Tag: perempuan

  • Virnie Ismail Kagum Dengan Perempuan Lebak

    Virnie Ismail Kagum Dengan Perempuan Lebak

    LEBAK, BANPOS – Calon Wakil Bupati Kabupaten Lebak, Virnie Syafitri Ismail mengaku kagum dengan perempuan di berbagai daerah yang ada di Lebak. Menurutnya, perempuan di Lebak sangat tangguh meski berada dalam kondisi yang kurang baik dari segi ekonomi maupun kondisi kesehariannya.

    Hal itu ia dapati setelah beberapa kali melakukan ‘blusukan’ kepada masyarakat selama masa kampanye.

    “Banyak perempuan hebat di Lebak, dengan kondisi serba keterbatasan pun mereka masih tangguh,” kata Virnie saat dihubungi wartawan melalui panggilan telepon, Kamis (24/10).

    Virnie menjelaskan, dirinya mendapatkan banyak aspirasi dan keluhan dari masyarakat yang dititipkan kepada pasangan nomor urut dua yang mengusung tema besar perubahan untuk Lebak.

    “Banyak perempuan di Lebak ini masih bekerja meski dikondisi sulit, atau suami yang tidak bekerja. Belum lagi jalan yang memang masih banyak sekali kerusakan sehingga mempersulit mereka,” jelasnya.

    Ia menerangkan, dirinya juga memperhatikan tingginya kasus perceraian dan juga kekerasan terhadap perempuan di Lebak. Menurutnya, hal tersebut terjadi lantaran masih tingginya permasalahan ekonomi yang tak kunjung usai.

    Virnie menegaskan, dengan bekal-bekal yang ia dapatkan selama berinteraksi kepada masyarakat itulah yang akan ia gunakan sebagai amunisi untuk debat calon Bupati dan Wakil Bupati.

    “Untuk persiapan kita memiliki banyak harapan dari masyarakat selama ini,” tandasnya.

    Sementara itu, Calon Bupati Lebak pasangan Virnie, Dede Supriyadi mengatakan bahwa dirinya tidak memiliki persiapan khusus menghadapi debat.

    “Tidak ada persiapan mah, inysaallah kami siap,” singkatnya. (MYU)

  • PPSW Gelar Bimtek Kepemimpinan Perempuan Perdesaan di Banten

    PPSW Gelar Bimtek Kepemimpinan Perempuan Perdesaan di Banten

    LEBAK, BANPOS – Asosiasi Pusat Pengembangan dan Sumberdaya Wanita (PPSW) Pasoendan Digdaya melalui dukungan dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Anak (KPPA) menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) Kepemimpinan Perempuan Perdesaan di Provinsi Banten pada Senin (1/7) di DP3AP2KB Provinsi Banten.

    Kegiatan tersebut diikuti oleh belasan peserta yang terdiri dari masing-masing OPD yang ada di Pemerintahan Provinsi Banten.

    Ketua Yayasan PPSW Pasoendan Digdaya, Ratu Viva Saptarina, mengatakan bahwa kegiatan tersebut bertujuan unuk memberikan Peningkatan Kapasitas Kepada para OPD di Provinsi Banten agar memahami kebijakan Kepemimpinan Perempuan Perdesaan.

    “Selain itu juga kegiatan ini diharapkan dapat mendorong OPD di tingkat Provinsi Banten untuk mereplikasi Kebijakan Kepemimpinan Perempuan Perdesaan di wilayahnya masing-masing,” kata Viva kepada BANPOS.

    Ia menjelaskan, bimtek tersebut diisi dengan berbagai sesi mulai dari pemberian materi, tanya jawab, diskusi hingga penyusunan rencana tindak lanjut.

    “Setelah kegiatan ini tentu kami berharap adanya rencana kerja untuk replikasi kebijakan kepemimpinan perempuan perdesaan di tingkat OPD Provinsi Banten,” tandasnya. (MYU)

  • Bareng Tiktok, PPSW Tingkatkan Kapasitas Pelaku Usaha Wanita di Tangerang

    Bareng Tiktok, PPSW Tingkatkan Kapasitas Pelaku Usaha Wanita di Tangerang

    TANGERANG, BANPOS – Asosiasi Pusat Pengembangan Sumberdaya Wanita (PPSW) bekerjasama dengan TikTok Byte Dance sebagai pihak pemberi dana beserta Rumah BUMN (R-BUMN) Telkom – Tigaraksa sebagai mitra PPSW dalam melakukan kelas belajar dan pendampingan menggelar Program Tiktok Jalin Nusantara di Desa Cikasungka, Kecamatan Solear, Kabupaten Tangerang.

