Tag: Perang Rusia – Ukraina

  • Ukraina Dikadalin Amerika Cs

    Ukraina Dikadalin Amerika Cs

    Harapan Ukraina untuk gabung dalam keanggotaan Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO) sudah pupus. NATO yang awalnya diharapkan bisa jadi beking, ternyata tidak banyak menolong Ukraina dari serangan Rusia. Ukraina dinilai mulai nyadar telah dikadalin Amerika cs dan siap terima syarat dari Rusia.

    Salah satu pemicu Rusia memutuskan melakukan serangan, tak lepas dari upaya Ukraina untuk bergabung dalam keanggotaan NATO. Bahkan saat perang dengan Rusia sedang berkecamuk, Ukraina terus mendesak NATO agar proses keanggotaannya bisa segera dipercepat. Namun hingga sekarang, permohonan keanggotaan bagi Ukraina tidak juga dikabulkan NATO. Padahal selama serangan berlangsung, sejumlah wilayah di Ukraina hancur lebur akibat tembakan rudal Rusia.

    NATO juga tidak berbuat banyak untuk meredam keganasan Rusia. Pasukan tentara NATO hanya berjaga-jaga di daerah perbatasan Ukraina, tanpa ikut masuk dalam medan pertempuran. Forum dialog yang dilakukan Rusia dan Ukraina juga belum menghasilkan keputusan memuaskan. Padahal sudah 3 kali perwakilan dari Rusia dan Ukraina melakukan perundingan. Terakhir, perundingan yang digelar di Belarus, Senin (7/3) malam, juga gagal. Rusia tetap saja menggempur sejumlah wilayah di Ukraina.

    Rusia menolak menghentikan gempurannya ke Ukraina, bila 4 syarat yang diajukan tidak juga dipenuhi. Salah satu syaratnya, yakni meminta Ukraina bersikap netral dan tidak memihak Barat apalagi bergabung dengan NATO. Kemarin, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky kembali meminta Rusia untuk bertemu di meja perundingan. Presiden berlatar belakang komedian itu berjanji, kali ini, Ukraina siap memenuhi syarat yang diajukan Rusia, termasuk tidak bergabung dengan NATO. Dalam sebuah wawancara dengan stasiun televisi ABC News, Zelensky menyatakan kesediaannya untuk mempertimbangkan tuntutan-tuntutan yang diberikan Moskow.

    Menanggapi seluruh tuntutan Rusia itu, Zelensky menegaskan, yang harus dilakukan Putin saat ini adalah memulai kembali pembicaraan. Soal tuntutan tidak bergabung NATO, Zelensky mengatakan, Ukraina sudah kehilangan minat lagi bergabung dengan NATO. Ia sadar, ini masalah sensitif dan menjadi alasan Rusia menyerang Ukraina. Apalagi ia kini sadar, ternyata Amerika Serikat dan sekutunya tidak siap menerima Ukraina. Bahkan membiarkan saat Ukraina digempur Rusia habis-habisan.

    Zalensky menegaskan, sebagai presiden, dirinya tak akan mengemis keanggotaan pada NATO. “Aliansi (NATO) ternyata takut akan hal-hal kontroversial, dan berhadapan dengan Rusia,” kata Zelensky, seperti dikutip dari AFP, kemarin. Namun soal tuntutan pengakuan kemerdekaan wilayah separatis Republik Rakyat Donetsk dan Republik Rakyat Luhansk, Zelensky tidak langsung menyanggupinya.

    Menurut dia, kedua wilayah itu sebagai republik semu karena hanya diakui Rusia. Meski begitu, Ia menegaskan, Ukraina terbuka untuk berkompromi. “Kita bisa mendiskusikannya dan mencari solusi soal bagaimana orang-orang di wilayah-wilayah ini bisa terus hidup,” cetus Zelensky.

    Ia menambahkan, tak ingin mengambil keputusan gegabah sebelum menjalani diskusi dengan pihak-pihak terkait. Tapi yang terpenting, kata dia, Rusia harus mulai kembali ke meja perundingan. [BCG/RM.id]

  • Medvedev Ngarep Bisa Kibarkan Bendera Rusia

    Medvedev Ngarep Bisa Kibarkan Bendera Rusia

    Petenis Rusia Daniil Medvedev sangat menantikan momen ketika dia bisa mengibarkan bendera kebanggaannya, setelah ITF melarang penggunaan bendera Rusia dan Belarusia di tengah konflik Rusia dan Ukraina.

    Setelah peran Rusia dan Belarusia dalam perang antara Rusia dan Ukraina yang masih berlangsung, ITF mengambil keputusan untuk membuat petenis berkebangsaan Rusia dan Belarusia berkompetisi di bawah bendera netral dan menunda Kremlin Cup di Moskow.

    Sanksi tegas itu diambil setelah Rusia menginvasi Ukraina dan Belarusia menawarkan dukungan militer kepada Rusia. Di antara petenis yang terpengaruh hukuman dari ATP adalah juara US Open musim 2021 sekaligus petenis peringkat 1 dunia, Daniil Medvedev, petenis peringkat 7 dunia, Andrey Rublev, Karen Khachanov, dan Aslan Karatsev. Sementara untuk putri, petenis yang terpengaruh di antaranya petenis peringkat 3 dunia, Aryna Sabalenka, Anastasia Pavlyuchenkova, Victoria Azarenka, Veronika Kudermetova, dan Daria Kasatkina. Sedangkan petenis Ukraina peringkat 15 dunia, Elina Svitolina sangat vokal menyerukan penerapan hukuman itu dan mengumumkan bahwa ia akan mendonasikan hadiah uang yang diperoleh demi membantu Ukraina mengatasi perang.

