Tag: piala dunia

  • Erick: Tak Ada Titipan!

    Erick: Tak Ada Titipan!

    JAKARTA, BANPOS – Seleksi pemain Timnas U-17 untuk berlaga di Piala Dunia U-17 masih bergulir di 12 daerah di Indonesia. Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Erick Thohir memastikan, mereka yang bakal masuk Timnas U-17 adalah bibit-bibit unggul yang benar-benar memiliki talenta. “Tidak ada titipan,” tegas Erick.

    Hingga kini, seleksi pemain Timnas U-17 telah dilakukan di tiga tempat, dari 12 daerah yang diagendakan. Pertama, seleksi dilakukan di Bandung. Empat talenta muda dipilih dari Kota Kembang itu, dari total 187 peserta mengikuti seleksi. Kedua, di Palembang. Di Bumi Sriwijaya, PSSI menjaring dua pemain dari 147 peserta seleksi.

    Adapun seleksi ketiga, digelar di Bali. Erick mengamati langsung 947 pemain yang mengikuti proses seleksi di Bali United Training Center, Pantai Purnama, Gianyar, kemarin. Ini adalah rekor untuk seleksi pemain terbanyak yang dilakukan di beberapa kota.

    Erick mengakui, antusiasime peserta seleksi di Bali luar biasa. Hal ini menunjukkan potensi bibit unggul di Bali sangat besar. Terkait dengan seleksi ini, sesuai arahan Presiden Joko Widodo, PSSI mengubah konsep untuk rekrutmen tim U-17 yang akan disiapkan untuk Piala Dunia U-17.

    Untuk melahirkan pemain yang unggul, Erick memastikan proses seleksi ini berjalan objektif. Ia menekankan agar tidak boleh ada ‘titipan’ dalam seleksi pemain. “Semuanya harus sesuai kriteria,” tegasnya.

    Selain materi pemain, Erick benar-benar ingin memastikan kesiapan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia. Ia tidak ingin polemik Piala Dunia U-20 kembali terulang di Piala U-17 yang berlangsung pada 10 November sampai 2 Desember 2023.

    Erick menyebut ada enam sampai delapan stadion yang disiapkan untuk Piala Dunia U-17 2023. FIFA akan mengirim tim untuk mengecek ulang stadion-stadion yang diusulkan.

    “Nanti bulannya akan saya kasih tahu, untuk pengecekan ulang. Tetapi ini yang saya bilang pengecekan awal diperlukan terutama untuk stadion belum pernah kami usulkan, seperti Bogor dan JIS ini yang saya tunggu,” jelasnya.

    Kembali ke seleksi. Persaingan seleksi di Bali bakal berlangsung ketat. Mengingat jumlah peserta yang terpilih dimungkinkan lebih banyak dibanding dua kota sebelumnya. Jumlah 947 peserta itu berasal dari Bali, sejumlah kota di Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Papua, dan Maluku.

    Nantinya, peserta yang lolos seleksi akan bergabung dalam pemusatan latihan Timnas U-17 di Jakarta pada Agustus. Di Ibu Kota, pemain akan diseleksi ulang untuk dikirim ke Jerman sekitar 1,5-2 bulan lamanya.

    Sekadar informasi, Timnas Indonesia U-17 sedang mencari 22 pemain terbaik untuk tampil di Piala Dunia U-17 2023. Ada seleksi yang dilaksanakan di 12 kota Indonesia mulai 12-30 Juli 2023.

    Ketua Tim Seleksi Pemain U-17 Indra Sjafri masih belum membeberkan jumlah peserta dari Bali yang akan dikirim ke Jakarta. “Belum tahu berapa jumlahnya karena kami perlu melihat kualitas mereka,” kata mantan pelatih Bali United itu.

    Salah satu poin utama penilaian dalam mencari bibit pemain muda itu adalah kemampuan taktikal para peserta baik secara individu, grup, dan dalam tim. Ada pun syarat dalam seleksi itu adalah pemain kelahiran 1 Januari 2006-31 Desember 2007.

    Pelatih kepala Timnas Indonesia U-17 Bima Sakti menyebutkan, skema promosi-degradasi dari seleksi Timnas U-17 digunakan untuk memberi kesempatan kepada pemain lain. Tim kepelatihan akan menilai setiap pemain yang disesuaikan dengan performa dan kriteria yang dibutuhkan oleh tim.

    “Saya akan memilih pemain yang terbaik dan sesuai kriteria yang saya tentukan. Kalau memang mereka bagus dibandingkan pemain-pemain yang sudah ada, ya akan saya ambil. Kalau nggak lebih baik, kami ambil anak-anak dari lokal yang telah berjuang di akademi dan SSB,” aku Bima Sakti.

    Mantan punggawa Timnas Indonesia ini juga mengatakan, para pemain yang mengikuti proses seleksi akan dinilai dan dapat dipulangkan setiap minggunya. Sehingga, pengembangan pemain menjadi kunci utama untuk menjadi skuad Garuda Muda.

    Mengenai kriteria, Bima Sakti mengungkapkan pemain yang bakal terpilih tentu dilihat dari segi kualitas, posisi yang sesuai dengan kebutuhan tim, dan postur tubuh yang sesuai dengan posisi yang ditempati. Misalnya seperti bek, kiper, mutlak harus memiliki tinggi 180 cm ke atas.

    Dua legenda timnas Indonesia yakni Firman Utina dan Budi Sudarsono menjadi pemantau pemain-pemain yang mengikuti seleksi di Tangerang. Mereka tampak serius dan fokus mengamati setiap pemain-pemain yang mengikuti seleksi ini.

    “Kami sudah menyaring nama-nama pemain yang potensial untuk dikirim mengikuti seleksi tim di Jakarta. Kriteria pemain tentu seperti yang diinginkan oleh pelatih Bima Sakti yakni punya mental yang bagus, postur tubuh yang ideal, skill yang oke, disiplin, kekuatan, komunikasi, VO2max dan lain-lainnya,” pungkas Firman Utina. (RMID)

  • AFF U-19 Womens, PSSI Seleksi 30 Pemain

    AFF U-19 Womens, PSSI Seleksi 30 Pemain

    INDONESIA, BANPOS – PSSI tengah mempersiapkan timnas yang akan berlaga di ajang AFF U-19 Women’s Championship 2023 pada tanggal 5-15 Juli 2023. Sebanyak 30 pemain dipanggil untuk seleksi dan pemusatan latihan di Palembang.
    Pelatih tim U-19 Wanita Indonesia, Rudy Eka Priyambada pemain yang dipanggil ini masih dalam proses seleksi di pemusatan latihan yang berlangsung di Palembang.

    “Sebanyak 23 pemain yang didaftarkan untuk ajang AFF nanti. Saya sebenarnya sudah memantau dan mengumpulkan pemain-pemain ini dari jauh hari. Beberapa pemain juga sudah pernah ikut saya bertanding di ajang-ajang Internasional sebelumnya,” kata Rudy Eka.

