Tag: piala dunia

  • Ini Prediksi Perempat Final Piala Dunia 2022: Prancis vs Inggris

    Ini Prediksi Perempat Final Piala Dunia 2022: Prancis vs Inggris

    JAKARTA, BANPOS – Laga perempat final terakhir dalam Piala Dunia 2022 yang digelar Minggu dini hari esok di Stadion Al Bayt ini adalah pertemuan kelas berat antara dua tim raksasa dunia dan Eropa yang juga pemilik dua dari lima liga sepak bola profesional top di dunia.

    Kedua tim dalam level percaya diri yang sama. Prancis karena juara bertahan dan memiliki predator maut pada diri Kylian Mbappe, sedangkan Inggris karena menjadi salah satu tim termaut yang sejauh ini sudah membukukan 12 gol dalam Piala Dunia 2022.

    Inggris yang terhenti pada semifinal Piala Dunia di Rusia empat tahun lalu, kini yakin bisa menjuarai turnamen ini.

    Empat tahun lalu Inggris yang menurunkan pemain-pemain muda nan tidak berpengalaman disingkirkan via perpanjangan waktu oleh Kroasia.

    Kini skuad sama asuhan Gareth Southgate itu sudah berubah lebih matang, lebih padu dan lebih klinis yang membuat mereka yakin bisa mengulang sukses Piala Dunia 1966 yang mereka juarai itu.

    Tahun lalu dalam Euro 2022 skuad yang sama sukses mencapai final untuk takluk kepada Italia lewat adu penalti.

    Kapten mereka, Harry Kane, yakin kali ini mereka lebih sukses dari setahun lalu itu sekalipun yang dihadapi adalah juara bertahan Prancis.

    “Saya merasa keyakinan telah terbangun dan tercipta selama empat atau lima tahun terakhir. Kami memasuki turnamen ini dengan percaya bisa menjuarainya,” kata Kane seperti dikutip Reuters.

    Pelatih Gareth Southgate sendiri mengatakan pengalaman yang telah dilalui tim selama empat tahun terakhir adalah poin penting yang mengajarkan skuad mengenai bagaimana seharusnya sepak bola dimainkan.

    “Kami harus melewati dahulu berbagai cara agar memenangkan setiap pertandingan. Mentalitas adalah kuncinya, keyakinan dan mentalitas bahwa kami pantas berada di sana. Kami siap melawan Prancis untuk memperebutkan tempat semifinal,” kata Southgate.

    Pelatih Prancis Didier Deschamps sendiri menyatakan timnya akan berhati-hati menghadapi Inggris, terutama karena lawannya memiliki pemain-pemain yang piawai dalam mengeksekusi serangan balik dan bola mati.

    Deschamps yang pernah menjuarai Piala Dunia bersama Prancis baik sebagai pemain maupun sebagai pelatih, mengaku melihat Inggris tidak memiliki banyak kelemahan. Namun dia meyakinkan timnya bahwa Inggris memiliki beberapa titik yang sedikit kurang kuat.

    “Kecepatan sering menjadi salah satu penentu. Manakala Anda cepat maka lawan memiliki waktu lebih sedikit dalam merancang permainannya. Tapi Anda membutuhkan lebih dari sekadar kecepatan dalam mencetak gol,” kata Deschamps

    “Inggris sangat kuat dalam transisi di mana lebih dari separuh gol yang mereka buat berasal dari serangan balik yang cepat.”

    Sorotan dalam laga ini akan tertuju kepada bagaimana Kylian Mbappe melampaui bek sayap Kyle Walker.

    “Saya yakin Inggris bersiap menjinakkan dia, tetapi Kylian berada dalam posisi membuat perbedaan,” kata Deschamps.

    “Bahkan dalam pertandingan terakhirnya ketika tidak dalam performa terbaiknya, dia tetap menjadi penentu kemenangan (dengan mencetak dua gol saat Prancis menang 3-1 melawan Polandia),” kata Deschamps.

    Tetapi pelatih Prancis ini tak cuma memiliki Mbappe karena dia juga mengoleksi pemain-pemain yang sama berbahaya dengan Mbappe.

    Pemenang pertandingan ini akan menghadapi Portugal atau Maroko dalam babak semifinal.

     

    Prediksi sebelas pemain pertama

    Inggris (4-3-3): Jordan Pickford; Kyle Walker, John Stones, Harry Maguire, Luke Shaw; Jude Bellingham, Declan Rice, Jordan Henderson; Bukayo Saka, Harry Kane, Phil Foden

    Prancis (4-2-3-1): Hugo Lloris; Jules Kounde, Raphael Varane, Dayot Upamecano, Theo Hernandez; Aurelien Tchouameni, Adrien Rabiot; Ousmane Dembele, Antoine Griezmann, Kylian Mbappe; Olivier Giroud

     

    Skenario pertandingan

    Ketika dua tim raksasa saling berhadapan dengan kemungkinan satu tim memasang tiga penyerang dan tim satunya lagi memasang ujung tombak tunggal yang dilapis tiga pemain sayap maut, maka yang akan terjadi

    Ini karena baik Prancis maupun Inggris adalah tim-tim yang sangat mengandalkan keseimbangan bahwa serangan mereka yang maut harus disangga oleh pertahanan yang tangguh dan kuat.

    Ini adalah bukan hanya pertarungan antara trio serang Inggris yang terdiri dari Bukayo Saka, Harry Kane dan Phil Foden melawan bangunan tangguh dalam lini pertahanan Prancis yang dipimpin Raphael Varane.

    Karena ini juga pertarungan bagaimana kuartet bek Inggris yang terdiri dari Kyle Walker, John Stones, Harry Maguire, dan Luke Shaw menghentikan manuver eksplosif Ousmane Dembele, Antoine Griezmann, Kylian Mbappe dan Olivier Giroud dalam menyerbu gawang Three Lions.

    Ini juga secara khusus merupakan pertarungan antara saya maut Prancis pada diri Kylian Mbappe dengan salah satu bek kanan terbaik di dunia, Kyle Walker.

    Kemampuan Walker dalam mengatasi tusukan cepat Mbappe yang sebagian besar menjadi faktor teror tertinggi dalam skuad Prancis, adalah kunci memenangkan laga ini.

    Itu hampir sama dengan bagaimana Bukayo Saka dan Phil Foden dihadapi oleh dua bek sayap Prancis, Jules Kounde dan Theo Hernandez.

    Ini sungguh pertarungan antar lini permainan yang sangat ketat yang menyangkut tidak hanya reputasi dan harga diri tim, namun juga reputasi pribadi pemain-pemain kedua tim.

     

    Statistik dan head to head

    Inggris sejauh ini memimpin dalam 31 pertemuan sebelumnya antara kedua tim karena Inggris sudah 17 kali menang sedangkan Prancis baru sembilan kali menang. Namun 10 dari kemenangan Inggris itu terjadi sebelum 1950.

    Kedua tim sudah dua kali bertemu dalam putaran final Piala Dunia. Inggris menang 2-0 dalam fase grup Piala Dunia 1966 yang akhirnya mereka juarai, sedangkan Prancis membalas 3-1 ketika menyingkirkan Inggris dalam fase grup edisi 1982.

    Inggris telah mencetak 12 gol dari empat pertandingan Piala Dunia 2022 sejauh ini yang jumlahnya sama dengan ketika mereka mencapai semifinal Piala Dunia 2018.

    Kylian Mbappe telah mencetak lima gol dari empat pertandingan sehingga melampaui kinerja pada Piala Dunia 2018 yang akhirnya dijuarai Prancis itu.

    Harry Kane menyalip Gary Lineker sebagai pencetak gol terbanyak Inggris sepanjang masa dalam Piala Dunia berkat golnya kala melawan Senegal yang membuatnya total telah mengemas 11 gol. Dengan sudah mengumpulkan 52 gol untuk Inggris dari berbagai kompetisi, Kane hanya berselisih satu gol untuk bisa menyamai rekor gol sepanjang masa timnas Inggris yang dipegang Wayne Rooney.

    Prancis adalah juara bertahan pertama yang mencapai perempat final Piala Dunia sejak Brazil pada 2006. (ANT)

  • Ini Prediksi Perempat Final Piala Dunia 2022: Portugal vs Maroko

    Ini Prediksi Perempat Final Piala Dunia 2022: Portugal vs Maroko

    JAKARTA, BANPOS – Maroko berusaha membuat sejarah Piala Dunia ketika Sabtu malam nanti bertemu dengan Portugal dalam perempat final Piala Dunia 2022. Mereka mengaku tidak puas sekalipun telah membuka babak baru dalam sepak bola Arab.

    Pelatih Walid Regragui menyatakan timnya mengawali turnamen ini dengan status underdog tetapi telah membuktikan diri justru telah menjadi penantang sejati yang lapar kemenangan.