    Diketahui, program tersebut merupakan Training Peningkatan Kapasitas Komunitas UMKM melalui Kelas belajar dan Pendampingan yang diikuti oleh 20 Orang Perempuan dan anak muda pelaku UMKM binaan R-BUMN Telkom – Tigaraksa.

    Koordinator Program PPSW Pasoendan Digdaya, Roni Pranayuda, mengatakan bahwa, kegiatan tersebut merupakan kegiatan kelas belajar selama tiga bulan yaitu dari bulan Februari hingga April 2024 dan telah melakukan usaha secara online serta mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh Trainer. Selain itu, selama mengikuti proses belajar para peserta mendapatkan Dana Stimulan.

    “Tentu tujuan kami dalam kegiatan ini untuk mendorong usaha yang berkelanjutan dengan penguatan potensi dan inovasi pelaku usaha di akar rumput terutama perempuan. Serta, meningkatkan kemampuan literasi digital dari komunitas untuk mendukung produktivitas dalam usaha,” kata Roni kepada BANPOS, Kamis (30/5).

    Ia berharap, dengan adanya kegiatan tersebut diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kemampuan serta tumbuhnya ekosistem yang kondusif bagi pengembangan usaha dari penerima manfaat.

    “Para peserta Kelas Belajar sudah membentuk Kelompok Perempuan (KOPER) Usaha sehingga nantinya dapat terkoneksi dengan jaringan pengusaha lainnya yang dapat mendukung pengembangan usaha,” tandasnya.

    Sementara itu, Ketua KOPER Usaha, Melatie, mengatakan bahwa ia merasa bersyukur dengan adanya Program Tiktok Jalin Nusantara yang memberikan pelatihan terhadap Kelompok Perempuan Usaha.

    “Alhamdulillah ya kita bisa punya banyak ilmu baru mulai dari pola usaha, hingga membuat kita sebagai pelaku usaha untuk melek digital,” kata Melatie.

    Ia menjelaskan, dirinya berharap dengan adanya kegiatan tersebut dapat meningkatkan kualitas dirinya bersama pelaku usaha lain agar dapat terus mengembangkan usaha yang dimiliki.

    “Saya berharap kita bisa sama-sama berkembang, sama-sama maju agar bisa mengembangkan KOPER dan usaha masing-masing,” tandasnya. (MYU)

  • Perempuan Berperan Penting Atasi Ujaran Kebencian di Indonesia

    Perempuan Berperan Penting Atasi Ujaran Kebencian di Indonesia

    JAKARTA, BANPOS – Wakil Indonesia untuk Komisi HAM Antarpemerintah ASEAN (AICHR), Yuyun Wahyuningrum mengatakan perempuan berperan penting dalam mengatasi ujaran kebencian yang terjadi di Indonesia.

    “Perempuan punya peran penting, karena jika sudah memiliki anak, anaknya akan mendapatkan ilmu dari ibunya terlebih dahulu,” ujar Yuyun, dalam kegiatan diskusi internasional yang bertajuk Islamophobia and Antisemitism in The World, di Masjid Istiqlal, Jakarta, Rabu (3/5).

    Yuyun mengatakan, apabila kaum perempuan cerdas, khususnya kaum ibu, akan mencegah generasi selanjutnya dari pelaku ujaran kebencian, termasuk islamofobia atau anti Islam dan antisemitisme atau anti Yahudi.

    Lebih jauh, ia juga mengungkapkan bahwa seluruh kaum perempuan harus mengenali keberagaman masyarakat. Agar mengetahui dan bisa memahami maksud dan tujuan kegiatan umat agama dan etnis lainnya, sebab ujaran kebencian dimulai dari prasangka.

    “Prasangka bisa terjadi karena bias dan ketidaktahuan, kita tidak boleh merespons sesuatu dengan hal negatif,” katanya yang juga merupakan kandidat Ph.D di Erasmus University, Belanda itu.