    Dari nama-nama pemain yang hadir, tim Persis Solo merupakan penyumbang pemain terbanyak. Total ada delapan pemain. Sisanya dari Akademi Persib, Borneo FC Women dan juga Asprov-Asprov PSSI.

    Dalam ajang tersebut, Indonesia tergabung dalam Grup A bersama Kamboja, Laos, dan Timor Leste.
    Selain itu, untuk Grup B diisi oleh Vietnam, Malaysia, dan Singapura. Sedangkan Grup C dihuni oleh Thailand, Myanmar dan Filipina.

    Rudy melihat dan mengungkapkan peta kekuatan tim lain di Grup A. “Saya rasa di grup ini, karena ini juga adalah turnamen untuk kelompok umur, jadi semua kekuatan tim-tim yang ada di grup A sama rata ya, mungkin yang berbicara banyak nanti adalah mental. Ya di pemusatan latihan, selain melatih sisi

    permainan, taktik, dll, saya juga menekankan tentang mental untuk para pemain,” tutur Rudy Eka.
    Namun demikian, Rudy tetap optimistis timnya bisa mengarungi turnamen dengan baik. “Terpenting adalah menjalani setiap laga dengan baik, semoga kami bisa berbicara banyak di turnamen kali ini, kami

    berharap dukungan dari semua pecinta sepakbola, terutama sepakbola wanita.”
    Adapun di ajang kali ini, lawan perdana Indonesia adalah Timor Leste di tanggal 5 Juli 2023, kemudian melawan Laos, tanggal 7 Juli 2023 dan terakhir bermain dengan Kamboja di tanggal 9 Juli 2023.

    Lalu laga semifinalnya akan bermain di tanggal 13 Juli 2023 dan terakhir untuk laga perebutan peringkat ketiga serta final terjadi pada tanggal 15 Juli 2023.
    Daftar Pemanggilan Tim U-19 Wanita AFF U-19 Women’s Championship 2023:
    Kiper

    1. Fani – Persis Solo
    2. Shesilia Putri Desrina – Akademi Persib
    3. Gadhiza Asnanza – Akademi Persib
    4. Edelweiz Auradiva – Borneo FC Women

    Belakang
    5. Amelia Rode Heselo – Papua
    6. Azra Zifa Kayla – DKI Jakarta
    7. Ellen Tria Ferlika – Persis Solo
    8. Gea Yumanda – Jawa Barat
    9. Nastasia Suci Ramadhani – Persis Solo
    10. Penila Medad Gedalya Arindong – Jawa Timur

    Tengah
    11. Adelia Rahmadany Isla Kristanto – Jawa Timur
    12. Armelia Nur Sava Zada – Persis Solo
    13. Ayunda Dwi Anggraini – Jawa Timur
    14. Difa Ardita Maharani – Jawa Barat
    15. Helsya Maeisyaroh – Persis Solo
    16. Ina Paulanda Wetipo – Papua
    17. Valencia Cessa Antogia – Manado
    18. Liza Armanita Madjar – Papua
    19. Mediana Herawati Ritonga – Jawa Timur
    20. Rana Wandik – Papua
    21. Rizka Dwi Juniar – Jawa Tengah
    22. Sheva Imut Furyzcha – DKI Jakarta
    23. Siti Rusdianna Retno Sari – Persis Solo
    24. Zaira Aulia Kusuma – DKI Jakarta
    25. Zalfa Alya Putri Wiguna – Akademi Persib

    Depan
    26. Armita Dwi Oktaviani – Persis Solo
    27. Aulia Al Mabruroh – Lampung
    28. Claudia Alexandra Scheunemann – Banten
    29. Marsela Yuliana Awi – Persis Solo
    30. Mayzura Alifa Yusuf – Jawa Barat (RMID)

  • Piala Dunia U-17, Masih Nunggu Arahan FIFA

    Piala Dunia U-17, Masih Nunggu Arahan FIFA

    INDONESIA, BANPOS – PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) masih menunggu arahan FIFA terkait berlangsungnya Liga 1 2023/2024 yang bersamaan dengan berlangsungnya Piala Dunia U-17 2023 di Indonesia pada November-Desember.

    Piala Dunia U-17 digelar 10 November-2 Desember dan pada saat yang bersamaan BRI Liga 1 sedang memasuki pekan ke-19, pekan ke-20, dan pekan ke-21.

    “Semua tergantung dari seperti apa FIFA melakukan komunikasi atau menjustifikasi PSSI kaitannya dengan world cup, jadi kita tunggu itu. Kalau sudah ada kepastian kita bisa bicara lebih lanjut,” kata Dirut PT LIB Ferry Paulus Senin malam.

    Ferry membeberkan sampai hari ini pihaknya belum berkomunikasi terkait pelaksanaan BRI Liga 1 bersama induk sepak bola Indonesia atau Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) karena belum ada pemberitahuan lebih lanjut dari pihak FIFA soal stadion mana yang akan digunakan.

    “Memang sampai dengan hari ini kita belum interaksi detail dengan PSSI, bahkan PSSI sendiri juga belum mendapatkan stadion mana yang digunakan, kemudian tim verifikasi FIFA sendiri juga belum datang untuk barangkali inspeksi stadion-stadion yang mana,” ucap Ferry.

    Waketum 1 PSSI Zainudin Amali saat peluncuran Liga 1 2023/2024, Senin, mengatakan bahwa Indonesia sampai saat ini masih sebatas diumumkan sebagai tuan rumah dan belum ada informasi lebih lanjut dari FIFA seperti penentuan stadion yang akan digunakan.

    “Kami baru saja diumumkan oleh FIFA untuk menjadi tuan rumah. Baru sampai di situ. Selanjutnya belum ada yang lainnya. Jadi mau bermainnya di mana, seperti apa, kami masih menunggu FIFA. Jadi FIFA baru sebatas mengumumkan kami sebagai tuan rumah saja,” kata Zainudin.

    Oleh karenanya, Ferry mengatakan kini pihaknya belum mengetahui apakah nantinya Liga 1 akan berjalan bersama dengan Piala Dunia U-17 atau berhenti sejenak.

    “Dari obrolan kecil pun liga dengan PSSI kita juga belum tahu apakah nanti beriringan dan apakah nanti berhenti, apakah jadwal yang kita sepakati berhenti atau istirahat,” ucap pria berusia 59 tahun itu.

    Sebelumnya orang nomor satu di PSSI yaitu Erick Thohir optimistis bahwa nantinya Liga 1 dan Piala Dunia U-17 dapat beriringan dan berjalan maksimal. (RMID)

  • Islandia Vs Portugal, Selecao Buru Poin

    Islandia Vs Portugal, Selecao Buru Poin

    Kemenangan Portugal atas Bosnia & Herzegovina 3-0 menjadi modal berharga bagi pasukan Roberto Martinez menghadapi Islandia Stadion Laugardalsvollur, Rabu (21/6) dini hari nanti.