    Jika mereka menang dalam laga di Stadion Al Thumama ini, maka Maroko menjadi tim Afrika pertama yang mencapai empat besar dan sekaligus negara Arab pertama yang melaju ke delapan besar.

    “Kami telah mencapai hal-hal hebat tetapi kami merasa belum cukup, kami ingin melangkah lebih jauh,” kata Regragui seperti dikutip Reuters. “Kami telah membuktikan bahwa semua analis data salah tentang peluang kami kala melawan Belgia dan juga Spanyol. Mereka semua beranggapan kami akan kalah melawan mereka.”

    Maroko finis di puncak grup setelah imbang melawan Kroasia dan mengalahkan Belgia dan Kanada, sebelum menumbangkan Spanyol melalui adu penalti pada babak 16 besar.

    Tapi langkah jauh mereka itu dibayar mahal dengan kemungkinan absennya Nayef Aguerd akibat cedera hamstring. Kapten Romain Saiss dan Sofyan Amrabat yang merupakan pemain pekerja keras di tengah, juga terancam absen karena cedera.

    “Kami tak akan menyembunyikan fakta bahwa kami sudah kelelahan,” kata Regragui.

    “Tapi ketika Anda sudah melangkah sejauh ini dalam turnamen semacam ini, maka Anda harus mengandalkan semua orang yang ada dalam skuad. Jadi, jika Nayef tak bisa bermain, maka yang lain siap menggantikannya.”

    Sementara itu Portugal akan memasuki arena dengan pertanyaan apakah akan menurunkan Cristiano Ronaldo sebagai starter.

    Tetapi pelatih Fernando Santos malah mengajak orang mengenang laga Portugal melawan Maroko dalam Piala Dunia 2018 ketika Ronaldo mencetak gol kemenangan 1-0.

    “Maroko adalah tim yang amat kuat, bahkan ketika dalam posisi menyerang. Menganggap pertandingan ini akan berjalan mudah bagi, sungguh salah,” tambah Santos.

    Namun, kata dia, “kami harus pergi ke lapangan dengan kegembiraan sama dan tanpa rasa takut untuk bermain dengan percaya diri, karena jelas tidak cukup hanya dengan bekal sebagai tim yang kompetitif.”

    Portugal bermain cemerlang tanpa Cristiano Ronaldo ketika membantai Swiss 6-1 setelah tampil tidak konsisten selama fase grup.

    Tanpa Ronaldo yang duduk di bangku cadangan, Portugal telah menunjukkan bisa berkembang dan membuat tim lebih dinamis dan cair.

    Bahkan pengganti Ronaldo dalam starting line up kala melawan Swiss itu, yakni Goncalo Ramos yang berusia 21 tahun, mencetak hattrick pertama dalam Piala Dunia 2022.

    “Saya akan menggunakan apa yang saya yakini bahwa strategi itu sudah tepat, seperti yang telah saya lakukan sepanjang hidup saya,” kata Fernando Santos.

    Pemenang pertandingan ini akan menghadapi Inggris atau Prancis dalam semifinal.

     

    Prediksi sebelas pemain pertama

    Maroko (4-3-3): Yassine Bounou; Achraf Hakimi, Romain Saiss, Nayef Aguerd, Noussair Mazraoui; Azzedine Ounahi, Sofyan Amrabat, Selim Amallah; Hakim Ziyech, Youssef En-Nesyri, Sofiane Boufal

    Portugal (4-3-3): Diogo Costa; Diogo Dalot, Pepe, Ruben Dias, Raphael Guerreiro; Bernardo Silva, William Carvalho, Otavio; Bruno Fernandes, Goncalo Ramos, Joao Felix

     

    Skenario pertandingan

    Ketika kedua negara terakhir kali bertemu dalam sebuah putaran final Piala Dunia, Maroko menang 3-1 pada 1986. Namun 36 tahun setelah itu skor itu bisa saja berbeda banyak.

    Bahkan lini pertahanan Singa Atlas yang rapat dan tangguh mungkin tak akan cukup kuat menangkal gempuran serangan dari salah satu tim paling kuat dalam turnamen ini.

    Ini karena bintang muda dan bintang tua skuad Portugal sama mengerikannya. Fernando Santos sejak awal tak mau meremehkan Maroko, tapi dia juga tahu pasti bagaimana menjinakkan tim Afrika Utara ini.

    Dia jelas tak mau mengulang pengalaman Brazil yang tersungkur lewat adu penalti oleh Kroasia yang merupakan tim yang juga tangguh dalam bertahan tetapi juga maut dalam menyerang.

    Untuk itu, secepatnya mencetak gol adalah formula pertama yang disuntikkan kepada skuad dan untuk itu dia akan menurunkan tim yang membantai Swiss dalam 16 besar dalam skema 4-3-3 yang bertumpu pada tiga pemain depan yang berdiri paralel.

    Di sini, Bruno Fernandes, Goncalo Ramos dan Joao Felix akan tak henti menguji ketahanan Maroko dari tiga sektor sekaligus, tengah, sayap kiri dan kanan.

    Portugal akan menekan sejak awal laga di mana Bernardo Silva, William Carvalho, dan Otavio menjadi pengatur lalu lintas permainan yang memastikan bola dikuasai penuh Portugal dan sekaligus membunuh inisiatif Maroko dalam melancarkan serangan balik.

    Kalaupun itu terjadi, maka duet tua-muda dalam pertahanan Pepe dan Ruben Dias sudah siap menangkal Maroko, apalagi mereka semakin padu dalam menggalang pertahanan yang memastikan kiper Diogo Costa nyaman di bawah mistar gawang Portugal.

    Tentu itu rencana di atas kertas karena Maroko yang selama ini berulang kali membuat kejutan, termasuk kala membabat Belgia dan Spanyol yang kelasnya tidak terlalu berbeda dari Portugal.

    Maroko sudah siap meladeni formasi apa pun yang dipasang Portugal dan kemungkinan tetap memasang empat bek dan tiga gelandang dalam skema 4-3-3.

    Memang akan sama dengan formasi yang diturunkan Fernando Santos untuk Portugal, namun barisan yang diinstal pelatih Walid Regragui lebih untuk meredam serangan Portugal dan bertumpu kepada mencari waktu yang tepat dalam melancarkan serangan balik.

    Walaupun kiper Yassine Bounou dan kuartet lini pertahanan yang digalang Achraf Hakimi dan Romain Saiss kemungkinan akan jauh lebih sibuk malam nanti itu karena harus menangkal serangan Portugal, pengalaman menghadapi Spanyol yang jauh lebih eksplosif membuat mereka lebih dari siap meladeni tim serang lawan pimpinan Bruno Fernandes.

    Mereka akan mengandalkan trisula Hakim Ziyech, Youssef En-Nesyri, dan Sofiane Boufal untuk melancarkan tusukan maut ke jantung pertahanan Portugal begitu lawannya lengah karena terlalu asyik menyerang.

    Di sini, peran trio gelandang Azzedine Ounahi, Sofyan Amrabat, dan Selim Amallah akan sentral dalam memastikan Maroko mendapatkan pasokan bola yang cukup untuk menyerang, dan sekaligus menapis serangan dan inisiatif serangan Portugal sebelum benar-benar mengancam Maroko.

    Oleh karena itu pertandingan ini akan lebih merupakan laga miskin gol seperti Brazil melawan Kroasia, ketimbang Belanda melawan Argentina yang menghasilkan empat gol di luar adu penalti.

     

    Statistik dan head to head

    Sebelum laga ini kedua im sudah bertemu dua kali dalam putaran final Piala Dunia. Maroko menang 3-1 dalam fase grup edisi 1986, sementara Cristiano Ronaldo mencetak satu-satunya gol saat Portugal menang 1-0 empat tahun lalu di Rusia.

    Maroko adalah negara Arab pertama yang mencapai perempat final Piala Dunia dan tim Afrika keempat yang mencapai babak ini setelah Kamerun pada 1990, Senegal pada 2002, dan Ghana pada 2010.

    Pelatih Walid Reragui menjadi manajer Arab pertama yang memimpin timnya ke fase knockout.

    Pemain Portugal Goncalo Ramos sejauh ini menjadi satu-satunya pemain yang mencetak hattrick dalam Piala Dunia 2022 ketika Portugal membantai Swiss 6-1 dalam 16 besar. Dia menjadi pemain pertama yang mencetak hattrick pada penampilan perdananya dalam Piala Dunia sejak Miroslav Klose bersama Jerman pada edisi 2002.