    Selain itu, petenis Ukraina lainnya, Sergiy Stakhovsky memilih bergabung dengan angkatan bersenjata militer Ukraina bersama juara tinju, Oleksandr Usyk, Wladimir Klitchko, dan Vitaly Klitchko yang juga Wali Kota Kiev. Berbicara kepada agen berita Rusia, RIA Novosti, Medvedev mengungkapkan, tugasnya adalah mengembangkan tenis di negara-negara asalnya dan di seluruh penjuru dunia.

    “Untuk itu, anda harus bermain tenis setiap pekan, di setiap turnamen. Satu-satunya jalan untuk terus melangkah adalah bermain tanpa bendera dan saya akan mengikuti aturan itu, “ ujarnya.

    “Tetapi saya harap langkah itu hanya bersifat sementara. Saya menantikan momen ketika kami bisa membawa bendera negara kami lagi di sebelah nama kami, atlet-atlet Rusia.” Pekan ini, Medvedev akan berpartisipasi di turnamen Masters 1000, BNP Paribas Open di Indian Wells dan akan tampil sebagai petenis unggulan pertama. Musim ini ia berharap bisa menebus hasil musim lalu setelah ia tersingkir dari babak 4 kalah dari petenis Bulgaria, Grigor Dimitrov dengan tiga set. [KW/RM.id]

  • Ngarep Gencatan Senjata, Sheva Minta Doa Dari Warga Italia

    Ngarep Gencatan Senjata, Sheva Minta Doa Dari Warga Italia

    – Mantan Kapten Timnas Ukraina, Andriy Shevchenko, meminta warga Italia membuka hati untuk membantu warga Ukraina yang menjadi korban invasi militer Rusia.

    Hal itu diutarakan Sheva-sapaan Andriy Shevchenko, dalam sebuah wawancara yang ditayangkan televisi ‘Negeri Piza’ itu Minggu (6/3).
    Dalam acara televisi Che Tempo Che Fa di stasiun televisi RAI, Shevchenko menangis saat menggambarkan kondisi yang dihadapi keluarganya di Kiev.

    “Ibu saya, saudari saya, dan kerabat saya lain masih berada di Ukraina. Itu pilihan mereka. Saya berbicara setiap hari dengan mereka,” ujar Sheva.
    “Saya tidak bisa melihat apa yang terjadi di negara saya. Mereka mengebom kota menyebabkan anak-anak dan orang tua meniggal dunia,” ujarnya. Sebab itu, dia mendesak Rusia untuk melakukan gencatan senjata, mencari solusi diplomatis dan menghentikan perang.

    Mantan pemain AC Milan ini merupakan pahlawan bagi para pendukung Milan, setelah dia mencetak lebih dari 170 gol untuk klub Serie A itu, dan mengantarkan mereka meraih scudetto dan gelar Liga Champions 2003.
    Sheva hadir di acara televisi Italia itu untuk mempromosikan inisiatif penggalangan dana yang dilakukan Palang Merah Italia, untuk membantu para pengungsi Ukraina.

    “Ketika saya tiba di Italia, negeri ini menyambut saya dengan hati terbuka. Anda membuat saya merasa menjadi bagian dari diri Anda, dan saya merasa Italia sebagai rumah kedua saya,” kata Sheva. “Kini, saya meminta Anda membuka hati untuk warga Ukraina. Kami butuh bantuan Anda,” pungkasnya. [JON]

  • Kurang Dua Pekan, Rusia Jadi Negara Penerima Sanksi Terbanyak Di Dunia

    Kurang Dua Pekan, Rusia Jadi Negara Penerima Sanksi Terbanyak Di Dunia

    ke Ukraina telah membuat banyak pihak marah. Amerika Serikat (AS) dan sekutunya pun kompak menjatuhkan sanksi untuk Presiden Vladimir Putin hingga individu dan organisasi di Negeri Beruang Putih tersebut.

    Mulai 24 Februari lalu hingga Selasa, 8 Maret 2022, Rusia sudah mengumpulkan total 2.778 sanksi. Angka ini menjadikan Rusia sebagai negara penerima sanksi terbanyak di dunia mengalahkan Korea Utara dan Iran.

    Castellum.AI, organisasi yang mendata sanksi global, mencatat, 2.754 sanksi dijatuhkan terhadap Rusia sebelum 22 Februari 2022. Kemudian, mulai 24 Februari hingga 8 Maret, sanksi pun bertambah 2.778.

    Dengan total 5.532 sanksi, Rusia kini menempati posisi teratas daftar negara yang dikenakan sanksi global. Iran menyusul di posisi kedua dengan 3.616 sanksi, dilanjutkan Korut dengan 2.077.

    Ini adalah perang nuklir finansial dan peristiwa sanksi terbesar dalam sejarah,” ujar co-founder Castellum.AI Peter Piatetsky dikutip Newsmax, Selasa (8/3).

    “Rusia berubah dari pemain ekonomi global menjadi sasaran terbesar sanksi global dan pengucilan finansial dalam kurun waktu kurang dari dua pekan,” imbuh Piatetsky.

    Sebagian besar sanksi yang diterima Rusia sebelum invasi ke Ukraina berkenaan dengan dugaan campur tangan Moskow dalam Pilpres AS dan penyerangan terhadap oposisi politik Sanksi-sanksi terbaru terhadap Rusia kini menargetkan sejumlah individu, termasuk para pejabat tinggi dan orang-orang kaya yang memiliki hubungan dengan Putin. Beberapa perusahaan swasta internasional juga menangguhkan operasinya di Rusia dan Belarus, negara Sebagaimana disinggung Bloomberg, Swiss merupakan negara terbanyak menjatuhkan 568 sanksi untuk Rusia. Setelahnya ada Uni Eropa dengan 518, Prancis 512 dan AS 243 sanksi. [DAY]