    Pasalnya, Selecao das Quinas julukan Portugal mengincar rekor kemenangan selama perhelatan Euro 2024. Saat ini, Portugal memimpin klasemen Grup J dengan sembilan poin dari tiga pertandingan dan belum kehilangan poin atau bahkan kebobolan gol.

    Sedangkan posisi kedua dipegang Slowekia dengan tujuh poin dan Islandia ada di urutan lima dengan tiga poin dari tiga laga. Ini tentu menjadi awal yang sempurna untuk pelatih kepala baru Roberto Martinez.

    Ia yakin timnya dapat mengklaim kemenangan besar lain di Reykjavik melawan tim Islandia yang hanya menang sekali dalam 10 pertandingan terakhir mereka.

    “Kami menantikan tantangan itu. Islandia tim yang bagus. Sangat sulit dikalahkan. Kami bisa mempersiapkannya,” kata Martinez.
    Sementara itu, Islandia perlu memutuskan rekor buruk di kandang nanti. Mereka hanya meraih dua clean sheet dalam 10 pertandingan terakhir. Catatan buruk ini tampaknya bisa diubah atau berlanjut pada laga nanti.

    Pelatih Timnas Portugal Roberto Martinez langsung melempar pujian kepada anak asuhnya yang dinilai rapih dalam permainan. Namun, dia juga mengakui kalau pertandingan melawan Bosnia-Herzegovina merupakan pertandingan yang sulit untuk dimenangkan.

    “Saya pikir hari ini setiap pemain bermain untuk tim. Saya sangat puas dengan perilaku dan usaha mereka,” tutur Martinez.
    “Para pemain secara fisik berada di level tinggi, tetapi itu adalah pertandingan yang sulit, melawan tim dengan ide yang sangat jelas, gaya yang sangat luas dan pemain seperti Pjanić atau Dzeko. Kami tahu bahwa Bosnia memiliki banyak kualitas,” lanjutnya.

    Martinez ogah terlena usai sukses membawa Timnas Portugal menang besar di hadapan publiknya. Juru formasi berusia 49 tahun itu menyebut kalau masih banyak pekerjaan rumah yang harus dibenahi guna membawa Selecao das Quinas lebih berkembang.

    “Sekarang, kami harus bersama, belajar dan memainkan pertandingan seperti ini untuk terus berkembang,” ujarnya.

  • Tolak Barca, Ambarat Pilih Ke Man United

    Tolak Barca, Ambarat Pilih Ke Man United

    EROPA, BANPOS – Masa depan Sofyan Amrabat memasuki babak baru. Gelandang Fiorentina itu kini dilaporkan lebih dekat bergabung dengan Manchester United (MU) pada bursa transfer pemain musim panas mendatang.

    Diketahui, nama Amrabat sempat jadi buah bibir selama Piala Dunia 2022. Performanya bersama Timnas Maroko di Piala Dunia 2022 telah membuat banyak klub elit Eropa tertarik merekrutnya.

    Terutama setelah sang gelandang dikabarkan akan cabut dari La Viola di musim panas ini. Barcelona disebut-sebut menjadi destinasi karier Amrabat berikutnya. Tapi, dikutip dari Football Italia, kemarin, Amrabat nampaknya tidak akan berlabuh ke Barca.

    Ia dikabarkan lebih condong untuk pindah ke Setan Merah julukan MU (Mancester United) di musim depan. Kondisi ini disebabkan Barca masih mengalami masalah keuangan yang cukup besar. Sehingga mereka sulit untuk mendatangkan pemain baru.

    Xavi juga tidak terlalu memprioritaskan Amrabat. Karena ia punya gelandang lain yang ingin dikejar musim panas nanti. Di sisi lain, Manchester United dilaporkan siap menelikung Bara untuk transfer Amrabat.

    Setan Merah berpotensi ditinggal beberapa gelandang mereka di musim panas nanti. Sehingga Erik Ten Hag butuh pengganti yang bagus. Sang manajer dikabarkan cukup terkesan dengan permainan Amrabat selama di Piala Dunia kemarin, jadi ia akan mencoba mengamankan jasanya di musim panas nanti.

    Fiorentina sendiri sudah memutuskan untuk menjual Amrabat. Karena kontrak sang gelandang di Florence habis di tahun depan. La Viola dikabarkan akan menjual sang gelandang di kisaran 30 juta Euro (setara Rp 477 miliar) di musim panas nanti. (RMID)

  • Penyelenggaraan Piala Dunia U-20 Gerbang ke Piala Dunia

    Penyelenggaraan Piala Dunia U-20 Gerbang ke Piala Dunia

    BANDUNG, BANPOS – Penyelenggaraan Piala Dunia U-20 pada 20 Mei hingga 11 Juni tahun 2023 disebut menjadi gerbang awal Indonesia bisa untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia tingkat senior. Pada 2019, Indonesia melalui PSSI pernah mengajukan diri menjadi tuan rumah Piala Dunia 2034.

    Demikian disampaikan Ketua Umum PSSI, Erick Thohir saat mengunjungi Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Sabtu (11/3). Ia berharap, penyelenggaraan Piala Dunia U20 di Indonesia harus sukses.

    “Kalau ini enggak lolos, masa 2034 kita masih ngajuin. Ini harus jadi gerbang pembuka bukan malah gerbang penutupan,” kata Erick Thohir.

    Menurutnya, Piala Dunia U-20 itu hadir di Asia Tenggara pada 23 tahun lalu, sehingga kesempatan menjadi penyelenggara kejuaraan dua tahunan itu di Indonesia belum tentu datang dua kali. Terlebih, kejuaraan tersebut merupakan ajang yang kedua terbesar di FIFA, berbagai pemain bintang seperti Lionel Messi, Herry Kane, Paul Pogba, pun menurutnya lahir dari Piala Dunia U-20.

    “Jadi ini perlu keseriusan,” ucapnya, yang juga merupakan Ketua Penyelenggara Piala Dunia FIFA U-20 (LOC).

    Pria yang juga menjabat sebagai Menteri BUMN ini menjelaskan, apabila perwakilan dari FIFA akan mengunjungi Indonesia pada 21-27 Maret, guna melakukan verifikasi 6 stadion yang direncanakan menjadi lokasi Piala Dunia U-20. Adapun 6 lokasi yang disiapkan antara lain Stadion Gelora Bung Karno Jakarta, Stadion Jakabaring Palembang, Stadion Si Jalak Harupat Bandung, Stadion Manahan Solo, Stadion Gelora Bung Tomo Surabaya, dan Stadion Kapten I Wayan Dipta Bali.

    Sebelum mengunjungi Stadion Si Jalak Harupat Bandung, diketahui Erick Thohir dan tim juga telah mengunjungi Stadion Jakabaring Palembang.

    “Makanya kita langsung turun, jadi besok pun kita ke Solo jam 8 pagi, sorenya sudah di Bali, Senin-nya di Jawa Timur (Surabaya), sore di Jakarta,” tegasnya.