    Sejauh ini Maroko baru kebobolan satu gol selama Piala Dunia 2022 ketika bek Nayef Aguerd mencetak gol bunuh diri saat menang 2-1 melawan Kanada dalam fase grup. (ANT)

  • Kroasia Melaju ke Semifinal Usai Singkirkan Brazil Lewat Adu Penalti

    Kroasia Melaju ke Semifinal Usai Singkirkan Brazil Lewat Adu Penalti

    JAKARTA, BANPOS – Timnas Kroasia melaju ke semifinal Piala Dunia 2022 usai menyingkirkan Brazil melalui adu penalti dengan skor 4-2 setelah bermain imbang 1-1 selama 120 menit pada babak perempat final di Stadion Education City, Ar Rayyan, Qatar, Sabtu dini hari WIB.

    Pada 120 menit jalannya waktu normal hingga babak tambahan, Brazil sempat unggul lebih dulu melalui gol dari Neymar sebelum akhirnya Kroasia menyamakan kedudukan berkat gol Bruno Petkovic, demikian catatan FIFA.

    Berkat kemenangan ini Kroasia memastikan satu tempat di semifinal Piala Dunia 2022 dan akan menghadapi pemenang pertandingan perempat final antara Belanda dan Argentina.

    Pada babak pertama, Brazil memberikan ancaman terlebih dahulu melalui Vinicius Junior, akan tetapi tendangan penyerang Brazil tersebut masih terlalu lemah sehingga dapat diamankan oleh kiper Dominik Livakovic.

    Selanjutnya giliran Kroasia yang memberikan ancaman, berawal dari umpan Mario Pasalic ke kotak penalti Brazil, akan tetapi bola tidak bisa dikuasai secara sepenuhnya oleh Ivan Perisic sehingga bola dapat disapu oleh Eder Militao.

    Brazil yang sempat lengah, berusaha berbalik mengancam gawang Kroasia melalui upaya dari Neymar, namun kembali bola dapat diamankan oleh Livakovic.

    Menjelang berakhirnya babak pertama, Brazil terus memberikan ancaman ke gawang Kroasia, kali ini melalui tendangan bebas Neymar, namun bola terkena pagar pemain sehingga bola menuju ke arah dekapan Livakovic.

    Pada babak kedua, Selecao mengambil inisiatif menyerang terlebih dahulu dan dalam 10 menit pertama, Brazil tercatat memiliki tiga peluang, akan tetapi tidak ada yang berbuah menjadi gol.

    Brazil tetap dominan dalam menguasai jalannya pertandingan, lini serang skuad asuhan Tite terus menggempur barisan pertahanan Kroasia, akan tetapi Livakovic masih bisa menahan gempuran tersebut.

    Empat menit sebelum babak kedua usai, Militao melakukan upaya tendangan ke arah gawang Kroasia, akan tetapi akhirnya bola menyamping dari gawang Livakovic. Skor 0-0 bertahan di waktu normal.

    Memasuki babak pertama waktu tambahan, Brazil tidak mengendurkan serangan dan berusaha untuk mencari gol pertama yang akhirnya berbuah hasil pada menit 105+1.

    Berawal dari kerja sama satu dua Lucas Paqueta dan Neymar, penyerang PSG tersebut melakukan aksi individu di kotak penalti Kroasia sebelum melepaskan tendangan yang berhasil mengoyak gawang Livakovic.

    Pada babak kedua waktu babak tambahan, Kroasia berusaha menyamakan kedudukan dan hal tersebut lahir pada menit ke-117 melalui gol yang dicetak oleh Bruno Petkovic sehingga skor berubah menjadi 1-1 yang memaksa pertandingan dilanjutkan ke babak adu penalti.

    Pada tendangan pertama, Kroasia melalui Nikola Vlasic sukses melaksanakan tugasnya, sedangkan tendangan Rodrygo untuk Brazil dapat dimentahkan oleh Livakovic.

    Selanjutnya di tendangan kedua, baik Lovro Majer serta Casemiro sukses melaksanakan tugasnya sehingga skor adu penalti sementara menjadi 2-1 untuk keunggulan Kroasia.

    Di kesempatan ketiga, Luka Modric dan Pedro sukses melaksanakan tugasnya sehingga skro adu penalti menjadi 3-2.

    Di kesempatan ke-4, Mirslav Orsic sukses melaksanakan tugasnya, sedangkan Marquinhos tendangannya mengenai tiang gawang sehingga Kroasia berhak lolos ke babak ke babak semifinal usai memenangkan adu penalti dengan skor 4-2.

    Susunan pemain Kroasia vs Brazil:

     

    Kroasia (4-3-3)

    Dominik Livakovic (GK); Josip Juranovic, Dejan Lovren, Josko Gvardiol, Borna Sosa (Ante Budimir 110′); Luka Modric (C), Marcelo Brozovic (Mislav Orsic 114′), Mateo Kovacic (Lovro Majer 106′); Mario Pasalic (Nikola Vlasic 72′), Andrej Kramaric (Bruno Petkovic 72′), Ivan Perisic.

    Pelatih: Zlatko Dalic (Kroasia)

     

    Brazil (4-3-3)

    Alisson Becker (GK); Eder Militao (Alex Sandro 106′), Thiago Silva (C), Marquinhos, Danilo; Lucas Paqueta (Fred 106′), Casemiro, Neymar; Raphinha (Antony 56′), Richarlison (Pedro 84′), Vinicius Junior (Rodrygo 64′).

    Pelatih: : Tite (Brazil)

    Wasit: Michael Oliver (Inggris).  (ANT)

  • Preview perempat final Piala Dunia 2022: Belanda vs Argentina

    Preview perempat final Piala Dunia 2022: Belanda vs Argentina

    JAKARTA, BANPOS – Virgil van Dijk menyatakan Belanda akan tampil hati-hati kala melawan Argentina dalam perempat final Piala Dunia 2022 dini hari esok di Stadion Lusail, Qatar.

    “Merekah tim yang fantastis dengan pemain-pemain yang fantastis, dan kami harus menghadapinya dengan baik dalam semua bagian pertandingan ini,” kata van Dijk seperti dikutip Reuters.

    Setelah tiga kali gagal dalam tiga final Piala Dunia sebelumnya, Belanda sangat ingin membuat terobosan dengan menjadi negara kesepuluh yang menjuarai Piala Dunia.

    “Ada rasa lapar, mimpi, dan hasrat bahwa kami sangat ingin merengkuh Piala Dunia,” kata van Dijk.

    Pelatih Louis van Gaal yang ahli merancang taktik efektif dalam sepak bola, sudah menyiapkan strategi menghentikan Argentina yang hanya menang dua kali dalam sembilan pertemuan terdahulu antara kedua tim.

    Strategi ini juga meliputi langkah bagaimana melumpuhkan Lionel Messi yang menjadi kunci permainan Argentina yang tengah memburu trofi Piala Dunia pertamanya kala karir sudah di ujung senja.

    Di samping memikul harapan bangsanya, Messi juga memikul bebannya sendiri untuk menyamai pencapaian Diego Maradona yang memenangkan semua hal termasuk Piala Dunia yang sampai detik ini tak bisa direngkuh Messi.

    Kini dia kembali menghadapi van Gaal yang berusaha menuntut balas atas Argentina yang mengalahkan mereka dalam final Piala Dunia 1978 dan semifinal Piala Dunia 2014.

    Namun van Gaal tetap memasang strategi lebih defensif dibandingkan dengan kultur sepak bola menyerang Belanda. Meskipun demikian, dengan memasang tiga bek tengah, van Gaal membuat gawang Belanda lebih aman ketimbang gawang Argentina. Selama Piala Dunia 2022 ini, Belanda baru kebobolan dua kali, sedangkan Argentina sudah tiga kali.

    “Kami bisa menumbangkan mereka dengan memakai rencana kami. Kami juga tim yang lebih baik (saat semifinal Piala Dunia 2014) dan (kala itu) Messi tidak banyak menguasai bola,” kata van Gaal seperti dikutip Reuters.

    Ironisnya pendekatan lebih defensif ini membuat Belanda melewati 19 pertandingan tanpa kalah.

    Menanggapi romantisme Piala Dunia 2014 ketika dia dijinakkan Belanda, Messi berkata, “Satu lagi tim sulit harus dihadapi.”

    Tetapi, dari Timur Tengah termasuk Qatar, Messi bakal mendapatkan dukungan yang luar biasa mengingat kawasan ini rata-rata memuja Messi dan Argentina sampai rela berpakaian oranye demi mendukung Belanda dari tribun penonton.

    “Kami berterima kasih kepada semua orang yang ada di sini. Seluruh Argentina akan senang berada di sini,” kata Messi seperti dikutip Reuters.

    Tak ada yang terlalu optimistis dalam menanggapi pertandingan ini, namun jika melihat statistik kedua tim selama Piala Dunia 2022, Argentina seharusnya menjadi tim yang lebih optimistis.

