    “Kami sudah koordinasi dengan BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah)agar segera menerjunkan anggotanya untuk melakukan bantuan dan pertolongan pertama yang harus dilakukan,” kata Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy, kemarin.

    Ia mengungkapkan, pihaknya sudah meminta BPBD Banten untuk berkoordinasi dengan pemda setempat dalam hal ini Pemkab Pandeglang dalam melakukan upaya-upaya penanggulangan bencana di kawasan tersebut. Menurut Andika, BPBD sudah memiliki prosedur tetap dalam melaksanakan upaya penanggulangan bencana, sehingga dipastikan bantuan akan segera dilakukan dengan koordinasi bersama pihak-pihak terkait di lokasi bencana.

    “Sampai sekarang Saya masih terus meng-up date perkembangan dari lokasi dari petugas kita yang ada di sana,” katanya.

    Andika menyebut dirinya juga sudah meminta Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan untuk menyiapkan segala sesuatunya sesuai prosedur penanggulangan bencana sebagai OPD (organisasi perangkat daerah) berikutnya yang harus bersiap untuk menangani korban bencana.

    “Prinsipnya keselamatan warga adalah prioritas, setelah dipastikan mereka selamat selanjutnya mereka kan harus dipastikan bahwa mereka aman baik kesehatannya maupun kebutuhan-kebutuhan lainnya,” paparnya.

    Andika meminta warga masyarakat di wilayah bencana untuk dapat mengikuti arahan-arahan dari petugas berwenang dalam rangka mereka melakukan upaya penyelamatan. Andika berharap tidak ada korban jiwa dalam bencana tersebut, seraya meminta warga korban bencana untuk dapat saling menguatkan dan membantu sehingga dapat melewati bencana dengan selamat.

    “Dan tentu saja kami semua warga Banten mendoakan yang terbaik untuk saudara-saudara kita di sana,” ujarnya.

    (RUS/PBN/BNN)