    Sementara itu, Bupati Bandung Dadang Supriatna, memastikan pihaknya sebagai salah satu tuan rumah berkomitmen untuk bisa memenuhi tanggung jawab perbaikan di stadion sesuai catatan FIFA FIFA.

    “Kita sama-sama melangkah dan ikhtiar, insyaallah kita selesaikan sesuai dengan tanggung jawab,” ujarnya. (ANT/MUF)

  • Prediksi Final Piala Dunia 2022: Prancis vs Argentina

    Prediksi Final Piala Dunia 2022: Prancis vs Argentina

    JAKARTA, BANPOS – Setelah digelar hampir satu bulan penuh dengan kejutan, Piala Dunia 2022 akhirnya membuka bab penutupnya dengan mempertemukan Argentina dan Prancis di Stadion Lusail, Minggu malam nanti.

    Ini adalah final impian antara juara Copa America dan juara bertahan, antara dua superstar beda usia, Lionel Messi dan Kylian Mbappe, antara dua kutub sepak bola yang bermain efisien tetapi beracun untuk lawan-lawannya.

    Argentina sempat terkulai di hadapan Arab Saudi. Demikian Prancis yang bertekuk lutut kepada Tunisia. Namun kekalahan itu hanya membuat mereka semakin ganas dari laga ke laga berikutnya.

    Argentina akhirnya memuncaki grupnya dan kemudian membungkam Australia 2-1 dalam 16 besar, lalu menang adu penalti melawan Belanda dalam perempatfinal setelah Oranye bangkit usai tertinggal 0-2.

    Laga semifinal Kroasia menjadi pembuktian bahwa Argentina sudah pulih kepada sebenar-benarnya kekuatan mereka hingga kemudian menghentikan tim yang finalis 2018 yang menyingkirkan Brazil dalam perempatfinal tersebut.

    Sementara Prancis yang sepertinya bakal menjadi tim terbaik dalam turnamen tersebut, malah kandas di tangan Tunisia. tapi kemudian bangkit untuk menggasak Polandia 3-1 dalam 16 besar.

    Mereka memulihkan dirinya sebagai tim yang paling klinis dalam memaksimalkan peluangnya ketiga membuang Inggris dari turnamen ini lewat kemenangan 2-1, sebelum menghentikan perjalanan dongeng Maroko dengan 2-0 dalam semifinal.

    Keduanya kini bertemu untuk membuktikan siapa di antara mereka yang terbaik di dunia. Tetapi ini juga laga untuk menjawab apakah Lionel Messi mampu meraih trofi dambaannya setelah empat edisi lalu gagal mendapatkannya. Apakah dia akan sejajar dengan Diego Maradona yang mengantarkan Argentina juara dunia pada 1986.

    Selain menjadi final Piala Dunia keduanya, laga ini juga menjadi pertandingan Piala Dunia yang ke-26 bagi Messi yang tak bisa disamai oleh pemain mana pun.

    Prancis jelas menjadi aral bagi Messi dalam mewujudkan impian menjuarai Piala Dunia. Sebelum Messi mencetak gol atau membuat assist, mungkin Kylian Mbappe yang lebih dulu melakukannya atau bahkan melampauinya, karena sebagaimana Messi yang memiliki Julian Alvarez dan Angel di Maria, Mbappe juga memiliki deputi-deputi hebat pada diri Olivier Giroud, Antoine Griezmann, dan Ousmane Dembele.

     

    Prediksi sebelas pemain pertama

    Argentina (4-3-3): Emiliano Martinez; Nahuel Molina, Cristian Romero, Nicolas Otamendi, Marcos Acuna; Rodrigo De Paul, Enzo Fernandez, Alexis Mac Allister; Angel Di Maria, Lionel Messi, Julian Alvarez

    Prancis (4-2-3-1): Hugo Lloris; Jules Kounde, Raphael Varane, Dayot Upamecano, Theo Hernandez; Aurelien Tchouameni, Adrien Rabiot; Ousmane Dembele, Antoine Griezmann, Kylian Mbappe; Olivier Giroud

     

    Skenario pertandingan

    Ini adakan menjadi pembuktian siapa yang terbaik antara Lionel Messi dan Kylian Mbappe. Tetapi laga final ini juga menjadi kontes bagaimana Nahuel Molina bisa melumpuhkan Mbappe, dan sebaliknya bagaimana Lionel Messi dijinakkan oleh Aurelien Tchouameni, atau pertarungan lapangan tengah antara Enzo Fernandez melawan Antoine Griezmann.

    Namun di pihak Argentina, Angel Di Maria yang menjadi pemain cadangan saat semifinal melawan Kroasia hampir pasti dipasang sebagai starter menggantikan Leandro Paredes, sementara Molina tetap sebagai bek kanan, namun Nicolas Tagliafico di bek kiri mungkin digantikan oleh Marcos Acuna.

    Pelatih Lionel Scaloni mungkin mengocok formasi bermain Argentina yang disesuaikan dengan jenis lawan. Sebelum ini dia memasang 4-3-3 saat melawan Australia dan 5-3-2 ketika menghadapi Belanda, lalu beralih ke 4-4-2 ketika ditantang Kroasia yang memiliki lini tengah kelas dunia.

    Namun menghadapi Prancis kemungkinan dia tetap memasang formasi empat bek di mana Cristian Romero dan Nicolas Otamendi berada di jantung pertahanan.

    Tetapi apa pun formasi yang dipasangnya, Messi akan selalu menjadi jantung timnya di mana semua orang bekerja untuknya, termasuk Rodrigo De Paul yang hampir pasti kembali menjadi pengawal pribadi Messi.

    Bersama Alexis Mac Allister, de Paul akan menjadi pengurai pertahanan lawan dan sekaligus pembuka jalan bagi Messi, di Maria dan Julian Alvares untuk mengancam gawang Prancis.

    De Paul menjadi satu-satunya gelandang yang bisa melakukan semuanya, mulai dari tekel terukur nan berani, sampai mengirimkan umpan yang mengoyak pertahanan lawan.

    Sedangkan Messi sebagaimana biasa menjadi pembaca permainan yang mahir yang berusaha mengeksploitasi setiap kelemahan Prancis dengan visi bermain yang tajam. Dia juga masih memiliki kemampuan hebat dalam melewati seorang bek.

    Argentina masih memiliki sumber kreativitas bermain pada diri Di Maria yang dipadukan dengan kecepatan, dribel dan manuver langsung ke depan yang menjadi sisi baik Alvarez jika Prancis memilih lebih menunggu serangan Argentina.

    Argentina juga memiliki tim pertahanan yang kuat yang sejauh ini menjaga dengan baik gawang mereka. Hampir seluruh lini belakang dan lini tengahnya bertahan dalam sebuah unit yang solid dan tak mau memberikan peluang kepada lawan untuk melancarkan serangan balik.