    Ini karena kalau Belanda menuntaskan 1.885 umpan dari total 2.153 umpan dalam empat pertandingan terdahulu, maka Argentia bisa menuntaskan 2.442 umpan dari total 2.716 umpan.

    Dalam urusan menciptakan peluang gol pun Argentina lebih baik. Belanda hanya membuat 35 upaya gol yang 14 di antaranya tepat sasaran, sebaliknya Argentina membuat 58 upaya gol yang 26 di antaranya tetap sasaran.

     

    Prediksi sebelas pemain pertama

    Belanda (3-4-1-2):Andries Noppert; Jurrien Timber, Virgil van Dijk, Nathan Ake; Denzel Dumfries, Frenkie de Jong, Marten de Roon, Daley Blind; Davy Klaassen; Cody Gakpo, Memphis Depay

    Argentina (4-3-3): Emiliano Martinez; Nahuel Molina, Cristian Romero, Nicolas Otamendi, Marcos Acuna; Enzo Fernandez, Rodrigo de Paul, Alexis Mac Allister; Angel di Maria, Lionel Messi, Julian Alvarez

     

    Skenario pertandingan

    Laga ini akan berjalan sengit sekalipun Belanda memasang strategi serangan balik yang cepat. Namun pertandingan Sabtu dini hari itu mungkin tidak akan berakhir sampai lebih dari 120 menit.

    Yang pasti, dengan kemungkinan laga ini menjadi pertarungan antara dua skema berbeda yakni 3-4-1-2 melawan 4-3-3, Argentina akan menjadi tim yang lebih agresif.

    Namun memasang tiga bek tengah selama ajang ini yang membuat benteng pertahanan mereka sulit ditembus lawan, bukan berarti Belanda menerapkan strategi bertahan, apalagi semua pemain Belanda memiliki kemampuan mengancam gawang lawan, termasuk para bek yang acap menjadi predator dalam situasi-situasi bola mati seperti sepak pojok.

    Memang terlihat defensif di sepertiga pertama lapangan, Belanda sebenarnya agresif di dua per tiga terakhir lapangan. Bahkan kedua bek sayapnya sangat aktif membantu serangan.

    Cody Gakpo dan Memphis Depay yang menjadi ujung tombak kembar dalam serangan Belanda,bakal menjadi momok bagi pertahanan Argentina.

    Jika keduanya tak cukup berhasil menerobos area pertahanan Argentina, Belanda memiliki duet bek sayap Denzel Dumfries dan Daley Blind yang memiliki kualitas bagus baik saat bertahan maupun ketika membantu pertahanan.

    Masih ada Davy Klaassen yang bisa memaksimalkan ruang kosong manakala perhatian lawan terlalu fokus kepada fokus kepada Gakpo dan Depay.

    Dalam formasi 3-4-1-2, trio bek tengah Jurrien Timber, Virgil van Dijk, dan Nathan Ake menjadi fondasi tim.

    Sebaliknya, Argentina kembali memasang tiga pemain depan yang berdiri sejajar dalam formasi 4-3-3. Trio lini depan ini sama mautnya dengan trio lini tengahnya.

    Rodrigo de Paul yang merupakan pemain paling aktif dan berdaya jelajah paling tinggi di Argentina, menjadi poros permainan Argentina.

    Dia akan bertarung dengan gelandang Belanda Frenkie de Jong untuk mengukuhkan siapa yang menjadi gelandang tengah terbaik.

    Selama ini kemitraan de Paul dengan Enzo Fernandes dan Alexis Mac Allister tidak saja membuat Angel di Maria, Lionel Messi, dan Julian Alvarez mendapatkan pasokan bola yang cukup, tetapi juga membuat mereka memperoleh posisi terbaik di depan gawang lawan.

    Ini seharusnya menjadi salah satu pertandingan paling menarik dalam Piala Dunia 2022. Ada unsur klasik dalam pertemuan mereka.

    Selain itu ini menjadi pertarungan dua ambisi, antara tim yang berusaha keras juara setelah gagal dalam tiga final melawan tim yang berusaha mempersembahkan gelar juara Piala Dunia kepada pemain terbesarnya yang sangat mereka hormati, Lionel Messi.

     

    Statistik dan head to head

    Belanda hanya kalah satu kali dalam sembilan pertemuannya dengan Argentina, yakni dalam final Piala Dunia 1978 di Buenos Aires.

    Kedua tim bermain imbang tanpa gol dalam dua pertemuan terakhir di Sao Paulo dalam semifinal Piala Dunia 2014 yang dimenangkan Argentina dengan adu penalti.

    Ini pertemuan kedua tim yang keenam dalam ajang Piala Dunia. Dalam pertemuan pertama pada 1974, Belanda menang 4-0, sedangkan dalam dua laga terakhir pada Piala Dunia 2006 dan 2014 berakhir seri.

    Belanda sudah 19 pertandingan tak terkalahkan sejak tersisih dari Euro 2020 tahun lalu, sementara Argentina telah bangkit setelah catatan 36 laga tanpa kalah mereka dihentikan oleh Arab Saudi dalam pertandingan pertama fase grup Piala Dunia 2022.

    Sukses besar pertama Argentina kala menjuarai Piala Dunia 1978 telah membawa korban untuk Belanda. Kala itu dalam partai final, Mario Kempes mencetak dua gol yang membuat Argentina menang 3-1 setelah perpanjangan waktu. Argentina juga menjuarai Piala Dunia 1986, sedangkan Belanda tiga kali menjadi runner-up pada 1974, 1978, dan 2010.

    Lionel Messi sudah mencetak sembilan gol dalam 23 pertandingan Piala Dunia yang terjadi dalam lima edisi yang diikutinya, yakni 2006, 2010, 2014, 2018 dan 2022. Dia kini berselisih satu gol dari rekor gol Gabriel Batistuta yang menjadi pencetak gol Piala Dunia terbanyak sepanjang masa untuk timnas Argentina.

    Belanda kalah dalam dua dari tiga adu penalti Piala Dunia sebelumnya, masing-masing dari Brazil pada 1998 dan dari Argentina pada 2014. Mereka hanya sekali menang adu penalti kala melawan Kosta Rika pada 2014. (ANT)

  • Preview perempat final Piala Dunia 2022: Brazil vs Kroasia

    Preview perempat final Piala Dunia 2022: Brazil vs Kroasia

    JAKARTA, BANPOS – Bek Kroasia Dejan Lovren berusaha rendah hati tapi menyimpan rahasia maut kala melawan Brazil nanti dengan menyatakan Brazil memiliki tim inti dan lapis kedua yang sama kuatnya.

    Sebaliknya penyerang Brazil Vinicius Jr menyatakan timnya akan tampil tetap sepercaya diri dalam laga-laga sebelumnya, termasuk tetap melakukan selebrasi gol yang dikritik sejumlah kalangan seperti legenda Manchester United Roy Keane yang menyebut mereka tidak menghormati lawan.

    “Gol adalah momen terpenting dalam sepak bola, terlebih Piala Dunia bahkan lebih penting. Ini adalah momen kegembiraan bukan hanya untuk kami, para pemain, tapi juga untuk seluruh negara kami,” kata Vinicius seperti dikutip Reuters. “Kami masih akan terus melakukan selebrasi seperti itu.”

    Jika melihat statistik kedua tim, Brazil memang layak percaya diri karena dari kuantitas mendistribusikan bola dan penciptaan peluang serta jumlah gol memang di atas Kroasia.

    Kedua tim terpaut 100 umpan, sedangkan dalam jumlah gol Brazil dua gol lebih banyak dibandingkan dengan Kroasia. Kuantitas menyerang gawang lawan juga lebih banyak ketimbang Kroasia.

    Brazil membuat 70 tembakan ke gawang lawan yang 30 di antaranya tepat sasaran, sedangkan Kroasia membuat 46 tembakan yang 20 di antaranya on target.

    Tidak heran jika pelatih Kroasia Zlatko Dalic sendiri menggambarkan Brazil tim yang mengerikan, apalagi setelah juara lima kali itu menggasak Korea Selatan 4-1 pada babak sebelumnya.

    Brazil sendiri akan turun dalam kekuatan penuh setelah bek kiri Alex Sandro sudah bisa dimainkan kembali. Tak ada satu pun pemain yang cedera, pun tak ada yang terkena skorsing.

    Sebelum Neymar dan Danilo bermain lagi sejak melawan Korea Selatan setelah keduanya sembuh dari cedera pergelangan kaki, pelatih Tite dipaksa melakukan improvisasi dalam menempatkan pemain yang termasuk memposisikan mereka dalam bukan posisi alaminya.

