INDONESIA, BANPOS – Nilai tukar rupiah dibuka melemah 0,06 persen ke level Rp 15.385 per dolar AS dibanding penutupan perdagangan pada Jumat (22/9) di level Rp 15.375 per dolar AS.
Pergerakan mayoritas mata uang di kawasan Asia menguat terhadap dolar AS. Won Korea Selatan naik 0,27 persen, peso Filipina melesat 0,01 persen, dolar Hong Kong menguat 0,02 persen, baht Thailand naik 0,09 persen, rupee India naik 0,19 persen, yuan China menguat 0,02 persen, ringgit Malaysia naik 0,1 persen, dolar Singapura minus 0,03 persen dan yen Jepang melemah 0,01 persen.
Indeks dolar AS terhadap mata uang saingannya menguat 0,02 persen ke level 105,28. Sementara nilai tukar rupiah terhadap euro melemah 0,14 persen ke level Rp 16.383, terhadap poundsterling Inggris melemah 0,13 persen ke level Rp 18.838, dan terhadap dolar Australia menguat 0,07 persen ke level Rp 9.889.
Analis Pasar Keuangan PT Sinarmas Futures, Ariston Tjendra mengatakan, ekspektasi suku bunga tinggi AS pasca pengumuman hasil rapat bank sentral AS (The Fed) pekan lalu, masih bisa mendorong penguatan dolar terhadap nilai tukar lainnya.
“Pergerakan rupiah juga akan tertekan oleh yield obligasi AS yang terlihat masih bergerak di level tinggi, tenor 2 tahun di 5,1 persen dan tenor 10 tahun di 4,4 persen,” jelas Ariston, Senin (25/9).
Tak hanya itu, harga minyak mentah yang sedang naik ke area 90 dolar AS per barel juga bisa memberikan tekanan ke aset berisiko, termasuk rupiah.
Ia mengatakan, harga minyak yang tinggi bisa mendorong naik inflasi dan melambatkan pertumbuhan ekonomi global. Ariston memproyeksikan, nilai tukar rupiah bergerak di kisaran Rp 15.350 sampai Rp 15.400 per dolar AS sepanjang hari ini. (RMID)
Berita Ini Telah Tayang Di RMID https://rm.id/baca-berita/ekonomi-bisnis/189900/awal-pekan-rupiah-masih-loyo