    Apalagi mereka memiliki Emiliano Martinez yang dengan kepercayaan dirinya membuat gawang Argentina selamat dari puluhan peluang emas lawan.

    Di pihak Les Bleus, Adrien Rabiot yang absen saat melawan Maroko karena virus, kemungkinan menempati lagi jatah starternya yang sama dengan Dayot Upamecano. Dengan demikian Youssouf Fofana dan Ibrahima Konate bertukar tempat sebagai pemain cadangan.

    Semua perhatian mungkin tertuju kepada Mbappe yang mencetak dua gol ke gawang Argentina pada Piala Dunia 2018. Dia tak akan memberi ampun kepada Messi yang rekan bermainnya di Paris Saint Germain, sebagaimana dia lakukan kepada sahabatnya, Achraf Hakimi, kala melawan Maroko.

    Dia kembali didampingi dua deputi dalam trisula penyangga Olivier Giroud, bersama Ousmane Dembele dan Griezmann yang sudah menjadi playmaker top yang piawai menciptakan ruang dan gol serta pekerja keras.

    Sedangkan Tchouameni akan kembali ditemani Rabiot di poros lapangan yang menjadi pihak pertama yang melapis lini pertahanan dan sekaligus membuka gerbang kepada para bek ketika terbuka peluang bagi mereka dalam membantu serangan.

    Duet gelandang ini menjadi kunci yang bisa melumpuhkan agresivitas lini tengah Argentina.

    Bek kiri Theo Hernandez akan berusaha menimbulkan masalah kepada lini belakang Argentina dengan kecepatannya dari sisi kiri lapangan, sedangkan bek kanan Jules Kounde sering sigap melapis lini pertahanan manakala Hernandez ke depan dengan membentuk pertahanan tiga bek yang bisa menyulitkan Messi cs melancarkan serangan balik.

    Sedangkan di jantung pertahanan, Raphael Varane kemungkinan berduet lagi dengan Upamecano setelah yang terakhir ini tak menjadi pilihan kala melawan Kroasia.

    Yang pasti, melumpuhkan Messi akan menjadi resep utama Prancis dalam mengendalikan Argentina, sebaliknya memastikan Mbappe tak dilumpuhkan seperti dilakukan Hakim Ziyech dan Achraf Hakimi saat semifinal, adalah taktik penting lainnya yang dijalankan Prancis.

     

    Statistik dan head to head

    Ini adalah pertemuan keempat Argentina dan Prancis dalam putaran final Piala Dunia. Terakhir kali terjadi di Rusia pada 2018 ketika Prancis menang 4-3 dalam babak 16 besar. Dalam dua pertemuan lainnya Argentina menang pada 1930 dan 1978.

    Bagi Argentina ini adalah final Piala Dunia keenamnya setelah menang pada 1978 dan 1986, namun kalah pada 1930, 1990, dan 2014.

    Argentina hanya kalah sekali dari 42 pertandingan internasional terakhirnya saat menyerah kepada Arab Saudi dalam fase grup Piala Dunia 2022. Sejauh ini di Qatar mereka telah mencetak 12 gol yang merupakan paling banyak sejak 1986 ketika mereka mencetak 14 gol.

    Messi akan memainkan final Piala Dunia keduanya setelah kalah dari Jerman pada 2014. Trofi Piala Dunia adalah satu-satunya gelar turnamen utama yang belum bisa dia koleksi.

    Prancis memainkan final Piala Dunia keempatnya setelah menang pada 1998 dan 2018, tetapi kalah pada edisi 2006.

    Prancis menjadi finalis dua kali berturut-turut pertama sejak Brazil pada 2002, dan akan menjadi negara ketiga yang dua kali menjuarai Piala Dunia secara berturut-turut setelah Italia pada 1934 dan 1938, dan Brazil pada 1958 dan 1962.

    Mbappe mencetak lima gol dalam enam pertandingan yang melampaui jumlah golnya selama Piala Dunia 2018. Pemain berusia 23 tahun itu telah mencetak total sembilan gol Piala Dunia dari 13 pertandingan. (ANT)

  • Kroasia peringkat ketiga Piala Dunia 2022 setelah kalahkan Maroko 2-1

    Kroasia peringkat ketiga Piala Dunia 2022 setelah kalahkan Maroko 2-1

    JAKARTA, BANPOS – Tim nasional Kroasia menempati peringkat ketiga Piala Dunia 2022 setelah mengalahkan Maroko 2-1 pada pertandingan di Khalifa International Stadium, Doha pada Sabtu malam WIB.

    Kroasia unggul terlebih dahulu berkat gol cepat Josko Gvardiol sebelum Maroko menyamakan kedudukan melaluti Achraf Dari. Gol kemenangan Kroasia dicetak oleh Mislav Orsic pada menit ke-42.

    Kemenangan ini membuat Kroasia keluar sebagai peringkat ketiga Piala Dunia 2022. Ini adalah medali perunggu kedua Kroasia di kompetisi ini setelah mereka meraihnya pada tahun 1998.

    Kroasia langsung unggul 1-0 saat pertandingan baru berjalan tujuh menit. Bermula dari tendangan bebas Luka Modric ke depan gawang, Ivan Perisic kemudian menyundul bola ke tengah yang langsung disambar Josko Gvardiol dengan kepalanya untuk menjebol gawan Yassine Bounou.

    Namun, keunggulan Kroasia hanya bertahan dua menit setelah Maroko menyamakan kedudukan lewat skema gol yang mirip.

    Berawal dari tendangan bebas Hakim Ziyech yang dihalau Lovro Majer, bola kemudian mengarah ke Achraf Dari di depan gawang. Dia bisa menanduk bola mendahului Dominik Livakovic dan mengubah skor menjadi 1-1.

    Pada menit ke-19, Kroasia mengancam. Umpan silang Perisic berhasil disundul Andrej Kramaric, tetapi upayanya masih gagal menaklukkan Bounou.

    Kroasia kembali mendapatkan peluang pada menit ke-24. Luka Modric melepaskan tendangan dari luar kotak penalti, yang masih bisa ditepis oleh Bounou.

    Duel sengit memasuki pertengahan babak pertama. Kroasia mendominasi penguasaan bola, sedangkan Maroko bermain sabar dan mencari peluang untuk melancarkan serangan balik cepat.

    Maroko punya kesempatan pada menit ke-36. Youssef En-Nesyri bisa menanduk sepak pojok Ziyech, tetapi upayanya masih melebar dari gawang Kroasia.

    Beberapa menit sebelum babak pertama berakhir, Kroasia justru bisa kembali memimpin pada menit ke-42.

    Orsic menguasai bola di sisi kiri kotak penalti sebelum melepas tembakan melengkung yang sempat menerpa tiang sebelum masuk ke gawang Maroko.

    Babak pertama berakhir dengan keunggulan 2-1 Kroasia atas Maroko.

    Memasuki babak kedua, Kroasia kembali langsung memberikan serangan berbahaya.