    Kini Tite bisa menurunkan tim pilihan pertama yang menempati posisi-posisi alaminya, termasuk duo bek sayap Danilo dan Alex Sandro. Akan halnya, Neymar yang tajam selama melawan Korea Selatan, akan kembali dipasang di depan untuk merusak permainan Kroasia.

    Dia menjadi salah satu pemain yang masuk gelanggang dengan motivasi ekstra, yakni menyamai rekor gol terbanyak sepanjang masa Brazil yang saat ini dipegang Pele dengan 77 gol. Neymar hanya cukup satu gol lagi untuk menyamai tonggak ini.

    Sebaliknya, setelah mengalahkan Jepang lewat adu penalti menyusul imbang 1-1 selama 120 menit, Kroasia menghadapi tugas berat menghadapi Brazil yang posturnya jauh lebih besar dibandingkan Jepang.

    Dipimpin empat pemain berpengalaman Luka Modric, Dejan Lovren, Ivan Perisic dan Marcelo Brozovic, finalis 2018 ini tiba di Qatar sebagai salah satu tim dengan skuad rata-rata sudah berumur yang bisa kesulitan mengimbangi eksplosivitas Brazil.

    “Brazil memang favorit, akui saja,” kata Dalic seperti dikutip Reuters. “Brazil adalah tim terkuat dan terbaik dalam Piala Dunia ini. Brazil memang tim mengerikan,” sambung Dalic.

    Namun dia menegaskan skuadnya akan menjalani pertandingan ini dengan penuh keyakinan dan menikmati kesempatan bermain melawan Brazil.

    Dalic percaya timnya akan berbuat lebih di lapangan sekalipun dalam empat pertemuan sebelumnya melawan Brazil, Kroasia menelan tiga kekalahan termasuk 0-1 pada Piala Dunia 2006 dan 1-3 dalam Piala Dunia 2014.

     

    Prediksi sebelas pemain pertama

    Kroasia (4-3-3): Dominik Livakovic; Josip Juranovic, Dejan Lovren, Josko Gvardiol, Borna Sosa; Mateo Kovacic, Marcelo Brozovic, Luka Modric; Andreij Kramaric, Bruno Petkovic, Ivan Perisic

    Brazil (4-2-3-1): Alisson; Eder Militao, Thiago Silva, Marquinhos, Danilo; Casemiro, Lucas Paqueta; Raphinha, Neymar, Vinicius Jr; Richarlison

     

    Skenario pertandingan

    Setelah mengalahkan Korea Selatan dengan telak dalam babak 16 besar , Brazil semakin percaya diri sekalipun Kroasia tidak akan semudah Korea Selatan, apalagi Kroasia acap menyulitkan tim-tim besar dalam banyak ajang besar.

    Tetapi jika melihat jenis jalan yang dilalui kedua tim untuk mencapai babak ini, dan komposisi pemain yang mereka miliki, Brazil seharusnya menjadi pemenang laga ini. Situasi bisa sangat lain jika pertandingan harus dilanjutkan ke babak adu penalti.

    Yang pasti Kroasia akan menjadi pihak yang lebih tanpa beban ketimbang Brazil sekalipun mereka menyimpan ambisi menjadi negara kesepuluh yang menjuarai Piala Dunia.

    Untuk itu Kroasia tidak akan mengambil strategi parkir bus karena melawan tim Brazil yang haus gol di semua lini, strategi ini bisa menjadi bumerang yang menyulitkan mereka dalam mencetak gol.

    Tak heran mereka akan terus memasang dua bek tengah di jantung pertahanan dalam formasi 4-3-3 di mana trisula Andreij Kramaric, Bruno Petkovic, dan Ivan Perisic akan berusaha meneror lini depan Brazil sebelum tim Samba melancarkan tekanan ke area Kroasia.

    Trio itu akan disangga duo gelandang Mateo Kovacic dan Luka Modric yang aktif membantu serangan, dan Marcelo Brozovic yang selain menjadi pemotong lalu lintas bola antar lini kedua dan ketiga Brazil juga menjadi pelindung sistem empat bek pimpinan duet bek tengah Dejan Lovren dan Josko Gvardiol.

    Sistem ini disempurnakan oleh Josip Juranovic dan Borna Sosa yang mengisi kedua sisi pertahanan yang disamping akan menyempurnakan perlindungan untuk Dominik Livakovic, juga akan menandingi pergerakan Brazil dari kedua sayap serangan nan maut Brazil yang diisi oleh Vinicius Jr dan Rapinha.

    Dua sayap serang Brazil itu menjadi bagian dari kuartet serang yang menempatkan Richarlison sebagai ujung tombak dan Neymar tepat di belakangnya dalam formasi 4-2-3-1.

    Kuartet ini akan konstan menekan Kroasia di bawah fondasi lapangan tengah yang yang kuat yang digalang dua gelandang tengah, Casemiro dan Lucas Paqueta.

    Keduanya menjadi poros permainan Brazil yang tak saja membuat lini serang Brazil anteng menekan Kroasia tetapi juga memudahkan barisan pertahanan Brazil yang terdiri dari kuartet Eder Militao, Thiago Silva, Marquinhos, dan Danilo dalam menjaga wilayahnya tidak diterobos Kroasia yang akan menjadi pihak yang lebih menunggu lawan ketimbang Brazil.

     

    Statistik dan head to head

    Brazil tak terkalahkan dalam empat pertemuan sebelumnya dengan Kroasia yang tiga di antaranya mereka menangkan.

    Sebelum ini kedua tim bertemu dua kali dalam ajang Piala Dunia yang semuanya dimenangkan Brazil masing-masing 1-0 pada 2006 dan 3-1 pada 2014.

    Kroasia kalah empat kali dalam lima pertandingan Piala Dunia, di samping memang 3-0 atas Argentina pada 2018.

    Sejak mengalahkan Jerman 2-0 dalam final Piala Dunia 2022, Brazil selalu kalah dalam lima pertandingan fase gugur Piala Dunia terakhirnya melawan tim-tim Eropa termasuk dalam perempat final melawan Prancis pada 2006, melawan Belanda pada 2010 dan melawan Belgia 2018.

    Sejak Piala Eropa 2008, tujuh dari delapan laga fase gugur Kroasia dalam dua turnamen besar sepak bola (Piala Dunia dan Piala Eropa) dilanjutkan ke babak perpanjangan waktu kecuali final Piala Dunia 2018. Mereka lolos dari seluruh empat laga yang tiga di antaranya berakhir dengan adu penalti.

    Brazil berpeluang mencapai semifinal Piala Dunia kesembilan kalinya yang jika berhasil dilakukan bakal terpaut dua semifinal di bawah Jerman yang sudah 12 kali mencapai babak ini.

    Dalam empat pertandingan sejauh ini, Kroasia hanya menang sekali dalam waktu normal 90 menit yakni ketika menang 4-1 atas Kanada dalam fase grup. Mereka mengalahkan Jepang melalui adu penalti setelah 1-1 selama 120 menit.

    Kroasia sudah tiga kali menang adu penalti dalam Piala Dunia ketika mengalahkan Denmark pada babak 16 besar dan menaklukkan Rusia dalam perempat final 2018, serta Jepang dalam 16 besar Piala Dunia 2022. (ANT)

  • Sergio Busquet : Tersingkir Lewat Adu Penalti Adalah Cara yang “kejam”

    Sergio Busquet : Tersingkir Lewat Adu Penalti Adalah Cara yang “kejam”

    JAKARTA, BANPOS – Sergio Busquets mengatakan bahwa kalah adu penalti oleh Maroko merupakan cara yang “kejam” bagi timnas Spanyol tersingkir dari babak 16 besar Piala Dunia 2022 pada Rabu.

    Maroko menang 3-0 dalam adu penalti lawan Spanyol setelah kedua tim bermain 0-0 selama 120 menit. Tiga penendang Spanyol gagal mencetak gol, sementara tiga penendang Maroko berhasil menuntaskan tugasnya dengan baik, dengan hanya satu pemain yang gagal mencetak gol.

    “Sayang sekali. Diputuskan melalui adu penalti dengan cara yang paling kejam,” kata Busquets seusai pertandingan yang dikutip AFP.

    “Ini sulit, sangat sulit bagi kami. Kami mencoba melemahkan, melelahkan mereka dan mencari ruang. Kami kurang beruntung dalam penyelesaian akhir.”

    Spanyol juga tersingkir oleh Italia di semifinal Euro 2020 melalui adu penalti.

    Setelah tersingkir, Busquets mengatakan bahwa dia belum tahu apakah dia akan pensiun dari tim nasional.

    “Sekarang yang terpenting adalah tim nasional dan bukan saya,” kata gelandang Barcelona itu.

    “Ini malam yang sulit dan kami harus bangkit dan menggunakan ini sebagai pengalaman untuk permainan kami. Ada beberapa pemain yang sangat muda yang akan sangat membantu.”