    Yuyun mengatakan, Indonesia sebagai bagian dari negara ASEAN harus bertindak dengan prinsip menghargai perbedaan budaya yang menekankan nilai bersama dalam keberagaman, karena sudah diatur dalam Pasal 22 Deklarasi ASEAN.

    Pada 2017, kata dia, deklarasi ASEAN telah mendorong penguatan masyarakat dalam mencegah sikap intoleran dan tidak adanya penghormatan terhadap agama lainnya.

    “Sekarang tinggal menyesuaikan peraturannya dengan konteks lokal supaya bisa sesuai dengan masyarakat. Kami berharap kepada seluruh pihak agar bergerak secara domestik demi mewujudkan masyarakat sebagai kunci dalam mencegah ujaran kebencian,” tandasnya. (ANT/MUF)

  • Pelaku Kekerasan Seksual Masih Didominasi Orang Terdekat

    Pelaku Kekerasan Seksual Masih Didominasi Orang Terdekat

    Kegiatan evaluasi yang dilakukan oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kabupaten Serang

    SERANG, BANPOS – Dalam evaluasi yang dilakukan oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kabupaten Serang, tercatat bahwa terjadi penurunan kasus kekerasan seksual terhadap anak dan perempuan, namun secara keseluruhan, perempuan masih mendominasi sebagai korban.

    Selain itu, pelaku kekerasan juga masih didominasi oleh orang terdekat bahkan keluarga korban pelecehan dan kekerasan seksual tersebut.

    Kepala Dinas DP3AKB Kabupaten Serang, Tarkul wasyit, mengungkapkan bahwa peserta adalah semua pengurus Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) tingkat kecamatan. Disamping keterlibatan seluruh elemen masyarakat, yang dinilai efektif dalam mencegah kekerasan terhadap perempuan dan anak, sebagai upaya lanjutannya, Tarkul mengaku telah membuat sistem terintegrasi.

    “Karena selama ini pelaporan kasus tidak satu pintu. Ada yang langsung ke P2TP2A dan ada yang belum terlaporkan. Jadi kita optimalkan layanan terhadap korban kekerasan dan pelecehan seksual terhadap perempuan dan anak,” ujarnya kepada awak media.

    Tarkul menyebut bahwa kekerasan pada perempuan dan anak diawali oleh pelecehan seksual. Berdasarkan catatan DP3AKB perakhir bulan september, ada 60 kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak yang telah di laporkan ke P2TP2A Kabupaten Serang.

    Pihaknya mengungkapkan, kasus pada perempuan dan anak cenderung dilakukan oleh orang-orang terdekat dari korban seperti tetangga, guru, bahkan anggota keluarganya sendiri.

    “Kasus yang pelecehan di sekolah ada di Cikeusal. Rata-rata itu pelecehan. Kalau dibilang presentase cukup lumayan ada 50 persen, sampai dengan akhir bulan ini ada kasus yang lapor ke P2TP2A itu 60 kasus, kan bervariasi ada kasus pelecehan, kekerasan,” tuturnya.

    Pihaknya mengklaim bahwa kasus pelecehan seksual di Kabupaten Serang mengalami tren penurunan. Mengingat, data kekerasan terhadap perempuan dan anak pada tahun lalu sebanyak 90 kasus.

    “Kalau dilihat dari jumlahnya, sih, ini dibandingkan dengan tahun kemarin masih dibawah tahun kemarin. Tahun kemarin junlahnya sekitar 90 kasus,” tuturnya.

    Lebih lanjut, Tarkul Wasyit menjelaskan, penurunan kasus tersebut merupakan buah hasil kinerja DP3AKB yang gencar mensosialisasikan pencegahan pelecehan seksual dan bahaya seks diluar nikah ke setiap sekolah dan masyarakat.

    “Kondisi sekarang setelah ada P2TP2A, masyarakat mulai sadar melaporkan. Kami berharap untuk kedepan, penanganan kasus itu harus terintegrasi oleh sistem. Karena selama ini kasus dugaan kekerasan laporan kasus ada yang laporan ke P2TP2A,” tandasnya. (MUF/PBN)