    Pada menit ke-46, Mislav Orsic melepaskan tembakan keras dari luar kotak penalti. Sayangnya bola masih membentur pemain belakang Maroko.

    Maroko mendapat peluang emas melalui Youssef En-Nesyri pada menit ke-70. Sayangnya tembakan dari dalam kotak penalti itu masih mampu diamankan Livakovic.

    Pada menit ke-80, Kroasia berpeluang untuk memperlebar keunggulan. Sayangnya, tendangan dari dalam kotak penalti dari Mateo Kovacic masih melebar di sisi kanan gawang Yassine Bounou.

    Youssef En-Nesyri kembali mendapatkan peluang emas pada menit ke-95. Namun, sundulannya masih melambung di atas gawang Kroasia.

    Hingga laga berakhir, skor 2-1 untuk keunggulan Kroasia tidak berubah. Alhasil, Kroasia pun berhasil keluar sebagai juara ketiga di Piala Dunia 2022. (ANT)

  • Prediksi Laga Maroko vs Kroasia, Perebutan Tempat Ketiga

    Prediksi Laga Maroko vs Kroasia, Perebutan Tempat Ketiga

    JAKARTA, BANPOS – Dua tim kejutan ini hampir menjadi negara baru yang menjuarai Piala Dunia jika tak tersandung di tangan Argentina dan Prancis dalam semifinal lalu.

    Kini, Kroasia dan Maroko, berkesempatan pulang ke negerinya masing-masing dengan predikat tempat ketiga yang terutama bagi Maroko bakal menjadi pencapaian besar tidak saja bagi mereka namun juga Afrika dan dunia Arab.

    Argentina dan Prancis ternyata masih terlalu tangguh dan licin untuk mereka kalahkan, namun jelas pencapaian semifinal mereka merupakan hal monumental yang patut dirayakan.

    Maroko menorehkan sejarah baru manakala pasukan asuhan Walid Regragui yang tak kenal takut itu menjadi tim Afrika pertama yang mencapai empat besar Piala Dunia.

    Kalah atau menang dalam pertandingan perebutan tempat ketiga tak akan mengubah status tim Maroko sebagai pahlawan untuk negaranya. Mereka akan tetap dihormati dan disanjung oleh Afrika dan dunia Arab, selain juga mereka yang jatuh hati kepada perjalanan bak dongeng mereka dalam turnamen di Qatar ini.

    Kroasia dan Maroko akan kembali berhadapan setelah imbang 0-0 dalam laga fase grup mereka. Pertemuan mereka itu persis pertandingan perebutan tempat ketiga Piala Dunia 2018 ketika Belgia dan Inggris bertemu satu sama lain dalam fase grup dan perebutan tempat ketiga.

    “Saya akan memberikan kesempatan kepada mereka yang tidak pernah dimainkan dan kami akan berusaha merebut tempat ketiga,” kata Regragui seperti dikutip Reuters.

    “Yang utama kami menyajikan penampilan yang bagus untuk tim kami dan sepak bola di Maroko tidak jauh dari level teratas.”

    Sementara bagi Kroasia yang runner-up Piala Dunia 2018, mencapai final kedua berturut-turut memang terlalu jauh, apalagi mereka hanya memenangkan satu pertandingan fase grup.

    Tapi kerja keras dan kegigihan mereka sehingga menang adu penalti atas Jepang dan Brazil membuat mereka dipertemukan dengan Argentina dalam semifinal. Sayang, ketika mereka menghadapi tim Tango ini Lionel Messi sedang dalam performa terbaiknya dan menjadi arsitek kehancuran mereka.

    “Realistis saja, sebelum turnamen ini mulai, kami semua sudah cukup puas bisa mencapai semifinal. Namun kemudian kami malah memimpikan meraih trofi,” kata gelandang Kroasia Lovro Majer. “Kami akan memberikan semua yang kami miliki Sabtu nanti dengan berusaha memenangkan medali perunggu.”

    Bagi generasi emas Kroasia ini menjadi kesempatan lain untuk pulang membawa medali, apalagi pelatih Zlatko Dalic memastikan sebagian besar dari mereka tak akan bermain dalam Piala Dunia berikutnya.

    “Kami harus bersiap bertarung memperebutkan tempat ketiga,” kata Dalic. “Kami harus bangkit dan berusaha memenangkan medali perunggu ini.”

    Kroasia sudah pernah melalui ajang ini pada Piala Dunia 1998 ketika mengalahkan Belanda dalam perebutan tempat ketiga tahun itu.

     

    Prediksi sebelas pemain pertama

    Kroasia (4-3-3): Dominik Livakovic; Josip Juranovic, Josip Sutalo, Dejan Lovren, Borna Sosa; Luka Modric, Mateo Kovacic, Kristijan Jakic; Nikola Vlasic, Bruno Petkovic, Ivan Perisic

    Maroko (4-3-3): Yassine Bono; Achraf Hakimi, Achraf Dari, Jawad El-Yamiq, Yahia Attiyat-Allah; Azzedine Ounahi, Sofyan Amrabat, Selim Amallah; Hakim Ziyech, Youssef En-Nesyri, Sofiane Boufal

     

    Skenario pertandingan

    Kroasia akan mengerahkan segala daya dan upaya untuk terakhir kalinya di Stadion Internasional Khalifa guna membungkam Maroko yang tampil bersemangat.

    Sebaliknya Maroko lebih dari sekadar dongeng yang bisa mengalahkan Kroasia untuk menorehkan lagi sejarah sebagai tim Afrika dan dunia Arab pertama yang finis urutan ketiga dalam sebuah Piala Dunia.

    Kroasia memiliki keuntungan tambahan istirahat satu hari lebih lama ketimbang Maroko yang bisa mereka gunakan sebaik mungkin.

    Namun pelatih Zlatko Dalic dipastikan tak akan mengambil risiko memainkan pemain yang tidak terlalu fit dan belum sembuh benar dari cedera karena dia tak mau melepaskan kesempatan pulang membawa medali dari Piala Dunia Qatar.

    Yang pasti ini menjadi pertandingan Piala Dunia terakhir untuk Dejan Lovren, Luka Modric dan Ivan Perisic. Modric adalah pemain Kroasia yang paling sering membela timnasnya dalam sejarah Piala Dunia.

    Dalic pasti menurunkan kembali Dominik Livakovic karena kiper berusia 27 tahun ini memang tak tergantikan tempatnya, sebaliknya Josko Gvardiol yang sakit mungkin dilucuti dari skuad untuk pertandingan melawan Maroko ini.

    Josip Sutalo akan menggantikan tempatnya guna bermitra dengan Dejan Lovren di jantung pertahanan Kroasia, sementara Borna Sosa dan Josip Juranovic akan menempati kedua sayap pertahanan.

    Yang juga mungkin tak diturunkan adalah Marcelo Brozovic yang dalam semifinal lalu terpaksa digantikan karena cedera.