    Kiper Spanyol Unai Simon menghentikan hanya satu tendangan penalti Maroko. Dia mengatakan timnya bermain lebih unggul dibandingkan Maroko, tetapi itu tidak berarti karena Spanyol tidak bisa mencetak gol selama 120 menit.

    “Dalam adu penalti mereka unggul dan itulah yang membawa mereka ke perempat final,” ujar kiper Athletic Bilbao itu.

    “Kami melihat ada kejutan sepanjang Piala Dunia. Kami tidak mampu mengatasinya dan kami tidak berharap tersingkir melawan Maroko, tetapi itu kenyataannya dan sekarang kami harus pulang.” (ANT)

  • Portugal Tantang Maroko di Perempat Final Usai Gasak Swiss 6-1

    Portugal Tantang Maroko di Perempat Final Usai Gasak Swiss 6-1

    JAKARTA, BANPOS – Portugal melaju mulus ke perempat final Piala Dunia 2022 setelah menggasak Swiss 6-1 dalam pertandingan babak 16 besar di Lusail Stadium, Lusail, Rabu dini hari WIB.

    Goncalo Ramos memborong tiga gol dalam pertandingan ini, dengan tiga lainnya masing-masing dicetak oleh Pepe, Raphael Guerreiro dan Rafael Leao. Sementara itu gol hiburan Swiss dicetak oleh Manuel Akanji di babak kedua.

    Kemenangan ini melengkapi 8 tim yang lolos ke perempat final. Portugal akan menghadapi Maroko di perempat final Piala Dunia yang dijadwalkan berlangsung pada Sabtu malam WIB (10/12).

    Pelatih Portugal, Fernando Santos memutuskan tidak menurunkan kapten timnas sekaligus megabintang Cristiano Ronaldo dan memainkan penyerang muda 21 tahun, Goncalo Ramos. Ban kapten dipakai oleh bek veteran Pepe

    Portugal bermain menyerang dan berhasil membuka kedudukan pada menit ke-19. Pertaruhan Santos memainkan Ramos terbayar setelah dia mencetak gol lewat tembakannya yang menjebol pojok kanan gawang Swiss. Skor menjadi 1-0.

    Swiss merespons dan nyaris menyamakan kedudukan pada menit ke-30 lewat eksekusi tendangan bebas Xherdan Shaqiri. Laju bola masih bisa ditepis kiper Portugal, Diogo Costa dan berujung sepak pojok.

    Portugal sukses menggandakan keunggulan menjadi 2-0 tiga menit berselang. Kali ini giliran Pepe yang mencetak gol lewat tandukan setelah menyambar bola sepak pojok Bruno Fernandez.

    Tidak ada gol tambahan hingga babak pertama berakhir. Portugal unggul 2-0 atas Swiss.

    Selepas istirahat, Portugal melanjutkan dominasi mereka. Ramos mencetak gol keduanya pada menit ke-51 setelah dia menyelesaikan hasil umpan tarik Diogo Dalot dari sisi kanan. Skor menjadi 3-0.

    Portugal kembali menambah skor pada menit ke-55. Kali ini giliran Raphael Guerreiro yang menggetarkan gawang Swiss melalui bola sepakannya. Swiss tertinggal 0-4.

    Swiss bisa memperkecil ketertinggalan mereka pada menit ke-58 lewat gol Manuel Akanji setelah dia mencocor bola menyusul kemelut di depan gawang setelah sepak pojok. Kedudukan menjadi 4-1.

    Ramos menjadi bintang dalam pertandingan ini setelah mencetak gol ketiganya pada menit ke-67. Umpan Joao Felix diselesaikan Ramos dengan sontekan melewati kiper Yann Sommer usai untuk mengubah skor menjadi 5-1 untuk Portugal.

    Unggul cukup jauh, Santos memutuskan untuk menurunkan Cristiano Ronaldo pada menit ke-73 sebagai pengganti Ramos. Ronaldo sempat mencetak gol pada menit ke-82, tetapi wasit menganulirnya karena berbau offside.

    Yann Sommer harus kembali memunggut bola dari gawangnya pada menit ke-90. Kali ini gol dicetak oleh Rafael Leao lewat sepakan terukurnya di dekat garis kotak penalti. Kedudukan menjadi 6-1.

    Gol tersebut sekaligus mengakhiri pertandingan ini. Portugal menang telak 6-1 atas Swiss dan berhak menghadapi Maroko di perempat final.

     

    Susunan Pemain:

    Portugal (4-1-3-2): Diogo Costa; Diogo Dalot, Pepe, Ruben Dias, Raphael Guerreiro; William Carvalho; Bernardo Silva (Ruben Neves 81′), Otavio (Vitinha 74′), Bruno Fernandes (Rafael Leao 87′); Joao Felix (Ricardo Horta 74′), Goncalo Ramos (Cristiano Ronaldo 74′).

    Swiss (4-2-3-1): Yann Sommer; Edimilson Fernandes, Fabian Schar (Eray Comert 46′), Manuel Akanji, Ricardo Rodriguez; Remo Freuler (Denis Zakaria 54′), Granit Xhaka; Xherdan Shaqiri, Djibril Sow (Haris Seferovic 54′), Ruben Vargas (Noah Okafor 66′); Breel Embolo (Ardon Jashari 89′). (ANT)

  • Maroko ke Perempat Final Seusai Singkirkan Spanyol Lewat Adu Penalti

    Maroko ke Perempat Final Seusai Singkirkan Spanyol Lewat Adu Penalti

    JAKARTA, BANPOS – Timnas Maroko melaju ke perempat final Piala Dunia 2022 seusai menyingkirkan Spanyol melalui babak adu penalti menyusul hasil imbang 0-0 selama 120 menit di Stadion Education City, Al Rayyan, Doha, Rabu dini hari WIB.

    Pada babak adu penalti, tiga penendang Spanyol yaitu Pablo Sarabia, Carlos Soler dan Sergio Busquets gagal melaksanakan tugasnya, sedangkan tiga dari empat penendang Maroko yaitu Abdelhamid Sabiri, Hakim Ziyech serta Achraf Hakimi sukses membobol gawang Unai Simon, demikian catatan FIFA.

    Kemenangan itu mengantarkan Maroko melangkah ke perempat final Piala Dunia 2022 dan akan menghadapi pemenang antara pertandingan Portugal kontra Swiss yang akan dimainkan dini hari ini.

    Pada babak pertama, Maroko memberikan ancaman terlebih dahulu melalui tendangan bebas dari Hakimi, akan tetapi tendangannya masih melambung di atas mistar gawang Spanyol.

    Spanyol berbalik mengancam Marco Asensio yang merangsek ke kotak penalti Maroko, akan tetapi tendangan pemain Real Madrid itu masih mengenai sisi jaring gawang.

    Selanjutnya Maroko yang melancarkan serangan ke lini pertahanan Spanyol, kali ini melalui tendangan keras Noussair Mazraoui dari luar kotak penalti, namun Unai Simon bisa mementahkan peluang tersebut.

    Di sisa waktu babak pertama, kedua tim saling melancarkan serangan akan tetapi tidak ada yang berbuah menjadi gol sehingga skor sama kuat 0-0 tetap bertahan.

    Pada babak kedua, tempo permainan tetap berjalan sedang dan kedua tim saling berusaha untuk membongkar lini pertahanan lawannya, namun 15 menit pertama belum ada yang mengancam.

    Selanjutnya babak kedua berjalan tidak seperti babak pertama, karena tidak terlalu banyak peluang yang tercipta sehingga pertandingan dilanjutkan ke waktu tambahan.

    Pada waktu tambahan, Maroko yang memiliki peluang pertama melalui Walid Cheddira, akan tetapi tendangan mendatarnya masih bisa dihalau Simon.

    Selanjutnya Spanyol yang memegang kendali jalannya pertandingan dengan mendominasi penguasaan bola dan di menit terakhir waktu tambahan, Pablo Sarabia memiliki peluang emas untuk mencetak gol, namun tendangannya masih mengenai tiang gawang Maroko.

    Bermain selama 120 menit tanpa gol, Maroko memaksa Spanyol untuk melanjutkan pertandingan ke babak adu penalti untuk menentukan negara mana yang melangkah ke perempat final Piala Dunia 2022.

    Pada babak adu penalti, Maroko yang pertama mengambil giliran melalui Abdelhamid Sabiri sukses melaksanakan tugasnya, sedangkan Pablo Sarabia tendangannya menghantam tiang gawang.

    Selanjutnya Hakim Ziyech sukses melaksanakan tugasnya, di sisi lain Carlos Soler tendangannya dapat dibaca oleh Yassine Bounou.