    Di sini, Kristijan Jakic akan masuk menggantikannya, sedangkan Mateo Kovacic dan Luka Modric terlalu vital untuk rencana bermain Kroasia sehingga untuk itu mereka akan dipasang untuk mencegah lini tengah Maroko mendominasi lapangan seperti terjadi saat melawan Prancis lalu.

    Di sepertiga terakhir lapangan, dua saya serangan Nikola Vlasic dan Ivan Perisic akan mengapit Bruno Petkovic untuk meneror pertahanan Maroko yang mungkin akan seinstan Prancis sehingga konsentrasi Maroko buyar dan kehilangan pegangan.

    Sementara itu di pihak Maroko, pelatih Walid Reragui yang menyatakan akan memainkan pemain-pemain yang jarang dia mainkan, kecil kemungkinan memasukkan Yassine Bounou dalam paket itu.

    Kiper ini terlalu berharga untuk disimpan di bangku cadang sehingga dia tetap menjaga gawang Maroko yang mungkin akan bermain dalam formasi sama dengan Kroasia, 4-3-3.

    Tetapi sepertinya Reragui tak mau mengambil risiko menurunkan Nayef Aguerd dan Roman Saiss yang dalam semifinal melawan Prancis lalu malah menjadi bumerang.

    Untuk itu, Achraf Dari dan Jawad El Yamiq akan menjadi pilihan utama di jantung pertahanan Maroko. Mereka akan diapit Yahia Attiyat Allah di sisi kiri pertahanan dan Achraf Hakimi di sisi kanan.

    Sofyan Amrabat juga menjadi pemain yang tak tergantikan. Gelandang ini akan menjadi poros dan hati permainan Maroko Maroko. Dia juga akan masih bermitra dengan Azzedine Ounahi dan Selim Amallah untuk menguasai lapangan tengah.

    Reragui juga akan kembali memasang Sofiane Boufal dan Hakim Ziyech di kedua sayap serangan, sedangkan Youssef En-Nesyri berada di tengah-tengah mereka sebagai trisula serang Maroko yang kali ini mungkin lebih berhasil membongkar pertahanan lawan.

     

    Statistik dan head to head

    Sebelum ini Kroasia dan Maroko sudah dua kali bertemu, termasuk saat imbang tanpa gol dalam fase grup Piala Dunia 2022 ini. Pada pertemuan mereka pada 1996 dalam semifinal Piala Internasional Raja Hassan II Kroasia menang 7-6 melalui adu penalti.

    Maroko menjadi negara Arab dan Afrika pertama yang mencapai semifinal Piala Dunia sebelum menyerah 0-2 kepada Prancis. Pelatih Walid Reragui juga menjadi manajer Arab pertama yang memimpin sebuah tim ke babak knockout Piala Dunia.

    Kroasia yang runner-up pada 2018 pernah memainkan playoff perebutan tempat ketiga pada 1998 ketika mereka mengalahkan Belanda 2-1 untuk finis ketiga dalam Piala Dunia edisi tahun itu.

    Kroasia mencatat clean sheet dalam tiga pertemuan Piala Dunia sebelumnya melawan tim-tim Afrika yang meliputi menang 4-0 melawan Kamerun pada 2014, menang 2-0 atas Nigeria pada 2018, dan imbang 0-0 melawan Maroko dalam fase grup 2022 ini.

    Maroko masih berpeluang menjadi tim kedelapan dalam sejarah Piala Dunia yang mencatat lima clean sheet setelah Belanda pada 1974, Italia pada 1990, Brazil pada 1994, Prancis pada 1998, Jerman pada 2002, Italia pada 2006 dan Spanyol pada 2010. (ANT)

  • Laga Hidup Mati! Semifinal Piala Dunia 2022: Argentina vs Kroasia

    Laga Hidup Mati! Semifinal Piala Dunia 2022: Argentina vs Kroasia

    JAKARTA, BANPOS – Saling sanjung dan saling menaruh respek dilontarkan sebelum laga besar antara finalis empat tahun lalu Kroasia dengan juara dunia dua kali Argentina yang akan bertemu dalam semifinal pertama Piala Dunia 2022 yang berlangsung Rabu dini hari nanti di Stadion Lusail, Qatar.

    “Bagi saya pertandingan semifinal melawan Inggris (pada Piala Dunia 2018) adalah pertandingan terhebat (kami) sepanjang masa. Pertandingan melawan Brazil (pada perempat final Piala Dunia 2022) adalah kedua yang terhebat dan esok akan menjadi yang ketiga terbesar,” kata pelatih Kroasia Zlatko Dalic seperti dikutip Reuters.

    “Namun jika besok itu kami yang menang maka laga itu akan menjadi pertandingan terbesar sepanjang masa yang dijalani Kroasia,” sambung dia.

    Pelatih Lionel Scaloni tak kalah tingginya menaruh respek kepada Kroasia bahwa lawannya ini memiliki kualitas untuk mengalahkan siapa pun, termasuk Argentina.

    “Mereka sudah menciptakan masalah kepada banyak tim nasional. Saya tak mau menyebut pemain-pemain penting mereka atau kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan mereka, tetapi kami sudah menganalisis di mana kami bisa melukai mereka. Kadang itu berhasil, kadang tidak,” kata Scaloni kepada wartawan menjelang semifinal ini.

    “Kami akan berusaha mengeluarkan segala upaya di lapangan. Kadang-kadang keberuntungan memihak Anda. Jika kami tampil bagus, maka kami akan melewati jalan yang lebih mudah dalam mencapai tujuan kami. Tetapi ini sepak bola, ini olah raga, yang kadang-kadang tim terbaik tidak menang,” sambung dia.

    Jika melihat statistik FIFA, ini adalah pertemuan antara tim yang agresif dalam menekan musuhnya sehingga menciptakan tendangan bebas dan sepak pojok yang jauh lebih banyak, melawan tim yang teruji dalam menangkal serangan lawan serta bagaimana harus memainkan bola agar berada dalam penguasaannya.

    Ini juga pertemuan dua superstar yang sudah sering berhadapan dalam pertandingan tingkat klub, terutama sewaktu sama-sama bermain di Liga Spanyol, yakni Lionel Messi yang mantan pemain Barcelona, dan Luka Modric yang sampai kini bermain untuk Real Madrid.

    Argentina yang dipimpin superstar Lionel Messi masuk gelanggang Piala Dunia 2022 dengan status favorit juara, menghadapi runner-up 2018 yang bisa membuat mereka bernasib sama dengan Brazil.

    Kroasia yang pantang menyerah bangkit setelah tertinggal satu gol untuk menyamakan kedudukan dan lalu memaksakan adu penalti melawan Brazil yang akhirnya mereka menangkan.

    Kroasia yang disiplin pantas berada dalam semifinal Piala Dunia kedua berturut-turut. Jika sampai Argentina meremehkan mereka maka hal fatal bakal terjadi seperti menimpa Brazil dalam perempat final itu.