    Pada giliran ketiga, penendang Maroko Badr Benoun gagal melaksanakan tugasnya, sama bagi Spanyol ketika Sergio Busquets yang tendangannya dibaca oleh Bounou.

    Penendang penentu Maroko Achraf Hakimi sukses melaksanakan tugasnya dan mengantarkan skuad asuhan Walid Regragui untuk pertama kalinya melangkah ke babak perempat final Piala Dunia 2022. (ANT)

  • Preview 16 besar Piala Dunia 2022: Portugal vs Swiss

    Preview 16 besar Piala Dunia 2022: Portugal vs Swiss

    JAKARTA, BANPOS – Pelatih Portugal Fernando Santos mendapatkan dorongan semangat setelah gelandang Otavio siap bermain dalam pertandingan melawan Swiss dalam 16 besar Piala Dunia yang dilangsungkan Selasa malam nanti .

    Setelah absen dalam dua pertandingan terakhir karena cedera paha, gelandang Porto itu akan bergabung bersama rekan-rekan satu timnya.

    Bek tengah Danilo Pereira yang mengalami tiga patah tulang rusuk pekan lalu juga sudah pulih sehingga bisa segera dimainkan.

    Namun penggantinya dalam dua pertandingan terakhir, Pepe yang sudah berusia 39 tahun, mungkin mempertahankan tempatnya guna ditugaskan mengawal striker Swiss Breel Embolo yang sudah dua kali mencetak dua gol dalam Piala Dunia 2022.

    Pepe akan dipasangkan dengan bek tengah Manchester City Ruben Dias, yang diistirahatkan kala Portugal menyerah 1-2 kepada Korea Selatan.

    Santos terpaksa merotasi bek kiri setelah Nuno Mendes absen akibat cedera saat menghadapi Uruguay.

    Santos juga akan memindahkan Joao Cancelo ke kiri dan memasukkan Diogo Dalot pada posisi sayap kanan pertahanan dalam formasi sama seperti saat Portugal menghadapi Swiss dalam fase grup.

    Kapten Cristiano Ronaldo kali ini mengembang visi tambahan, yakni menyamai rekor gol Piala Dunia terbanyak untuk Portugal yang saat ini dipegang Eusebio setelah mencetak sembilan gol pada Piala Dunia 1966 di Inggris.

    Sementara itu Swiss juga memiliki penyerang yang berusaha memecahkan rekor, yakni Xherdan Shaqiri.

    Saat mencetak gol dalam laga melawan Serbia pada fase grup, Shaqiri menjadi pencetak gol Piala Dunia paling banyak dibandingkan dengan pemain-pemain Swiss lainnya.

    Dia kini terpaut satu gol dari enam gol yang dibuat Sepp Huegi pada Piala Dunia 1954 yang merupakan rekor gol Piala Dunia terbanyak sepanjang sejarah timnas Swiss.

    Shaqiri percaya Swiss memiliki semua hal yang dibutuhkan untuk mencapai perempat final Piala Dunia.

    “Kami membutuhkan performa spesial. Jujur saja Portugal adalah tim bagus dan bagi saya juga favorit pertandingan ini, tapi kami juga tahu kualitas kami. Kami akan berusaha tampil bagus, menyajikan performa spesial dan berusaha mengungguli mereka,” kata Shaqiri seperti dikutip Reuters.

    Prediksi sebelas pemain pertama

    Portugal (4-3-1-2): Diogo Costa; Diogo Dalot, Pepe, Ruben Dias, Joao Cancelo; Bernardo Silva, Ruben Neves, William Carvalho; Bruno Fernandes; Joao Felix, Cristiano Ronaldo

    Swiss (4-2-3-1): Gregor Kobel; Silvan Widmer, Manuel Akanji, Fabian Schar, Ricardo Rodriguez; Remo Freuler, Granit Xhaka; Xherdan Shaqiri, Djibril Sow, Ruben Vargas; Breel Embolo

    Skenario pertandingan

    Mengingat Portugal dianugerahi oleh begitu banyak talenta menyerang dalam skuadnya, Portugal jarang bermasalah dalam urusan mencetak gol.

    Yang sering menjadi masalah mereka justru adalah mempertahankan keunggulan.

    Fernando Santos sering memasang pola yang membuat lawan menjadi memiliki kesempatan dan ruang untuk menekan balik justru ketika timnya tengah di atas angin,. Situasi ini pastinya dinantikan Swiss dalam perjumpaan 16 besar antara mereka ini.

    Setelah membuat enam pergantian dalam starting eleven untuk laga terakhir Grup H beberapa hari lalu, Fernando Santos yang terkenal konservatif akan kembali kepada komposisi dan strategi bermain yang sama.

    Untuk itu Portugal akan memasang kembali formasi empat bek dalam pola 4-3-1-2 di mana bek veteran Pepe dimainkan kembali di jantung pertahanan bersama Ruben Dias yang salah satu sayapnya akan ditempat Diogo Dalot.

    Namun meskipun Cristiano Ronaldo menjadi salah satu dari tiga pemain yang diganti saat menghadapi Korea Selatan dalam laga terakhir fase grup, pencetak gol terbanyak Selecao itu akan kembali masuk starting lineup.

    Sebaliknya Nuno Mendes absen dari karena cedera. Juga, Danilo yang mengalami patah tulang rusuk.

    Swiss berharap kiper utama Yann Sommer bisa kembali memperkuat lini belakang timnya setelah absen dalam pertandingan terakhir Grup G karena sakit.

    Dengan 30 clean sheet dan penyelamatan penting yang tak terhitung banyaknya selama 76 kali penampilan bersama The Nati, Sommer bisa saja masuk lagi menggantikan Gregor Kobel. Tetapi sejauh ini Kobel cenderung masuk sebelas pemain pertama kecuali Sommer sudah pulih benar.

    Sebaliknya, tim Swiss yang diasuh pelatih Murat Yakin mengisyaratkan untuk tidak mengubah formasi awal timnya.

    Dalam formasi 4-2-3-1, Granit Xhaka dan Remo Freuler membuat lapangan tengah Swiss sulit ditembus pemain-pemain Swiss, termasuk kemungkinan gempuran dari Breel Embolo.

    Ruben Vargas dan Xherdan Shaqiri memberikan dukungan dari kedua sayap serangan bersama Djibril Sow yang akan berada tepat di belakang Breel Embolo.

    Siapa yang paling tajam antara Embolo dan Ronaldo merupakan salah satu aspek menarik dalam pertandingan ini.

    Statistik penting dan head to head

    Sebelum ini kedua negara sudah 25 kali bertemu yang 11 di antaranya dimenangkan Swiss dan sembilan di antaranya dimenangkan Portugal.

    Nations League pada Juni lalu adalah dua pertemuan terakhir di antara mereka ketika Portugal menang 4-1 di Lisbon, sebaliknya Swiss menang 1-0 di Jenewa.

    Portugal memenangkan dua pertandingan fase grup pertamanya ketika mengalahkan Ghana 3-2 dan Uruguay 2-0, tetapi kalah 1-2 melawan Korea Selatan setelah pelatih Fernando Santos mengganti enam pemain intinya dalam daftar sebelas pemain pertama karena Portugal sudah memastikan lolos ke 16 besar.

    Swiss juga mencatat dua kemenangan masing-masing atas Kamerun 1-0 dan melawan Serbia 3-2, namun dikalahkan 0-1 oleh Brazil.

    Portugal yang juara Euro 2016 tak terlalu bersinar dalam Piala Dunia. Mereka pernah tersingkir pada babak knockout pertama dalam edisi 2018 dan 2010, bahkan tersingkir dari fase grup pada 2014 dan 2002. Pencapaian terbaiknya adalah semifinal 2006.

    Swiss lolos ke babak knockout dalam tiga dari empat Piala Dunia terakhir tetapi belum pernah mencapai perempat final sejak Piala Dunia 1954.

    Kapten Portugal Cristiano Ronaldo membutuhkan satu gol lagi untuk menyamai rekor Portugal untuk gol Piala Dunia terbanyak yang selama ini dipegang oleh Eusebio dengan sembilan gol pada Piala Dunia 1966 di Inggris yang merupakan satu-satunya turnamen Piala Dunia yang diikuti Eusebio.

    Gol Xherdan Shaqiri ke gawang Serbia dalam fase grup membuat dia menjadi pencetak gol Piala Dunia terbanyak dibandingkan dengan pemain Swiss mana pun. Dia juga mencetak gol pada Piala Dunia 2014 dan 2018.