    Untuk itu, Argentina yang memburu gelar juara Piala Dunia pertamanya sejak tim pimpinan Diego Maradona melakukannya pada 1986, harus bekerja keras.

    Apalagi mereka nyaris tidak lolos ke semifinal setelah Belanda memaksakan adu penalti lewat dua golnya yang menyamakan kedudukan 2-2.

    Argentina memang menang adu penalti melawan Belanda, namun jika mengulangi skenario sama ketika melawan Kroasia bisa menjadi bumerang bagi Argentina sekalipun saat melawan Belanda itu kiper Emiliano Martinez mementahkan dua tendangan penalti.

    Kroasia melalui dua adu penalti sebelum mencapai final 2018 sebelum kalah dari Prancis. Dalam Piala Dunia Qatar mereka mencapai semifinal setelah dua kali sukses dalam adu penalti. Jadi total, mereka sudah empat kali sukses dalam adu penalti. Untuk itu, Argentina tak boleh memberi Kroasia kesempatan untuk adu penalti lagi.

     

    Prediksi sebelas pemain pertama

    Argentina (4-3-3): Emiliano Martinez; Nahuel Molina, Cristian Romero, Nicolas Otamendi, Nicolas Tagliafico; Rodrigo de Paul, Enzo Fernandez, Alexis Mac Allister; Angel di Maria, Lionel Messi, Julian Alvarez

    Kroasia (4-3-3): Dominik Livakovic; Josip Juranovic, Josko Gvardiol, Dejan Lovren, Borna Sosa; Mateo Kovacic, Marcelo Brozovic, Luka Modric; Mario Pasalic, Bruno Petkovic,

     

    Skenario pertandingan

    Albiceleste berhasil mengatasi rintangan berat dalam laga perempat final melawan Belanda dengan menang adu penalti melawan tim asuhan Louis van Gaal itu.

    Kemenangan itu menaikkan moral mereka yang berusaha mereka pelihara sebagai momentum yang bagus dalam menghadapi Kroasia.

    Sebaliknya, Kroasia kembali melampaui ekspektasinya sendiri terutama setelah menyingkirkan Brazil yang menjadi salah satu favorit juara Qatar 2022.

    Tim Vatreni telah menunjukkan organisasi pertahanan yang mengesankan yang kemungkinan terluang kala menutup unit serang kelas dunia milik Argentina sehingga bisa merasakan kembali atmosfer final Piala Dunia seperti mereka rasakan pada edisi 2018.

    Argentina tidak menghadapi masalah cedera berat, namun pelatih Lionel Scaloni tak akan bisa menurunkan Gonzalo Montiel dan Marcos Acuna yang terkena skorsing.

    Albiceleste kemungkinan memasang formasi 4-3-3 di mana Emiliano Martinez kembali menjaga gawang yang akan dilindungi duo bek tengah, Cristian Romero dan Nicolas Otamendi. Sementara Nahuel Molina akan mengisis sayap kanan pertahanan yang berseberangan dengan Nicolas Tagliafico yang berperang sebagai bek kiri.

    Di lini tengah, Rodrigo de Paul yang menjadi pemain paling sibuk dan memiliki daya jelajah lari paling tinggi dalam skuad Argentina, akan bermitra dengan Enzo Fernandes dan Alexis Mac Allister.

    Jika de Paul bekerja keras mencari, merebut dan mendistribusikan bola, maka Mac Allister dan Fernandez akan menjadi tenaga-tenaga kreatif yang diperlukan untuk memecah konsentrasi Kroasia dan membuka ruang kepada tim serang.

    Di lini depan itu, Lionel Messi diperkirakan bermain di tengah yang diapit Julian Alvarez di kiri dan Angel di Maria di kanan. Dalam kata lain, Messi yang menjadi pencetak gol terbanyak dan pencipta peluang terbanyak Argentina akan menjadi jantung serangan Albiceleste.

    Kroasia sendiri bebas dari masalah cedera, sehingga pelatih Zlatko Dalic bisa menurunkan siapa pun. Dia dipastikan memasang kekuatan penuh guna melawan Argentina.

    Finalis Piala Dunia 2018 juga mungkin memasang formasi 4-3-3 di mana kiper Dominik Livakovic kembali dilindungi sistem empat bek pimpinan duo bek tengah, Josko Gvardiol dan Dejan Lovren di jantung pertahanan Kroasia.

    Sementara kedua sayap pertahanan akan ditempati Borna Sosa sebagai bek kiri dan Josip Juranovic di sisi kanan. Kuartet pertahanan itu sudah siap menjinakkan Lionel Messi dan mitra-mitranya.

    Tiga lini tengah Kroasia kembali akan diisi trio Luka Modric, Marcelo Brozovic, dan Mateo Kovacic. Brozovic akan berperang cenderung lebih defensif, sementara Kovacic dan Modric ditugaskan lebih kreatif lagi dalam membantu serangan dan menciptakan peluang.

    Di sepertiga akhir lapangan, Ivan Perisic dan Mario Pasalic akan menjadi starter dalam posisi yang lebih melebar di kedua sayap serangan. Sedangkan Bruno Petkovic berada di tengah serangan Kroasia.

     

    Statistik dan head to head

    Kedua tim sudah dua kali saling berhadapan dalam ajang Piala Dunia. Kroasia mengalahkan tim Amerika Selatan itu dengan 3-0 dalam fase grup Piala Dunia 2018, sedangkan Argentina menang 1-0) pada fase yang sama dalam edisi 1998.

    Dari total lima pertemuan mereka, kedudukannya imbang. Baik Kroasia maupun Argentina sudah menang dua kali, sedangkan satu laga lainnya berakhir seri.

    Kroasia mencapai semifinal Piala Dunia kedua berturut-turut setelah kalah dari Prancis pada final Piala Dunia 2018. Mereka juga memiliki rekor sempurna dalam adu penalti setelah memenangkan empat adu penalti terakhirnya, termasuk 16 besar dan perempat final Piala Dunia 2022.

    Gol Bruno Petkovic pada menit ke-117 yang membuat Kroasia menyamakan kedudukan kala melawan Brasil dalam perempat final adalah gol terakhir Kroasia dalam Piala Dunia. Itu juga menjadi tembakan tepat mengarah gawang pertama mereka dalam laga itu.

    Kroasia akan berusaha menjadi tim kedua setelah Brazil pada 2002 yang menjadi finalis dalam dua turnamen berturut-turut

    Lionel Messi mengincar final Piala Dunia keduanya setelah Argentina kalah dalam final 2014 di tangan Jerman. Trofi Piala Dunia menjadi satu-satunya trofi besar yang masih di luar jangkauan Messi.

    Argentina mengawali petualangan dalam Piala Dunia ini dengan menelan kekalahan dari Arab Saudi tetapi sejak itu hanya kebobolan tiga gol dalam empat pertandingan sebelum mencapai empat besar.

    Argentina sudah dua kali menjuarai Piala Dunia pada 1978 dan 1986, dan tiga kali menjadi runner up. (ANT)