    Shaqiri tinggal satu gol lagi untuk menyamai gol Piala Dunia terbanyak yang dimiliki Sepp Huegi yang mengoleksi enam gol yang semuanya tercipta pada Piala Dunia 1954. (ANT)

  • Preview 16 besar Piala Dunia 2022: Spanyol vs Maroko

    Preview 16 besar Piala Dunia 2022: Spanyol vs Maroko

    JAKARTA, BANPOS – Sekalipun Maroko menumbangkan peringkat kedua dunia Belgia dalam fase grup, Spanyol lebih difavoritkan sebagai pemenang pertandingan babak 16 besar Piala Dunia yang berlangsung Selasa malam nanti itu.

    Namun pastinya pengalaman tim-tim yang bertanding dalam fase grup memberikan peringatan bahwa tidak ada yang pasti dalam turnamen sepak bola.

    Spanyol, yang mengalahkan Kosta Rika 7-0 dalam pertandingan pembukanya menempati posisi kedua dalam Grup E di bawah Jepang.

    Akan halnya Maroko, mereka mencapai 16 besar setelah menjuarai Grup F dengan finis di atas runner up empat tahun silam Kroasia dan Belgia.

    Tak pelak lagi, bekal menang dari Belgia dan pelajaran dari Jepang yang mengalahkan Spanyol sang juara dunia 2010 dalam pertandingan terakhir fase grup mereka, membuat Maroko semakin percaya diri bisa mengalahkan siapa pun, termasuk Spanyol.

    Di bawah asuhan pelatih Walid Regragui, Maroko mengalahkan Kanada 2-1 untuk mencapai babak 16 besar untuk kedua kalinya dan pertama sejak Piala Dunia 1986.

    FIFA mengunggah foto Regragui yang tangan kanannya memegang alpukat yang sudah terbelah dengan isi bola sepak kecil, sedangkan telunjuk kirinya ditempelkan pada kening, sebagai pesan berisi tantangan kepada mereka yang selama ini mengkritiknya.

    Gol yang disarangkan Kanada ke gawang Maroko adalah kebobolan pertama negeri Afrika Utara itu dalam enam pertandingan selama tim dilatih Regragui.

    Ketika merayakan kemenangan atas Kanada itu, pemain-pemain Maroko berkumpul mengitari Regragui sambil bergantian mengusap kepala sang pelatih.

    “Mereka suka memukuli kepala saya. Mungkin ini pertanda keberuntungan bagi mereka,” kata Regragui kepada wartawan seperti dikutip Reuters.

    Maroko gemar menumpuk pemain di lini belakangan sambil menunggu lawan lengah untuk kemudian menghukumnya dengan serangan balik nan maut yang bertumpu kepada kecepatan dan keterampilan Hakim Ziyech yang kembali masuk tim nasional ketika Regragui mengambil alih tim, setelah berselisih dengan pelatih terdahulu, Vahid Halilhodzic.

    Singa Atlas mengawali putaran final ini dengan imbang tanpa gol melawan Kroasia sebelum membukukan kemenangan meyakinkan 2-0 atas Belgia.

    Kemenangan atas Belgia tersebut tercipta sekalipun tim tak diperkuat penjaga gawang Yassine Bounou yang tak bisa masuk lapangan karena sakit sebelum kickoff.

    Sebaliknya Spanyol imbang 1-1 dengan Jerman setelah membekuk Kosta Rika. Setelah mereka ditumbangkan Jepang, pelatih Luis Enrique mendamprat timnya.

    “Saya sama sekali tidak suka. Ya, kami lolos, saya ingin memenangkan pertandingan ini. Jadi mustahil karena dalam lima menit Jepang sudah mencetak dua gol… kami tersingkir, kami terlucuti,” kata Enrique seperti dilaporkan Reuters.

    Gaya bermain Tiki-Taka yang diadopsi Enrique mengandalkan trio lini tengah Barcelona yang terdiri dari Sergio Busquets, Pedri dan Gavi.

    Selama babak pertama laga melawan Kosta Rika, skuad Spanyol sukses mengalirkan 537 umpan yang adalah rekor umpan terbanyak sepanjang sejarah Piala Dunia.

    Tetapi sepak bola bukan hanya soal umpan dan menguasai bola, karena Spanyol juga harus menunjukkan ketajaman dalam mengelola peluang-peluang agar tetap berada di jalur merebut gelar juara dunia yang keduanya.

     

    Prediksi sebelas pemain pertama

    Maroko (4-3-3): Bono; Achraf Hakimi, Romain Saiss, Nayef Aguerd, Noussair Mazraoui; Azzedine Ounahi, Sofyan Amrabat, Abdelhamid Sahiri; Hakim Ziyech, Youssef En-Nesyri, Sofiane Boufal

    Spanyol (4-3-3): Unai Simon; Dani Carvajal, Rodri, Aymeric Laporte, Jordi Alba; Pedri, Sergio Busquets, Gavi; Ferran Torres, Alvaro Morata, Dani Olmo.

     

    Skenario pertandingan

    Maroko bakal memanfaatkan setiap jengkal pertahanan yang selalu mereka jaga dengan penuh wira, untuk mengamankan tiket perempat final Piala Dunia pertamanya.

    Sebaliknya para penyerang tim asuhan Walid Reragui ini akan percaya diri menggedor benteng pertahanan La Roja dengan membidik kelemahan-kelemahannya yang beberapa hari lalu sukses dieksploitasi oleh Jepang.

    Tetapi berhati-hatilah karena tim yang mereka hadapi kali ini tak pernah mengenal istilah jeda kala menekan dan menyerang lawan-lawannya.

    Spanyol adalah jelas kekuatan yang sungguh harus diperhitungkan di sepertiga akhir lapangan.

    Mereka juga dikaruniai oleh pemain-pemain yang semuanya haus gol, tak peduli mereka pemain inti atau tidak, starter atau cadangan.

    Semuanya sama, bisa menjebol gawang lawan, sekalipun ditutup rapat-rapat oleh para penjaga lini pertahanannya.

    Perlu seorang kiper mumpuni untuk menghadapi teror pemain-pemain depan Spanyol. Tetapi beruntung Maroko sudah bisa menurunkan kembali penjaga gawang nomor satunya, Yassine Bounou.

    Saat menjungkalkan Belgia, Bounou mendadak dilucuti dari skuadnya karena tidak enak badan. Kini dia sudah siap dimainkan selama 90 menit penuh.

    Pun demikian bek kawakan Achraf Hakimi yang memberikan assist menawan untuk gol Youssef En-Nesyri.

    Bek kanan Paris Saint Germain itu diperkirakan sudah bugar tepat pada waktunya untuk melindungi Bounou dari sayap kanan serangan bersama duo bek tengah Romain Saiss dan Nayef Aguerd, serta bek kiri Noussair Mazraoui dalam formasi 4-3-3.

    Hakim Ziyech dan Sofiane Boufal bakal turun dalam kondisi badan lebih segar karena istirahat yang cukup sehingga bisa padu bermitra dengan Youssef En-Nesyri sebagai trisula yang mengusik lini belakang Spanyol yang digalang kuartet Dani Carvajal, Rodri, Aymeric Laporte, Jordi Alba, juga dalam formasi 4-3-3.

    Mereka akan ditopang oleh tiga penguasa lapangan tengah yang semuanya gelandang Bacelona, yakni Pedri, Sergio Busquets, dan Gavi.

    Ketiga gelandang ini menjadi fondasi serangan La Roja yang berintikan trio maut Ferran Torres, Alvaro Morata, dan Dani Olmo yang telah membentuk Spanyol sebagai salah satu dari dua tim paling produktif dalam Piala Dunia 2022, selain Inggris.

    Luis Enrique sebenarnya tidak takut menurunkan duo Nico Williams dan Alejandro Balde yang bermain cemerlang sewaktu menghadapi Jepang, tetapi Ferran Torres dan Jordi Alba yang bakal lebih dipilih dia.

     

    Statistik penting dan head to head

     

    Ini pertemuan keempat kedua negara sejak 1961 dan yang kedua dalam turnamen Piala Dunia. Spanyol menang dua kali, tetapi pada pertemuan ketiga dalam Piala Dunia 2018 di Rusia berakhir imbang 2-2.

    Maroko tak terkalahkan dalam enam pertandingan di bawah asuhan pelatih Walid Reragui yang sejak September membesut mereka. Maroko hanya kebobolan satu gol saat melawan Kanada dalam pertandingan terakhirnya.

    Maroko mencapai babak 16 besar untuk kedua kalinya sejak 1986. Ini pertama kalinya seorang pelatih Arab membawa tim ke babak gugur.

    Luis Enrique melatih Spanyol sejak Juli 2018 setelah mereka tersingkir dari Piala Dunia di Rusia tetapi berhenti pada Juni 2019 karena alasan pribadi. Dia melatih lagi tim nasional empat bulan kemudian.

    Luis Enrique memimpin Spanyol ke semifinal Euro 2020 tahun lalu dan kemudian final Nations League Eropa untuk kalah dari Prancis. (ANT)